Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Budi Nugraha
3300220120
Reguler B
FAKULTAS HUKUM
Hukum dapat berbicara dan didengar masyarakat melalui bahasa, bahasa dapat
diinterpretasikan sesuai dengan kebutuhan. Bahasa hukum adalah bahasa aturan dan peraturan yang
bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan, untuk mempertahankan kepentingan umum dan
kepentingan pribadi dalam masyarakat. Dikarenakan bahasa hukum adalah bagian dari bahasa
indonesia yang modern, maka dalam penggunaanya harus tetap,terang, monosemantik, dan memenuhi
syarat estetika bahasa indonesia.
Bahasa dalam Berkas Perkara menggunakan penalaran atau logika dengan memerhatikan
bentuk kalimat tanya. Contohnya Dimana/ di mana kantor pengacara terkenal di Bandung?
Menggunakan penafsiran hukum, memilih kata hubung yang tepat
Bahasa hukum adalah bahasa aturan dan peraturan yang bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan
keadilan, untuk mempertahankan kepentingan umum dan kepentingan pribadi dalam masyarakat.
memerhatikan susunan sistematika, kronologi kasus, tersangka, saksi diperkuat dengan keterangan
saksi, barang bukti dari tahap penyelidikan rekonstruksi.
Bahasa dalam surat perjanjian harus mengembalikan bahasa pada posisi yang sebenarnya,
ketentuan – ketentuan dalam kontrak bersifat mengikat harus dirumuskan dalam kalimat- kalimat
yang jelas tata bahasanya agar bahasanya menjadi logis dan efektif.
Bahasa dalam Akta Notaris memiliki bahasa yang tidak taat asas, memiliki istilah – istilah
hukum yang diambil dari bahasa asing. Bahasa yang digunakan untuk kalangan hukum,
memerhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa dalam produk perundang – undangan, praktisi hukum harus fasih berbahasa untuk
mengolah daya nalarnya menajdikan hukum yang taat asas dan diakui masyarakat, bahasa yang
digunakan memiliki standar baku.
Setelah membahas keempat poin tersebut disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dalam
dokumen penting harus bersifat formal, tegas, jelas, dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan
sehingga tidak menimbulkan multitafsir, serta memenuhi syarat yang berlaku dan ditentukan oleh
lembaga yang mengeluarkannya.