Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TEKNOLOGI BIOPROSES

‘ENZIM’

Disusun Oleh :

1. PIPIN TRI JANUARTI (16 614 019)


2. TEGUH FITRIANTO (16 614 041)
3. FEBRIAN PUTRA PRATAMA (16 614 048)
4. SIDABUTAR ELSA OKTAVIA (16 614 055)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

i
TAHUN 2018

KATA PENGANTARKATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan
tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Bioproses
dengan judul Enzim di POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Terima kasih kepada Ibu selaku dosen mata kuliah Bioproses yang telah
membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi
tugas mata kuliah Bioproses.

ii
DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ............................................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
Bab II Isi............................................................................................................................... 4
2.1 Sejarah Enzim ............................................................................................................ 4
2.2 Enzim ......................................................................................................................... 6
2.3 Klasifikasi Enzim ........................................................................................................ 7
2.3.1.Penggolongan Berdasarkan Tempat Kerjanya ............................................. 7

2.3.2.Penggolongan Berdasarkan Daya Katalisis .................................................. 7

2.3.3. Enzim Lain Dengan Tatanama Berbeda ................................................ 9

2.3.4. Penggolongan Enzim Berdasar Cara Terbentuknya ............................. 9


2.4 Sifat-Sifat Enzim .............................................................................................. 10
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Enzim ......................................................... 11
2.6 Proses Kerja Enzim .............................................................................................. 12
2.7 Struktur Enzim ..................................................................................................... 13
2.8 Sumber Enzim...................................................................................................... 15
2.9 Manfaat Enzim .................................................................................................... 16
Bab III Penutup ................................................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 19
3.2 Saran ....................................................................................................................... 19
Daftar pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap mahluk hidup di bumi pasti tersusun atas sel-sel yang berperan aktif
dalam proses metabolisme. Dalam proses metabolisme ini tentunya
membutuhkan zat-zat seperti protein, karbohidrat, vitamin, enzim, dan bahan
lainnya untuk membantu proses metabolisme itu.
Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan-lintasan metabolik
yang dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi
tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai
dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut dengan
enzim. Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan
mengatur perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Reaksi atau
proses kimia yang berlansung dalam sel hidup dikarenakan adanya enzim
yang bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi
tatapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi (Piedjiadi, 2006). Enzim terbagi
menjadi dua tipe yaitu enzim ekstraseluler atau eksoenzim (berfungsi di luar
sel) dan enzim intraseluler atau endoenzim (berfungsi dalam sel). Salah satu
enzim ekstraseluler adalah enzim amilase yang dapat menguraikan pati
menjadi unit-unit gula yang lebih kecil.
Kegunaan utama enzim bagi organisme adalah sebagai katalis hayati.
Walaupun dalam jumlah yang amat sedikit, katalis mempunyai kemampuan
unik untuk mempercepat berlangsungnya reaksi kimia tanpa enzim itu sendiri
terkonsumsi atau berubah setelah reaksi. Enzim memegang peran penting
dalam kehidupan manusia salah satunya enzim amilase. Enzim amilase
banyak dimanfaatkan dalam bidang industri tekstil, industri makanan, deterjen
dan industri kertas. Selain itu, enzim ini juga di gunakan dalam pengujian
limbah cair yang mengandung amilum.

1
Peran enzim sebagai biokatalisator sangat berpengaruh terhadap peristiwa-
peristiwa dalam tubuh. Hal ini karena enzim sebagai determinan yang
menentukan kecepatan berlangsungnya suatu peristiwa fisiologik, yang
memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit. Sehingga,
dalam keadaan-keadaan tertentu kerja enzim akan mengalami perubahan.
Dalam keadaan tubuh yang kurang seimbang, atau tubuh yang kurang sehat,
reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Hal ini
disebabkan kerja enzim tidak terkoordinasi dengan cermat. Sementara dalam
keadaan sehat , semua proses fisiologis akan berlangsung dengan baik serta
teratur.
Enzim sendiri merupakan polimer biologik yang mengatalisis lebih dari
satu proses dinamik yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal
sekarang. sifat-sifat enzim pun sangat khas, salah satunya yaitu satu enzim
hanya memiliki satu substrat. Selain sifat, enzim juga memiliki klasifikasi,
tata nama serta spesifikasi tersendiri. Perananan enzim dalam tubuh manusia
sangatlah besar. Untuk itu, pemahaman selengkapnya tentang enzim akan
dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Enzim adalah sebuah biokatalisator yang sangat berperan penting dalam
kehidupan. Enzim sendiri memiliki sejarah penemuan dan pengertian yang
sangat dalam. Enzim juga memiliki klasifikasi dan sifat-sifat yang berbagai
macam. Dalam proses metabolisme, proses enzim juga berpengaruh terhadap
beberapa hal agar proses metabolisme menjadi lancer. Beberapa hal
tersebutlah yang akan dibahas pada makalah ini termasuk juga keuntungan
pengunaan enzim dalam kehidupan.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian enzim
2. Untuk mengetahui klasifikasi enzim
3. Untuk mengetahui sifat-sifat enzim

2
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi enzim
5. Untuk mengetahui proses pembentukan dan cara kerja enzim
6. Untuk mengetahui keuntungan dalam penggunaan Enzim

3
BAB II
ISI

2.1 Sejarah Enzim

Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam


dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari sebagai satu jurusan
tersendiri, tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini.
Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi
pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging
oleh sekresi perut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan
ludah telah diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum
diidentifikasi.
Pada abad ke-19, ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol oleh
ragi, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya
dorong vital yang terdapat dalam sel ragi, disebut sebagai ferment, dan
diperkirakan hanya berfungsi dalam tubuh organisme hidup. Ia menulis
bahwa "fermentasi alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan dengan
kehidupan dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi
sel tersebut."
Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kühne (1837–1900)
pertama kali menggunakan istilah enzyme, yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti "dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan
proses ini. Kata enzyme kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati
seperti pepsin, dan kata ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas
kimiawi yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai
kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak
terdapat pada sel ragi yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas

4
Berlin, ia menemukan bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak
terdapat pada campuran. Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa
sebagai zymase (zimase). Pada tahun 1907, ia menerima penghargaan nobel
dalam bidang kimia atas riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel
yang dilakukannya. Mengikuti praktek Buchner, enzim biasanya dinamai
sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk
mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan pada
nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase, merupakan enzim yang
mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang dikatalisasi (contoh: DNA
polimerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong
penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal
menemukan bahwa aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun
beberapa ilmuwan seperti Richard Willstätter berargumen bahwa proten
hanyalah bertindak sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat
melakukan katalisis. Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil
mengkristalisasienzim urease dan menunjukkan bahwa ia merupakan protein
murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim dan
hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti
enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini
meraih penghargaan Nobel tahun 1946 pada bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan
struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama
kali diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah,
dan telur putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur
enzim ini dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David
Chilton Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam
resolusi tinggi ini menandai dimulainya bidang biologi struktural dan usaha
untuk memahami bagaimana enzim bekerja pada tingkat atom.

5
2.2 Enzim
Enzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi)
adalah senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan
berperan sebagai biokatalisator dalam reaksi kimia. Enzim adalah
biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma,
yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein,
berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein.
Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu
maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga
terganggu.
Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut
sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-
molekul yang berbeda, disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan
bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses
biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat
dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter.
Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai
gugus bukan protein (kofaktor), jadi termasuk golongan protein majemuk.
Enzim semacam ini (holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu
gugus bukan protein (kofaktor). Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun
atas protein, dan merupakan bagian yang paling utama dari enzim. Kofaktor
ada yang terikat kuat pada protein (protestik), ada pula yang tidak begitu kuat
ikatannya (koenzim). Sebagai contoh enzim katalase terdiri atas protein dan
ferriprotorfirin. Ada juga enzim yang terdiri dari protein dan logam, misalnya
askorbat oksidase adalah protein yang mengikat tembaga.

6
2.3 Klasifikasi Enzim
Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang
dikatalisis, daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.
1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya
a. Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan
untuk proses sintesis di dalamsel dan untuk pembentukan energi (ATP)
yang berguna untuk proses kehidupan sel,misal dalam proses respirasi.
b. Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan”
substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih
sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat masuk melewati
membran sel. Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat
di luar sel tidak digunakan dalam proses kehidupan sel.
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis
a. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan
pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah
enzim elektron transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase).
Ada beberapa macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim
oksidase, oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase.
b. Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu
molekul ke molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim
sebagai berikut:
1. Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan
amina.
2. Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan
fosfat.

7
3. Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.
c. Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh
enzim adalah:
1. Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan
ester karboksil.
2. Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
3. Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan
polipeptida.
d. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau
penambahan gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses
hidrolisis, sebagai contoh adalah:
1. L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis
reaksi pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
2. Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis
reaksi pengambilan gugus karboksil.
e. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi
isomerisasi, yaitu:
1. Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
2. Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
3. Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
4. Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-
fosfat dihidroksi aseton fosfat
5. Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA
suksinil-CoA

8
f. Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan
dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai
contoh adalah enzim asetat=CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi
sebagai berikut:
Asetat + CoA-SH + ATP Asetil CoA + AMP + P-P

3. Enzim lain dengan tatanama berbeda


Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas,
misalnya enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk
enzim permease. Permease adalah enzim yang berperan dalam
menentukan sifat selektif permiabel dari membran sel.

4. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya


1. Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan
sel normal, sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah
tetap pada sel hidup. Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya
dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan
enzim-enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh kadar substratnya.

2. Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya
enzim tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim
dapat dirangsang sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah
enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai
contoh adalah enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh
bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung
laktosa. Mulamula E. coli tidak dapat menggunakan laktosa sehingga
awalnya tidak nampak adanya pertumbuhan (fase lag/fase adaptasi

9
panjang) setelah beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan.
Selama fase lag tersebut E. colimembentuk enzim beta galaktosidase
yang digunakan untuk merombak laktosa.

Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan mekanisme reaksi yang


dikatalisis. Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang dikenal, dan
kebanyakan mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen. Semua enzim ini
diidentifikasi dengan menambahkan akhiran –ase pada nama substansi atau
substrat yang dihidrolisis. Contoh: lipase menghidrolisis lipid, amilase
menghidrolisis amilum, protease menghidrolisis protein. Pemakaian
penamaan tersebut terbukti tidak memadai karena banyak enzim
mengkatalisis substrat yang sama tetapi dengan reaksi yang berbeda.
Contohnya ada enzim yang megkatalisis reaksi reduksi terhadap fungsi
alkohol gula dan ada pula yang mengkatalisis reaksi oksidasi pada substrat
yang sama.
Sistem penamaan enzim sekarang tetap menggunakan –ase, namun
ditambahkan pada jenis reaksi yang dikatalisisnya. Contoh: enzim
dehidrogenase mengkatalisis reaksi pengeluaran hidrogen, enzim transferase
mengkatalisis pemindahan gugus tertentu. Untuk menghindari kesulitan
penamaan karena semakin banyak ditemukan enzim yang baru,
maka International Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sistem
penamaan yang kompleks tetapi tidak meragukan berdasarkan mekanisme
reaksi. Namun sampai sekarang masih banyak buku-buku yang masih
menggunakan sistem penamaan lama yang lebih pendek.

2.4 Sifat-Sifat Enzim


1. Tidak ikut bereaksi. Struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan
sesudah reaksi.
2. Bermolekul besar.

10
3. Bersifat khas/spesifik. Enzim hanya cocok untuk satu macam substrat
saja atau sekelompok kecil substrat yang susunanya dan fungsinya
sama.
4. Enzim bersifat koloid, luas permukaan besar, bersifat hidrofil (suka
air).
5. Dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, kation maupun
anion.
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Enzim
1. Suhu
Enzim tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu.
Peningkatan suhu menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan
enzim meningkat, sehingga kecepatan reaksi juga meningkat. Namun
suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim yang disebut
denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja
enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu
antara 300 – 40 0C.

2. Derajat keasaman (pH)


Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci
pada sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan
substratnya. Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-
masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda. Sebagai contoh :
enzim amilase bekerja baik pada pH 7,5 (agak basa), sedangkan pepsin
bekerja baik pada pH 2 (asam kuat/sangat asam).

3. Aktivator dan Inhibitor


Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara
enzim dengan substratnya, misalnya ion klorida yang bekerja pada enzim
amilase. Inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan
enzim dengan substratnya. Inhibitor akan berikatan dengan enzim
membentuk kompleks enzim-inhibitor.

11
Ada 2 jenis inhibitor, yaitu :
a. Inhibitor kompetitif
Molekul penghambat yang strukturnya mirip substrat, sehingga
molekul tersebut berkompetisi dengan substrat untuk bergabung pada
sisi aktif enzim. Contoh : sianida bersaing dengan oksigen untuk
mendapatkan Hemoglobin pada rantai akhir respirasi. Inhibitor
kompetititf dapat diatasi dengan penambahan konsentrasi substrat.
b. Inhibitor nonkompetitif
Molekul penghambat yang bekerja dengan cara melekatkan diri
pada bagian bukan sisi aktif enzim. Inhibitor ini menyebabkan sisi
aktif berubah sehingga tidak dapat berikatan dengan substrat.
Inhibitor nonkompetitif tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi
substrat.

4. Konsentrasi Enzim
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi enzim, makin besar
konsentrasi enzim makin tinggi pula kecepatan reaksi, dengan kata lain
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
5. Konsentrasi Substrat
Peningkatan konsentransi substrat dapat meningkatkan kecepatan
reaksi bila jumlah enzim tetap. Namun pada saat sisi aktif semua enzim
berikatan dengan substrat, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan
kecepatan reaksi enzim selanjutnya.

2.6 Proses Kerja Enzim


Ada 2 teori mengenai cara kerja enzim, yaitu:

1. Teori gembok anak kunci (key-lock)


Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk
satu jenis substrat saja, Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok
kunci dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara

12
spesifik. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk
sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga
mempunyai pengaruh yang sama.

2. Teori cocok terinduksi (induced fit).


Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur substrat.
Ikatan antara enzim dan substrat dapat berubah menyesuaikan dengan
substrat. Inhibitor Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim.
Bersifat reversible dan irreversible.
2.7 Struktur Enzim
1. Komponen Enzim
Penyusun utama suatu enzim adalah molekul protein yang disebut
apoenzim. Agar berfungsi sebagaimana mestinya, enzim
memerlukan komponen lain yangdisebut kofaktor . Kofaktor adalah
komponen nonprotein berupa ion atau molekul. Berdasarkan ikatannya,
kofaktor dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu gugus prostetik, ko-
enzim, dan ion-ion anorganik.
a. Gugus prostetik
Merupakan tipe kofaktor yang biasanya terikat kuat pada enzim,
berperan memberi kekuatan tembahan terhadap kerja enzim.
Contohnya adalah heme, yaitu molekul berbentuk cincin pipih yang
mengandung besi. Heme merupakan gugus prostetik sejumlah enzim,
antara lain katalase, peroksidase, dan sitokrom oksidase.
b. Ko-Enzim
Merupakan kofaktor yang terdiri atas molekul organik nonprotein
yang terikat renggang dengan enzim. Ko-enzim berfungsi untuk
memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari suatu enzim ke
enzim yang lain. Contohnya, tiamin pirofosfat, NAD, NADP+, dan
asam tetrahidrofolat.
c. Ion-ion anorganik

13
Merupakan kofaktor yang terikat dengan enzim atau substrat
kompleks sehingga fungsi enzim lebih efektif. Contohnya, amilasi
dalam ludah akan bekerja lebih baik dengan adanya ion klorida dan
kalsium. Beberapa kofaktor tidak berubah diakhir reaksi, tetapi
kadang-kadang berubah dan terlibat dalam reaksi yang lain. Enzim
yang terikat dengan kofaktornya disebut holoenzim.
2. Struktur Enzim
Beberapa reaksi kimia didalam tubuh mahluk hidup terjadi sangat
cepat. Hal ini terjadi karena adanya suatu zat yang membantu proses
tersebut. Bila zat ini tidak ada maka proses-proses tersebut akan terjadi
lambat atau tidak berlangsung sama sekali. Zat tersebut di kenal dengan
nama fermen/enzim.
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti
sesuatu dalam ragi. Menurut Mayrback (1952), enzim adalah senyawa
protein yang dapat mengatalisi reaksi-reaksi kimia dalam sel dan jaringan
mahluk hidup. Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa ENZIM
adalah biokatalisator, yang artinya senyawa organik berupa protein
bermolekul besar yang dapat mempercepat jalannya reaksi-reaksi
metabolisme tanpa mengalami perubahan struktur kimia.
Kebanyakan enzim yang terdapat didalam alat-alat atau organ-organ
organisme hidup berupa larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air
ludah, darah, cairan lambung dan cairan pangkreas.
Pembentukan enzim memerlukan bahan baku asam amino sehingga
pembentukannya akan mengalami hambatan jika sumber bahan baku ini
berkurang.
Beberapa enzim, seperti pepsin, tripsin dan kimotripsin yang hanya
terdiri atas satu rantai polipeptida disebut enzim monomerik. Enzim lain,
seperti heksokinase, laktat dehidrogenase, endase dan piruvat kinase yang
terdiri atas dua atau lebih rantai polipeptida disebut enzim oligomerik.
Seperti protein, enzim dapat mengalami denaturasi, misalnya akibat
pengaruh pemanasan, gelombang ultrasonik dan radiasi ultraviolet atau

14
pengaruh penambahan asam, basa dan pelarut organik tertentu. Denaturasi
ini menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau tidak dapat bekerja.
Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu
disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah
bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam
seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organik yang
mengandung logam.
Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut
haloenzim, tapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus
prostetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut
koenzim, yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim
adalah vitamin atau bagian vitamin (misal : vitamin B1,B2,B6, oniasindan
biotin).
Karena enzim itu suatu protein, konsekuensinya karakteristik biokimia
enzim sama seperti karakteristik protein, yang disintesis oleh sel
memerlukan DNA, bila rusak oleh lingkungan yang tidak mendukung
seperti akibat suhu dan pH enzim dapat menurunkan barier energi aktivasi,
sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada sel
hidup. Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi,
tapi jauh lebih lambat.

2.8 Sumber Enzim


Berbagai enzim yang digunakan sacara komersial berasal dari jaringan
tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang terseleksi. Enzim yang secara
tradisional diperoleh dari tumbuhan termasuk protease (papain, fisin, dan
bromelain), amilase, lipoksigenase, dan enzim khusus tertentu.dari jaringan
hewan, enzim yang terutama adalah tripsin, pankreas, lipase, dan enzim untuk
pembuatan mentega. Dari kedua sumber tumbuhan dan hewan tersebut
mungkin timbul banyak persoalan, yakni : untuk enzim yang berasal dari
tumbuhan antara lain variasi musim, konsentrasi rendah, dan biaya proses
yang tinggi. Sedangkan yang diperoleh dari hasil samping industri daging,

15
mungkin persediaan enzimnya terbatas dan ada persaingan dengan
pemanfaatan lain.
2.9 Manfaat Enzim
Manfaat enzim bagi tubuh yang perlu anda ketahui agar terhindar dari
bahaya adalah sebagai berikut :

1. Membantu metabolisme tubuh.


Metabolisme tubuh sangatlah penting dan enzim membantu untuk
melancarkan proses tersebut di dalam tubuh kita, terhambatnya
metabolisme tubuh dapat tentu tidaklah baik dan berbahaya bagi kesehatan
kita. Kurangnya enzim dapat menggangu penyerapan zat da protein pada
tubuh yang di dapatkan dari makanan yang kita konsumsi dan tentu akan
membuat berat tubuh kita menjadi lebih cepat bertambah karena
lambatnya proses yang dilakukan, tentunya akan menjadi berbahaya jika
dibiarkan begitu saja.

2. Membunuh dan mencegah bakteri dan virus


Selain membantu metabolisme tubuh ternyata enzim juga dapat
membunuh sel bakteri jahat yang berada dalam tubuh kita dan juga
mencegah bakteri jahat yang ingin masuk ke dalam tubuh, enzim dapat
menyaring dan menghancurkan dinding selnya. Enzim yang dapat
membunuh bakteri ini terdapat pada cairan mulut kita, air mata dan
keringat yang kita keluarkan, cairan cairan tersebut ternyata membantu
tubuh kita untuk mencegah bakteri dan kuman jahat untuk masuk ke dalam
tubuh kita.

3. Meningkatkan kesehatan tubuh

Enzim yang berada di dalam tubuh tepatnya di bagian hati, jantung


dan otot otot dalam tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan
virus dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Enzim tersebut juga
dapat meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh sehingga tidak

16
mudah terserang penyakit dan membuat operasi di dalam tubuh bergerak
lebih baik dan lancar.

4. Menyeimbangkan hormon.

Enzim metabolisme berperan dalam menguatkan fungsi sistem


endokrin. Secara tidak langsung, cara kerjanya ikut menyeimbangkan
hormon.
5. Membersihkan darah.

Beberapa jenis jamur, parasit, bakteri dan virus terdiri atas protein.
Jika protein dari jamur, parasit, bakteri atau virus tersebut dianggap
merugikan bagi tubuh, maka enzim protease (enzim yang bertugas
merombak protein) akan merusak serta membuangnya dari aliran darah.

6. Menstabilkan kadar lemak dalam darah.

Enzim lipase bertugas mencerna lemak, sehingga berperan dalam


menstabilkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Selain itu
lipase juga berfungsi membuang lemak yang tidak diperlukan oleh tubuh,
sehingga dapat mengurangi beben kerja empedu, liver dan pankreas.
Apabila lipase berfungsi optimal maka tubuh kita akan terhindar dari
obesitas dan berbagai penyakit yang menyertainya.

7. Menstabilkan emosi.

Enzim juga berperan dalam mengurai dan menyalurkan zat - zat


makanan berupa glukosa dan asam - asam amino ke neurotransmitter di
dalam otak. Kecukupan asupan zat makanan tersebut direspons oleh
hipotalamus, pusat kenikmatan di dalam otak. Jika hipotalamus menilai
asupannya cukup, maka ia akan memberikan sinyal bahwa asupan telah
cukup sehingga tubuh akan merasa nyaman dan emosi bisa distabilkan.

17
8. Menjaga kulit tetap awet muda.

Jumlah enzim yang cukup akan melancarkan proses regenerasi sel,


sehingga menunda proses pengerutan pada kulit. Enzim juga
meningkatkan suplai darah dan memberi nutrisi pada kulit, serta membuat
zat sampah yang dapat membuat kulit kusam atau berjerawat.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Enzim merupakan katalisator pada berbagai proses fisiologik.
2. Enzim yang mengatalisis reaksi yang melibatkan pemindahan gugus
isomerisasi, oksido-reduksi, atau sintesis ikatan kovalen memerlukan
substrat yang dikenal dengan koenzim.
3. Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang
dikatalisis, daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim terbagi atas suhu (temperatur),
derajat keasaman (pH), aktivator dan inhibitor, konsentrasi enzim, dan
konsentrasi substrat.
5. Proses kerja enzim terbagi atas 2 teori yaitu teori gembok anak kunci
(key-lock) dan teori cocok terinduksi (induced fit).
6. Penyusun utama suatu enzim adalah molekul protein yang disebut
apoenzim. Kofaktor adalah komponen nonprotein berupa ion atau
molekul. Berdasarkan ikatannya, kofaktor dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu gugus prostetik, ko-enzim, dan ion-ion anorganik.
7. Berbagai enzim yang digunakan berasal dari jaringan tumbuhan, hewan
dan mikroorganisme.
8. Manfaat enzim antara lain membantu metabolisme tubuh, membunuh dan
mencegah bakteri dan virus, meningkatkan kesehatan tubuh,
menyeimbangkan hormon, membersihkan darah, menstabilkan kadar
lemak dalam darah, menstabilkan emosi.
8.1 Saran
Dalam pembuatan makalah membutuhkan bahan yang cukup banyak
sehingga cukup sulit untuk memahami materi sebagai bahan makalah. Dan
dengan mempelajari makalah yang singkat ini diharapkan kita dapat
mengetahui apa itu enzim.

19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.budidayapertanian.com/2013/02/makalah-tentang-enzim.html
(diakses pada tanggal 12 september 2018)
https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/4654-
cara-kerja-enzim (diakses pada tanggal 14 september 2018)
http://www.produk-hwi.com/manfaat-enzim-bagi-tubuh/ (diakses pada
tanggal 14 september 2018)
http://azizahamdi.blogspot.com/2012/05/enzim.html (diakses pada tanggal
14 september 2018)
http://etheses.uin-malang.ac.id/2525/5/10620056_Bab_1.pdf (diakses pada
tanggal 14 september 2018)

20

Anda mungkin juga menyukai