Anda di halaman 1dari 20

GEOLOGI TAMBANG

GEOTEKNIK
OLEH:
OBRIN TRIANDA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


YOGYAKARTA
2018
GEOTEKNIK (engineering geology)
Merupakan bagian dari rekayasa perencanaan
tambang (mine plan) yang didasarkan pada
pengetahuan yang terkumpul selama sejarah
penambangan.

Di dalam dunia pertambangan peran seorang


geoteknik sangatlah penting. Tidak hanya untuk
mendesain atau menganalisis lereng agar aman,
akan tetapi geoteknik engineer juga diperlukan
untuk mendesain stock pile, barge loading
Conveyor/ Jety Manual maupun pelabuhan.
DASAR-DASAR GEOLOGI TEKNIK

STRUKTUR GEOLOGI

PEMERIAN BATUAN
INFORMASI ALTERASI
HIDROLOGI
MEKANIKA BATUAN Ilmu terapan
KOMPILASI DATA
DATA PERMUKAAN DATA BWH PERMUKAAN

Rock Quality Designation -- RQD

Jenis litologi, bidang discontinuity (Jenis Proses pengambilan sampel (Core), Total
kekar/sesar, spasi/jarak antar kekar/sesar, core recovery (TCR), rock quality Designition,
bidang perlapisan, pengkelompokan (RQD), penentuan perkembangan
jumlah kekar/sesar) kekar/sesar.

ANALISA LABORATORIUM
1. Index Properties Batuan

Faktor pengontrol sifat keteknikan batuan (dalam kondisi kering) :


 Jenis mineral dan sifat fisik masing-masing mineral tersebut
 Ukuran & bentuk butir
 Kerapatan kemas/hubungan antar butir
 Sifat alami & kekuatan hubungan antar butir
 Distribusi butiran (acak, orientasi, berjajar dsb)

Sifat keteknikan (sifat dasar) :


 Porositas & permeabilitas
 Densitas
 Kekuatan
 Deformabilitas
 Reaksi lingkungan
 Kekerasan
Pengujian laboratorium :

Pengujian Sifat-sifat Fisik

Pengujian Sifat-sifat Mekanik

Pengujian Agregat
Rock Quality Designation -- RQD

UNIAXIAL COMPRESSIVE STRENGTH


- UCS
RQD --
Metode Langsung

• UNIAXIAL
COMPRESSIVE
STRENGTH

 Sampel batuan  silinder dengan


rasio panjang (H) & diameter
silinder (d)  (H/d) = 2 ~ 2,5.
 Ujung permukaan silinder dirata-
kan agar tidak terjadi konsentrasi
tegangan dengan cara ditutup sul-
fur, laster atau teflon.
 Prosedur ASTM D2938 – 719.
Prinsip Kestabilan Lereng


KETETAPAN DALAM FS/FK

 Lereng stabil  Fs > 1, apabila gaya penahan lebih besar


daripada gaya penggerak.
 Kondisi kritis  Fs = 1, apabila gaya penahan seimbang
dengan gaya penggerak.
 Lereng tidak stabil  Fs < 1, apabila gaya penahan lebih kecil
dari gaya penggerak.

Namun, terdapat kemungkinan suatu lereng tidak stabil me-


miliki nilai Fs > 1, dikarenakan ketidakakuratan metode yang
digunakan ataupun nilai kekuatan tanah atau batuan yang diper-
oleh. Oleh karena itu, GEO (1984 dalam Sayao, 2004) mereko-
mendasikan nilai Fs sebagai dasar tingkat aman suatu lereng
dengan nilai antara 1,1 hingga 1,5.

Crozier & Glade; 2004


Gaya-gaya pengontrol kestabilan lereng
(Karnawati, D.; 2005)


Gaya
penahan

Kondisi alam dan lingkungan pada


masing-masing daerah, yaitu :
1) kondisi geomorfologi,
Faktor
2) kondisi batuan penyusun lereng,
pengontrol 3) kondisi struktur geologi,
4) kondisi hidrologi lereng, dan
5) kondisi tataguna lahan.

Karnawati, 2005
Gaya Faktor
penggerak pemicu

Faktor pemicu dapat mengganggu kestabilan


lereng  menyebabkan pergerakan pada
lereng, karena relatif meningkatkan gaya
penggerak terhadap gaya penahan.
Faktor pemicu, berupa faktor alamiah
maupun non alamiah, yaitu :
1) infiltrasi air permukaan ke dalam lereng,
2) getaran, dan
3) aktivitas manusia.

Karnawati, 2005
A. Klasifikasi & Peringkat Masing-masing Parameter
Parameter Nilai Peringkat
Sangat Lemah
Deskripsi Kualitatif Kuat sekali Sangat kuat Kuat Menengah Lemah
lemah sekali
Kekuatan
massa Pada nilai yang lebih kecil, ditentukan
Point load strength > 10 (4 - 10) (2 - 4) (1 - 2)
1 batuan dengan uniaxial compressive test
induk
Uniaxial com-
> 250 (100 - 250) (50 - 100) (25 - 50) (5 - 25) (1 - 5) <1
pressive strength
Peringkat 15 12 7 4 2 1 0
Sangat baik Baik Menengah Buruk Sangat buruk
RQD (%)
2 (90 - 100) (75 - 90) (50 - 75) (25 - 50) < 25
Peringkat 20 17 13 8 3
Sangat lebar Lebar Sedang Rapat Sangat rapat
Jarak diskontinuitas
3 >2m (0,6 - 2 m) (200 - 600 mm) (60 - 200 mm) < 60 mm
Peringkat 20 15 10 8 5

Permukaan sangat kasar,


Permukaan sedikit kasar, Permukaan sedikit kasar, Permukaan halus, lebar
tidak menerus, tidak
lebar rekahan < 1 mm & lebar rekahan < 1 mm & pengisi < 5 mm, lebar Lebar pengisi > 5 mm, lebar rekahan
Kondisi diskontinuitas terdapat separasi &
4 dinding batuan sedikit pelapukan pada dinding rekahan 1 - 5 mm & > 5 mm & bersifat menerus
dinding batuan tidak
mengalami pelapukan batuan relatif tinggi bersifat menerus
mengalami pelapukan

Peringkat 30 25 20 10 0

Debit aliran per 10


m segmen tero- Tidak ada < 10 (10 -25) (25 - 125) > 125
wongan (L/min)

Airtanah Tekanan air pada


5 rekahan/tegasan 0 < 0,1 (0,1 - 0,2) (0,2 - 0,5) > 0,5
utama

Kondisi umum Kering Lembab Basah Menetes Mengalir


Peringkat 15 10 7 4 0
B. Peringkat Orientasi Diskontinuitas
Jurus & Kemiringan Orientasi
Sangat baik Baik Cukup baik Tidak baik Sangat tidak baik
Diskontinuitas

Terowongan 0 -2 -5 -10 -12

Peringkat Pondasi 0 -2 -7 -15 -25

Lereng 0 -5 -25 -50 -60

C. Penentuan Kelas Massa Batuan berdasarkan Peringkat Total


Peringkat (81 - 100) (61 - 80) (41 - 60) (21 - 40) < 20
Kelas I II III IV V

Diskripsi Sangat baik Baik Cukup baik Buruk Sangat buruk

D. Penjelasan setiap Kelas Massa Batuan


Kelas I II III IV V

Rata-rata waktu stand up 20 tahun, jarak rentang 15 m 1 tahun, jarak rentang 10 m 1 minggu, jarak rentang 5 m 10 jam, jarak rentang 2,5 m 30 menit, jarak rentang 1 m

Kohesi massa batuan (Mpa) > 0,4 (0,3 - 0,4) (0,2 - 0,3) (0,1 - 0,2) < 0,1
Sudut gesekan dalam massa
> 45 (35 - 45) (25 - 35) (15 - 25) < 15
batuan (derajat)
Tugas dan manfaat seorang geoteknik di dalam
dunia pertambangan:

1. Eksplorasi dan Mine Development.


Geoteknik diperlukan untuk memandu kepada arah pembuatan desain pit
yang optimal dan aman (single slope degree, overall slope degree, tinggi
bench, potensi bahaya longsor .

2. Operasional Tambang
Pada kondisi ini ahli geotek berperan dalam pengawasan kondisi pit dan
infrastruktur yang ada, sebagai contoh pengawasan pergerakan lereng
tambang, zona-zona potensi longsor di areal tambang (pit dan waste dump)
akibat proses penambangan, prediksi kapan longsor akan terjadi, apakah
berbahaya untuk operasional di pit atau tidak.
3. Post Mining (Pasca Penambangan)
Setelah kegiatan penambangan selesai, geotek bekerja sama
dengan safety juga berperan untuk memastikan bahwa kondisi
waste dump dan pit dalam kondisi aman dan tidak terjadi longsor
dalam jangka waktu lama, karena setelah tambang selesai lahan
tersebut akan dikembalikan kepada pemerintah dan masyarakat
dan menyangkut masalah citra perusahaan, bagi perusahaan
yang berstatus green company hal ini merupakan kewajiban yang
harus dilakukan.
Longsor yang
Terjadi Pada
tambang terbuka.

Anda mungkin juga menyukai