Dosen Pengampu :
Dr. Hayuni Retno Widarti, M.Si.
Hanumi Oktiyani Rusdi, S.Pd., M.Si.
Oleh :
Kelompok 6 Offering I 2019
Yahya Hengky Pamungkas (190332622437)
Yuanita Ardiyanti (190332622473)
Zainal Abiddin (190332622417)
Zidni Akbarorrizki (190332622445)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MARET 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode ekstraksi sering digunakan bersamaan dengan reaksi kimia. Pemisahan logam-logam
atau senyawa-senyawa yang hendak dipisahkan dengan bantuan pereaksi kimia. Banyak hal yang
dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses ekstraksi dengan memperlihatkan sifat-sifat
fisika dan kimia dari bahan yang hendak diekstraksi. Banyak metode menarik yang digunakan
untuk menjaga keutuhan strukur senyawa atau bahan yang tidak terlalu stabil.
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan sifat tertentu, terutama
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda. Pada umumnya ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan pelarut yang didasarkan pada kelarutan komponen terhadap
komponen lain dalam campuran, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Bahan yang akan
diekstrak biasanya berupa bahan kering yang telah dihancurkan, biasanya berbentuk bubuk atau
simplisia (Sembiring, 2007).
Metode ekstraksi mengandalkan sifat kelarutan dari senyawa yang akan diekstrasi terhadap
pelarut yang digunakan. Keberhasilan ekstraksi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga
perlu adanya ketelitian dalam memilih metode ekstraksi yang digunakan untuk mengekstrak
senyawa yang diinginkan.
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan
materi yang terdapat di alam berupa campuran Pembahasan pada babini akan difokuskan pada
teknik pemisahan ekstraksi. Ekstraksi pelarut pada umumnya digunakan untuk memisahkan
sejumlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugus pengganggu dalam analisis
secara keseluruhan.
Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam. Bahan-bahan aktif seperti senyawa antimikroba dan antioksidan yang terdapat pada
tumbuhan pada umumnya diekstrak dengan pelarut.
Pada proses ekstraksi dengan pelarut, jumlah dan jenis senyawa yang masuk kedalam cairan
pelarut sangat ditentukan oleh jenis pelarut yang digunakan dan meliputi dua fase yaitu fase
pembilasan dan fase ekstraksi. Pada fase pembilasan, pelarut membilas komponen-komponen isi
sel yang telah pecah pada proses penghancuran sebelumnya. Pada fase ekstraksi, mula-mula
terjadi pembengkakan dinding sel dan pelonggaran kerangka selulosa dinding sel sehingga pori-
pori dinding sel menjadi melebar yang menyebabkan pelarut dapat dengan mudah masuk
kedalam sel.
Bahan isi sel kemudian terlarut ke dalam pelarut sesuai dengan tingkat kelarutannya lalu
berdifusi keluar akibat adanya gaya yang ditimbulkan karena perbedaan konsentrasi bahan
terlarut yang terdapat di dalam dan di luar sel. (Voigt, 1995)
b. Singgle/double Srew
Proses Ekstraksi Minyak dengan cara pengempaan menggunakan single/double
Screw pada tekanan 40-50 Bar. Fungsi dari alat ini adalah untuk proses pengepresan
buah sawit yang telah dilumatkan menjadi minyak sawit kasar (minyak yang belum di
murnikan).
c. Vakum Dryer
Vacum dryer adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak
dengan cara penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses
ini adalah minyak dengan kadar air 0,1–0,15% dan kadar kotoran 0,013–0,015%.
Melalui tangki apung (float tank) inilah yang mengatur jumlah minyak, pertama
minyak dialirkan ke vacum drayer. Minyak terhisap kedalam tabung melalui
pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak terpencar kedalam
tabung hampa.
2.2.2 Industri Oleoresin dari Cassia Vera
Alat ekstraksi oleoresin ini merupakan alat yang praktis dan menggunakan teknologi
sederhana yang dapat diaplikasikan pada industri kecil dan menengah dalam upaya
meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk cassia vera.
Sistem yang digunakan pada unit ini yaitu mekanisme dengan pemanasan yang diatur
menggunakan thermostat dan pengadukan menggunakan motor penggerak berpengaduk.
Ekstraksi dilakukan didalam silinder dengan volume 50 liter. Mekanisme penyaringan
dilakukan dengan pengaturan pemakuman melalui kran-kran dan vakum meter. Penyaringan
menggunakan kompressor yang dimodifikasi dari outletnya dengan meteran vakum
memakai motor penggerak. Hasil uji coba dari 4 kg bahan memerlukan waktu penyaringan
50 menit, tekanan rata-rata 10 cmHg dan dapat menyaring sebanyak 560 ml. Sistem
penyulingan vakum ini dilakukan dengan pengaturan pemanasan memakai thermostat dan
pemakukan memakai pompa vakum.
2.2.3 Industri Obat-obatan
Untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan serta menyediakan bahan baku
obat herbal berkualitas terbaik, maka pada tahun 2003 Borobudur Natural Herbal
Industry mendirikan unit ekstraksi modern yaitu Borobudur Extraction Center (BEC).
3.1 Kesimpulan
Terdapat beberapa macam aplikasi dari proses ekstraksi, diantaranya ekstraksi tunggal yang
biasa diterapkan pada proses penyeduhan teh menggunakan air panas. Ekstrasi berulang
seperti pada pengambilan asam butirat dari larutan air dengan menggunakan pelarut organik
eter. Pemurnian untuk membentuk garam dapur, pemurnian untuk membuat air siap minum,
dan pemurnian untuk membuat minyak kayu putih.
3.2 Referensi
https://adalah.co.id/ekstraksi/ diakses 16 oktober 2021
Rohdiana, Dadan. (2015). Teh: Proses, Karakteristik & Komponen Fungsionalnya. Food
Review Indonesia. 10. 34-38.
Wonorahardjo, S. 2018. Metode-Metode Pemisahan Kimia. Jakarta. PT indeks
https://www.academia.edu/34830665/PP1_Ekstraksi
http://eprints.polsri.ac.id/5172/3/BAB%20II.pdf