Anda di halaman 1dari 20

BAHASA INDONESIA HUKUM

DALAM PENYUSUNAN
BERITA ACARA PERSIDANGAN
OLEH
DR. DISIPLIN F. MANAO, SH., MH., D.TH
(HAKIM TINGGI PADA PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN)

DISAMPAIKAN PADA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PANITERA PENGGANTI
PERADILAN TATA USAHA NEGARA

MEGAMENDUNG - BOGOR , 16 NOEVEMBER 2017


DAFTAR RIWAJAT HIDUP
 Nama : Dr. Disiplin F. Manao, SH.MH., D.Th
 Tempat, Tanggal Lahir : Bawomataluo, Nias 12 Juli 1961.
 Kewarga Negaraan : Indonesia
 Pekerjaan : Hakim Tinggi PTTUN Medan
 Alamat Rumah : Jln. Gudang Peluru Raya Blok B1/ 6A
Jakarta Selatan. (021) 8298343;
HP. 081514090000/081219990000;
 Pendidikan Terakhir :
 S1- Fakultas Hukum UNIKA Atma Jaya Jakarta, Lulus Tahun 1985
 S2-Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana Jakarta, Lulus Tahun
2004
 S3- Sekolah Tinggi Theologia “IKAT” , lulus 2012/2014
 S3-Program Ilmu Hukum Pascasarjana UNPAR Tahun 2017
MUTIARA KATA :
I am learning all the time.
The tombstone will be my diploma (Eartha
Kitt)

“Aku belajar setiap waktu. Batu nisan


akan menjadi ijazahku”.
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Dasar.
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini, peserta diharapkan :
Mampu Memahami dan ,enggunakan bahasa Indonesia yang benar dan
baik sesuai dengan kebutuhan profesional profesi panitera pengganti di
bidang pelayanan hukum:
B. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini :
 Mampu menjelaskan bahasa Indonesia yang baik dan benar;
 Mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
pembuatan Berita Acara Persidangan dan lain-lain dokumen dalam
proses penyelesaian suatu perkara;
 Mampu melaksanakan proses persidangan Sengketa TUN dengan baik
dan lancar.
Panitera Pengganti sebagai subsistem dari
sistem Peradilan
Pendahuluan :
Bahasa Hukum Indonesia adalah bahasa Indonesia yang dipakai
profesi hukum, dengan maksud untuk memberikan kejelasan
dan kepastian hukum atau undang-undang sangat diperlukan
oleh pengguna (masyarakat) dan pemerintah (pelaksana);
Kejelasan dan kepastian hukum atau undang-undang adalah
bagian dari efektivitas dari hukum atau undang-undang tersebut
yang ditandai dengan adanya kepatuhan masyarakat terhadap
hukum atau undang-undang dan terwujudnya penegakan
hukum atau undang-undang yang dilaksanakan oleh penegak
hukum (penyidik, penuntut umum, hakim, dan advokat).
Ragam atau laras Bahasa Indonesia Hukum : Bahasa Perundang-
undangan, bahasa notaris, bahasa peradilan, bahasa kontrak.
FUNGSI BAHASA :
Sebagai alat berpikir
Sebagai alat komunikasi
RAGAM BAHASA :
Dialek
Tempolek
Sosiolek
Fungsiolek : - Bahasa Yang Baik
- Bahasa Yang Benar.
BAHASA YANG BAIK :
 Bahasa yang baik yaitu bahasa yang digunakan sesuai
dengan situasi pemakaian.
 Jika situasi resmi, bahasa yang digunakan adalah bahasa
baku atau bahasa standar.
 Jika situasi tidak resmi, bahasa yang digunakan adalah
bahasa yang tidak standar/dialek.
PERBANDINGAN :
BAHASA YANG BAIK BAHASA YANG BENAR

 Bahasa yang baik yaitu Bahasa yang benar yaitu


bahasa yang digunakan bahasa yang digunakan
sesuai dengan situasi
pemakaian.
sesuai dengan kaidah
 Jika situasi resmi, bahasa kebahasaan.
yang digunakan adalah  Kaidah kebahasaan
bahasa baku atau bahasa mencakup kaidah
standar. pembentukan kata,
 Jika situasi tidak resmi,
pemilihan kata, dan
bahasa yang digunakan
adalah bahasa yang tidak kalimat.
standar/dialek.
ISTILAH-ISTILAH HUKUM
Bagian yang lain dari bahasa hukum adalah istilah-
istilah hukum yang diserap (atau belum/sulit diserap) ke
dalam bahasa Indonesia yang mempunyai makna khas.
Istilah-istilah hukum tersebut sering digunakan dalam
bahasa ragam/laras bahasa hukum (terkait dengan
semantik dan semiotik, baik dalam frasa, kata, maupun
lambang).
CONTOH ISTILAH HUKUM :
• Badan hukum (diakui sebagai • batang tubuh
subjek hukum) • korporasi
• Agitasi (hasutan) • nepotisme
• Agamie (kumpul kebo) • wasiat
• Curatele (di bawah pengampuan) • waqaf
• Hak prerogatif • dwangsom
• Investigasi • deponir
• Ius soli dan ius sanguinis • deportasi
• Interpretasi • bundel
• Tantieme (keuntungan) • kompensasi
• Taxatie (taksiran) • restitusi
DASAR ESSENSIAL MEMBUAT KOMPOSISI
YANG BAIK DAN TERATUR :
1. Kemampuan menggunakan bahasa
dengan baik dan benar;
2. Memiliki kemampuan penalaran yang baik;
3. Menguasai kemampuan analisis bidang
ilmunya untuk memecahkan obyek
garapannya secara ilmiah;
4. Menguasai metode-metode dan teknik
pengumpulan data; dan
5. Menguasai kaidah-kaidah komposisi.
Tiga Kebenaran Dasar :
1. Konsep yang dituangkan mudah
diterima, membingungkan, dan sulit
diterima;
2. Kemampuan komunikasi pembuat
konsep dengan memilih kata-kata;
3. Komunikasi selalu tidak sempurna karena
kata-kata yang dimiliki terbatas (baik
bahasa kita maupun kemampuan pembuat
konsep menyimpan kata-kata).
PERMASALAHAN DALAM
BAHASA INDONESIA HUKUM
 Kebiasaan merumuskan hukum dalam kalimat yang panjang
dan banyak anak kalimat;
 Menggunakan istilah khusus hukum tanpa ada
penjelasan/pengertian;
 Penggunaan istilah yang ganda/samar/-ambigu;
 Kesulitan memperoleh jemahan yang tepat untuk kata/istilah
asing dengan makna yang persis sama;
 Sarjana hukum sering enggan/pelit untuk memberikan
penjelasan/pengertian;
 Format bahasa hukum dalam laras bahasa kontrak, peraturan
perundang-undangan, notaris, BAP, surat dakwaan, dan
putusan sulit untuk diubah;
 Ahli bahasa Indonesia sulit untuk mengoreksi kata atau kalimat
bahasa hukum karena khawatir berubah makna.
APA PENGERTIAN BAHASA INDONESIA
HUKUM ?
ADALAH BAHASA INDONESIA YANG TUNDUK PADA
KAIDAH BAHASA INDONESIA, BAIK YANG MENYANGKUT
PEMBENTUKAN KATA, PENYUSUNAN KALIMAT, MAUPUN
PENGEJAANNYA.
NAMUN, KITA SEPAKAT BAHWA BAHASA INDONESIA
HUKUM SESUNGGUHNYA MEMPUNYAI CORAK ATAU
GAYA YANG KHAS YANG BERCIRIKAN KEJERNIHAN
PENGERTIAN, KELUGASAN, KEBAKUAN, DAN
KESERASIAN.
DI SAMPING ITU, BIH MEMPUNYAI KARAKTERISTIK,
YAKNI KEKHUSUSAN ISTILAH YANG DIGUNAKAN DAN
KOMPOSISI YANG BERAGAM DALAM LARAS BIHNYA
BAHASA INDONESIA HUKUM UNIK?
Penyusunan kalimat yang cenderung panjang;
Satu kalimat terdiri dari beberapa anak kalimat;
Format yang sulit diubah;
Gaya bahasa mempunyai kekhasan;
Sering membuat masyarakat bertanya karena
ketidaktahuannya;
Suatu istilah sering tidak dibarengi dengan
penjelasan;
Suatu istilah kadangkala mempunyai arti
ganda/samar/ambigu.
BAHASA INDONESIA HUKUM YANG BAIK?
Mengikuti kaidah bahasa Indonesia;
Tetap (konsisten);
Terang (jelas, tidak ambigu);
Monosemantik (tidak semantik);
Monosemiotik (tidak semiotik)
Memenuhi syarat estetika;
Mudah dipahami oleh (seluruh)
masyarakat.
APA KATA YUS BADUDU TENTANG
BAHASA INDONESIA HUKUM ?
Bahasa Indonesia Hukum (BHI) dianggapan
tidak mengungkapkan keaslian bahasa
Indonesia, sehingga seolah-olah BIH itu
bahasa dengan corak sendiri, yang tidak
sejalan dengan bahasa umum yang digunakan
oleh masyarakat. Dengan demikian, BIH
menjadi bahasa yang sukar dipahami….!
Thank you for your participation!

Anda mungkin juga menyukai