Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA BAHASA DALAM PRAKTIK HUKUM

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Dr. R. Hendaryan., M.M

Budi Nugraha

3300220120

Reguler B

PROGRAM STUDI HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS 2023


Bahasa dan istilah hukum Indonesia di dalam surat perjanjian yang diamati masih
menunjukkan kesalahan yang klise, seperti ketidaktepatan dalam penggunaan istilah hukum, ejaan,
tanda baca, dan kalimat. Karena bahasa hukum merupakan produk yang diperuntukkan bagi
masyarakat dari kalangan mana pun, bukan hanya orang dari kalangan hukum, seharusnya penyusun
dokumen hukum lebih menyederhanakan penyampaian pesan atau maksud dari aturan atau pernyataan
di dalam pasal-pasalnya sehingga pembaca lebih mudah dan cepat mencerna isinya. Penyampaian isi
yang efektif perlu didukung oleh kaidah ejaan bahasa Indonesia yang benar. Penulis menyarankan
agar ahli hukum adalah juga pemerhati bahasa Indonesia,Bahasa Indonesia adalah bahasa yang
fleksibel dan dinamis dalam mengikuti perubahan sehingga Bahasa Indonesia berkembang terus
sesuai dengan perkembangan zaman. Dikatakan fleksibel dan dinamis karena Bahasa Indonesia
mudah disesuaikan dengan keadaan yang ada.

Hukum dapat berbicara dan didengar masyarakat melalui bahasa, bahasa dapat
diinterpretasikan sesuai dengan kebutuhan. Bahasa hukum adalah bahasa aturan dan peraturan yang
bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan, untuk mempertahankan kepentingan umum dan
kepentingan pribadi dalam masyarakat. Dikarenakan  bahasa hukum adalah bagian dari bahasa
indonesia yang modern, maka dalam penggunaanya harus tetap,terang, monosemantik, dan memenuhi
syarat estetika bahasa indonesia.

Bahasa dalam Berkas Perkara menggunakan penalaran atau logika dengan memerhatikan
bentuk kalimat tanya. Contohnya Dimana/ di mana kantor pengacara terkenal di Bandung?
Menggunakan penafsiran hukum, memilih kata hubung yang tepat
Bahasa hukum adalah bahasa aturan dan peraturan yang bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan
keadilan, untuk mempertahankan kepentingan umum dan kepentingan pribadi dalam masyarakat.
memerhatikan susunan sistematika, kronologi kasus, tersangka, saksi diperkuat dengan keterangan
saksi, barang bukti dari tahap penyelidikan rekonstruksi.

Bahasa dalam surat perjanjian harus mengembalikan bahasa pada posisi yang sebenarnya,
ketentuan – ketentuan dalam kontrak bersifat mengikat harus dirumuskan dalam kalimat- kalimat
yang jelas tata bahasanya agar bahasanya menjadi logis dan efektif.

Bahasa dalam Akta Notaris memiliki bahasa yang tidak taat asas, memiliki istilah – istilah
hukum yang diambil dari bahasa asing. Bahasa yang digunakan untuk kalangan hukum,
memerhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bahasa dalam produk perundang – undangan, praktisi hukum harus fasih berbahasa untuk
mengolah daya nalarnya menajdikan hukum yang taat asas dan diakui masyarakat, bahasa yang
digunakan memiliki standar baku.

Setelah membahas keempat poin tersebut disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dalam
dokumen penting harus bersifat formal, tegas, jelas, dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan
sehingga tidak menimbulkan multitafsir, serta memenuhi syarat yang berlaku dan ditentukan oleh
lembaga yang mengeluarkannya.

Anda mungkin juga menyukai