Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan
meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah
mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Perubahan
lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat
pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara.
Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah,
sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan
(indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution)
berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh
makhluk hidup. Sesuai dengan yang diterangkan di atas udara yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari juga mempunyai pengaruh yang
penting dalam Pabrik industri-industri, salah satunya pada Pabrik Semen yang dapat
menyebabkan pencemaran udara baik dalam skala kecil maupun skala besar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pencemaran Udara?
2. Apa saja Kejadian-kejadian Pencemaran Udara dalam Pabrik Semen?
3. Apa saja Penyebab Pencemaran Udara pada Pabrik Semen?
4. Apa saja Cara Mencegah Pencemaran Udara pada Pabrik Semen?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu Pencemaran Udara.
2. Mengetahui Kejadian-kejadian Pencemaran Udara dalam Pabrik Semen?
3. Mengetahui penyebab terjadinya Pencemaran Udara dalam Pabrik Semen?.
4. Mengetahui Cara Mencegah Pencemaran Udara pada Pabrik Semen?
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Pencemaran Udara


Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya substansi di udara
dalam konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada manusia, hewan,
tanaman maupun material. Substansi ini bisa berupa gas, cair maupun partikel padat.
Ada lima jenis polutan di udara, yaitu partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm
(PM10), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO) dan
timbal (Cooper,1994). Beberapa definisi gangguan fisik sepertipolusi
suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung
dan lokal, regional, maupunglobal.

2.2 Pencemaran Udara pada Pabrik Semen


Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang banyak dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan serta mengganggu estetika dan kenyamanan. Limbah
yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang
termasuk limbah gas dan limbah B3.
Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang
diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung
unsur-unsur : O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara
melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas
udara. Zat-zat yang mempengaruhi Pencemaran Udara: CO (Karbon Monoksida),
Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Oksida (SOx), Ozon (O3), Hidrokarbon (HC),
Khlorin (Cl2), Partikulat Debu dan Timah.
Industri semen merupakan salah satu penyumbang polutan yang cukup besar
pada pencemaran udara seperti emisi gas dan partikel debu. Dalam proses produksi
industri semen sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil, jadi menimbulkan
dampak gas rumah kaca. Disamping itu, dalam proses produksi industri semen juga
memberikan dampak fisik secara langsung baik pada Pekerja dan Masyarakat sekitar,
yaitu dampak tingkat kebisingan serta getaran mekanik dari rangkaian proses poduksi
semen.
Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan
partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara adalah media pencemar
untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan
dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2,
NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan
alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.
Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara oleh pabrik semen
ialah gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab
diantaranya adalah saat mengosongkan kantong semen sehingga debu semen terhirup.
Saat megaduk, menghaluskan atau memotong material campuran semen juga dapat
melepaskan sejumlah debu semen. Untuk jangka pendek dapat menimbulkan iritasi
pada saluran pernafasan, sedangkan untuk jangka panjang dapat menyebabkan
gangguan pernafasan.

2.3 Zat-Zat yang Mempengaruhi Pencemaran Udara


Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan
partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara adalah media pencemar
untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan
dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur-unsur :
1. CO (Karbon Monoksida)
Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar
dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik
antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang
menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi
CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan
turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak.
Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada
pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon
monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar.
2. Nitrogen Dioksida (NO2)
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari
100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian
tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar
NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang
yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian
NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan
dalam bernafas.
3. Sulfur Oksida (SOx)
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen
sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur
trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan
SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau
lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm.
SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua
dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan
kadiovaskular.
4. Ozon (O3)
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor,
oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil
tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet
(UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari
dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2)
menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara
cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah
panjang gelombang 240-320 nm.
5. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang
banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam
paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
6. Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin (Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat.
Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida
yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada
perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi
pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru
dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat
sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat
mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses yang
terjadi di bawah ini.
7. Partikulat Debu (TSP)
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat
udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli.
Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron
tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran
pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
8. Timah
Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap
bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6
tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah.
Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi
kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan
konsentrasi. Zat-zat ini mulai dari asbes dan logam berat (seperti kadmium, arsenik,
mangan, nikel dan zink).
2.4 Solusi dalam mengendalikan pencemaran Udara Dengan Metode Spray
Tower
Dalam menangani pencemaran yang dilakukan oleh para pabrik-pabrik besar,
maka dapat dilakukan dengan metode Menara Semprot (Spray Tower) yang
diletakkan pada cerobong asap pabrik. Semprot menara atau ruang semprot adalah
bentuk teknologi pengendalian polusi. Spray tower terdiri dari pembuluh silinder
kosong terbuat dari baja atau plastik dan nozel yang menyemprotkan cairan ke dalam
cerobong asap. Aliran gas inlet biasanya memasuki bagian bawah menara dan
bergerak ke atas, sementara cairan disemprotkan ke bawah dari satu atau lebih
tingkat. Aliran gas masuk dan cairan dalam arah yang berlawanan disebut aliran arus
berlawanan.

Gambar 2.1 Menunjukkan sebuah menara lawan arus-arus semprot khas.

Jenis teknologi adalah bagian dari kelompok dari polusi udara kontrol kolektif
disebut sebagai scrubber basah. Aliran arus balik mengekspos gas outlet dengan
konsentrasi polutan terendah pada cairan scrubbing segar. Nozel Banyak ditempatkan
di menara pada ketinggian yang berbeda untuk menyemprot semua gas ketika
bergerak ke atas melalui menara. Alasan menggunakan nozel banyak adalah untuk
memaksimalkan jumlah tetesan halus berdampak pada partikel polutan dan untuk
menyediakan luas permukaan yang besar untuk menyerap gas.
Secara teoritis, semakin kecil tetesan terbentuk, efisiensi pengumpulan yang
lebih tinggi dicapai untuk kedua polutan gas dan partikulat. Namun, tetesan cairan
harus cukup besar untuk tidak dilakukan dari scrubber dengan aliran gas keluar
digosok. Oleh karena itu, menara semprot menggunakan nozel untuk menghasilkan
tetesan yang biasanya 500-1000 m dengan diameter. Meskipun ukurannya kecil,
tetesan ini adalah besar dibandingkan dengan yang dibuat di scrubber venturi yang
10-50 pM dalam ukuran. Kecepatan gas tetap rendah, 0,3-1,2 m / s (1-4 ft/s) untuk
mencegah tetesan kelebihan dari yang dilakukan menara.
Untuk mempertahankan kecepatan gas rendah, menara semprot harus lebih
besar dari scrubber lain yang menangani tingkat aliran gas aliran serupa. Masalah lain
yang terjadi di semprot menara adalah bahwa setelah tetesan jatuh jarak pendek,
mereka cenderung menggumpal atau memukul dinding menara. Akibatnya, luas
permukaan cairan total untuk kontak berkurang, mengurangi efisiensi koleksi
scrubber. Selain konfigurasi lawan arus aliran, aliran dalam menara semprot dapat
berupa cocurrent atau crosscurrent di konfigurasi.

Gambar 2.2 Aliran semprot menara crosscurrent.


Dalam cocurrent menara dengan aliran semprot, gas inlet dan aliran cairan ke
arah yang sama. Karena aliran gas tidak "mendorong" terhadap semprotan cair,
kecepatan gas melalui pembuluh lebih tinggi dari arus balik di menara dengan aliran
semprot. Akibatnya, cocurrent menara dengan aliran semprot lebih kecil dari arus
balik aliran semprot menara mengobati jumlah yang sama aliran gas buang. Dalam
crosscurrent menara dengan aliran semprot, juga disebut horisontal-semprot scrubber,
gas dan aliran cairan dalam arah tegak lurus satu sama lain. Pada gambar 2, gas
mengalir horizontal melalui sejumlah bagian semprot. Jumlah dan kualitas cairan
disemprotkan di setiap bagian bisa bervariasi, biasanya dengan cairan bersih (jika
cairan daur ulang yang digunakan) disemprotkan pada set terakhir dari semprotan.
Pada menara semprot (spray tower), gas kotor masuk dari bagian dasar akibat
adanya tekanan. Gas membumbung ke atas, sementara dari atas disemprotkan air
melalui pipa air yang dilengkapi dengan sprayer sehingga air yang keluar merupakan
butiran-butiran halus yang memenuhi menara. Karena adanya gaya berat, butiran-
butiran air akan turun sementara gas naik bersama udara. Gas yang terkandung dalam
udara bereaksi dengan air dan turun ke bawah kemudian ditampung dan dialirkan ke
tempat tertentu yang nantinya akan diolah kembali. Udara dan gas yang bersih keluar
melalui cerobong atas.
Menara tower ini mampu digunakan hingga 3 sampai 4 tahun. Perawatannya
pun tidak rumit. Cukup dengan pengecekan minimal 6 bulan sekali, kemudian
dilakukan platting jika ada tanda-tanda akan terjadi korosi.
Jika mengaitkan antara keberhasilan metode ini dengan persentase
keberhasilannya, maka perlu adanya keterkaitannya dengan pihak lain, yaitu
pemerintah. Dalam hal ini pemerintah telah mengadakan suatu program yang disebut
Clean Air Act. Clean Air Act dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi
industri yang melakukan pencemaran udara.
Gambar 2.3 Tata penempatan spray tower di dalam cerobong asap.

Menara semprot adalah perangkat kontrol murah terutama digunakan untuk


pengkondisian gas (pendingin atau pelembab) atau untuk tahap pertama atau
penghapusan partikel gas. Mereka juga digunakan di banyak gas cerobong sistem
desulfurisasi untuk mengurangi penumpukan plugging dan skala oleh polutan.
Banyak sistem scrubbing menggunakan semprotan sebelum atau di dasar scrubber
utama untuk menghilangkan partikel besar yang bisa pasang.

Menara semprot telah digunakan secara efektif untuk menghilangkan partikel


besar dan gas yang sangat larut. Penurunan tekanan yang melintasi menara yang
sangat rendah - biasanya kurang dari 2,5 cm (1,0 dalam) air, dengan demikian, biaya
operasi scrubber relatif rendah. Namun, biaya pemompaan cairan bisa sangat tinggi.
Menara Semprot dibangun dalam berbagai ukuran - yang kecil untuk
menangani gas kecil mengalir dari 0,05 m³/s (106 ft ³/min) atau kurang, dan yang
besar untuk menangani arus knalpot besar 50 m³/s (106.000 m³/menit) atau lebih
besar . Karena kecepatan gas yang rendah diperlukan, unit menangani tingkat aliran
gas besar cenderung besar ukurannya. Karakteristik operasi dari menara semprot
disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Karakteristik Spray Tower
Karakteristik Spray Tower
Cair ke
Penurunan
Cair ke Gas Inlet Removal
Polutan Tekanan Aplikasi
rasio (L/G) tekanan efisiensi
(Δp)
(PL)
50-90% +
(efisiensi
tinggi
0.07–2.70
1.3-7.6 cm 70– hanya
Gas l/m³ (0.5-20 Pertambangan,
air 2800 kPa saat gas
gal/1,000 ft³) Industri
sangat
Kimia, Proses
mudah
industri
larut)
Boiler dan
5 gal / 1.000
Incinerator
ft ³ adalah
Besi dan Industri
normal;> 10
0.5-3.0 di 10–400 2–8 µm baja
Partikel saat
dalam air psig diameter
menggunakan
semprotan
tekanan
Menara semprot dapat digunakan untuk penyerapan gas, tetapi mereka tidak
seefektif dikemas atau menara piring. Menara semprot dapat sangat efektif dalam
menghilangkan polutan jika polutan yang sangat larut atau jika reagen kimia
ditambahkan ke cairan.
Misalnya, menara semprot digunakan untuk menghilangkan gas HCl dari
knalpot ekor gas dalam pembuatan asam klorida. Dalam produksi superfosfat
digunakan dalam pupuk manufaktur, SiF4 dan gas HF yang dilepaskan dari berbagai
titik dalam proses. Menara semprot telah digunakan untuk menghilangkan senyawa
ini sangat larut. Menara semprot juga digunakan untuk menghilangkan bau di makan
tulang dan lemak industri manufaktur dengan menggosok gas buang dengan larutan
KMnO4.
Karena kemampuan mereka untuk menangani volume gas besar di atmosfer
korosif, menara semprot juga digunakan dalam sejumlah gas cerobong sistem
desulfurisasi sebagai tahap pertama atau kedua dalam proses penghapusan polutan.
Dalam sebuah menara semprot, penyerapan dapat ditingkatkan dengan mengurangi
ukuran tetesan cair atau meningkatkan rasio cair ke gas (L/G). Namun, untuk
mencapai salah satu dari ini, kenaikan kedua daya yang dikonsumsi dan biaya operasi
diperlukan. Selain itu, ukuran fisik dari menara semprot akan membatasi jumlah
cairan dan ukuran tetesan yang dapat digunakan.
Sebenarnya masih banyak metode-metode lain yang dapat digunakan dalam
menangani kasus ini, namun menara air ini adalah suatu solusi yang cocok untuk
diterapkan di Indonesia, karena menara semprot atau spray tower merupakan metode
dengan biaya yang ekonomis, mengingat bahwa Negara kita termasuk negara yang
sedang berkembang.
1. Bahan pembuat tabung spray tower adalah logam yang tahan terhadapa suhu
panas yang tinggi. Logam yang biasa digunakan adalah logam besi yang dilapisi oleh
logam anti karat seperti tembaga.
2. Alat tersebut ditempatkan tepat pada dicerobong asap, dilakukan pengecekkan
selama 6 bulan sekali, dan melakukan plating (pelapisan besi) jika terjadi korosi.
3. Pada menara semprot (spray tower), gas kotor masuk dari bagian dasar akibat
adanya tekanan. Gas membumbung ke atas, sementara dari atas disemprotkan air
melalui pipa air yang dilengkapi dengan sprayer sehingga air yang keluar merupakan
butiran-butiran halus yang memenuhi menara. Karena adanya gaya berat, butiran-
butiran air akan turun sementara gas naik bersama udara. Gas yang terkandung dalam
udara bereaksi dengan air dan turun ke bawah kemudian ditampung dan dialirkan ke
tempat tertentu yang nantinya akan diolah kembali. Udara dan gas yang bersih keluar
melalui cerobong atas.
4. Tidak, karena air buangan digunakan kembali sebagai air penyemprot yang
sebelumnya telah di destilasi.
5. Air sebagai pelarut yang sangat baik, sehingga tidak perlu bantuan untuk
bereaksi dengan gas-gas limbah buangan pabrik. Air yang digunakan untuk spray
tower bertekanan tinggi dan berupa partikel-partikel kecil sehingga gas dapat dengan
mudah diikat oleh partikel air. Sehingga limbah gas dapat berkurang.
6. Alat ini dapat tahan 3 sampai 4 tahun dengan rutin melakukan pengecekkan
selama 6 bulan sekali, dan melakukan planting untuk mencegah terjadinya korosi.
Dan melakukan penggantian alat yang telah aus.
7. Pemerintah telah mengeluarkan beberapa aturan dan udang-undang yang
mengatur dan membatasi keluaran zat-zat sisa pabrik yang berbahaya dan mencemari
lingkungan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.
8. 75% sampai dengan 90% tingkat kepercayaan terhadap air yang keluar dari
cerobong tersebut bersih untuk digunakan kembali karena telah didestilasi.

2.5 Upaya Pengolahan Limbah Pabrik Semen


Hal yang perlu dilakukan untuk menanggulangi pencemaran yang diakibatkan
oleh aktivitas pabrik semen yaitu adanya kesadran dari masyarakat itu sendiri dan
upaya pemilik industri serta pemerintah dalam mengatasi dampak akibat aktivitas
industri semen. Dalam mengatasi limbah hasil industri, kita harus mengetahui jenis
limbah yang akan kita tangani. Untuk limbah dari industri pabrik semen limbahnya
berupa limbah gas. Limbah seperti ini dapat ditanggulangi dengan cara
diminimalisasi. Artinya pihak perusahaan atau pabrik lebih memberlakukan bahan-
bahan yang berpotensi menghasilkan limbah non ekonomis dengan meminimalisasi
penggunaannya atau memberikan zat yang mampu menetralisasi munculnya limbah
yang melimpah ruah. Selain itu, kesadaran manusia untuk menanggulangi limbah
hasil industri sangat penting. Para pemilik serta pengolah industri adalah pihak
pertama yang seharusnya memiliki kesadaran tersebut tanpa kesadaran dari mereka
limbah hasil industri tidak akan berkurang begitu saja. Berbagai tindakan dan upaya
perlu dilakukan agar pabrik-pabrik di Negara kita bisa menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi tanpa menimbulkan limbah yang berbahaya bagi masyarakat serta
lingkungan sekitar.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dalam penjelasan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa arah pembangunan jangka panjang
Indonesia adalah pembangunan ekonomi dengan bertumpukan pada pembangunan
industri yang diantaranya menggunakan berbagai jenis bahan kimia dan zat
radioaktif. Hal yang perlu dilakukan untuk menanggulangi pencemaran yang
diakibatkan oleh aktivitas pabrik semen yaitu adanya kesadran dari masyarakat itu
sendiri dan upaya pemilik industri serta pemerintah dalam mengatasi dampak akibat
aktivitas industri semen.
Dalam mengatasi limbah hasil industri, kita harus mengetahui jenis limbah
yang akan kita tangani. Untuk limbah dari industri pabrik semen limbahnya berupa
limbah gas. Limbah seperti ini dapat ditanggulangi dengan cara diminimalisasi.
Artinya pihak perusahaan atau pabrik lebih memberlakukan bahan-bahan yang
berpotensi menghasilkan limbah non ekonomis dengan meminimalisasi
penggunaannya atau memberikan zat yang mampu menetralisasi munculnya limbah
yang melimpah ruah.
Selain itu, kesadaran manusia untuk menanggulangi limbah hasil industri
sangat penting. Para pemilik serta pengolah industri adalah pihak pertama yang
seharusnya memiliki kesadaran tersebut tanpa kesadaran dari mereka limbah hasil
industri tidak akan berkurang begitu saja. Berbagai tindakan dan upaya perlu
dilakukan agar pabrik-pabrik di Negara kita bisa menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi tanpa menimbulkan limbah yang berbahaya bagi masyarakat serta
lingkungan sekitar.
Tetapi upaya pemerintah saat ini masih kurang, sehingga masih banyak
pemilik industri melakukan pembuangan limbah sewenang-wenang. Oleh karena itu,
pemilik industri bisa dengan segera melakukan penaggulangan limbah dengan benar
mulai dari sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Bethea, M. Robert. 1978. Air Pollution Control Tecnology. New York: Van
Nostrand.

Copper, C. David and Alley, F. C. 1986. Air Pollution Control A Design Approach
2nd Edition.

Maveland Press Inc, Illinois. Reinhold Company.

Huboyo, H. S. dan Budihardjo, M. A. 2008. Pencemaran Udara. Semarang:


Universitas Diponegoro

Muhammadah, S. A. 2011. Polusi dan Dampaknya. Semarang: Universitas


Muhammadiyah Semarang.

Mycock, John C.,et al. 1995. Air Pollution Control Engineering and Technology.

CRC Press Inc. Novika, S. 2011. Kandungan Udara di Kota Medan. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Yanuar, H. dan Karnoto. 2012. Pemicuan Metode Intermitent Energization Pada


Rawmill Electrostatic Precipitator PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. Plant 9. Semarang: Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai