PENDAHULUAN
1.1. Maksud
mereaksikannya.
b. Menambah dan membantu pemahaman mahasiswa pada mata kuliah Kimia
1.2. Tujuan
Kima Analitik.
Menguji sejauh mana pemahaman mahasiswa atas materi yang telah
Analitik.
Mengajari mahasiswa tentang bagaimana cara dalam menggunakan alat
dan bahan dalam Laboratorium Kimia Analitik dengan baik dan ben
1
BAB II
ANALISA KUALITATIF
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan,
pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis dapat berupa zat
padat non-logam.
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah :
a. asam klorida,
b. hidrogen sulfida,
d. amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
2
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:
encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini
3
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
terkondensasi
sama.Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
danreaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah
untukzat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk
4
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL
yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala
oksidasi .
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas
nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala
3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat
dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang
kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
5
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk
ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.
Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus kajiannya adalah
unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kualitatif sampel
Larutan adalah suatu sistem homogen yang terdiri dari dua komponen atau
lebih tetapi yang hanya berada dalam suatu fasa; dan dapat diperoleh apabila suatu zat
dilarutkan dalam air atau cairan lain. Zat yang dilarutkan disebut “zat terlarut” (atau
solute), sedang air atau cairan lain dimana zat terlarut tersebut larut disebut “zat
6
Elektrolit dan NonElektrolit
Menurut sifat larutannya, suatu zat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Zat Elektrolit.
b. Zat NonElektrolit.
arus listrik, maka zat tersebut disebut “zat elektrolit”, misalnya : asam – asam, basa –
basa, dan garam – garam anorganik; sedangkan suatu zat yang apabila dilarutkan
tidak dapat menghantarkan arus listrik, maka zat tersebut disebut “zat nonelektrolit”;
biasanya adalah zat – zat organic misalnya: Glukosa, Sukrosa, Ethil – Alkohol,
Dalam larutan, suatu zat elektrolit terurai menjadi bagian – bagian bermuatan
listrik yang disebut “ion”. Apabila ion tersebut bermuatan listrik positif, disebut
“kation”, sedang apabila bermuatan listrik negatif disebut “anion”. Adapun proses
peruraian suatu zat eletrolit menjadi ion – ion disebut proses “dissosiasi elektrolit atau
Air murni, biasanya hanya dapat menghantarkan arus listrik yang sangat
lemah, sehingga disebut sebagai penghantar listrik yang lemah; tetapi apabila ke
dalam air tersebut dilarutkan asam – asam, basa – basa ataupun garam – garam
7
anorganik, maka larutan yang terjadi dapat berfungsi sebagai penghantar listrik yang
Apabila misalnya listrik dari suatu batteray dialirkan ke dalam suatu larutan
hidrogen klorida (HCl) seperti yang terlihat pada gambar I.1 maka hidrogen klorida
tersebut akan terionisasi menjadi Hidrogen dan Klor. Hidrogen terbebaskan pada
elektroda negatif atau katoda, yaitu elektroda dimana aliran arus meninggalkan
larutan, sedang Klor terbebaskan pada elektroda positif atau anoda, yaitu elektroda
dimana aliran arus masuk ke dalam larutan. Jadi dalam larutan ion yang bermuatan
positif menuju ke katoda, sedang ion yang bermuatan negatif menuju ke anoda.
Jadi endapan AgCl terbentuk karena terjadinya penggabungan antara ion Ag+
dengan ion Cl- yang terdapat dalam larutan; dan reaksi antara kedua jenis ion tersebut
tidak saling bergantung dari ion – ion lain dari masing – masing garamnya.
larutan AgNO3, maka di dalam larutan tidak akan terjadi endapan putih dari AgCl, hal
8
ini disebabkan karena dalam larutan garam KClO3 terionisasinya menjadi ion K+ dan
ion ClO3 -; jadi tidak menghasilkan ion Cl-. Demikian juga apabila garam AgNO3
dilarutkan dalam etil alcohol (C2H5OH), larutan ini tidak akan menghasilkan endapan
AgCl dengan Kloro benzan (C6H5Cl) atau karbon tetraklorida (CCl4) dalam larutan
alkoholik; meskipun tidak demikian dengan larutan NaCl. Hal ini disebabkan karena
garam NaCl dalam larutan alkoholik masih terionisasi meskipun sangat sedikit
sedang baik C6H5Cl maupun CCl4 tidak terionisasi sehingga tidak menghasilkan ion
Cl-.
Asam adalah suatu zat yang apabila dilarukan dalam air akan terionisasi
menghasilkan ion Hidrogen (H+) yang merupakan satu – satunya ion positif dalam
larutan,
misalnya :
Oleh karena larutan bersifat netral, maka jumlah muatan positif harus sama
dengan jumlah muatan negatif, dan banyak muatan masing – masing ion adalah sama
9
Pada proses ionisasi tersebut di atas, untuk larutan garam NaCl menghasilkan
dua buah ion yaitu ion Na+ dan ion Cl- ;sehingga besarnya penurunan titik beku
larutan menjadi kira – kira dua kali besarnya penurunan titik beku larutan yang
disebabkan oleh suatu zat nonelektrolit. Sedang untuk garam – garam CaCl 2 dan
Na2SO4, dalam larutan menghasilkan masing – masing tiga buah ion, yaitu ion Ca +
dan dua ion Cl-, serta dua ion Na+ dan SO4 2-
; sehingga garam – garam ini akan
mengakibatkan penurunan titik beku larutan yang besarnya kira – kira tiga kali.
dapatlah ditentukan besarnya derajat ionisasi dari zat elektrolit tersebut yang
dilarutkan.
Sebagian besar reaksi – reaksi yang terjadi pada analisa kualitatif cara basa,
adalah reaksi – reaksi ion. Dari percobaan – percobaan ternyata bahwa beberapa
senyawa logam klorida yang larut dalam air akan menghasilkan endapan putih perak
klorida (AgCl) apabila ke dalam larutan ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO 3)
hal ini disebabkan karena dalam larutan semua klorida akan terurai menjadi ion Cl -
yang kemudian akan bereaksi dengan ion Ag+ yang berasal dari larutan AgNO3.
Demikian juga semua garam perak yang larut dalam air, akan menghasilkan endapan
HCl H+ + Cl-
10
HNO3 H+ + NO3–
Tapi ternyata ion H+ (atau proton) tersebut dalam larutan tidak terdapat dalam
keadaan bebas, melainkan setiap proton akan bergabung dengan satu molekul air
melalui ikatan kovalen koordinat menjadi ion Hidroxonium atau Hidronium (H 3O+),
sehingga proses ionisasi HCl dan HNO3 di atas dalam larutan lebih tepat dinyatakan
sebagai berikut :
Jadi dengan demikian dapat dikatan bahwa ionisasi adalah proses pembebasan
ion H+ atau proton untuk bergabung dengan air membentuk ion Hidroxonium.
Baik asam klorida maupun asam nitrat pada persamaan tersebut di atas dalam
larutan terionisasi hamper sempurna, hal ini dapat ditentukan secara cepat dengan
11
anion bisulfat : HSO4- ; anion bikarbonat : HCO3- ;
NH4+ NH2 + H+
H3O + H2O + H+
{ Al(H2O)6}3+ { Al (H2O)5(OH)} ++ + H+
elektrolit biner yang sukar larut, yaitu yang kelarutannya lebih kecil dari 10 -3 mol
perliter, maka pada suhu tetap hasil kali konsentrasi – konsentrasi ion – ionnya adalah
12
tetap. Hasil kali konsentrasi tersebut dinamakan hasil kali kelarutan (atau selubilitity
AB A + + B-
Ksp = [ A+ ] x [ B- ]
Pada tahun 1889, Nernst menyatakan prinsip hasil kali kelarutan sebagai
berikut : Dalam laturan jenuh suatu elektrolit sukar larut, pada suhu tetap maka hasil
kali konsentrasi suatu ion dapat diubah dengan penambahan elektrolit lain yang dapat
menghasilkan ion yang sejenis dengan zat padatnya, tetapi hasil kali kelarutannya
pada peristiwa pengendapan dalam larutan yang merupakan operasi prinsip pada
13
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan
parameter yang penting adalah temperatur, sifat pelarut, adanya ion-ion pengotor,
yang baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan dilakukan penyaringan
pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua zat. Kelarutan endapan
dalam air berkurang jika lanitan tersebut mengandung satu dari ion-ion penyusun
endapan, sebab pembatasan K s.p (konstanta hasil kali kelarutan). Baik kation atau
endapan garam bertambah. Pada analisis kuantitatif, ion sejenis ini digunakan
garam-garam yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek garam
netral atau efek aktivitas. Semakin kecil koefesien aktivitas dari dua buah ion,
semakin besar hasil kali konsentrasi molar ion-ion yang dihasilkan. Kelarutan
garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan. Jika garam dari asam lemah
14
dilarutkan dalam air, akan menghasilkan perubahan (H). Kation dari spesies garam
Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain
membentuk kompleks yang larut dengan ion pengendap itu sendiri. Mula-mula
reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir dapat dideteksi.
Hal yang penting juga adalah hasil kali kelarutan (KSP) harus cukup kecil
utama pemakaian cara ini disebabkan sedikit sekali indikator yang sesuai. Semua
jenis reaksi diklasifikasi berdasarkan tipe indikator yang digunakan untuk melihat
15
2.1. Analisa Anion
kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel pada percobaan terdahulu yaitu
Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara
untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut
dikarenakan asam sulfat yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah
keluar dari senyawanya. Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat
akan keluar dan terurai menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam
Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan pelarut
yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam
sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida. Untuk
mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation. Anion dapat
peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya
dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini. (Vogel,
1985)
16
Proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses yang melibatkan
identifikasi produk-produk yang mudah menguap, dan (B) proses yang bergantung
Pada dasarnya konsep dasar analisis kimia dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
Ada dua aspek pentig dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat peguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
17
Walaupu analisis kualitatif sudah banyak ditinggalkan, namun analisis
kualitatif ini merupakan alikasi prinsip-prinsip umum dan konsep-kosep dasar yang
apa yang ada dalam sample tertentu, seringkali diperlukan informasi tgambahan
Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain
lagi, semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
18
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang digunakan
untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena
Reaksi Anion
19
SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 ↓ putih + 2 CH3COO-
20
2.1.2. Bahan dan Alat Percobaan
21
2.1.3. Cara Kerja
nitrat.
Anion Iodida ( I- )
22
ujilah endapan tersebut dengan larutan natrium tiosulfat ( Na 2
S2O3 ) dan yang satu nya tambah larutan amonia amati endapan
endapan
endapan.
b. pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi satu larutan perak
c. pada tabung yang satu nya berikan larutan FeCl3 maka akan
23
Anion Karbonat ( CO32-) dan Anion Tiosulfat (S2O32-)
Masukan larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua
kedalam dua tabung reaksi , dan masing-masing tambahkan pereaksi berikut ini
berlebih
b. Pada larutan kedua , untuk tabung reaksi satu , tambahkan asam sulfat
encer maka akan terbentuk gas yang berbau merangsang, H2S dan
endapan belerang S.
c. Pada tabung reaksi dua , tambahkan larutan perak nitrat, akan
24
Anion Sulfat (SO42-)
dari timbal sulfat, endapan ini larut dalam asam sulfat pekat dan
ammonium asetat
a) Berikan larutan perak nitrat, maka terjadi endapan putih dari perak
25
26
27
28
29
30
2.1.5.
31
2.2. Analisa Kation
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan,
pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis dapat berupa zat
padat non-logam.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:
encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun
netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
32
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini
uji kation. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat
dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam
percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga larutan
kation tersebut.
dalam larutan sampel yang telah disediakan adalah HCl, H 2SO4, KSCN, KI,
NaOH, K4Fe(CN)6 dan HgCl2. semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat
33
Ada dua aspek pentig dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat peguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan
sama.Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
34
2.2.2. Alat dan Bahan percobaan
35
Analisa Kation NH4+
Perak (Ag+)
Kupri (Cu2+)
Digunakan larutan CuSO4.
36
a. NaOH,maka akan terjadi endapan biru dari Cu(OH)2,jika
dipanaskan terbentuk CuO yang berwarna hitam.
Aluminium (AI3+)
Ferri (Fe3+)
37
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi,kemudian
adalah (HCL,H2SO4,CH3COOH).
rhonanida
Mangano ( Mn2+)
berwarna cokelat.
b. Larutan NH4OH , maka dalm keadaan netral akan terbentuk
endapan Mn(OH)2
c. Larutan Na2CO3 , maka terjadi endapan putih dari MnCO3 jika
38
Nikel(NI2+)
Digunakan larutan NiSO4
Barium (Ba2+)
putih,berbentuk koloid.
Magnesium (Mg2+)
39
Masukan larutan tersebut kedalam sebuah tabung reaksi dan tambahkan
Amonium(NH4+)
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
BAB III
ANALISA KUANTITATIF
kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh
50
Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2
(Khopkar, 2002).
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik
melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun
sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk
melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral.
(Basset, 1994).
adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal
menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan,
(Khopkar, 2002).
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah
ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua
51
nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang
mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-
dua atom nitrogen - penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul.
sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif.
Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan
sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY-. Ternyata bila
beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan
menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.
(Harjadi, 1993).
Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg, Ca,
Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri
mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja
(Khopkar, 2002).
52
Satu-satunya ligan yang lazim dipakai pada masa lalu dalam pemeriksaan
kimia adala ion sianida, CN-, karena sifatnya yang dapat membentuk kompleks yang
mantap dengan ion perak dan ion nikel. Dengan ion perak, ion sianida membentuk
adalah bahwa ion ini membentuk kompleks secara bertahap dengan ion logam
(Rival, 1995).
sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam
dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna
harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah
berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu
itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak, karena disosiasi, tak akan
diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks-indikator logam itu harus
kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir,
logam-EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara indikator bebas
harus sangat peka terhadap ion logam (yaitu, terhadap pM) sehingga perubahan
53
warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Terakhir, penentuan Ca dan Mg
dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator
eriochrome black T. Pada pH tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA
(Basset, 1994).
Kesulitan yang timbul dari kompleks yang lebih rendah dapat dihindari
mengandung baik oksigen maupun nitrogen secara umum efektif dalam membentuk
adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan murni, sehingga EDTA
(Harjadi, 1993).
Kestabilan dari senyawa kompleks yang terbentuk tergantung dari sifat kation dan pH
dari larutan, oleh karena itu titrasi dilakukan pada pH tertentu. Pada larutan yang
Penetapan titik akhir titrasi digunakan indikator logam, yaitu indikator yang
dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks antara
54
indikator dan ion logam harus lebih lemah dari pada ikatan kompleks antara larutan
titer dan ion logam. Larutan indikator bebas mempunyai warna yang berbeda dengan
kompleksometri adalah:
d. Hitam eriokrom
Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada pH 8
-10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Pada pH 5
senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati, demikian
juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH 10.
e. Jingga xilenol
Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah dalam
suasana alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah, karena itu digunakan
55
Ion logam dapat menerima pasangan elektron dari donor elektron membentuk
senyawa koordinasi atau ion kompleks. Zat yang membentuk senyawa kompleks
disebut ligan. Ligan merupakan donor pasangan elektron logam merupakan akseptor
pasangan elektron.
Salah satu jenis reaksi kimia yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
penentuan secara titrimetri adalah pembentukan suatu zat yang dikenal sebagai
senyawa kompleks, yang mempunyai sifat larut dengan baik tetapi hanya sedikit
terdisosiasi. Ion logam dapat menerima pasangan elektron dari gugus donor elektron
membentuk senyawa koordinasi atau ion kompleks. Ion dalam logam dalam
kompleks tersebut dinamakan atom pusat sedangkan zat yang dapat membetuk
seyawa kompleks dengan atom pusat ini disebut ligan, da gugus yang terikat pada
Molekul atau ion yang berfungsi sebagai ligan pada umumnya mempunyai
atom elektronegatif seperti nitrogen, oksigen atau halogen. Ligan dalam senyawa
kompleks adalah suatu atom atau gugus yang mempunyai satu atau lebih pasangan
elektron bebas. Molekul air, amoniak, ion klorida da io sianida merupakan contoh
dari ligan yang sederhana yang membentuk kompleks dengan banyak ion logam.
Ion logam dengan beberapa ligan polidentat dapat membentuk kompleks yang
larut dalam air. Berbeda dengan ligan monodentat yang dapat bereaksi hanya dalam
56
beberapa tahap, ligan polidentat ini bereaksi hanya dalam satu tahap pada
komplek 1:1 telah dikenal berbagai ligan polidentat tetapi yang akan dibicarakan
adalah titrasi ion logam dengan ligan asam etilendiamin tetra asetat (EDTA)
● pH Larutan
● pada bagian 4 telah dituliskan bahwa harga derajat
● Harga Kf
logam mempunyai harga pM yang semua karena semua ion logam mempunyai
konsentrasi yang sama sedangkan harga Kf belum berpengaruh pada saat ini. Ketika
Indikator ion logam adalah suatu zat warna organik Yang membentuk kelat
berwarna dengan ion logam pada rentang pM. Beberapa kriteria yang perlu dijadikan
acuan dalam memilih indikator ion logam antara lain: ikatan zat warna dengan ion
logam harus lebih pernah dari pada ikatan ion logam dengan EDTA dan perubahan
warna harus mudah diamati mata. Kebanyaka indikator ion logam mengandung gugs
fungsi azo. Salah satu indikator ion logam yang paling banyak digunakan adalah
57
1. Asidi dan Alkalimetri
asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Reaksi dijalankan dengan titrasi,
yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat
yang direksikan tepat menjadi ekivalen (telah tepat banyaknya untuk menghabiskan
zat yang direaksikan) satu sama lain. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut
titrant, sedangkan larutan yang ditambah titrant disebut titrat (dalam hal ini titrant dan
titrat berupa asam dan basa atau sebaliknya). Pada saat ekivalen, penambahan titrant
harus dihentikan, saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui keadaan
ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang dinamakan
kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari
menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai
titrasi asam-basa.
sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di
58
mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan
warna indikator.
Analisis
Reaksi penetralan atau asidi-alkalimetri melibatkan titrasi basa bebas (basa yang
terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan suatu asam
standar atau yang sering disebut asidimetri) dan reaksi asam bebas (asam yang
terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan suatu basa
standar atau alkalimetri) yang reaksinya melibatkan bersenyawanya ion hidrogen dan
Titrasi asam basa mengacu pada reaksi protolisis (perpindahan proton antar
senyawa yang mempunyai sifat-sifat asam atau basa). Umumnya digunakan larutan
baku asam kuat (HCl, H2SO4, dan HClO4) untuk titrasi basa. Sedangkan asam dititrasi
dengan larutan baku basa kuat (NaOH dan KOH) yang titik akhir titrasi dapat
59
ditetapkan dengan bantuan indikator asam basa yang sesuai atau secara potensiometri.
Reaksi asidi alkalimetri pada dasarnya melibatkan indikator asam basa yang akan
berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu interval pH
Pengujian dan penetapan kadar tidak terlepas dari peran pentingnya suatu
dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan Analisis. Hal dasar yang
diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang
cepat setiap kali titran ditambahkan pada Analisis, tidak adanya interferensi yang
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+.
Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan Analisis yang
berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat
AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion
halide akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol),
asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat
AsO43-.
60
Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk
dari reaksi antara Analisis dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang kecil akan
sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan
rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak
sulit ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan baku KCNS 0,1 N atau ammonium
tiosianat 0,1 N. Indikator yang digunakan adalah besi (III) nitrat atau besi
(III)ammonium sulfat .
dimana larutan tersebut dititrasi dengan larutan perak dengan adanya asam
penimbunan beberapa tetes suatu larutan pada larutan yang lain yang
kekeruhan lagi.
61
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh
kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan
KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan
cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat
Na2CO3)
aquades
62
Bahan : Asam Oksalat (H2C2O4), aquades, H2SO4
Alat : Erlenmeyer, buret, statif, corong gelas ukur kompor listrik, labu
takar
100 ml
3. Memasukan larutan borax 25 ml kedalam Erlenmeyer 250 ml, menambahkan 3
tetes indikator MO
4. Mentitrasi larutan dengan prosedur 1, sampai terjadi perubahan warna
5. Mencatat volume HCl yang digunakan, mengulangi titrasi sampai 2 kali
Erlenmeyer
2. Menambahkan larutan dengan aquades sebanyak 15 ml, menambahkan
indicator PP 3 tetes
3. Mentitrasi larutan dengan HCL xN pada nol, sampai terjadi perubahan warna
4. Mencatat volume HCl yang digunakan
5. Mengulangi titrasi sebanyak 2 kali
63
Menetapkan Kadar Larutan Dalam Campuran (Menentukan kadar NaOH dan
Na2CO3)
menghilang
4. Mencatat volumenya (Va).Menambahkan kembali larutan pada Erlenmeyer
dengan MO
5. Mencatat volumenya (Vb)
6. Mengulangi titrasi sampai 2 kali
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
dengan teori yang terdapat dalam buku panduan praktikum kimia analitik.
menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Reaksi dijalankan
dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit sampai
jumlah zat-zat yang direksikan tepat menjadi ekivalen (telah tepat banyaknya untuk
menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama lain. Larutan yang ditambahkan dari
buret disebut titrant, sedangkan larutan yang ditambah titrant disebut titrat (dalam hal
ini titrant dan titrat berupa asam dan basa atau sebaliknya). Pada saat ekivalen,
penambahan titrant harus dihentikan, saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Untuk
mengetahui keadaan ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat
yang dinamakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat yang dapat
reaksi antara asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat,
asam kuat-garam dari asam lemah, dan basa kuat-garam dari basa lemah.Dasar titrasi
argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran
75
reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi
oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.
76
Daftar Pustaka
http://www.google.co.id/#hl=id&sclient=psy-
ab&q=analisis+kualitatif+anion&oq=analisis+kualita&aq=1&aqi=g10&aql=&gs_sm=3&gs_upl
=219493l231016l3l233615l13l11l0l0l0l1l3548l8218l4-
2.1.0.1.1.1l6l0&gs_l=hp.3.1.0l10.219493l231016l3l233615l13l11l0l0l0l1l3548l8218l4-
2j1j0j1j1j1l6l0.llsin.&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=74fb3bdd4496f552&biw=
1256&bih=624
77
LAMPIRAN
78