Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

SEJARAH GEOLOGI

Sejarah geologi daerah penelitian diawali pada kala awal Miosen Awal (N5-
tengah N6) yang ditandai dengan pengendapan Satuan Breksi Tufan dari Formasi
Citarate. Satuan ini diendapkan di lingkungan neritik tengah. Sumber dari material
berasal dari formasi yang lebih tua yang terletak di bagian utara. Pada saat yang
bersamaan terjadi proses vulkanik di bagian tenggara dari Satuan Breksi Tufan
yang menghasilkan Satuan Tuf Kristal. Proses pengendapan dari Satuan Breksi
Tufan berupa arus gravitasi berdasarkan pemilahan, kemas dan ukuran butir pada
breksi tufan. Sumber material dari Satuan Tuf Kristal diperkirakan berasal dari
aktivitas Jalur Pegunungan Selatan.
Pada Kala tengah Miosen Awal terjadi gaya kompresi menyebabkan
pengangkatan dan pengerosian. Kenaikan muka air laut terjadi pada akhir Miosen
Awal (N8) disertai pengendapan Satuan Breksi dan Satuan Batugamping yang
diendapkan tidak selaras di atas Satuan Breksi Tufan. Adanya waktu kosong (time
gap) pada akhir N6–N7 (tengah Miosen Awal) diperkirakan sebagai waktu
terjadinya pengangkatan dan proses erosional pada satuan batuan yang lebih tua.
Satuan Breksi diendapkan pada lingkungan neritik pinggir. Sumber material
berasal dari batuan yang lebih tua dan batuan vulkanik yang terletak di bagian
selatan (dikenal sebagai Formasi Andesit Tua atau Jalur Pegunungan Selatan).
Berdasarkan pemilahan, kemas dan ukuran butir maka diperkirakan proses
pengendapan Satuan Breksi berupa arus gravitasi. Satuan Batugamping berubah
fasies terhadap Satuan Breksi. Berdasarkan data mikrofosil, umur dari Satuan
Breksi Vulkanik dan Batugamping yaitu Kala akhir Miosen Awal.
Pada Kala Miosen Tengah terjadi proses magmatisme menghasilkan intrusi
dasit berupa korok yang menerobos satuan batuan yang lebih tua. Pada Kala
Miosen Akhir terjadi intrusi andesit plagioklas berupa korok.
Berdasarkan Sujatmiko dan Santosa (1992) menyatakan bahwa pada Kala
Miosen Tengah-Miosen Akhir terjadi pengendapan Formasi Sareweh, Formasi
Badui dan Formasi Bojongmanik. Kemudian pada Pliosen Awal diendapkan

77
Formasi Cimanceuri tidak selaras di atas Formasi Bojongmanik. Akan tetapi,
formasi-formasi di atas tidak ditemukan di daerah penelitian. Ketidakselarasan
yang terjadi pada Pliosen Awal disebabkan adanya proses tektonik menghasilkan
perubahan kedudukan lapisan pada satuan batuan yang lebih tua.
Pada Pliosen Tengah diendapkan Satuan Tuf Litik pada lingkungan darat.
Pada Zaman Kuarter terjadi intrusi andesit piroksen berupa korok yang memotong
batuan lebih tua. Akibat kompresi yang terus terjadi menghasilkan sesar
menganan naik Cilumbayan yang terbentuk setelah terjadinya proses intrusi
Andesit Piroksen.
Akhirnya selama Holosen hingga Resen diendapkan endapan aluvial yang
menindih tidak selaras semua satuan yang lebih tua, disertai erosi yang berjalan
hingga sekarang yang tersebar di sekitar muara dan lembah sungai utama.

78

Anda mungkin juga menyukai