PKM-RE
Di Susun Oleh :
Tim (071075-204720100021)
1. Isyrofuddin Ahmad Almaisah (204720100021)
2. Ika Hilmiyanti (214720100151)
3. Ananda Nabila (214720100011)
PRODI KIMIA
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI
MARET 2022
DAFTAR ISI
BAB I . PENDAHULUAN
Pendahuluan …………………………………………………………….. 1
i
1
BAB I
PENDAHULUA
N
1.1 Pendahuluan
Tanaman kelapa (Cacos nucifera L) merupakan salah satu tanaman yang
banyak memberikan manfaat, karena hampir semua bagian dari pohon kelapa
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian dari
pohon kelapa yang mempunyai banyak manfaat adalah daging buah kelapa yang
dapat dijadikan bahan baku pada pembuatan minyak, dimana yang diambil adalah
santannya. Kandungan minyaknya berkisar antara 60-65% yang berasal dari
kopra, sedangkan ketika dalam bentuk daging buah segar / muda kandungan
minyaknya hanya sekitar 43%.
Sebenarnya terdapat banyak sekali aneka olahan yang berasal dari buah
kelapa dan salah satunya adalan Virgin Coconut Oil (VCO). Pengolahan kelapan
menjadi VCO ini merupakan salah satu alternatif pemanfaatan daging buah kelapa
sebagai salah satu solusi disaat harga minyak kelapa saat ini naik, dan juga VCO
ini memberikan efek yang bagus untuk kesehatan tubuh dan juga kesehatan kulit.
VCO sendiri mempunyai beberapa kandungan yang sangat bagus untuk tubuh
antara lain adalah sebagai sumber vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan
dan juga dapat memperbaiki kerusakan kulit akibat sinar matahari, VCO juga
mengandung asam laurat, asam kaplirat yang merupakan asam lemak jenuh rantai
sedang yang mudah dimetabolisir oleh tubuh dan juga bermanfaat sebagai anti
mikroba (Pulung, et al., 2016).
Kulit sendiri mempunyai fungsi sebgai lapisan pelindung dari radiasi sinar
UV, jika kulit terlalu sering terpapar sinar UV maka akan mengakibatkan
kerusakan kulit, kulit terbakar serta menyebabkan keringnya kulit bahkan dapat
menyebabkan kangker kulit. Untuk mencegah semua efek yang ditimbulkan oleh
paparan sinar UV tersebut maka penggunaan dari tabir surya ( handbody) yang
diaplikasikan pada kulit dapat mengurasi resiko-resiko tersebut. Handbody sendiri
merupakan suatu sediaan yang mengandung senyawa kimia yaang dapat
menyerap, menghamburkan atau memantulkan sinar UV yang mengenai kulit.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti berkeinginan memanfaatkan
kandungan vitamin E yang mempunyai manfaat sangat bagus untuk kesehatan
kulit, dengan mengaplikasikan bahan aktif pada VCO ( kandungan vitamin E) ini
pada formulasi handbody. Dimana pada proses pembuatan handbody ini
dilakukan beberapa optimasi untuk mengetahui formulasi mana yang dapat
memberikan efek yang maksimal pada kulit. Tentunya hasil dari pembuatan
handbody dengan bahan aktif vitamin E dalam VCO ini hasilnya harus sesuai
dengan SNI 4399-1996 tentang tabir surya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki
nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Indonesia, bahkan termasuk komoditas
sosial, produknya merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok masyarakat.
Salah satu produk kelapa yang saat ini berkembang dan diminati adalah virgin
coconut oil (VCO). Minyak kelapa murni atau VCO menarik perhatian para
peneliti karena diyakini berkhasiat untuk kesehatan diantaranya menurunkan
resiko kanker, membantu mencegah infeksi virus, mendukung system kekebalan
tubuh, membantu kulit tetap lembut dan halus, tidak mengandung kolesterol dan
tidak menyebabkan kegemukan (Pulung, et al., 2016).
2.1.1 Virgin Coconut Oil
Komponen kimia asam lemak yang terkandung dalam VCO adalah asam
lemak jenuh rantai sedang dan pendek, asam lemak jenuh rantai sedang dan
pendek mudah dicerna dan diserap tubuh. Adapun senyawa asam lemak jenuhnya
adalah asam laurat (41-52 %), asam lemak miristat (13-19%), asam lemak
palmitat (7,5-10,5%), asam lemak kaprilat (5-10 %), asam lemak kaprat (4-
5,8%), asam lemak stearat (1-3%). Di dalam istilah kesehatan, asam lemak jenuh
tersebut lebih dikenal dengan nama Medium Chain Fatty Acid (MCFA).
Sementara asam lemak tak jenuh terdiri dari asam oleat (omega9) (5-8%), asam
linoleat (omega 6) (1,5-2,5%), dan asam palmitoleat (1,3%). Sedangkan
komposisi kimia minyak kelapa murni diantaranya ± 66% minyak, protein 6-7%
dari berat keringnya, air 48%, serat kasar 5%, kadar abu ±2%. Selain asam lemak,
beberapa komponen kimia lain yang telah diketahui terkandung dalam virgin
coconutoil adalah sterol, vitamin E dan fraksi polifenol (asam fenolat). Komponen
kimia tersebut telah dilaporkan mempunyai aktifitas antioksidan pada berbagai
bahan tanaman, produk makanan dan pada sistem biologis(Pulung, et al., 2016).
Terbentuknya minyak merupakan akibat terhidrolisisnya ikatan peptida
pada krim santan. Jika ikatan peptida tersebut terhidrolisis akan menyebabkan
sistem emulsi menjadi tidak stabil maka minyak dapat keluar dari sistem emulsi.
Pemecahan emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim
ini dapat mengkatalisis reaksi pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan
peptidanya menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana (Rahmawati &
Khaerunnisya, 2018)
2.2 Vitamin E
Vitamin E termasuk dalam vitamin yang larut dalam lemak dan berfungsi
sebagai antioksidan. Vitamin E terbagi menjadi beberapa isomer, yaitu struktur α-
tokoferol, β- tokoferol, γ- tokoferol, δ-tokoferol, dan tokotrienol. Tumbuhan yang
kaya lemak atau minyak nabati, seperti kelapa sawit, gandum, dan beras katul
adalah sumber utama vitamin E. Sumber lainnya yang hanya mengandung
3
tokoferol berupa sereal, bunga matahari, minyak zaitun, dan kacang (Andulaa, et
al., 2017).
Antioksidan non enzimatik adalah alfa tokoferol (vitamin E), Antioksidan
melindungi sel dari kerusakan radikal bebas dengan mendonorkan satu elektron
bebas ke radikal bebas atau menerima satu elektron yang tidak stabil sehingga
menjadi stabil dan menghentikan reaksi rantai serta mencegah kerusakan lipid,
protein dan DNA (Andarina & Djauhari, 2017).
2.3 Spektrofotometri UV-Vis
Penelitian di bidang kelautan/oseanografi saat ini terus berkembang.
Berbagai macam bidang ilmu kelautan pun makin meluas. Salah satunya adalah
oseanografi kimia. Oseanografi kimia merupakan ilmu yang membahas mengenai
kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam air laut, dinamika bahan kimia di
laut, pengaruh bahan kimia bagi makhluk hidup di laut, dan sebagainya. Bahan
kimia yang terkandung dalam perairan dapat menjadi bahan yang dibutuhkan bagi
keberlangsungan hidup mikroorganisme tetapi dapat juga menggangu
keseimbangan kehidupan mikroorgaisme di perairan pada jumlah yang
berlebihan. Unsur kimia yang menjadi perhatian penting pada lingkungan perairan
adalah nitrogen dan fosfor. nitrogen dan fosfor memiliki peran besar bagi
pertumbuhan biota laut seperti alga atau fitoplakton dan dapat menjadi indikator
dalam menentukan kualitas dan tingkat kesuburan pada perairan. Untuk
menganalis kandungan/kadar nutrien nitrogen atau fosfor dapat digunakan
berbagai macam peralatan/instrumen laboratorium salah satunya spektrofotometer
Uv-Vis (Angraini & Yanti, 2021).
Spektrofotometri UV-Vis merupakan instrumen yang paling sering
digunakan di laboratorium kimia analisis, salah satunya untuk menentukan
konsentrasi suatu senyawa tunggal maupun campuran (Rohman, 2007).
4
BAB III
METODE RISET
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Bahan
Bahan yang digunakan pada riset ini adalah Kelapa tua, cuka putih,asam
stearate, karagenan, tiertanolamin, gliserin, paraffin cair, propil paraben, aquades,
butylated hydroxytoluene (BHT), Natrium Klorida (NaCl), methanol, 2-propanol,
Vitamin E, heksana, metil paraben, baird parker agar (BPA), etanol, NaOH dan
baird heart infusionbroth (BHI).
3.1.2 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah, mortar dan stamper,
viskometer, timbangan digital, spatula kaca, gunting, sarung tangan lab, saringan
santan, kertas saring, toples bening sedang, wadah sampel 100mL, Indikator pH
universal, erlenmeyer, hotplate, corong pemisah, labu ukur 100mL, labu ukur
25mL,Uv-Vis, beaker glass, mixser, incubator, kaca arlogi, timbangan analitik,
timbangan digital, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi.
3.2 Prosedur Penelitian
3.2.1 Pembuatan Virgin Coconut Oil
Kelapa yang sudah berbentuk parutan kecil ditimbang sebanyak 5 kg,
kemudian di tambahkan sebanyak 5000 mL aquadest, lalu diperas dan disaring
parutan kelapa hingga menghasilkan santan. Kemudian diamkan dengan suhu
ruang hingga akan terjadi pemisahan antara krim santan dan skim santan, lalu
dipisahkan dan diambil krim santan.
Kemudian tambahkan sebanyak 500 mL cuka putih dan diaduk sehingga
merata, lalu diamkan selama 20 jam sehingga akan terjadi pemisahan antara air,
minyak VCO, dan Protein. Kemudian buang airnya dengan cara disedot
menggunakan selang infus, sehingga tersisa minyak VCO dan Protein. Setelah itu
saring minyak VCO dan Protein menggunakan kertas saring.
3.2.2 Menghitung Kadar Vitamin E dalam Virgin Coconut Oil dengan
Metode UV-VIS
3.2.2.1 Saponifikasi Minyak VCO dan Ekstraksi Vitamin E
Sebanyak 20 mL minyak VCO disaponifikasi selama 45 menit dalam
erlenmeyer tertutup dengan penambahan 20 mL etanol (95%), 60 mL NaOH 0,25
M dan 50 mL BHT 0,3 M. Erlenmeyer ditempatkan dalam penangas air suhu
70°C dan dikocok setiap 5-10 menit selama proses saponifikasi. Setelah proses
saponifikasi, erlenmeyer didinginkan dalam penangas es dan ditambahkan 150
mL NaCl 0,02 M. Hasil saponifikasi dimasukkan ke dalam corong pemisah,
bagian atas adalah fraksi minyak yang tak tersabunkan, di tengah adalah fraksi
minyak yang tersabunkan dan bagian bawah adalah fraksi air. Selanjutnya, fraksi
yang tak tersabunkan ditambahkan dengan 70 ml metanol dan didiamkan hingga
terbagi menjadi dua fraksi. Bagian atas diambil ditambahkan dengan 20 mL 2-
5
propanol (1%) dalam heksana. Fraksi yang larut heksan (bagian atas) diambil
untuk analisis dengan Spektrofotometer UV-Vis dan KCKT.
3.2.2.2 Pembuatan Larutan Induk Standar Vitamin E Kosentrasi 100 ppm
Menimbang 0,01 g vitamin E murni, melarutkannya dengan larutan
heksana dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan heksan
hingga tanda batas.
3.2.2.3 Pembuatan Seri Larutan Standar
Mengencerkan larutan standar induk 100 ppm dengan larutan heksana
pada masing-masing labu ukur 25 mL dengan konsentrasi 12,5; 17,5; 25 dan 50
ppm.
3.2.2.4 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Vitamin E
Larutan standar vitamin E dengan konsentrasi 30 ppm diukur
absorbansinya pada panjang gelombang antara 340-360 nm dengan interval 10
nnm dan kemudian dibuat kuva untuk mengetahui panjang gelombang maksimum
untuk digunakan pada pembuatan kurva kalibrasi dan penetuan kadar vitamin E
pada VCO.
3.2.2.5 Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin E
Absorbansi masing-masing larutan standar diukur absorbansinya pada
masing-masing konsentrasi, yaitu 10; 20; 30; 40 dan 50 ppm pada panjang
gelombang maksimum, kemudian dibuat kurva standar, dimana absorbasi sebagai
ordinat dan konsentrasi sebagai absis. Dari kurva baku ini diperoleh persamaan
linear y = ax + b.
3.2.2.6 Penentuan Kosentrasi Sampel
Melakukan pengukuran absorbansi terhadap ekstrak vitamin E hasil ekstraksi.
Nilai absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menghitung konsentrasi vitamin E
dengan menggunakan persamaan garis linear regresi dari kurva kalibrasi/standar yang
telah dibuat sehingga bisa diketahui konsentrasi sampel minyak VCO.
3.2.3 Pembuatan Handbody Lotion
3.2.3.1 Optimasi Massa Karagenan
Pembuatan dari handbody lotion ini dimulai dengan menimbang bahan-bahan
yang akan digunakan dengan Formula Tabel 1. Bahan yang telah ditimbang kemudian
dipanaskan pada beaker glass di atas waterbath pada suhu 70-75 ℃ hingga melebur,
bahan yang dipanaskan ini terdiri dari dua fase yaitu fase minyak (Karagen, Asam
Stearat, parafin cair, dan propil paraben) serta fase air (trietanolamin, gliserin, metil
paraben, akuades 1/3 bagian). Setelah dipanaskan, fase minyak dimasukan ke dalam
mortar sambil diaduk-aduk dengan teknik pengadukan yang cepat dan konstan hingga
homogen. Memasukan fase air ke dalam fase minyak sedikit demi sedikit serta tetap
dilakukan pengadukan yang cepat hingga homogen. Menambahkan sisa akuades (2/3
bagian) sedikit demi sedikit sambil terus diaduk secara konstan hingga homogen.
Menambahkan pewangi melati sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga homogen.
Sediaan yang telah homogen kemudian dimasukkan ke dalam wadah.
6
setil alkohol atau karagenan, parafin cair, dan propil paraben) serta fase air
(trietanolamin, gliserin, metil paraben, akuades 1/3 bagian). Setelah dipanaskan, fase
minyak dimasukan ke dalam mortar sambil diaduk-aduk dengan teknik pengadukan yang
cepat dan konstan hingga homogen. Memasukan fase air ke dalam fase minyak sedikit
demi sedikit serta tetap dilakukan pengadukan yang cepat hingga homogen. Memasukan
ekstrak kelopak rosela ke dalam campuran fase air dan fase minyak yang telah homogen
sambil terus diaduk. Menambahkan sisa aquades (2/3 bagian) sedikit demi sedikit sambil
terus diaduk secara konstan hingga homogen. Menambahkan pewangi jeruk sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk hingga homogen. Sediaan yang telah homogen kemudian
dimasukkan ke dalam wadah.
Tabel 3. Formula Handbody Lotion dengan Setil Alkohol dan Penambahan Minyak
VCO (300 g) Atau Formula Handbody Lotion dengan Karagenan dan
Penambahan Minyak VCO (300 g)
Bahan I (g) J (g) K (g) L (g) M (g) N (g)
Asam Stearat 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5
Virgin Coconut oil 7,5 10 12,5 7,5 10 12,5
Setil Alkohol 3 3 3 - - -
Karagenan - - - 8 8 8
Trietanolamin 3 3 3 3 3 3
Gliserin 15 15 15 15 15 15
Parafin Cair 21 21 21 21 21 21
Metil Paraben 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Propil Paraben 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Pewangi Melati 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Aquades 241,1 238,6 236,1 241,1 238,6 236,1
3.2.4.2 Uji pH
Pengukuran pH dari Formula lotion yang telah dibuat menggunakan pH
universal yang dilakukan selama 7 hari, dengan cara pH universal di celupkan
kedalam sediaan lotion kemudian didiamkan sesaat dan warna yang timbul
disesuaikan denga warna pada alat. Warna yang ditunjukan pH universal
merupakan pH dari sediaan tersebut. pH yang rentang SNI 4399-1996 yaitu 4,5
sampai 8,0
3.2.4.5 Uji Total Mikrobia dengan Metode Cawan Hitung (Plate Count) Agar
sebar (SNI 2332.9:2015)
Metode cawan hitung agar sebar dengan cara menuangkan sampel lotion 25 gram
ke dalam tiga cawan petri sterilyang masing-masing cawan petri steril
ditambahkan dengan larutan BPA (Baird Parker Agar) masing-masing 0,3 mL, 0,3
mL dan 0,4 mL. Kemudian di inkubasi selama 48 jam dengan suhu 35℃, setelah
itu ditambahkan 2 mL BHI (Baird Heart Infusionbroth), lalu di inkubasi selama
24 jam dengan suhu 35℃. Kemudian diambil 0,2 mL sampai 0,3 mL dan
dimasukan kedalam tabung kosong steril yang ditambahkan dengan 0,5 mL
koagulase lalu diaduk hingga merata, setelah itu di inkubasi incubator setelah
diamati setiap 4 jam. Jumlah koloni yang tumbuh dilaporkan sebagai total
mikroba
9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Bulan
No Jenis Kegiatan Penanggung jawab
1 2 3 4
1 Pembuatan VCO √ Ika Hilmiyanti
2 Pengecekan Kandunagn VCO √ Isyrofuddin Ahmad
3 Pembuatan Handbody Lotion √ Isyrofuddin Ahmad
4 Uji Fisik Handbody Lotion √ Ananda Nabila
10
Daftar Pustaka :
Andulaa, A. M., Rusian, Ys, H. & Puspitasari, D. J., 2017. Studi Perbandingan
Ananlisis Vitamin E Minyak Sawit Merah Tersaponifikasi Antara Metode
Spektrofotometri UV-VIS dan KCKT. Kovalen Jurnal, Riset Kimia, Volume 3(1),
pp. 50-57.
Angraini, N. & Yanti, F., 2021. Penggunaan Spektrofotometer Uv-Vis Untuk
analisis nutrien fosfat pada sedimen rangka pengembangan modul praktikum
oseanografi kimia. Jurnal Penelitian Sains, Volume 23(2), pp. 78-83.
ESA, A., 2002. Determination Of tocopherol and tocotrienols, Aplication Note.
ESA Inc, Chelmsford ed. USA: s.n.
Irmayanti, M., Rosalinda, S. & Widyasanti, A., 2021. Formulasi Handbody Lotion
(Setil Alkohol dan Karagenan) dengan Penambahan Ekstrak Kelopak Rosela).
Teknotan, Volume 15, pp. 47- 52.
Kresnawaty, I. & Budiani, A. T.-P. d. S., 2012. Isolasi dan mikroenkapsulasi
Vitamin E dari crude palm oil sebagai sumber antioksida bahan pangan.
s.l.:Menara Perkebunan.
Pulung, M. L., Yogaswara, R. & Sianipar, F. R. D., 2016. Potensi Antioksida dan
Antibakteri Virgin Coconut Oil dari Tanaman Kelapa Asal Papua. Chem. Prog,
Volume 9(2), pp. 63-69.
Rahmawati, E. & Khaerunnisya, N., 2018. Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil)
dengan Proses Fermentasi dan Enzimatis. Food and Culinary, Volume 1(1), pp. 1-
5.
Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Safitri, C. I. N. H. & Jubaidah, L., 2019. Formulasi dan Uji Mutu Fisik Sediaan
Lotion Ekstrak Kulit Buah Jagung (Zea Mays L.). Insan Farmasi Indonesia,
Volume 2(2), pp. 11-20.
Slamet, S. & U., W., 2019. Optimasi Formulasi Sediaan Handbody Lotion Ekstrak
Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis Linn). Pena, Volume 33(1), pp. 53-57.
Lampiran 1 :
”4 N UI
* •mun J•in yxny seq l<TSen ,Inn u•ccaniiim l»lent M• M< l•I a•1atah I+••••• d•n d•p=
Jiyerianggung )av•Wkan hukum. Apabila dl Lcmtal o hacl yscs dip ¥fl*4ak
£hwilkfan hi<•dats ml +ayy t•ui dengan uI<nomya wttuk ••=••- uhi aa1ah satu yr+•y Satan
daJam jmtgs)uan i'K5l•Rh. L
(ft a I hlmiysnei j
A. Idcntitas Diri
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawablian secam hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpsi ketidak
sesuajan dengan kenyataan, saya sanggup menefima sanksi.
Demikian biodata ini saga buat dengan sebenamya untuk memenulu salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-RE. K
Banyuwangi, 27 Maret 2022
Anggota Tim
( Anmida Nabila )
2 Jenis Kelamin
3 f°royrszri $t«Jt Winnie
7 Kamor Teicpon/SIP
gt#
” k,”jmja Aztaiisis DNS “*"“ 2
k Dn iir
ur
k
Anahos dalam Sistem Amir 2
Fmk\ikum Analisis dalam fiistcm *tlir
Arialisis lnstrummfasi I
’ :O|9 .
i”r *017
201fi
sitrai d•• Sa« Eksaaksi Kulit Bualt
4ay ••\cmh Terhadap Kadar
' IG.;.....,i.rfi
klandiri 2020
4[andiri 20*0
klandin
20\ 9
i|aTNdaFmJilsxUmum2019 I
7 Peliiilun Pc ibuaian ficrsjinan Denpan
Program Bidang
No Nama/NIM Alikasi waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
Pengecekan Kadar
Vitamin E Di
Dalam VCO
Isyrofuddin Ahmad Kimia 10 dengan Metode
1 Kimia
A / 204720100021 Murni Jam/Minggu UV-Vis
Pembutan
Handbody Lotion