Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Kimia Organik/II/S.

Genap/2017 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kacang tanah (Arachis hipogea L) termasuk tanaman polong-


polongan atau legium kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini
merupakan salah satu tanaman palawija jenis leguminoceae yang memiliki
kandungan gizi cukup tinggi antara lain protein, karbohidrat dan minyak.

Minyak kacang tanah seperti juga minyak nabati lainnya merupakan salah
satu kebutuhan manusia, yang dipergunakan baik sebagai bahan pangan (edible
purpose) maupun bahan non pangan. Sebagai bahan pangan minyak kacang tanah
digunakan untuk minyak goreng, bahan dasar pembuatan margarin mayonaise,
salad dressing, mentega putih (shortening) dan mempunyai keunggulan bila
dibandingkan dengan minyak jenis lainnya karena dapat dipakai berulang-ulang
untuk menggoreng bahan pangan. Sebagai bahan non pangan, minyak kacang
tanah digunakan dalam industri sabun, face cream, shavingcream, pencuci rambut
dan bahan kosmetik lainnnya. Dalam bidang farmasi minyak kacang tanah dapat
dipergunakan untuk campuran pembuatan adrenalin dan obat asma.
Minyak kasar hasil ekstraksi selalu mengandung asam lemak bebas
sebagai hasil aktifitas enzim lipase terhadap gliserida selama minyak tersebut
disimpan.Besarnya asam lemak tersebut digunakan sebagai ukuran kualitas
minyak.Makin besar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak tersebut
maka kualitasnya makin rendah. Minyak atau lemak yang disimpan pada kondisi
penyimpanan yang tidak baik apabila diolah atau dimanfaatkan akan dihasilkan
minyak atau lemak dengan kandungan asam lemak bebas tinggi.
Penelitian ini bertujuan mempelajari kondisi optimum dari pengaruh
volume pelarut dan suhu ekstraksi pada proses ekstraksi minyak kacang tanah
secara batch dengan menggunakan pelarut n-heksana. Penelitian ini diharapkan
bermanfaat untuk mengetahui dan mempraktekkan secara langsung cara

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 2

pengambilan minyak dari kacang tanah dengan proses ekstraksi. Sealin itu dapat
digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
membagi sebuah zat terlarut diantara dua pelarut. Hal ini dilakukan untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Ekstraksi sangat
berperan penting dalam bidang industri untuk penentuan kadar kafein dalam
produksi teh kering atau pun bahan lain yang mengandung kafein.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mempelajari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu
bahan alam dengan metode sokletasi.
2. Menghitung rendemen.

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tanaman Kacang Tanah


Tanaman kacang tanah (Arachis hipogea L) termasuk tanaman polong- polongan
atau legium kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini merupakan salah
satu tanaman palawija jenis leguminoceae yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi
antara lain protein, karbohidrat dan minyak (http://kompas-cetak/ekonomi/htm, 2008).

Gambar 2.1. Kacang tanah (Arachis hipogea L) (Anonim, 2008)

Sekarang pemanfaatan kacang tanah makin luas dari minyak nabati hingga selai.
Kandungan minyak yang terdapat di dalam kacang tanah cukup tinggi yaitu berkisar
antara 40-50% dan merupakan minyak nabati yang bebas kolesterol. Karena kandungan
minyaknya cukup tinggi maka kacang tanah merupakan sumber minyak yang penting
(http://kompas-cetak/ekonomi/htm, 2008).

Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari
Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh
orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di benua Amerika penanaman berkembang
yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang tanah ini pertama kali masuk ke
Indonesia pada awal abad 17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari
kacang tanah adalah kacang una, kacang jebrol, kacang Bandung, kacang Tuban dan
kacang kole. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah peanut atau groudnut (Susanto,
2008). Tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 2.1. Berikut ini klasifikasi
kacang tanah Susanto (2008):

Kingdom : Plantae (tumbuh – tumbuhan)


Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 4

Klas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)


Ordo : Leguminales

Kacang tanah yang dibudidayakan di Indonesia ada dua tipe, yaitu:


1.Tipe Tegak
Jenis kacang ini tumbuh lurus sedikit miring ke atas, buahnya terdapat pada ruas-
ruas dekat rumpun, umumnya pendek (genjah) dan kemasakan buahnya serempak
http://id.wikipedia.org, 2008).
2 Tipe Menjalar
Jenis kacang ini tumbuh ke arah samping, batang utama berukuran panjang,
buahnya terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umumnya
berumur panjang. Sentra penanaman atau produksi kacang tanah di Indonesia
meliputi Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Barat dan
Sulawesi Selatan (http://id.wikipedia. org, 2008).

Tabel 2.1 Sifat- sifat Fisika dan Kimia Minyak Kacang Tanah

SIFAT KISARAN
Bilangan asam 0,08 – 0,6
Bilangan penyabunan 188,0 – 195,0
Bilangan Iod 84,0 – 102,0
Bilangan hidroksil 2,5 – 9,5
Bilangan Reichert- 0.2 – 1,0
Meissl
Bilangan Polenske 0,2 – 0,7
Bilangan thioanogen 67,0 – 73,0
Indeks bias nD 40 C 1,4605 –
Bobot jenis 15/15 C –
1,4645
Bobot jenis 25/25 C 0,91 – 0,0915
Zat tak tersabunkan 0,2 – 0,8
Sumber: Bailey (1996)

2.2 Metode-metode Ekstraksi


2.2.1 Rendering
suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung
minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada proses ini digunakan panas untuk
menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecah dinding sel
tersebut sehingga mudah di tembus oleh minyak atau lemak yang ada di dalamnya. Ada
2 cara rendering yakni;

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 5

a. Wet rendering
Proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya
proses tersebut. Proses ini dilakukan pada ketel terbuka atau tertutup dengan
menggunakan suhu tinggi dan tekanan uap 40-60 psi selama 4-6 jam. Alat yang
digunakan untuk wet rendering adalah autoklaf atau digester untuk menghasilkan
minyak atau lemak dalam jumlah besar.

b. Dry rendering
Proses rendering yang dilakukan tanpa dilengkapi steam jacket dan pengaduk.
Bahan yang akan di ekstrak dipanasi sambil di aduk pada suhu 105 – 110oC. ampas
bahan yang telah diambil minyaknya akan mengendap di dasar ketel. Pengambilan
minyak dilakukan dari bagian atas ketel.

2.2.2 Mechanical expression


cara ekstraksi minyak atau lemak yang berasal dari biji-bijian atau suatu bahan
yang memiliki kandungan minyak atau lemak dalam jumlah besar.

2.2.3 Solvent extraction


ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan pelarut minyak dan lemak.

Ekstraksi adalah proses pemisahan dua zat atau lebih dengan pelarut yang tidak
saling campur, bisa dari zat cair ke zat cair atau dari zat padat ke zat cair (Harborne,
1984).
Ekstraksi biasanya dilakukan untuk mengisolasi suatu senyawa alam dari jaringan
asli tumbuh-tumbuhan yang sudah dikeringkan (Kusnaeni, 2008).
Ekstraksi padat-cair merupakan proses pemisahan zat padat yang terlarut dari
campurannya dengan pelarut yang tidak saling larut. Pemisahan umumnya melibatkan
pemutusan yang selektif, dengan atau tanpa difusi (Perry, 1997).
Ekstraksi padat-cair dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara Soklet dan
perkolasi dengan atau tanpa pemanasan. Cara lain yang lebih sederhana untuk
mengekstrak zat aktif dari padatan adalah dengan maserasi. Maserasi merupakan proses
perendaman sampel dengan pelarut organik pada temperatur waktu ruangan. Teknik ini
dilakukan untuk mengekstrak jaringan tanaman yang belum diketahui kandungan
senyawanya yang mungkin bersifat tidak tahan panas (Harborne, 1984).

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 6

Prinsip teknik pemisahan secara maserasi adalah prinsip kelarutan like dissolve
like yang mana pelarut polar akan melarutkan senyawa polar, dan pelarut nonpolar akan
melarutkan senyawa nonpolar. Oleh karena itu, pemilihan pelarut sangat berpengaruh
terhadap hasil ektraksi. Pelarut yang digunakan harus dapat menarik komponen yang
diinginkan semaksimal mungkin. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih
pelarut antara lain: selektivitas, sifat pelarut dan kemampuan mengekstraksi, tidak
toksik, mudah diuapkan dan relatif murah. Pelarut untuk ekstraksi maserasi yang
umumnya digunakan antara lain: etil asetat, etanol, aseton dan air (Simpen, 2008).
Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara untuk praperlakuan sampel untuk
memisahkan senyawa yang diukur dari komponen-komponen pengotor yang mungkin
akan mengganggu pada saat kuantifikasi atau deteksi analit. Di samping itu, ekstraksi
pelarut juga digunakan untuk memekatkan analit yang ada dalam sampel dengan jumlah
kecil sehingga tidak memungkinkan atau menyulitkan untuk deteksinya. Kebanyakan
ekstraksi dilakukan dengan menggunakan corong pisah dalam waktu beberapa menit.
Akan tetapi untuk efektifitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1),
ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada larutan sampel
secara terus menerus. Hal ini dapat dilakukan dengan refluks menggunakan alat yang
didesain secara khusus (Kealey and Haines, 2002).

2.2.4 Prinsip Maserasi


Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini
sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri (Agoes, 2007).
Metode ini dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang
sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi
dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut
dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari
sampel dengan penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan
banyak waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa
senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada suhu
kamar. Namun di sisi lain, metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa-
senyawa yang bersifat termolabil.
2.2.5 Prinsip Perkolasi
Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya). Pelarut

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 7

ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes perlahan pada
bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut
baru. Sedangkan kerugiannya ada-lah jika sampel dalam perkolator tidak homogen
maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga
membutuhkan banyak pelarut dan memakan banyak waktu.

2.2.6 Prinsip Sokletasi


Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung selulosa
(dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labu dan di
bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas
diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari metode ini adalah proses ektraksi yang
kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehingga tidak
membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu. Kerugiannya adalah
senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena ekstrak yang di-peroleh terus
menerus berada pada titik didih.

Syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi:

a. Pelarut yang mudah menguap, misalnya n-heksana, eter, petroleum eter,


metil klorida dan alkohol;
b. Titik didih pelarut rendah;
c. Pelarut dapat melarutkan senyawa yang diinginkan;
d. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan; dan
e. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi (polar atau nonpolar)
Keuntungan metode ini adalah :

a. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
b. Digunakan pelarut yang lebih sedikit
c. Pemanasannya dapat diatur
Kerugian dari metode ini :

a. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di


sebelah bawah terus- menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan
reaksi peruraian oleh panas.

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 8

b. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui


kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam
wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk
melarutkannya.
c. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk
menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah kondensor
perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang
efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan,
karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam
wadah. (Fessenden & Fessenden, 1991)

2.2.7 Prinsip Refluks


Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih. Uap
terkondensasi dan kembali ke dalam labu. Destilasi uap memiliki proses yang sama dan
biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial (campuran berbagai senyawa
menguap). Selama pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian
yang tidak saling bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung dengan
kondensor. Kerugian dari kedua metode ini adalah senyawa yang bersifat termolabil
dapat terdegradasi (Seidel V, 2006).

2.3 Minyak atau Lemak


Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan
lipida. Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian
terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida merupakan suatu molekul gabungan antara
satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak yang membentuk satu molekul
trigliserida dan tiga molekul air (Sudarmadji dkk., 1989; Rohman dan Sudjadi, 2004).
Minyak dan lemak memiliki titik didih yang tinggi (sekitar 200oC) dan bisa
digunakan untuk menggoreng makanan sehingga kandungan air bahan yang digoreng
bisa berkurang dan menjadi kering (Sudarmadji dkk, 1989). Minyak pada suhu kamar

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 9

biasa berada dalam wujud cair, sedangkan lemak dalam suhu kamar berwujud padat
(Rohman dan Sudjadi, 2004).

Sedangkan menurut Sudarmadji (1989) lemak diartikan sebagai trigliserida yang


dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat sedangkan minyak adalah
trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan
yang jelas untuk membedakan minyak dan lemak ini. Minyak dan lemak biasanya
dinamakan sesuai dengan sumbernya, misalnya minyak alpukat, minyak kedelai, minyak
jagung, dan minyak zaitun. Setiap minyak memiliki rentang sifat fisika kimia dan
komponen penyusun yang bermacammacam (Ketaren, 2008).

Sifat-sifat fisika minyak:


1. Zat warna dalam minyak terdiri dari 2 golongan yaitu zat warna alamiah dan warna
hasil degradasi zat warna alamiah (Ketaren, 2008).
2. Bau amis yang disebabkan oleh interaksi trimetil amin oksida dengan ikatan rangkap

dari lemak tidak jenuh (Ketaren, 2008).


3. Minyak tidak dapat larut dalam air, kecuali minyak jarak (castor oil). Minyak hanya

sedikit larut dalam alkohol, tetapi akan melarut sempurna dalam etil eter, karbon
disulfida dan pelarut-pelarut halogen (Ketaren, 2008).
4. Titik didih (boiling point) dari asam-asam lemak akan meningkat dengan

bertambahnya rantai karbon asam lemak (Ketaren, 2008).


5. Titik lunak (softening point) dari minyak ditetapkan dengan maksud untuk

identifikasi minyak (Ketaren, 2008).


6. Slipping point dipergunakan untuk pengenalan minyak serta pengaruh kehadiran

komponen-komponennya (Ketaren, 2008).


7. Shot melting point adalah temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak
(Ketaren, 2008).

8. Bobot jenis dari minyak biasanya ditentukan pada temperatur 25oC, akan tetapi

dalam hal ini dianggap penting juga untuk diukur pada temperatur 40 oC atau 60oC
untuk lemak yang titik cairnya tinggi (Ketaren, 2008).
9. Titik kekeruhan (turbidity point) ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran

minyak atau lemak dengan pelarut lemak (Ketaren, 2008).

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 10

Apabila minyak dipanaskan dapat dilakukan penetapan titik asap, titik nyala dan titik
api. Titik asap adalah temperatur pada saat minyak menghasilkan asap tipis kebiru-biruan
pada pemanasan. Titik nyala adalah temperatur pada saat campuran uap dari minyak
dengan udara mulai terbakar. Sedangkan titik api adalah temperatur pada saat dihasilkan
pembakaran yang terus-menerus sampai habisnya contoh uji (Ketaren, 2008).

Sifat-sifat kimia minyak:


1. Reaksi hidrolisis mengubah minyak menjadi asam–asam lemak bebas dan gliserol.

Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan minyak terjadi karena terdapatnya


sejumlah air dalam minyak tersebut (Ketaren, 2008).
2. Reaksi oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan

minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak
(Ketaren, 2008).
3. Reaksi hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk menjenuhkan ikatan
rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak (Ketaren, 2008).
4. Reaksi esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari trigliserida
dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang
disebut interesterifikasi (Ketaren, 2008).

2.4 Heksana
Heksana (C6H14) atau CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 merupakan pelarut non
polar yang tidak berwarna dan mudah menguap dengan titik didih 69 oC, pada T dan P
normal berbentuk cair. Senyawa ini merupakan fraksi petroleum eter yang ditemukan
oleh Castille da Henri. Secara umum Heksana merupakan senyawa dengan 6 rantai
karbon lurus yang didapatkan dari gas alam dan minyak mentah. Heksana biasanya
digunakan dalam pembuatan makanan termasuk ekstraksi dari minyak nabati.
Tabel 2.2 Karakteristik Pelarut Heksana
Karakteristik Pelarut Heksan
Rumus Molekul C6H14
Massa Molar 86,18 gr/mol
Titik Leleh 0,6548 gr/mol
Titik Didih -95o C (178 K)
Densitas 69o C (342 K)
Viskositas 0,294 Cp pada 25o C

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 11

Tabel 2.3 Sifat-sifat Fisika n-Heksana

Sifat Nilai
Titik didih 69oC (342 K)
Indeks polaritas (Snyder) 0,0
Koefisien dielektrik 18,8
Tegangan permukaan 18,4 dyne/cm
0,6548 g/mL
(20oC)
Berat jenis (cair)
Viskositas 0,294 cP (25°C)
Titik cair −95°C (178 K)
Sumber: http://id.wikipedia.org (2008)

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 12

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat-Alat yang Digunakan

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 13

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan

1. Metoda sokletasi adalah Metode yang dilakukan dengan menempatkan


serbuk sampel dalam sarung selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam
klonsong yang ditempatkan di atas labu dan di bawah kondensor.

2. Berat minyak yang diperoleh dari ekstraksi sokletasi kacang tanah adalah
26,726 gram dengan % yield yang didapat dari hasil percobaan adalah 51,45
% dari 50 gram sampel.

5.2. Saran

1. Praktikan melumuri vaselin pada permukaan bagian alat yang akan


disambungkan agar lebih mudah dalam melepas alat.
2. Praktikan harus menimbang dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan pada
hasil yang diperoleh.
3. Saat hendak membuka alat, alat harus dalam keadaan dingin.

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”


Praktikum Kimia Organik/II/S.Genap/2017 14

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. ITB Press Bandung.


Anonim, 2008, Kon-sumsi Kacang Yuk. http://kompas-cetak/ekonomi/htm,
Diakses pada 13 April 2017.

Anonim, 2008, Asam Lemak. http://id.wikipedia.org, Diakses pada 13 april 2017.


Fessenden dan Fessenden,1991. Kimia Organik . Erlangga, Bandung.
Harborne, JB. 1998. Phytochemical Meth-ods: A guide to modern techniques of
plant analysis 3rd Edition. Chap-man and Hall, London.
Kealey, D and Haines, P. J. 2002, Instant Notes: Analytical Chemistry, BIOS
Scientific Publishers Limited, New York.
Ketaren,S. Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia, Jakarta.
Kusnaeni, V. 2008, Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Fraksi n-Heksana dari
Ekstra Kulit Batang Angsret (Spathoda campanulata Beauv), Skripsi,
Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang.
Perry, R. H.1997, Perry’s Chemical Engineering Handbook, Seventh Edition,
Graw Hill Company, New York.
Siedel,V.2006. Metode – Metode Ekstraksi. Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Susanto,A.2006. Budidaya Kacang Tanah. Esis, Surabaya.
Simpen, I.2008, Isolasi Cashew Nut Shell Liquid dari Kulit Jambu Mete
(Anarcadium occidentalle L) dan Kajian Beberapa Sifat Fisika-kimanya, J.
Kimia, 2, 71-76.

Proses Ekstraksi Sokletasi “Kacang Tanah”

Anda mungkin juga menyukai