Anda di halaman 1dari 5

JurnalReaksi (Journal of Science and Technology)

Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe


Vol. 4 no. 7, Juni 2006 ISSN 1693-248X

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN


METODE ENFLEURASI

Elwina, Irwan, Ummi Habibah*)

ABSTRAK

Minyak melati merupakan salah satu produk minyak atsiri yang paling mahal dan banyak digunakan
dalam berbagai industri sehingga mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Untuk mendapatkan
minyak melati atau dikenal dengan nama absolut, dapat digunakan berbagai metode ekstraksi. Namun
dari berbagai metode tersebut, metode enfleurasi atau penyerapan dengan menggunakan lemak dingin
diketahui akan menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dan mutu minyak bunga yang dihasilkan lebih
baik. Namun ada beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas minyak
yang didapat, seperti pengaruh pemakaian berbagai campuran jenis lemak, musim atau kondisi cuaca
tempat bunga ditanam dan frekuensi penggantian bunga. Jenis bunga melati yang biasanya digunakan
adalah jenis Jasminum sambac atau melati putih.

Kata kunci: minyak melati, absolut, enfleurasi

PENDAHULUAN Di Amerika, terdapat tidak kurang dari 50


perusahaan pengimpor minyak atsiri, demikian
Minyak berbahan baku bunga alami juga Inggris dan Jepang. Pada tahun 1990,
sangat disukai dan memiliki nilai ekonomi tinggi. penghasil absolut melati terbesar adalah Mesir
Selain sebagai wewangian, minyak bunga alami sebanyak 6.500 kg dan disusul oleh India dan
mempunyai khasiat penyembuhan penyakit dan Cina.
kebugaran sehingga berfungsi ganda. Beberapa Permintaan minyak atsiri diperkirakan
cara pembuatan minyak atsiri telah dikenal dan akan meningkat sejalan dengan banyaknya
diaplikasikan oleh masyarakat antara lain industri yang menggunakan minyak atsiri sebagai
penyulingan minyak kenanga, minyak nilam, bahan baku, misalnya industri parfum, sabun,
minyak sereh wangi, minyak daun cengkeh, dan kosmetik, makanan dan farmasi. Sampai saat ini,
minyak atsiri lainnya. Namun, cara tersebut tidak kebutuhan minyak atsiri untuk keperluan industri
dapat diaplikasikan untuk bunga alami seperti masih diimpor dari luar negeri. Keterbatasan
melati, mawar dan sedap malam. Hal ini tersebut memaksa perusahaan besar untuk
dikarenakan bunga-bunga alami tersebut tidak menggunakan bahan sintetis yang harganya jauh
tahan suhu tinggi sehingga untuk membuatnya lebih murah. Namun, untuk masyarakat kalangan
diperlukan teknologi khusus (Suyanti, S. dkk, tertentu, produk kecantikan seperti parfum yang
2004). mengandung minyak atsiri alami lebih disukai
Minyak melati merupakan salah satu dibanding minyak sintetis. Meskipun komponen
minyak bunga atau floral oil yang diperoleh minyak bunga alami dapat digantikan oleh
dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut minyak sintetis, tetapi tidak semua fungsinya
menguap atau adsorbsi dengan lemak. Biasanya sama. Kini banyak pabrik kosmetik mulai
produk diperdagangkan dengan nama absolut atau berpaling ke bahan baku alami (Sulusi, P. 2003)
bahan parfum alamiah. Minyak melati lebih populer dengan
Di mancanegara, bunga melati nama absolut. Absolut melati merupakan salah
digunakan sebagai bahan baku industri absolut satu bagian dari berbagai jenis minyak atsiri
(minyak melati) yang memiliki nilai ekonomi (essential oil). Minyak atsiri terbagi menjadi 3
tinggi. Perusahaan-perusahaan pengimpor minyak kategori, yaitu base note, middle note, dan top
atsiri kini mulai bermunculan yang tersebar di note. Base note merupakan sari minyak yang
Eropa, Amerika, dan Jepang. paling tahan lama yang keharumannya bisa
bertahan hingga satu minggu.

*)
Staf Pengajar Politeknik Negeri Lhokseumawe

1
JurnalReaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 4 no. 7, Juni 2006 ISSN 1693-248X

Middle note yaitu sari minyak dengan aroma yang Rendemen ekstraksi minyak bunga
hanya bertahan sekitar 2 – 3 hari. Top note yaitu melati yang dilakukan dengan pelarut menguap,
sari minyak yang aromanya tidak tahan lama, hasilnya rendah (0,05 %) dan dapat diperbaiki
hanya 24 jam. Absolut melati termasuk kategori dengan cara enfluerasi. Sedangkan kelemahan
base note. Harga minyak melati lebih tinggi pada proses maserasi adalah kemungkinan
dibanding minyak atsiri lainnya. sebagian komponen kimia minyak akan
Komponen penyusun minyak melati mengalami kerusakan karena panas tinggi
adalah golongan ester, alkohol, keton, aldehid, sehingga cara ini jarang digunakan kecuali untuk
hidrokarbon, fenol, eter, lakton, dan senyawa bunga yang hasil minyaknya rendah jika diproses
yang mengandung nitrogen. Di pasaran terdapat dengan cara penyulingan atau enfleurasi (Suyanti,
berbagai jenis minyak bunga melati sintetis yang S. 2004)
harganya relatif sangat murah dibanding minyak Dari beberapa metode yang dipakai,
bunga alami. Namun minyak atsiri sintetis tidak metode enfleurasi dipandang sesuai untuk
mempunyai kekuatan, hanya baunya saja yang diterapkan di sentra-sentra penghasil bunga
mirip melati. Jika dianalisis, kandungan melati di Indonesia yang berada di pedesaan.
komponen minyak melati asli berbeda dengan Metode ini bersifat padat karya dan tidak
minyak melati sintetis. Ciri minyak bunga melati menggunakan teknologi yang terlalu tinggi.
alami adalah terdapat komponen cis-jasmone. Kelebihan menggunakan metode enfleurasi ini
Kandungan cis-jasmone dapat terdeteksi dengan adalah rendemen yang diperoleh lebih tinggi dan
analisis kimia.. mutu minyak bunga yang didapat lebih baik.
Komposisi minyak atsiri tidak sama Namun kelemahannya, metode ini memerlukan
untuk setiap bunga. Walaupun jenis bunganya waktu pengerjaan yang lama. Jenis bunga melati
sama, tetapi karena varietasnya berbeda maka yang biasa dipakai adalah jenis Jasminum sambac
komponen kimianya berbeda. Bunga melati putih (melati putih), yaitu jenis yang paling banyak
(Jasminum sambac) dan melati gambir terdapat di Indonesia (Puguh, S., 2001).
(Jasminum officinale) memiliki wangi yang Dalam metode enfleurasi, lemak yang
berbeda karena komposisi kimianya berbeda digunakan dapat berupa lemak hewan, lemak
(Suyanti, S. dkk, 2004). nabati (lemak dari minyak sawit), campuran
lemak nabati dan lemak hewan, atau lemak lain
Tabel 1. Komponen kimia minyak melati putih siap pakai yang ada di pasaran seperti lemak
dan melati gambir untuk industri bakery (kue). Persyaratan lemak
Melati Putih Melati Gambir yang bisa digunakan untuk metode ini adalah :
(Jasminum sambac) (Jasminum officinale) 1. Lemak tidak boleh berbau. Lemak yang berbau
Lynalol 10,13% Lynalol 12,95% akan mencemari bau minyak yang dihasilkan
Benzil asetat 6,73% Benzil asetat 46,76% 2. Lemak mempunyai konsistensi tertentu.
Metil salisilat 5,76 % Metil salisilat 24,39% Konsistensi lemak yang digunakan perlu diatur,
Benzil alkohol 9,23% Benzil alkohol 1,3% tidak terlalu keras dan terlalu lembek. Lemak
Cis-jasmone 34,133% Cis-jasmone 20,22% yang terlalu keras memiliki daya adsorbsi
Nerol indol 19,95% Nerol indol 2,72% rendah. Jika terlalu lunak, lemak banyak yang
Indol 4,05% Indol 1,65% melekat di bunga sehingga saat pengangkatan
bunga banyak lemak yang menempel di bunga.
Standar mutu minyak melati secara fisik Hal ini akan mempengaruhi rendemen absolut
ditentukan oleh warna, aroma, indeks bias, BJ yang dihasilkan. Lemak hewani yang dicampur
(berat jenis), dan kelarutan dalam alkohol. Warna dengan lemak nabati mempunyai daya adsorbsi
minyak bunga melati coklat kekuningan dengan yang tinggi
aroma khas bunga melati. Indeks bias 1,45 dan 3. Lemak harus bebas dari kotoran dan tidak
berat jenis 0,9. mengandung air.
Untuk mendapatkan minyak melati dapat Proses pembuatan minyak melati
diperoleh dengan cara ekstraksi. Ekstraksi minyak Tahap pembuatan minyak melati dengan metode
bunga melati adalah suatu proses untuk enfleurasi sebagai berikut.
mendapatkan minyak melati dari bunga melati. 1. Bunga dipilih yang masih kuncup dan
Ada beberapa metode pembuatan minyak melati, berwarna putih susu. Tangkai bunga
diantaranya menggunakan pelarut menguap, dihilangkan..
menggunakan adsorben lemak dingin (enfleurasi), 2. Lemak yang akan digunakan sebagai
dan menggunakan lemak panas atau maserasi adsorben dioleskan dalam lempengan kaca
(Puguh, S., 2001) dengan ketebalan sekitar 1 cm.
2
JurnalReaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 4 no. 7, Juni 2006 ISSN 1693-248X

3. Permukaan lemak digores dengan pisau lempengan kaca diletakkan ke chasis (wadah
untuk memperluas permukaan. untuk penyimpanan).
4. Bunga yang telah dihilangkan tangkainya 5. Chasis ditutup dengan plastik agar aroma
ditebarkan ke seluruh permukaan lemak, lalu bunga tidak keluar, lalu chasis disimpan
dalam lemari/rak tertutup.

Bunga disortasi dan dibuang tangkainya

Lemak dioleskan pada permukaan lempengan kaca (tebal 1 cm)


Permukaan lemak digores dengan pisau

Bunga ditabur keseluruh permukaan lemak

Lempengan kaca diletakkan ke dalam chasis


Chasis ditutup dengan plastik
Dibiarkan selama 24 jam

Bunga diganti dengan bunga segar Bunga dipisahkan


(Penggantian bunga 3 – 30 kali)

Lemak yang mengandung minyak (pomade) dikerok


Dimasukkan ke dalam toples

Ditambahkan alkohol 95% (pomade: alkohol = 1 :1)


Dipanaskan di atas pemanas air (suhu 35oC)

Simpan pada suhu -5oC

Lemak yang mengendap dipisahkan


Diulangi hingga larutan bebas lemak

Filtrat disimpan (suhu -5 C)


o Endapan lemak

Larutan bebas lemak dievaporasi vakum

Absolut (minyak melati) Disimpan di dalam botol


Berwarna gelap (coklat)

Gambar 1. Diagram alir ekstraksi dengan lemak dingin (enfleurasi)

3
JurnalReaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 4 no. 7, Juni 2006 ISSN 1693-248X

6. Tutup chasis dibuka setelah 24 jam ditutup, dibandingkan dengan pemakaian satu jenis lemak
lalu bunga dibuang dan diganti dengan bunga saja.
yang baru. Chasis tersebut ditutup kembali. Hasil penelitian yang telah dilakukan
7. Diulangi hingga 3-30 kali sampai aroma oleh Puguh Setyopratomo dengan memvariasikan
yang terserap optimal sehingga wangi bunga pemakaian campuran lemak yang berbeda
sangat kuat dan kandungan komponen menunjukkan bahwa rendemen absolut minyak
kimianya tinggi. melati untuk masing-masing campuran lemak
8. Lemak yang telah mengandung minyak sapi dengan minyak jagung, minyak kelapa,
bunga (pomade) diangkat dari lapisan kaca. minyak kedelai dan minyak sawit berturut-turut
Kemudian ditampung dalam wadah (stoples) adalah 0,07, 0,06, 0,02 dan 0,005 % berat. Bila
untuk diproses menjadi minyak. digunakan lemak sapi saja diperoleh rendemen
9. Ditambahkan alkohol teknis 95% ke dalam sebesar 0,04 % berat (Puguh, S., 2001). Absolut
pomade dengan perbandingan 1:1, lalu melati yang didapat berwarna kuning kecoklatan
dipanaskan (suhu 35oC) dalam pemanas air dan berbau khas bunga melati. Persentase absolut
hingga pomade larut. Larutan diaduk hingga dari bunga sangat kecil dan komponennya
homogen. berbeda setiap bulan. Rendemen dan komponen
10. Larutan disimpan pada suhu dingin (-5oC) kimia sangat dipengaruhi oleh musim atau
agar lemak mengendap sehingga mudah kondisi cuaca.
dipisahkan. Pemisahan lemak dilakukan Minyak melati merupakan minyak atsiri
dengan penyaringan.. yang mudah sekali menguap sehingga proses
11. Llarutan tersebut disimpan kembali pada penyimpanannya harus diperhatikan. Walaupun
suhu dingin hingga lemak yang tersisa dapat bertahan lama, tetapi jika proses
mengendap. Penyaringan dilakukan berulang penyimpannya kurang tepat maka akan
kali hingga benar-benar bebas lemak yang mengakibatkan kerusakan pada minyak tersebut.
ditandai dengan jernihnya larutan. Dengan demikian, daya simpannya tidak lama.
12. Larutan yang mengandung minyak diuapkan Pada umumnya, minyak atsiri tidak tahan
pada suhu rendah (45-55oC) dengan kondisi terhadap panas dan cahaya yang dapat merusak
vakum hingga diperoleh absolut (minyak komponen kimia yang terkandung di dalamnya.
melati). Absolut melati mudah berubah menjadi lebih
13. Absolut yang dihasilkan disimpan di dalam gelap jika mengadsorbsi udara sehingga
botol berwarna gelap (coklat). mengakibatkan perubahan bau alamiah, minyak
menjadi lebih kental, dan akhirnya membentuk
PEMBAHASAN resin. Oleh karena itu, pengemasan minyak melati
harus menggunakan botol berwarna coklat atau
Banyaknya penggantian bunga pada gelap dengan penutup yang rapat dan bahan
proses ini sangat menentukan kualitas minyak kemasan yang digunakan tidak dapat bereaksi
yang dihasilkan. Semakin banyak penggantian dengan minyak. Suhu terbaik untuk penyimpanan
bunga maka kualitas minyak yang dihasilkan minyak melati sekitar 20oC atau disimpan dalam
semakin baik. Penggantian bunga harus dilakukan lemari es untuk menghindari pengaruh cahaya
secara hati-hati agar lemak yang terbawa dan udara.
seminimal mungkin. Hal ini akan terlihat jika
dilakukan analisis komponen kimia. Hasil yang KESIMPULAN
diperoleh yaitu jumlah komponen kimia tinggi
(dominan) untuk benzil benzoat, benzil asetat, Minyak melati dapat diperoleh dari
dan cis-zasmonat yang merupakan kandungan proses ekstraksi. Proses ekstraksi dengan
dalam minyak melati. Jika pengantian bunga menggunakan metode enfleurasi atau penggunaan
dilakukan 30 kali maka pomade yang dihasilkan lemak padat dalam penyerapan minyak dari
dikenal dengan istilah pomade 30 (Suyanti, S. bunga melati diketahui menghasilkan rendemen
dkk, 2004) yang lebih tinggi dan mutu minyak melati lebih
Selain itu, jenis lemak yang digunakan baik dibandingkan dengan beberapa metode yang
juga dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas lain.
minyak melati yang didapat, terutama Penggunaan kombinasi antara lemak
pengaruhnya terhadap rendemen dan komposisi hewan dan lemak nabati dalam metode enfleurasi
minyak melati. Pemakaian campuran antara akan menghasilkan daya adsorbsi yang lebih
lemak hewani dan nabati akan menghasilkan daya tinggi sehingga akan menghasilkan rendemen
adsorbsi yang tinggi pada bunga melati yang lebih tinggi.
4
JurnalReaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 4 no. 7, Juni 2006 ISSN 1693-248X

DAFTAR PUSTAKA

Puguh Setyopratomo, 2001, Kajian Awal Proses


Ekstraksi Minyak Bunga Melati (Jasminum
sambac) Dengan Metode Enfleurasi, Tesis
S2 Jurusan Teknik Kimia, ITB, Bandung
Sulusi, P, 2003, Minyak Melati Peluang Yang
Menjanjikan, Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta
Suyanti Satuhu, 2004, Penanganan Segar dan
Pembuatan Minyak Bunga Melati, Penebar
Swadaya, Jakarta
Suyanti, Sulusi Prabawati, Endang Dwi Astuti,
dan Sjaifullah, 2004, Pengaruh Jenis
Absorben dan Frekuensi Penggantian
Bunga terhadap Mutu Minyak Melati,
Balai Penelitian Tanaman Hias, Bogor

Anda mungkin juga menyukai