Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROSES PEMISAHAN KIMIA DENGAN EKSTRAKSI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemisahan Kimia

Dosen Pengampu :

Dr. Hayuni Retno Widarti, M.Si.

Hanumi Oktiyani Rusdi, S.Pd., M.Si.

Oleh :

Kelompok 5 Offering I 2019

Silvia Febriana (190332622442)

Siti Nur Mufalla (190332622448)

Siti Shohibul W (190332622402)

Wildanna Rohma S (190332622504)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MARET 2021
A. Pendahuluan
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan menggunakan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainnya. Secara garis besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari
tiga langkah dasar yaitu :
1. Penambahan sejumlah massa pelarut untuk dikontakkan dengan sampel, biasanya
melalui proses difusi.
2. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut membentuk fase ekstrak.
3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel.

Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam. Bahan-bahan aktif seperti senyawa antimikroba dan antioksidan yang terdapat
pada tumbuhan pada umumnya diekstrak dengan pelarut. Pada proses ekstraksi dengan
pelarut, jumlah dan jenis senyawa yang masuk kedalam cairan pelarut sangat ditentukan oleh
jenis pelarut yang digunakan dan meliputi dua fase yaitu fase pembilasan dan fase ekstraksi.
Pada fase pembilasan, pelarut membilas komponen-komponen isi sel yang telah pecah pada
proses penghancuran sebelumnya. Pada fase ekstraksi, mula-mula terjadi pembengkakan
dinding sel dan pelonggaran kerangka selulosa dinding sel sehingga pori-pori dinding sel
menjadi melebar yang menyebabkan pelarut dapat dengan mudah masuk kedalam sel. Bahan
isi sel kemudian terlarut ke dalam pelarut sesuai dengan tingkat kelarutannya lalu berdifusi
keluar akibat adanya gaya yang ditimbulkan karena perbedaan konsentrasi bahan terlarut
yang terdapat di dalam dan di luar sel .
Ekstraksi secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu ekstraksi padat cair dan
ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, senyawa yang dipisahkan terdapat dalam
campuran yang berupa cairan, sedangkan ekstraksi padat-cair adalah suatu metode pemisahan
senyawa dari campuran yang berupa padatan.
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi
air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah
bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro.Seseorang
tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah.Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang
tidak saling bercampur seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform.Batasannya
adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase
pelarut.Teknik ini dapat digunakan untuk preparative dan pemurnian.Mula-mula metode ini
dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana,
cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logam yang bertindak sebagai tracer (pengotor) dan
ion-ion logam dalam jumlah makrogram.
B. Macam-Macam Sistem Ekstraksi
Suatu sifat dasar dari solut agar dapat terekstrak dari fasa air ke fasa organik adalah
solut tersebut harus menjadi tidak bermuatan. Penetralan muatan tersebut dengan mereduksi
gaya elektrostatik antara solut dengan air, yaitu dengan sedirinya akan mengurangi
kelarutannya dalam fasa air. Ada dua jenis senyawa solut antara lain:
1. Senyawa molekul netral,kovalen, misalnya: I2, GeCl4, C6H5COOH
2. Senyawa kompleks logam, tak bermuatan, misalnya: komplekss logam asetil aseton, 8-
hidroksikuinolin, ditizon, senyawa komplekss asosiasi ion.

1. Ekstraksi molekul netral, kovalen


Bila tidak ada reaksi yang bersaing, untuk ekstraksi jenis ini rumusan untuk efisien
ekstraksi sama seperti yang sudah dibicarakan diatas. Tetapi, bila ada reaksi-reaksi tertentu di
dalam sistem tersebut, maka harus dipertimbangkan pengaruh reaksi tersebut terhadap nilai D
nya. Adapun reaksi yang mungkin yang bila terjadi antara lain:
a. Reaksi dissosiasi
Contohnya pada ekstraksi asam karboksilat, dengan pola pemisahan:
CH3COOH Fasa organik
⇃↾
CH3COOH ⇄ CH3COO- + H+ Fasa air
Ka

Ka = konstanta ionisasi asam CH3COOH

b. Reaksi pembentukan kompleks


Contohnya pada ekstraksi Iodin dalam sistim pelarut air yang mengandung ion iodida
dan NaCl. Penambahan iodida pada sistem dapat menyebabkan pembentukan
kompleks:
I2 + I- ⇄ I3- Kf = [I3-]a/[I2]a[I-]a

Sehingga pola pemisahan dapat dituiskan:


I2 Fasa organik
⇃↾
I2 + I- ⇄ I3- Fasa air
Kf

Kf= konstanta pembentukan kompleks I3-

c. Reaksi assosiasi
Angka banding distribusi umunya akan semakin besar jika terjadi reaksi assosiasi di
dalam fasa organik. Misalnya asam karboksilat yang dapat membentuk dimer dalam
pelarut dengan kepolaran rendah, seperti benzena dan CCl4 dengan reaksi:
2. Ekstraksi ion logam
Salah satu penggunaan penting ekstraksi pelarut adalah ekstraksi ion logam untuk
dapat diekstraksi ion logam harus diubah menjadi molekul yang tidak bermuatan dam “mirip
senyawa organik”. Hal ini perlu dilakukan karena ion logam mempunyai kecenderungan
tidak larut dalam pelarut-pelarut organik atau pelarut non polar. Biasanya dalam
pengubahannya dapat dilakukan dengan dua cara :
a. kompleks assosiasi ion
Pembentukan kompleks assosiasi ion dapat dilakukan dengan cara penggabungan ion
logam ke dalam suatu molekul besar yang kemudian digabungkan dengan ion lainyang
muatannya berlawanan, sehingga membentuk suatu senyawa pasangan ion.
Pasangan ion ini dapat berupa antara lain:
1. pasangan ion, dimana ion logam terikat dalm suatu anion.
Reaksi pembentukannya secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
Mn+ + (n+a)X- MXa- n+a
MXa- n+a + aY+ (aY+, MXa- n+a)
Sebagai contohnya besi(III) secara kuantitadif dapat diekstrak dari medium asam
klorida ke dalam dietil eter. Mekanisme nya kurang bisa dimengerti, tetapi yang
jelas terjadi peristiwa dimana senyawa kompleks kloro besi(III) dikoordinasi oleh
atom oksigen dari pelarut. Dalam hal ini pelarut mendesak air terkoordinasi. Ion
yang terbentuk bergabung dengan molekul pelarut yang terkoordinasi dengan
proton.
2. pasangan ion dimana ion logam terikat dalam suatu kation
Reaksi pembentukannya secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
Mn+ + Bb MBbn+
MBbn+ + nX- [ MBbn+, nX-]
Contoh:
Cu2+ + o-fen Cu(o-fen)2+ *
o-fen = orto fenantrolin
Cu(o-fen)2+ + 2ClO4- [Cu (o-fen2+), 2ClO4-]
b. Kompleks Khelat
Reaksi pembentukkannya secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:

Mn++nR- ⇄ MRn
Keterangan:
Mn+: ion logam
R-: anion pembentuk kompleks khelat MRn.
Kebanyakan reagen pengkhelat (R) membentuk senyawa kompleks berwarna, dan ini
dapat dijadikan dasar untuk penentuan ion logam secara spektrofotometri. Kompleks
khelat sering sekali tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik seperti
kloroform, karbon tetra klorida, metilena klorida dll. pembentukan kompleks khelat
merupakan cara yang paling luas penggunaanya dalam ekstraksi ion logam.
c. Proses Ekstraksi
Umumnya pereaksi pengkhelat adalah asam-asam organik lemah yang terionisasi
dalam air. Pada pembentukan kompleks logam khelat terjadi reaksi pendesakan proton
dari asam oleh ion logam, dan muatan ion logam dinetralkan oleh muatan dari anion sisa
asam. Sebagai contoh reaksi pembentukan timbal (II) ditizonat dengan persamaan sebagai
berikut:
Pb/2
C6H5 N NH C6H5-N-NH
C = S + ½ Pb2+ C=S + H+
C6H5 N N C6H5-N=N
Hijau Merah
Proses ekstraksi dapat dianggap terdiri dari tahap reaksi kesetimbangan yang setiap
tahapnya mempunyai konstanta kesetimbangan sendiri-sendiri. Langkah reaksi
kesetimbangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama, pereaksi pengkhelat HR terdistribusi di antara fasa air dan fasa organik
2. Tahap kedua, pereaksi pengkhelat HR terionisasi dalam fasa air
3. Tahap ketiga, ion logam mengkelati anion pereaksi pengkhelat membentuk molekul
yang tidak bermuatan.
4. Akhirnya, senyawa kompleks logam khelat terdistribusi dalam fasa air dan fasa
organik
KDHR dan KDMRn adalah koefisien distribusi pereaksi pengkhelat dan senyawa
kompleks logam khelat. Ka dan Kf masing-masing adalah tetapan ioniasasi pereaksi
pengkhelat dan tetapan pembentukan kompleks logam khelat.
Gambar 5.3 Kesetimbangan yang teribat dalam pelarut kompleks logam khelat
Dengan menganggap: (1) bagian kompleks logam khelat yang terdistribusi ke dalam
fasa organik lebih besar dari pada terdistribusi dalam fasa air: (2) kompleks logam khelat
pada hakekatnya tidak terdisosiasi dalam fasa organik non polar, maka angka banding
distribusinya dapat dituliskan sebagai berikut:
[𝑀𝑅𝑛 ]𝑛
0
𝐷 = [𝑀𝑛+]𝑛 (pers.5.20)
𝑎

Penyelesaian rumus 5.20 dengan cara mensubstitusikan keempat rumus kesetimbangan


konsentrasi sebelumnya akan diperoleh rumus perhitungan D sebagai berikut.
𝐾𝐷𝑀𝑅 𝑛 𝐾𝑓 𝐾𝑎𝑛 [𝐻𝑅]𝑛 [𝐻𝑅]𝑛
𝐷= 𝑛 × [𝐻 + ]0𝑛 = 𝐾 [𝐻 +]0𝑛 (pers 5.21)
𝐾𝐷𝑀𝑅 𝑎 𝑎

Semakin stabil kompleks khelat ( harga Kf semakin besar), semakin besar pula
efisiensi ekstraksi dan prinsip ini digunakan sebagai dasar untuk pemisahan logam-logam.
Untuk logam-logam multivalen, (n>1) pelarut mungkin akan berpengaruh terhadap angka
banding distribusi. Hal ini terjadi karena logam-logam multivalen mempengaruhi
koefisien distribusi reagen maupun kompleks khelatnya dengan kata lain kelarutan
keduanya bervariasi terhadap pelarut. Perubahan relatif dalam kedua kelarutan umumnya
mirip, tetapi karena KDHR naik seiring besarnya n, maka suatu pelarut dimana pereaksi
lebih mudah larut didalamnya akan menghasilkan harga D yang lebih rendah.
d. Efisiensi Pemisahan Kompleks Logam Khelat
Efisiensi pemisahan terhadap dua logam pada pH dan konsentrasi reagen tertentu dapat
[𝐻𝑅]𝑛
0
diprediksi dari rumus 𝐷 = 𝐾 . Faktor pemisahan β, sama dengan perbandingan
[𝐻 + ]𝑛
𝑎
distribusi dari dua kompleks logam khelat yang terbentuk dari suatu reagen yang telah
ditentukan. Karena hanya Kf dan KD MRn yang berhubungan dengan logam, maka faktor
pemisahan dapat dituliskan rumusnya sebagai:
𝐷1 𝐾𝑓(1)𝐾𝐷 𝑀𝑅𝑛(1)
β = 𝐷2 = 𝐾𝑓(2)𝐾𝐷 𝑀𝑅𝑛(2)
Jadi menurut rumus diatas efisiensi pemisahan tergantung kepada harga relatif Kf dan
KD dari kompleks logam khelat. Suatu pendekatan lain untuk menaikkan keselektifan
ekstraksi ialah dengan penambahan pereaksi penopeng (masking agent). Pereaksi
penopeng merupakan pesaing reagen pengompleks yang bentuk kompleks bermuatannya
lebih stabil untuk logam-logam tertentu. Keselektifan suatu ekstraksi seringkali dapat
dikendalikan dengan pengaturan pH yang cermat.

C. Macam-Macam Teknik Ekstraksi


Proses ekstraksi dilakukan dengan memperhitungkan kemudahannya. Ekstraksi
bermacam-macam senyawa secara bersama-sama juga sering dilakukan tanpa berusaha
memisahkan komponen-komponen campuran tersebut. Beberapa teknik ekstraksi adalah
sebagai berikut.
1. Ekstraksi “Batch" (Ekstraksi Tunggal)
Ekstraksi tunggal dapat dilakukan jika hasil yang didapat dari sekali ekstraksi cukup
untuk mengambil sebagian besar zat terlarut dari fase air. Jika dalam sekali ekstraksi telah
didapat fraksi terekstraksi lebih dari 0,9, maka ekstraksi kedua dipertimbangkan untuk tidak
dilakukan mengingat daya dan waktu serta faktor ekonomis yang harus diperhitungkan untuk
mengambil 0,1 bagian dari zat terlarut yang masih tertinggal.
Biasanya metode ini dilakukan dengan mengocok zat terlarut dalam pelarut air dan
pelarut organik di dalam corong pemisah, kemudian fase organik dipisahkan dengan fase air.
Jika terdapat dua komponen yang hendak dipisahkan, maka faktor pemisahan harus
diperhitungkan. Untuk sistem yang baik, pasangan senyawa yang hendak dipisahkan harus
mempunyai faktor pemisahan besar sehingga pada ekstraksi tunggal didapat fraksi
terekstraksi yang jauh berbeda. Sistem dikatakan bagus kalau fraksi terekstraksi komponen
pertama di atas 0,99, di lain pihak fraksi terekstraksi komponen kedua di bawah 0,01. Dalam
hal ini pemisahan keduanya dapat dilakukan dengan ekstraksi tunggal.
Cara ekstraksi tunggal juga digunakan untuk mengambil sebagian besar senyawa-
senyawa dalam campuran dari matriks alami, misalnya dalam penelitian-penelitain bahan
alam. Campuran yang terambil akan digunakan dalam tujuan tertentu atau dilanjutkan dalam
proses pemisahan lebih lanjut.
2. Ekstraksi Berulang-ulang
Untuk meningkatkan persen terekstraksi, langkah ekstraksi berulang-ulang dapat
dilakukan. Ekstraksi berulang (successive extraction) dilakukan dengan cara membagi salah
satu pelarut (biasanya pelarut organiknya) menjadi beberapa bagian dan kemudian ekstraksi
dilakukan berurutan dengan cara yang sama. Jumlah pelarut yang digunakan pada akhirnya
sama.
Contoh yang sering digunakan dalam buku teks adalah pengambilan asam butirat dari
larutan air dengan menggunakan pelarut organik eter. Jika sampel berjumlah 4 gram asam
butirat hendak diekstrak dari 500 ml air dengan 500 ml eter dan harga koefisien distribusi
(25°C) sistem ini= 3, maka dapat dibandingkan cara ekstraksi tunggal dan ekstraksi berulang-
ulang.
Jika ekstraksi dilakukan sekaligus, maka:
(4−𝑥)/0,5
KD= Cet/Cair= 3 = 𝑥/0,5

maka didapat x=1, sehingga 3 gram asam butirat berhasil diekstrak dari air oleh eter, namun 1
gram asam butirat tertinggal di pelarut air.
Jika ekstraksi dilakukan dua kali dengan menggunakan 2x250 mL eter maka didapat:
(4−𝑥1)/0,25
KD= Cet/Cair= 3 = 𝑥1/0,5

Pada ekstraksi pertama didapat 2,4 gram dari lapisan eter. Sisa asam butirat dari air
sebanyak 1,6 gr diambil dengan sisa eter yang volumenya 250 mL, sehingga didapat:
(1,6−𝑥2)/0,25
KD= Cet/Cair= 3 = 𝑥2/0,5

Setelah ekstraksi kedua ini, sebanyak 0,96 gr asam butirat dapat diambil lagi dan
menyisakan 0,64 gr di lapisan air. Jumlah total asam butirat yang terekstrak adalah 2,4 +
0,96=3,36 gr dapat diekstrak. Sudah terjadi peningkatan fraksi terekstraksi.
Jika ekstraksi dilakukan tiga kali dengan porsi eter dibagi menjadi 5x100 mL, dan
ekstraksi dengan cara yang sama dilakukan lima kali berturut-turut, maka jumlah asam butirat
yang dapat diekstrak setelah ekstraksi ulangan kelima adalah 3,77 gr. Ini merupakan jumlah
yang jauh lebih efektif dibandingkan dengan ekstraksi tunggal dengan pelarut banyak.
Untuk memudahkan perhitungan massa zat terlarut/solut awal dapatd ilambangkan
dengan W0 gr dan berada dalam VA mL solvent A, diekstrak dengan VB mL solvent B. Jika
konstanta distribusi adalah KD= CB/CA dan W0 = WA +WB serta WA = CAVA dan WB = CBVB
maka setelah kesetimbangan fraksi pertama akan didapat fraksi solut di dalam pelarut A
adalah
𝑤𝐴,1 𝐶𝐴,1 𝑉𝐴 𝑉𝐴 𝑉𝐴
= = 𝐶 =
𝑤0 𝐶𝐴,1 𝑉𝐴 + 𝐶𝐵,1 𝑉𝐵 𝑉𝐴 + 𝐶𝐵,1 𝑉𝐵 𝑉𝐴 + 𝐾𝐷 𝑉𝐵
𝐴,1

𝑉𝐴
Atau 𝑤𝐴,1 = 𝑤0 (𝑉 )
𝐴 𝐾𝐷 𝑉𝐵

Setelah kesetimbangan pada ekstraksi kedua tercapai maka didapat massa solut di pelarut
𝑉𝐴 𝑉𝐴
𝑤𝐴,2 = 𝑤𝐴,1 (𝑉 )= 𝑤0 (𝑉 )2
𝐴 𝐾𝐷 𝑉𝐵 𝐴 𝐾𝐷 𝑉𝐵

Dengan demikian setelah n kali ekstraksi akan didapatkan:


𝑉𝐴
𝑤𝐴,𝑛 = 𝑤0 (𝑉 )2 (persamaan 6.9)
𝐴 𝐾𝐷 𝑉𝐵
dimana WA,n /W0 adalah fraksi dari solut yang tertinggal di lapisan pelarut A setelah n kali
ekstraksi. Namun jumlah pelarut B dalam n kali ekstraksi adalah sama. Jika harga n naik
maka WA,n akan menurun dan demikian pula WA,n /W0. Grafik penurunan fraksi zat terlarut ini
dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2 Grafik penurunan jumlah sisa zat terlarut ssetelah ekstraksi berulang sebanyak n kali

Penurunan akan terjadi terus-menerus namun perlu diingat bahwa penurunan tidak akan
mencapai harga nol. Karena ada konstanta distribusi maka tidak mungkinu ntuk mendapatkan
hasil ekstraksi 100%. Dalam banyak sistem, ekstraksi tidak akan berguna lagi setelah harga n
mencapai 5 karena selanjutnya hanya memboroskan pelarut juga waktu dan tenaga.
3. Ekstraksi Kontinu
Ekstraksi kontinu sangat penting dalam pemisahan kimia karena cara ini memungkinkan
penghematan pelarut dan waktu. Cara ini dipilih jika harga angka banding distribusi kecil
sehingga melakukan ekstraksi berulang-ulang juga tidak menaikkan fraksi terekstraksi
dengan cepat. Prinsip ini mengandalkan aliran terus- menerus dari pelarut untuk mengambil
zat terlarut dengan cara mirip distilasi. Pelarut sudah membawa zat terlarut akan diuapkan
lagi dan setelah terkondensasi akan kembali melakukan ekstraksi sebagai pelarut baru.
Ekstraksi kontinu dimungkinkan dengan desain perangkat ekstraksi yang membuat
pelarut yang menguap dan mengembun digunakan lagi untuk proses kedua dan seterusnya.
Alat ekstraksi kontinu yang paling sering digunakan adalah yang peranti soxhlet terbuat dari
gelas (Gambar 6.3) dan digunakan untuk mengambil yang senyawa baik murni atau dalam
campuran secara efisien.

Gambar 6.3 peralatan ektraksi kontinu untuk pelarut organik yang lebih ringan (kiri) dan pelarut organik
yang lebih berat (kanan).
Pada rancangan pertama dimana pelarut organik mempunyai kerapatan lebih rendah dari
air, solut berada di pelarut air (bawah) dan diekstraksi secara kontinu oleh pelarut organik.
Tabung besar berisi kedua pelarut dilengkapi dengan leher yang menghubungkan dengan
labu pelarut yang secara kontinu dipanaskan, di tengah tabung besar ada corong yang
mempunyai pipa ke bawah yang akan menampung hasil kondensasi pelarut yang menguap
dan diturunkan ke dasar tabung besar untuk dilepaskan di sana. Pada saat pelarut yang
terkondensasi keluar di dasar tabung, butiran-butiran pelarut akan naik ke atas sambil
melarutkan solut (mengekstraksi solut) dan kemudian bergabung dengan kumpulannya.
Lapisan pelarut ini akan naik dan jika volumenya sudah cukup akan berpindah secara
otomatis ke labu distilasi melalui leher labu. Peristiwa ini disebut satu sirkulasi dalam proses
ekstraksi yang analog dengan ekstraksi berulang satu kali.
Karena labu distilasi dipanaskan secara kontinu maka pelarut organik dalam labu distilasi
akan menguap kembali dan meninggalkan zat terlarut dalam labu. Uap pelarut baru ini akan
mengembun di pendingin yang dialiri air dingin untuk mempercepat kondensasi. Uap yang
mengembun ini akan jatuh ke corong yang berada di tengah labu besar dan turun sampai ke
dasar tabung serta dikeluarkan kembali. Pelarut ini akan naik kembali karena kerapatannya
yang lebih kecil daripada air sambil melakukan ekstraksi solut dan akhirnya bergabung
dengan kumpulan pelarut organik di lapisan atas. Lapisan pelarut organik akan naik sedikit
demi sedikit sampai turun kembali ke labu distilasi melalui leher labu dan terjadilah dua kali
sirkulasi. Demikian seterusnya sampai sirkulasi-sirkulasi berikutnya
Adapun konsentrasi solut dalam labu distilasi akan semakin meningkat seiring dengan
jumlah sirkulasinya. Proses ini sangat efektif dan hemat karena menggunakan pelarut yang
sama terus-menerus. Jika proses ekstraksi dihentikan, campuran dalam labu distilasi
dimurnikan dengan menguapkan pelarutnya, biasanya dengan bantuan rotary evaporator,
sebuah metode mengurangi pelarut dalam labu distilasi dengan memanaskan labu sambil
memutarnya agar penguapan berlangsung secara merata.
Jika lapisan organik berada di bagian bawah (gambar kanan) untuk pelarut organik
dengan kerapatan lebih tinggi, hal yang serupa juga terjadi. Pelarut organik di labu distilasi
akan menguap karena dipanaskan dan mengembun setelah bertemu dengan kondensor dan
jatuh ke air lalu tenggelam sambil mengekstraksi solut dari lapisan air. Dengan demikian
pelarut organik di bawah yang dihubungkan dengan akan pipa ke labu distilasi akan semakin
banyak dan pada suatu saat semuanya berpindah ke labu distilasi. Dengan demikian satu
sirkulasi telah terjadi. Proses berikutnya akan terjadi secara otomatis dan ekstraksi akan
berlangsung secara kontinu.
Dalam ekstraksi modern, model ekstraksi kontinu dikembangkan menjadi peranti soxhlet
seperti dapat dilihat pada Gambar 6.4.
Gambar 6.4 Peranti soxhlet untuk ekstraksi kontinu.

Modifikasi dibuat pada badan peranti soxhlet ini memungkinkan untuk ekstraksi cair
padat dan ekstraksi senyawa dari matriks padat. Pada tabung utama ditempatkan kantong
berisi sampel yang berisi senyawa-senyawa yang akan diambil. Sampel biasanya padatan atau
serbuk ditempatkan dalam kantung yang berpori sehingga pelarut bisa keluar masuk dengan
bebas membawa senyawa-senyawa yang diekstrak. Kantung ini akan terendam oleh pelarut
yang terkondensasi setelah diuapkan dari labu distilasi di bawah labu utama. Rendaman
pelarut yang berlangsung cukup lama, sampai jumlah pelarut cukup untuk diturunkan
kembali ke labu distilasi melalui pipa di pinggir tabung utama, akan mengekstraksi senyawa-
senyawa dalam kantung secara baik. Hasil ekstraksi akan dibawa ke labu distilasi dan
mengalami penguapan lagi. Jumlah sirkulasi dihitung dari jumlah turunnya pelarut membawa
zat terlarut ke labu distilasi. Peranti soxhlet sering digunakan untuk ekstraksi bahan alam dan
hasil ekstraksi masih berupa campuran senyawa-senyawa yang ada dan larut dalam pelarut
yang telah dipilih. Pemisahan lebih lanjut dapat dilakukan kemudian.

D. Metode "Counter Current" Craig


Metode pemisahan Craig ini sangat berguna untuk memisahkan campuran dari senyawa-
senyawa yang sangat mirip dengan harga angka banding distribusi yang tidak terlalu berbeda
sehingga secara fisik sangat sulit untuk melakukan pemisahan. Metode ini disebut juga
"counter current Craig" dengan banyak tabung Craig di manaoutlet tabung satu merupakan
inlet corong lain. Adapun tabung Craig sendiri terdiri dari bangunan tiga dimensi seperti pada
Gambar 6.5 di mana tempat A adalah inlet pada tabung B yang miring dan berisi dua buah
pelarut yang tidak bercampur (pelarut organik dan pelarut air). Pada proses ekstraksi
diberikan banyak tabung(±100 buah) tergantung pada tujuan pemisahan.

Gambar 6.5 Peranti ekstraksi "counter current" menurut Craig


Pelarut yang lebih berat diisikan ke tempat B melalui inlet A ½ penuh dalam tiap tabung
Craig. Solut dalam pelarut lebih ringan dimasukkan ke tempat B dalam aparatus Craig
pertama. Tabung pertama ini dikocok seputar titik P (lihat gambar) dengan sudut sebesar 35°
bolak-balik sampai keadaan setimbang tercapai dan terbentuk 2 lapisan kembali dengan zat
terlarut yang sudah terbagi antara keduanya menurut harga konstanta distribusinya.
Jika tabung diputar 90° searah jarum jam, pelarut yang lebih ringan mengalir melalui
sambungan C menuju tempat D sedangkan pelarut yang lebih berat akan terjebak di B
(gambar kanan). Jika tabung diputar kembali 90° maka pelarut ringan mengalir melalui E
menuju inlet A di tabung Craig berikutnya. Proses ini dinamakan satu kali transfer, yang
analog dengan satu kali sirkulasi pada ekstraksi kontinu.Dengan cara ini pemindahan solut
akan terjadi. Jika ada beberapa senyawa yangakan dipisahkan, maka setelah ratusan tabung
Craig bergerak bersama, diperoleh pemisahan sangat efektif.
Jika sekarang diumpamakan sampel hanya mengandung satu zat terlarut, dengan harga
konstanta distribusi KD=1 dan jumlah volume kedua pelarut sama Vm=Vs maka distribusi
solut dalam proses Craig jika pada tiap tabung dapat diperhitungkan dan hasilnya tampak
pada Gambar 6.6. Perlu diingat bahwa harga KD=1 ini berarti solut akan terbagi sama persis
dalam pelarut lapis atas maupun bawah, di tabung kedua baik di lapisan atas maupun bawah
terjadi pembagian dalam porsi sama persis, ditabung ketiga demikian pula, dan seterusnya.
Pembagian yang sama persis ini akan memudahkan perhitungan. Seandainya solut yang ada
mempunyai harga KD tidak=1 maka hasil perhitungan akan jauh berbeda.

Gambar 6.6 Distribusi solut (K,= 1) pada dua pelarut dalam tabung Craig

Jika diperhitungkan jumlah fraksi solut yang ada dalam tiap tabung seperti pada Tabel
6.2, maka terdapat keteraturan yang menarik untuk keberadaan solut yang mempunyai harga
konstanta distribusi =1 ini. Jika sebelum dilakukan transfer jumlah solut adalah =1 di tabung
pertama, setelah transfer pertama maka jumlah di tabung pertama sama persis karena harga
konstanta distribusi adalah 1. Dengan demikian pada transfer selanjutnya jumlah solut di
masing-masing tabung dapat terlihat pergeserannya. Hal ini merupakan contoh untuk
pemisahan satu jenis senyawa solut dari satu pelarut ke pelarut lainnya. Jika terdapat dua atau
lebih zat terlarut maka perhitungan akan lebih rumit karena kedua solut tersebut mempunyai
harga konstanta distribusi yang pasti berbeda satu sama lain dalam sistem yang sama.
Perlahan-lahan masing-masing komponen akan bergeser dan saling menjauh satu sama lain,
dan hal itu terjadi menurut konstanta distribusi masing-masing. Pemisahan cara ini memang
bukan cara yang mudah dan tidak praktis sama sekali, namun untuk senyawa-senyawa
dengan konstanta distribusi yang sangat mirip cara ini merupakan alternatif yang harus
ditempuh.

Nomor Tabung
Jumlah 0 1 2 3 4 5 6 7
Transfer
0 1
1 1 1
2 1 2 1
3 1 3 3 1
4 1 4 6 4 1
5 1 5 10 10 5 1
6 1 6 15 20 15 6 1
7 1 7 21 35 35 21 7 1
Tabel 6.2 Pergeseran solut dalam tabung-tabung Craig setelah tujuh kali transfer.

Jika p adalah fraksi total solut dalam fase S dan q adalah fraksi total dalam faseM di
tabung yang sama, n adalah jumlah transfer, maka angka dari tiap baris adalah ekspansi
binomial (p+q)"
𝑛(𝑛−1) n-2 2 𝑛(𝑛−1)(n−1) -32 3
(p+q)n = pn + npn-1q + p q + p q + ...... + qn .(pers 6.10)
2! 3!

𝐶𝑠 (𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑑𝑖𝑎𝑚)
Jika koefisien distribusi adalah KD = 𝐶 maka:
𝑀 (𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘)

𝐶 𝑉
𝑠 𝑠 𝐾𝐷 𝑉𝑠 𝐶 𝑉 𝑉𝑀
p = 𝐶 𝑉 +𝐶 = dan q = 𝐶 𝑉 𝑀 𝑀
=
𝑠 𝑠 𝑉
𝑀 𝑀 𝐾𝐷 𝑉𝑠 +𝑉𝑀 +𝐶 𝑉
𝑠 𝑠 𝑀 𝑀 𝐾𝐷 𝑉𝑠 +𝑉𝑀

maka dengan demikian dapat dituliskan


𝐾𝐷 𝑉𝑠 𝑉𝑀
(p + q)n = (𝐾 =𝐾 )(pers 6.11)
𝐷 𝑉𝑆 +𝑉𝑀 𝐷 𝑉𝑠 +𝑉𝑀

Jika diperhatikan notasi fase adalah S dan M (mewakili stationary dan mobile phase)
yang merupakan terminologi dalam proses pemisahan dengan kromatografi, hal ini
dikarenakan aplikasi utama dari metode counter current ini adalah kromatografi. Kolom
kromatografi pada saatnya dapat dianalogikan pada tabung-tabungekstraksi Craig yang
menggeser konsentrasi solut tergantung pada harga konstanta distribusinya dan akhirnya
senyawa-senyawa campuran yang ada dapat mengalami pergeseran dalam waktu yang
berbeda-beda.
Contoh di atas berlaku jika solut hanya satu dan digeser keberadaannya dalam proses
Craig. Jika ada dua solut atau dua senyawa, maka pasti harga konstanta distribusi tidak akan
sama dan dengan demikian mengalami pergeseran dengan kecepatan yang berbeda. Pada
Gambar 6.7 diberikan grafik pemisahan komponen A (Ka=0,5) dan B (Kb=1,0) yang hendak
dipisahkan dengan cara Craig. Konsentrasi A akan bergeser lebih cepat daripada konsentrasi
B namun untuk dilakukan. Pada memisahkannya masih bergantung pada jumlah transfer
gambar atas tampak pola puncak kedua solut setelah delapan kali transfer.Tampak bahwa
konsentrasi A tertinggi ada pada tabung ke-5 dan 6 sedangkan B pada tabung ke-4. Grafik
menunjukkan bahwa A dan B belum terpisah dengan baik walaupun sudah menunjukkan dua
buah puncak. Setelah 200 kali transfer maka konsentrasi solut A sudah berada jauh dari
tabung yang mengandung yang B dalam jumlah maksimum (tabung ke-100). Setelah 200 kali
transfer terlihat dengan jelas bahwa solut A dan B telah terpisah dengan sangat baik. Semua
perhitungan ini menggunakan volume kedua jenis pelarut sama persis, Vm=Vs.

Gambar 6.7keterpisahan dua buah solut A (Ka=0,5) dan B (Kb=1,0) setelah 8 dan 200 kali transfer

Ekstraksi "counter current" Craig sangat ideal jika senyawa-senyawa yang dipisahkan
mempunyai harga mirip sehingga susah dilakukan cara biasa. Metode ini juga digunakan
untuk menjelaskan proses terjadinya pemisahan dalam kolom kromatografi di mana
perpindahan massa solut terjadi sedikit demi sedikit sampai akhirnya dicapai pemisahan
sempurna. Saat ini pemisahan dengan tabung Craig jarang dilakukan karena alasan
kepraktisan.

Anda mungkin juga menyukai