Oleh :
Duando Rizki (A1D015009)
Inez Palupi (A1D115045)
A. Latar Belakang
produk, menghambat laju proses metabolisme dan pemasakan buah, dan untuk
pasca panen di negara - negara berkembang butuh penanganan yang lebih baik.
Hingga kini kehilangan hasil pertanian sangat besar akibat penanganan pasca panen
yang buruk, dimana angkanya mencapai 25% - 80% untuk buah buahan dan
sayuran. Pengangkutan merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam
penanganan pasca panen. Kerusakan mekanis buah yang terjadi selama pengangkutan
di Indonesia berkisar antara 1.57% dan 37.05%. Kerusakan yang tinggi tersebut
Kegiatan pasca panen bertujuan mempertahankan mutu produk segar agar tetap
ekonomis hasil pertanian. Kegiatan penanganan pasca panen umumnya masih belum
cukup baik dilakukan oleh petani, packing house (rumah kemasan) maupun
pedagang. Saat ini, kegiatan pasca panen di tingkat petani umumnya dilakukan secara
Oleh karena itu, perbaikan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu disertai
satu unsur yang diperlukan untuk mencapai mutu produk yang baik.
B. Tujuan
merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting bagi Indonesia,
prospek yang baik, karena dibutuhkan secara kontinyu dalam industri kosmetik,
parfum, sabun dan lain-lain. Penggunaan minyak nilam dalam industri-industri ini
karena sifatnya yang fiksative terhadap bahan pewangi lain agar aroma bertahan
lama, sehingga dapat mengikat bau wangi dan mencegah penguapan zat pewangi.
Nilam adalah tanaman yang berumur produktif selama 1-2 tahun. Panen pertama
dapat dilakukan pada umur 6-8 bulan setelah tanam, dan panen selanjutnya dilakukan
setiap 3-4 bulan sekali. Setelah 1,5 tahun tanaman nilam memerlukan peremajaan
(Irawan, 2010).
Di Indonesia hingga kini terdapat tiga jenis nilam yang sudah dikembangkan
hortensis Benth. Pogostemon cablin Benth dikenal sebagai nilam Aceh karena banyak
diusahakan di daerah itu. Nilam jenis ini tidak berbunga, daun berbulu halus dengan
kadar minyak 2,5-5,0%. Pogostemon heyneanus Benth dikenal dengan nama nilam
Jawa, tanaman berbunga, daun tipis dan kadar minyak rendah, berkisar antara 0,5-
1,5%. Pogostemon hortensis Benth mirip nilam Jawa tetapi juga tidak berbunga,
dapat ditemukan di daerah Banten dan sering disebut sebagai nilam sabun. Di pasar
Hasil tanaman nilam adalah minyak yang didapat dengan cara menyuling
batang dan daunnya, belum ada senyawa sintetis yang mampu menggantikan peran
minyak nilam dalam industri parfum dan kosmetika. Dalam dunia perdagangan
dikenal dua macam nilam yaitu "Folia patchouly naturalis" (sebagai insectisida) dan
"depurata" (sebagai minyak atsiri). Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas
ekspor Indonesia yang bahan bakunya berasal dari berbagai jenis tanaman
perkebunan. Minyak atsiri dari kelompok tanaman tahunan perkebunan antara lain
berasal dari cengkeh, pala, lada, kayu manis, sementara yang berasal dari kelompok
tanaman semusim perkebunan berasal dari tanaman nilam, sereh wangi, akar wangi
dan jahe. Hingga kini minyak atsiri yang berasal dari tanaman nilam memiliki pangsa
pasar ekspor paling besar andilnya dalam perdagangan Indonesia yaitu mencapai 60
1. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert kedalam pelarutnya.
Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut
a. Ukuran partikel
c. Suhu
d. Pengadukan
difusi, proses pemisahan terjadi karena adany perpindahan solute, searah dari fasa
diluen ke fasa solven, sebagai akibat adanya beda potensial diantara dua fasa yang
saling kontak sedemikian, hingga pada suatu saat, sistem berada dalam
keseimbangan. Secara garis besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari
b. Langkah pembentukan fasa kedua atau fasa ekstrak yang diikuti dengan
pembentukan keseimbangan.
2. Pelarut
Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas,
kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah
pelarut organik (mengandung karbon) (Panji, 2005). Pelarut yang digunakan
dalam proses pengambilan minyak secara ekstraksi harus memenuhi syarat syarat
tertentu yaitu:
a. Bersifat selektif
Pelarut harus dapat melarutkan semua zat wangi dengan cepat dan
Hal ini supaya pelarut mudah dapat diuapkan tanpa menggunakan suhu
tinggi, namun titik didih pelarut tidak boleh terlalu rendah karena akan
c. Bersifat inert.
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang memenuhi syarat-syarat
diatas. Namun tidak ada pelarut yang benar-benar ideal. Jenis-jenis bahan pelarut
yang banyak dipakai antara lain Petroleum eter, alcohol, benzene dan heksana,
3. Distilasi
Distilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan
distilasi adalah komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi
menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan titik didih cairan tersebut pada
pelarut sebagai uap dari cairan; pemisahan uap-cairan di dalam kolom, untuk
memisahkan komponen dengan titik didih lebih rendah yang lebih volatile dari
komponen lain yang kurang volatil dan kondenasasi dari uap, untuk mendapatkan
4. Minyak Nilam
seskuiterpen alkohol tersier trisiklik, tidak larut dalam air, larut dalam alkohol,
eter atau pelarut organik yang lain, mempunyai titik didih 280, 37oC dan kristal
yang terbentuk memiliki titik leleh 56oC. Mutu minyak nilam sangat erat
kaitannya dengan beberapa faktor. Faktor faktor itu antara lain keadaan tanah
tempat tanaman itu tumbuh, umur daun, cara pemotongan, pengeringan, teknik
Minyak nilam dapat bercampur dengan minyak eteris yang lain, mudah larut
dalam alkohol dan sukar menguap, karena sifatnya itulah minyak nilam
tanaman anggrek dari suku (famili) Orchidaceae yang memiliki banyak macam
spesies (lebih dari 1500 spesies). Vanilla planifolia merupakan salah satu jenis
tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi dengan fluktuasi harga yang relatif
stabil dibandingkan dengan tanaman perkebunan yang lain. Tanaman vanili bernilai
ekonomi cukup tinggi karena ekstrak buahnya yang dikenal sebagai sumber bahan
pengharum pada bahan makanan dan minuman. Aroma yang khas dari hasil ekstrak
tanaman asli Indonesia. Secara historis, tanaman tahunan ini baru masuk ke Indonesia
pada tahun 1819. Namun demikian, tanaman vanili tumbuh lebih subur dan lebih
(Mexico) dan negara produsen vanili aslinnya. Bahkan, menurut Rosman (2005),
kualitas vanili Indonesia yang dikenal dengan Java Vanili masih yang terbaik di
Dunia. Hal ini didasarkan atas kadar vanilinya yang cukup tinggi, yakni sekitar 2,75
persen. Kadar tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar vanili
Madagaskar yang hanya 1,91-1,98 persen, Tahiti 1,55-2,02 persen, Mexico 1,89- 1,98
persen, dan Sri Lanka 1,48 persen. Jika ditinjau dari perspektif spasial dan bisnis,
lainnya di dunia. Secara umum, vanili bernilai ekonomis tinggi dan fluktuasi
posisi paling tinggi di Dunia, tetapi secara kuantitas Indonesia baru bisa memasok
Untuk menghasilkan mutu vanili yang baik dan mempunyai harga jual yang
tinggi maka perlu penanganan pasca panen yang baik. Penanganan pasca panen
terdiri atas beberapa tahapan yang saling berkaitan dimana satu tahap kegiatan akan
pasca panen.
bertujuan untuk memperoleh buah yang seragam ukuran, bentuk, dan tingkat
kemasakan. Setelah disortasi buah dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan
debu, getah dan kotoran lain yang menempel pada buah vanili lalu ditiriskan untuk
buah pada tandan akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain akan
pada akhir proses pengolahan nantinya, menghemat waktu dalam proses akhir dan
3. Pelayuan
dengan mencelupkan buah vanili kedalam air panas selama 95 detik pada suhu 65 0
C. Proses pelayuan ini dilakukan untuk memberi jalan bekerjanya enzim pembentuk
kemungkinan lebih besar untuk mendorong pembentukan kadar vanillin cukup tinggi
(2,4%), rendemen cukup tinggi (21-23%) warna lebih hitam dan aroma cukup baik.
4. Proses fermentasi
vanili untuk mendapatkan flavor dan aroma yang diinginkan. Lama fermentasi sangat
hasil vanillin terendah, sedangkan untuk memperoleh kadar vanillin yang lebih tinggi
bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga buah vanilli tidak mudah terkena
jamur terutama pada waktu penyimpanan dan pengangkutan. Tahap pengeringan ini
bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai batas tertentu (25-30%). Pengeringan
buah vanili dapat dilakukan dengan cara menggunakan oven, sinar matahari, atau
sangat baik untuk dilakukan. Keuntungan cara ini adalah dapat mempersingkat waktu
buah vanili dimasukan kedalam oven yang suhunya sudah diatur sekitar 45o C. Di
kelembaban ruang oven agar buah tidak terlalu cepat kering. Pengeringan dianggap
selesai bila buah vanili sudah menunjukkan tanda tidak putus atau retak saat dililitkan
Geankoplis, GJ, 1983, Transport Process and Unit Operation, Second Edition, Allyn
and Bacon, Inc, Boston, London, Sydney, Toronto..
Guenther, E, 1987. Minyak Atsiri. Diterjemahkan oleh R.S. Ketaren dan R. Mulyono.
Jakarta, UI Press.
Irawan, Bambang. 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan
Destilasi pada Berbagai Komposisi Pelarut. Thesis. Magister Teknik Kimia,
Universitas Diponegoro.
Said, E.G. dan Intan, H. 2001.. Pembangunan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor
Press, Bogor.