Anda di halaman 1dari 2

Minyak atsiri pada saffron terkandung dalam berbagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar

pada famili Labiatae, di dalam sel-sel parenkim misalnya famili Piperaceae, di dalam saluran
minyak yang disebut vittae famili Umbelliferae, di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen
pada famili Pinaceae dan Rutaceae, terkandung di dalam semua jaringan pada famili Coniferae.
Pada bunga mawar, kandungan minyak atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu
manis Lauraceae banyak ditemui di kulit batang korteks, pada Menthae sp. terdapat dalam
rambut kalenjar batang dan daun, serta pada jeruk terdapat dalam kulit buah dan dalam helai
daun

Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu, seperti akar, batang,
kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah menguap pada suhu kamar
(250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman
penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air. Dalam
tanaman, keberadaan minyak atsiri bisa di berbagai tempat antara lain :

1. Dalam rambut kelenjar seperti Labiatae, misal: kumis kucing, menthe


2. Di dalam sel-sel parenkim seperti Piperaceae, misal: merica
3. Pada tabung minyak seperti Umbelliferae, misal: adas.
4. Saluran lisogen dan sisogen seperti Pinaceae & Rutaceae, misal: pinus, jeruk
Sifat Fisik Minyak Atsirih
Sifat fisik terpenting dari minyak atsiri pada saffron adalah dapat menguap pada suhu kamar
sehingga sangat berpengaruh dalam menentukan metode analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan komponen kimia dan komposisinya dalam minyak asal. Sifat-sifat fisika minyak
atsiri pada saffron, yaitu : bau yang karakteristik, bobot jenis, indeks bias yang tinggi, bersifat
optis aktif.
Sifat Kimia Minyak Atsirih
a. Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri di bunga saffron menandakan adanya kandungan
asam organik pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara
alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak.
Hasil analisis minyak kilemo menunjukkan bahwa minyak kilemo saffron dari kulit
batang yang disuling dengan metode kukus secara visual mempunyai bilangan asam tertinggi,
sedangkan minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode rebus mempunyai bilangan
asam terendah. Besarnya bilangan asam minyak kilemo dari daun yang disuling dengan
metode kukus adalah 1.22 dan yang disuling dengan metode rebus 0.72 sedangkan untuk
minyak kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode kukus besarnya 4.20, dan yang
disuling dengan metode rebus 1.72. Adanya perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo
hasil penyulingan daun dan kulit batang disebabkan karena perbedaan kandungan senyawa
asam pada minyak. Sedangkan perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo yang disuling
dengan sistem kukus dan rebus, kemungkinan disebabkan karena terjadi proses oksidasi pada
waktu penyulingan dengan sistem kukus.
b. Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk penyabunan
ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa minyak tersebut
mempunyai aroma yang baik. Dari hasil analisis diperoleh bahwa minyak kilemo dari daun
yang disuling dengan metode kukus secara visual mempunyai bilangan ester tertinggi,
sedangkan minyak kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode rebus menghasilkan
bilangan ester terendah. Besarnya bilangan ester minyak kilemo saffron dari daun yang
disuling dengan metode kukus adalah 31.66, dan yang disuling dengan metode rebus 28.55.
Sedangkan untuk minyak kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode kukus
besarnya 18.74 dan yang disuling dengan metode rebus besarnya 17.6.
d. Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam terpen.
Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air, sehingga membentuk
senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang menyebabkan perubahan bau yang tidak
dikehendaki
e. Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses hidrolisis
ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester sehingga terbentuk asam
bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara sempurna dengan adanya air dan asam
sebagai katalisator (Ketaren, 1985).
f. Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan
senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi) minyak
yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama penyimpanan

Aktivitas Biologis Minyak Atsirih

Pada tanaman, minyak atsiri mempunyai tiga fungsi yaitu: membantu proses penyerbukan dan
menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau
hewan, dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman Ketaren, 1985. Minyak atsiri digunakan
sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya industri parfum, kosmetika, farmasi,
bahan penyedap flavoring agent dalam industri makanan dan minuman 

Anda mungkin juga menyukai