Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN PELATIHAN HIPERKES DAN

KESELAMATAN KERJA BAGI DOKTER PERUSAHAAN

PT TRI RAHARDJA (JAVA PLANTS) KARANGANYAR

KELOMPOK I

ORGANISASI K3 DI PERUSAHAAN

1. dr. Agil Noviar A. 7. dr. Fitri Ayu R.


2. dr. Aniki Puspita 8. dr. Listiana D.S, M.Si
3. dr. Anita Sari N.A 9. dr. M. Dzulfikar
4. dr. Dadang I. 10. dr. Pradnya P.
5. dr. Dewi K. 11. dr. Rizky Tri Agustin
6. dr. Erlieza Rosdania

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA BAGI DOKTER


PERUSAHAAN

SEPTEMEBER 2018
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 3

BAB II. KONDISI/FAKTA PERUSAHAAN ........................................... 6

BAB III. ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH ............................ 11

BAB IV. PENUTUP ............................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15

LAMPIRAN ........................................................................................... 16

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera (Mangkunegara, 2002). Sedangkan pengertian secara
keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan


dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan
pembanguanan setelah Indonesia merdeka konsekuensi meningkatkan
intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko
kecelakaan di lingkungan kerja Menurut Suma’mur (2001), Keselamatan
Kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan
yang bersangkutan.

Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan


prosedur yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses
pengendalian resiko dan paparan bahaya termasuk kesalahan manusia
dalam tindakan tidak aman, meliputi:

3
1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol
kondisi bahaya, lingkungan beracun, dan bahaya-bahaya
kesehatan
2. Membuat prosedur keamanan
3. Menindak lanjuti program kesehatan untuk pembelian dan
pemasangan peralatan baru dan untuk pembelian dan
penyimpanan bahan berbahaya
4. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap
waspada
5. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen
6. Rapat bulanan K3
7. Pembagian pernyataan kebijakan organisasi
Dalam K3, sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja,
dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.

1.2 TUJUAN

Tujuan kunjungan peserta pelatihan Hiperkes untuk tenaga medis di


PT. Tri Rahardja (Javaplant) Karanganyar diharapkan :

a. Mengetahui secara umum penerapan K3 di PT. Tri Rahardja


(Javaplant) Karanganyar.
b. Memberikan saran dan masukan untuk meningkatkan SMK3 di
perusahaan tersebut apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan
UU K3 terutama dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

4
1.3 RUANG LINGKUP

Pelaksaan praktek kerja lapangan di PT. Tri Rahardja (Javaplant)


Karanganyar, objek yang diamati adalah implementasi kegiatan keselamatan
dan kesehatan kerja

1.4 DASAR HUKUM


a. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Permenaker No. 02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukan,
kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Permenkestrans RI No. 1/1981 tentang kewajiban melapor penyakit
akibat kerja.
d. Permenakertrans No. 4/ 1987 tentang P2K3 dan tatacara penunjukan
ahli K3
e. Permenaker No. 02/1982 tentang pelayanan kesehatan
f. Peraturan Pemerintahn No. 50/2012 tentang penerapan SMK3

5
BAB II

KONDISI / FAKTA PERUSAHAAN

2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1.1 PROFIL PERUSAHAAN
PT. Tri Rahardja (Javaplant) adalah produsen ekstrak
bahan aktif alam berkhasiat dari tanaman asli indonesia yang
bermanfaat untuk kesehatan guna memenuhi kebutuhan akan
bahan utama dan tambahan bagi industri farmasi, kesehatan dan
kosmetik dan ekstrak botani lainnya untuk memenuhi kebutuhan
industri makanan dan minuman. PT. Tri Rahardja (Javaplant)
menyediakan ekstrak bahan aktif alam dalam berbagai macam
rupa diantaranya vacum dried extracts, essensial oils oleoresin
untuk berbagai aplikasi kedalam produk jadi. Javaplant
menggunakan berbagai spesifikasi, standar dan metode sesuai
keinginan para pelanggan.
Tahun 2000 PT. Tri Rahardja (Javaplant) menggunakan
sistem evaporasi dan pengeringan secara vakum ke dalam
proses ekstraksi bahan aktif alam. Sistem vakum tersebut adalah
salah satu yang pertama di perkenalkan di industri ekstrak bahan
alam menjadi ekstrak konsentrat dan mengeringkan esktrak
konsentarat menjadi ekstrak bubuk kering dengan temperatur
yang relatif rendah sehingga kandungan aktif dalam ekstrak
bahan alam tidak rusak dan tetap terjaga mutunya. Sistem vakum
menjadikan PT. Tri Rahardja (Javaplant) pelopor produsen
ekstrak bahan aktif alam berkhasiat asli Indonesia sejak tahun
2000.
Visi PT. Tri Rahardja adalah PT. Tri Rahardja menjadi
produsen ekstrak terbaik dan menguasai pasar dunia. Misi

6
adalah dengan optimasi management dan pemanfaatan sumber
daya perusahaan yang baik, kita hasilkan produk yang
berkualitas dan aman untuk mewujudkan kepuasan pelanggan,
keuntungan semua pihak dan kesejahteraan karyawan.

2.1.2 LOKASI PT. TRI RAHARDJA (JAVAPLANT)


PT. Tri Rahardja (Javaplant) beralamat di Jl. Raya Solo-
Tawangmangu Km. 32 No. 33 Desa Salam, Karang Pandan,
Karanganyar,Surakarta 57791.

2.1.3 PROSES PRODUKSI


Secara umum proses produksi herbal di PT. Tri Rahardja
(Javaplant) terdiri dari 3 tahap, yaitu :
a. Fase Uji Coba
Fase ini diawali dari laboratorium, sebelum di bawa ke
ruang produksi ekstrak. Tujuannya adalah untuk menghasilkan
ekstraksi berkualitas dan terstandar. Javaplant juga menguji
kandungan sisa pelarut, mikroba, dan logam berat pada
ekstrak karena menyangkut keamanan produk.

b. Fase Produksi
Semua bahan produksi, mulai dari crude extract, resin,
maupun liquid, semuanya terproses secara otomatis dan
mechanical, sehingga raw material yang telah menjadi resin
atau konsentrat benar-benar higienis, sama sekali tidak
tersentuh tangan maupun terproses di udara terbuka. Terdapat
dua mesin evaporator yang letaknya bersebelahan dengan
mesin ekstrak di ruang produksi pabrik javaplant ini sehingga
memproduksi crude extract yang dialirkan melalui pipa – pipa

7
dari mesin ekstrak yang berkapasitas 8000 liter, dibutuhkan
waktu 4 jam. Di mesin evaporator inilah mulai ditentukan,
apakah produk tersebut akan dijadikan resin saja, menjadi
konsentrat, atau menjadi produk liquid, pasta atau akan
dijadikan produk powder.

c. Fase Purifikasi
Javaplant memiliki kapabilitas untuk melakukan proses
purifikasi. Mesin yang bernama liquid to liquid extraction ini
memiliki sebuah tabung kaca besar dan panjang dengan posisi
horizontal yang berada di atas rangkaian mesinnya.
Pada proses ini javaplant lebih menunjukan proses
ekstraksi temulawak yang akan diambil kandungan
xanthorrizole. Hasil ekstrak temulawak dilarutkan bersama
solvent organic dengan menggunakan proses pelarut separasi
kemudian terjadi pemisahan antara xanthorrizole dengan
curcumin serta zat lain yang terkandung dalam temulawak.

2.2 TEMUAN POSITIF


Kebijakan dan manajemen K3 di perusahaan :
Perusahaan sudah memiliki struktur organisasi SMK3 namun
belum terlaksana secara optimal.
Penerapan K3 di Tempat Kerja serta Program Kerja :
a. Terdapat system pelaporan dan monitoring pelaksanaan K3.
b. Terdapat poster K3 dan tanda peringatan yang tersedia di setiap
sudut pabrik.
c. Terdapat training mengenai K3 bagi karyawan perusahaan dan
pegawai baru pada hari pertama bekerja.
d. APD sudah di sediakan di tempat yang membutuhkan APD.

8
e. Terdapat pencatatan dan pelaporan kejadian dan kecelakaan kerja
berkala.
f. Terdapat training untuk penanggulangan kebakaran dan keadaan
darurat bagi karyawan perusahaan dan pegawai baru pada hari
pertama bekerja.
g. Terdapat training mengenai penggunaan alat pelindung diri bagi
pegawai baru.

Fasilitas dan Personil K3


a. Sudah tersedia safety sign, marka jalur untuk pejalan kaki.
b. Operator Pesawat Alat Angkut, Pesawat uap sudah mempunyai
Surat ijin operator.
c. Sudah terpasang instalasi penyalur petir sesuai dengan
permenaker no.2/1989 pada cerobong asap yang tingginya lebih
dari 10 meter.
d. Sudah terpasang sign tanda bahaya listrik pada tiap –tiap bok
panel.
e. Semua panel sudah dilakukan uji infra red.
f. Sudah terdapat sirine alarm, pemadam kebakaran sesuai dengan
pasal 2 huruf (b) Kepmenaker no 186/1999.
g. Sudah memiliki ahli K-3 spesialis penanggulangan kebakaran
sesuai dengan pasal 5 kepmenaker no 186/1999.

2.3 TEMUAN NEGATIF


a. Tidak terdapat prosedur tertulis tentang pengoprasian alat /mesin
secara aman.
b. Tidak ada buku panduan K3 di setiap bagian.
c. Belum optimalnya monitoring K3 di perusahaan.

9
d. Pertemuan P2K3 yang belum rutin diadakan.
e. Di dalam black area dan bagian generator di temukan pekerja
tidak memakai APD yang sesuai.
f. Tidak ada petunjuk arah jalur evakuasi dan risk assesmnet dalam
ruangan.
g. Tidak memiliki unit penanggulangan kebakaran sesuai dengan
pasal 3 kepmenaker no 186/ 1999.

10
BAB III

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 ANALISA TEMUAN

Pelaksanaan SMK3 di PT. TRI RAHARDJA Karang Pandan belum


diterapkan dengan baik sesuai dengan PP. No. 50 tahun 2012. Kebijakan,
manajemen dan fasilitas K3 di PT. TRI RAHARDJA sudah ada namun
pelaksanaannya belum optimal. Selain itu juga belum dilakukan monitoring
program K3 secara rutin. Hal ini disebabkan karena masih belum ada
petugas K3 di setiap bagian.

Pada saat tour plant pada tanggal 28 September 2018 pukul 10.00
WIB, PT. TRI RAHARDJA belum memiliki buku panduan K3 di setiap bagian,
hal ini disebabkan belum diadakannya pelatihan sesuai standar sertifikasi
keselamatan kerja merunut pada UU No. 1 tahun 1970 Bab V Pasal 9 Ayat 3,
pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bwaha pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberatasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
Pelaksanaan pembinaan K3 berupa pelatihan dapat disesuaikan dengan
Permenaker No.Per.04/Men/1995 tentang perusahaan jasa K3 dan Surat
Ederan Dirjen Binwasnakar No.SE.01/DJPPK/VI/2009.

Pekerja di daerah black area tidak menggunakan APD sesuai standar.


Terutama ear plug, earmuff dan juga masker. Selain APD, hal lain yang tidak
dipenuhi oleh PT. TRI RAHARDJA adalah tidak adanya standar operasional
prosedur secara tertulis di setiap alat. Jika merunut pada peraturan
PER.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri, maka setiap perusahaan
wajib membuat peraturan dan menyediakan alat pelindung diri bagi seluruh

11
karyawan dan visitor sesuai dengan standar safety sesuai dengan
perusahaan.

Permasalahan selanjutnya belum ditemukan jalur evakuasi di dalam


gedung atau ruangan, padahal berdasarkan safety indication terdapat risiko
kebakaran dan ledakan di PT. TRI RAHARDJA. Sehingga jika merujuk pada
PP No. 28 tahun 2002 belum memenuhi standar safety.

3.2 PEMECAHAN MASALAH

Sesuai dengan temuan di atas, demi terlaksananya program SMK3 di


PT Tri Rahardja maka kami menyarankan:

a. Memberikan komitmen kebijakan K3 tertulis pada setiap bagian yang


ditandatangani direktur
b. Memberikan prosedur pengoprerasian kerja mesin tertulis yang aman
pada tiap alat
c. Menempatkan petugas K3 pada setiap bagian tempat kerja
d. Mencatat hasil pertemuan SMK3 tiap bulan
e. Direksi perusahaan lebih memperhatikan saran-saran hasil rapat PJK3
f. Memberikan buku panduan K3 di setiap bagian
g. Tertib administratif dalam pelaporan setiap kejadian dan kecelakaan
kerja
h. Mengoptimalkan monitoring bagi efektifitas program K3
i. Menyelenggarakan training yang lebih baik sesuai standar sertifikasi
keselamatan kerja
j. Pembentukan safety lapangan untuk pengawasan untuk pengawasan
terhadap kepatuhan penggunaan APD di tempat kerja

12
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di PT.


TRI RAHARDJA (JAVAPLANT) dan hasil analisa temuan-temuan selama
di lapangan mengenai penerapan K3 di bidang keselamatan kerja dapat
diambil kesimpulan, diantaranya:

a. Sudah terbentuk struktur organisasi P2K3 yang sudah berkomitmen


melaksanakan penerapan K3 di PT. TRI RAHARDJA namun
pelaksanaannya belum optimal.
b. Pemberian WARNING SIGN sudah terpasang di beberapa area
berbahaya namun belum didukung dengan SOP.
c. Kondisi penerapan K3 yang tertata dapat memberikan jaminan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap seluruh
tenaga kerja, setiap orang yang berada di tempat kerja dan termasuk
asset perusahaan, sesuai dengan yang diamanatkan dari Undang-
Undang No. 1/1970 dan kebijakan K3 yang ditetapkan oleh PT. TRI
RAHARDJA.

4.2. SARAN

Sesuai dengan temuan yang diperoleh serta analisa yang


dilakukan selama melakukan PKL di PT. TRI RAHARDJA sebagaimana
yang telah diuraikan sebelumnya, untuk lebih meningkatkan keselamatan
kerja di lingkungan perusahaan pada umumnya, maka kami
merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

13
a. Dilakukan sosialisasi secara berkala kepada semua karyawan di
lingkungan pabrik.
b. Dibuat SOP tentang pengoperasian alat/mesin yang ditempel di
alat/mesin.
c. Setiap bagian diberikan buku panduan mengenai K3.
d. Mengoptimalkan monitoring secara berkala dalam pelaksanaan K3.
e. Dijadwalkan pertemuan P2K3 secara berkala setiap bulan.
f. Membudayakan penggunaan alat pelindung diri sesuai prosedur dan
memberikan teguran kepada pegawai yang tidak menggunakan APD
yang sesuai.
g. Pemberian tanda untuk jalur evakuasi dan tempat berkumpul jika
terjadi kebakaran atau bencana.
h. Dibentuk unit penanggulangan kebakaran sesuai pasal 3 Kepmenaker
No. 186/1999.

14
Daftar Pustaka

1. Suma'mur, 2001. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.


Jakarta: CV Haji Masagung.
2. Mangkunegaran, 2002. Managemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
3. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4. Permenaker No. 02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukan,
kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.37/2016 keselamatn dan
Ksehatan Kerja Bejana dan Tangki Timbun.
6. UU no.03/1969 Ratifikasi ILO No.120 Tentang Hygiene dalam
perniagaan dan kantor mengenai : Pemeliharaan Bangunan Kerja
termasuk kebersihannya, Ventilasi Udara, Penerangan, Kenyamanan,
Sarana Kerja, Ergonomi, Fasilitas bagian terpelihara serta
perlindungan bagi tenaga kerja terhadap hal-hal yang dapat
mengganggu K3 tenaga kerja yang bersangkutan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 187/1999 Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
8. Permenakertrans No. 4/ 1987 tentang P2K3 dan tatacara penunjukan
ahli K3
9. Permenaker No. 02/1982 tentang pelayanan kesehatan
10. Peraturan Pemerintahn No. 50/2012 tentang penerapan SMK3
11. Company Profile PT. Tri Rahardja (Javaplant) Karanganyar

15
LAMPIRAN

Gambar 1. Praktik Kunjungan Lapangan ke PT. TRI RAHARJA (Javaplant)

Gambar 2. Warning sign di bagian produksi

Gambar 3. Poster K3 yang dipasang di bagian produksi

16
Gambar 4. Struktur organisasi P2K3 di PT. TRI RAHARJA

17

Anda mungkin juga menyukai