Anda di halaman 1dari 16

Bahasa Peraturan Perundang-Undangan

Yang diampu oleh bapak Andi Muhammad Fuad S.H, M.H


pada mata kuliah Legal Drafting

Disusun oleh:

Tri Amelia Handayani R. Djafar (212022006)

Farhana Ilmiah R. Hulopi (212022040)

Abdussalam Harun (212022005)

FAKULTAS SYARIAH

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO

TAHUN AJAR 2023 / 2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat atas Ke

hadiratnyalah Kami dapat berhasil menyelesaikan tugas makalah pada mata

kuliah Legal Drafting yang diampu oleh bapak Andi Muhammad Fuad S.H,

M.H dengan tepat waktu, yang mana tugas makalah ini berjudul “ Bahasa

Peraturan Perundang-undangan ” Serta tidak lupa juga Shalawat serta

Salam kita lanturkan kepada Nabi besar Kita Nabi Muhammad SAW.

Kami selaku kelompok 5 memohon maaf sebesar-besarnya apabila masih

terdapat banyak kekurangan atau kesalahan baik itu dalam teknis penulisan

maupun materi. Dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih ....

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Gorontalo, 11 Desember 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. Latar Belakang ......................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

BAB II ISI PEMBAHASAN .............................................................................. 6

A. Definisi Bahasa Peraturan Perundang-undangan ..................................... 6

B. Peranan Dan Ciri-ciri Bahasa Dalam Peraturan Perundang-undangan .... 8

C. Permasalahan Dalam Penerapan Bahasa .................................................


11

BAB III PENUTUPAN .........................................................................................


13

A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era modern yang penuh kompleksitas ini, bahasa peraturan

perundang-undangan memegang peran krusial dalam pembentukan dan

pelaksanaan hukum. Bahasa yang digunakan dalam perundang-undangan tidak

sekadar menjadi alat formal untuk menyusun aturan, namun juga mencerminkan

esensi keadilan, kejelasan, dan kepastian hukum. Perubahan dinamika sosial,

teknologi, dan ekonomi menempatkan tuntutan baru pada bahasa perundang-

undangan untuk tetap relevan dan mudah dipahami oleh berbagai lapisan

masyarakat. Sehingga Menyebabkan Bahasa Peraturan Perundang-undangan

menjadi aspek kritis dalam sistem hukum sebuah negara.

Maka oleh karena itu, kami tertarik untuk menyusun dan menyelesaikan

makalah ini dengan judul “ Bahasa Peraturan Perundang-undangan “.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Bahasa Peraturan Perundang-undangan itu?

2. Bagaimana peran dan ciri-ciri bahasa dalam peraturan perundang-

undangan?

4
3. Bagaimana Permasalahan dalam Penerapan Bahasa ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian Bahasa Peraturan

Perundang-undangan

2. Untuk menambah wawasan mengenai Peran dan Ciri-cir Bahasa dalam

peraturan perundang-undangan.

3. Untuk lebih mengetahui Permasalahan yang ada dalam melakukan

Penerapan bahasa dalam Peraturan Perundang-undangan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bahasa Peraturan Perundang-undangan

Bahasa dan hukum adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Kehadiran bahasa menjadikan hukum dapat di terima serta di pahami dengan

baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Bahasa memiliki arti

sebagai sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat

untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Pada dasarnya

hukum merupakan intelektual yang dihasilkan oleh masing-masing manusia,

atau dapat disebut sebagai law in minds. Maka berawal dari pemikiran,

perlulah dituangkan dalam wujud nyata. yaitu peraturan perundang-undangan

atau law in the books.1

1
Ahmad Redi, Hukum Pembentukan Peraturaan Perundang-Undangan (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), hlm. 154

6
Menurut Maria Farida, Bahasa Indonesia Perundang-undangan adalah

suatu ragam bahasa Indonesia yang karena sifat dan tujuannya mengandung

ciri yang khas sehingga karena itu berbeda dengan ragam bahasa Indonesia

yang lain2. Maksudnya adalah bahasa perundang-undangan memiliki

susunan kalimat yang baku sehingga tidak kacau ataupun berlebihan yang

dengan begitu dapat diserap dengan baik. Bahasa peraturan perundang-

undangan didasari oleh kaidah tata bahasa Indonesia, baik dari segi

pembentukan kata, penyusunan kalimat serta teknik penulisan.3

Adapun Pengertian Bahasa Peraturan Perundang-undangan menurut para

ahli diantaranya adalah :

1. Loudoe,

Dikutip dalam buku Pengertian Dasar dan Teknik Perundang-

Undangan, Loudoe mengatakan "Semula bahasa hukum merupakan

bahasa pergaulan atau bahasa rakyat. Tapi sebagaimana lazimnya

bahasa ilmu pengetahuan lainnya, dalam usahanya menggunakan

istilah kata yang tetap dan sama secara terus menerus" 4. Maksud dari

tetap dan sama terus menerus adalah untuk memudahkan dalam

hubungan komunikasi.

2. Junaiyah H. Matanggui,

2
Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-Undangan 2 Proses dan Teknik Pembentukannya. (Depok: Kanisius, 2016),
hlm. 199
3
Taufik Effendi, "Bahasa Peraturan Perundang-Undangan", Al-Adi, Volume Nomor 10, Juli-Desember 2013, hlm.
25
4
Rikardo Simarmata, Pengertian Dasar dan Teknik Perancangan Perundang-Undangan: Resiko Tradisi Hukum
Tertulis (Jakarta: HuMa, 2002), hlm. 20

7
Bahasa Indonesia untuk bidang hukum dan peraturan

perundangundangan harus jelas, lugas, tepat, tidak bermakna ganda,

tidak menyapa orang secara pribadi, juga gaya penyampainnya

haruslah elegan agar dapat bertahan lama 5, hal ini menjadi penting

guna tidak terjadi hal yang tidak di inginkan seperti pembentukan

perundang-undangan untuk kepentingan pribadi.

3. Jeremy Bentham

Bahasa yang mengandung kesalahan selalu bersifat tidak pasti, kata

yang berlebihan juga bisa menutupi kepalsuan dalam gagasan. Bahasa

kebenaran sendiri bersifat seragam dan sederhana 6 maka dapat

dikatakan bahwa bahasa yang baik menggunakan bahasa yang

sederhana serta lugas.

4. Maria Farida

Bahasa Indonesia dalam perundang-undangan adalah tetap bahasa

indonesia sehingga karena itu tetap tunduk pada kaidah bahasa

indonesia yang umum dan baku" 7.

B. Peranan Dan Ciri-ciri Bahasa Dalam Peraturan Perundang-undangan.

Sebagaimana yang telalı dijelaskan sebelumnya bahwa bahasa yang

digunakan dalam penyusunan perundang-undangan adalah Bahasa Indonesia.


5
Dayanto, Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia: Konsep dan Teknik Pembentukannya Berbasis Good
Legislation (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 160.
6
Jeremy bentham, Teori Perundang-Undangan (Bandung: Nuansa Cendekia), hlm. 115
7
Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-undangan 2 Proses dan Teknik Pembentukannya. (Depok: Kanisius, 2016),
hlm. 254

8
Bahasa Hukum yang dipergunakan di Indonesia adalah bahasa Indonesia yang

memuat makna-makna dan simbol-simbol hukum. Bahasa hukum memiliki peran

yang penting dimana dalam pemahamannya akan memberikan keefisensian dan

ke-efektifan serta validitas dalam mengkomunikasikan hukum agar tujuan dan

fungsi hukum dapat terwujud, baik dalam hal yuridis normatif maupun

empirisnya.8

Penggunaan bahasa dalam perundang-undangan dan penuangan wawasan

serta gagasannya ke dalam kata-kata, kalimat serta ungkapan perlu dilihat pula

dari sudut pembacanya mengenai bagaimana pembaca mengartikannya, cara

memahaminya, dan menafsirkannya9, maka dari itu penggunaan bahasa yang jelas

dan tertata memiliki peranan yang penting agar isi yang terkandung dapat

tersampaikan sebagaimana mestinya. Untuk itu bahasa perundang-undangan

memiliki beberapa ciri-ciri yaitu:

1. Bahasa dalam perundang-undangam harus jelas, lugas dan tegas.

Informasi yang akan disampaikan hendaknya tidak berbelit-belit artinya

harus menggunakan bahasa yang tegas. Contohnya: (a) berdasarkan cara

pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi pelayanan

kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan dan pelayanan

kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan 10. Contoh tersebut

menunjukan penggunaan bahasa yang tidak lugas karena terjadi pengulangan

8
Nurul Qamar dan Hardianto Djanggih. "Peranan Bahasa Hukum Dalam Perumusan Norma Perundang-undangan",
JIKH Vol. 11 No. 3, November 2017, hlm. 341
9
Maria Farida, "Ilmu Perundang-Undangan 2 Proses dan Teknik Pembentukannya", (Depok: Kanisins, 2016), hlm.
202
10
Wisnu Sasangka, "Bahasa Indonesia Dalam Perundang-undangan", Jurnal Sosioteknologi Edisi 21 Tahun 9,
Desember 2010, hlm. 958

9
kata, seharusnya menjadi pelayanan kesehatan tradisoonal yang menggunakan

keterampilan dan yang menggunakan ramuan.

2. Objektif dan menekan rasa subjektif (tidak emosi dalam mengungkapkan

tujuan atau maksud)." 11

3. Kata yang memiliki makna tunggal atau jamak. maka dalam penulisannya

selalu disusun dalam bentuk tunggal. Contohnya: pegawai-pegawai ditulis

pegawai, dokumen-dokumen ditulis dokumen.

4. Perumusan ketentuan Peraturan Perundang-undangan hendaknya sesuai

dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang baku. Contoh kalimat yang tidak

baku: izin usaha perusahaan yang melanggar kewajiban sebagaimana

dimaksud dalam pasal 6 dapat dicabut. Contoh kalimat yang baku: perusahaan

yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dapat

dicabut izin usahanya.12

5. Bahasa dalam perundang-undangan harus mengandung kejernihan pengertian

(monosemantics) yang artinya kalimat yang disusun tidak boleh ambigu atau

menyebabkan pengertian lain selain dengan yang diutarakan oleh penyusun

undang-undang13. Contohnya: kata penangkapan bisa diartikan sebagai

penahanan atau pengamanan.

6. Tidak menggunakan kata atau frasa. yang artinya tidak menentu atau

konteksnya dalam kalimat tidak jelas14. Contohnya: istilah minuman keras

11
Taufik Effenly, "Bahasa Peraturan Perundang-undangan", Al'Adl Vol. V No. 10, Juli-Desember 2010, hlm. 24
12
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, https://bphu.go.id
diakses pada 17 Maret 2022
13
R. Diah Imaningrum, "Ragam Bahasa Hukum". Kertha Patrika Vol. 30 No. 2, Juli 2005, hlm. 48
14
Gede Mahaendra Wija Atmaja, "Metodologi dan Bahasa Perundang-undangan". 2016, hlm. 23

10
mempunyai makna yang kurang jelas dibandingkan dengan istilah minuman

beralkohol.

7. Tidak memberikan arti kepada kata atau frasa yang terlalu menyimpang dari
15
makna yang biasa digunakan dalam penggunaan bahasa sehari-hari.

Contohnya: pertanian mencakup juga perkebunan, peternakan, dan perikanan.

Rumusan yang baik: pertanian mencakup perkebunan.

8. Subjek dan predikat dalam penyusunan bahasa perundang-undangan harus

selau ada dalam setiap ketentuan yang dituangkan dalam pasal atau ayat,

maka tanpa adanya salah satu unsur tersebut tidak bisa disebut sebagai norma

karena norma harus berupa proposisi.16

C. Permasalahan Dalam Penerapan Bahasa

Bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis pada faktanya berbeda dalam

segi penerapannya ke masyarakat. Bahasa digunakan masyarakat untuk

berkomunikasi, seperti pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang

digunakan untuk berkomunikasi antar rakyat, lembaga hukum, maupun

pemerintah. Dalam penggunaan bahasa masih banyak terjadi kesalahan dan

hal tersebut sangat wajar terjadi. Ada 3 penyebab kesalahan seseorang dalam

menggunakan bahasa:

1. terpengaruh oleh bahasa yang lebih dahulu dikuasai.

2. kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap pemakaian bahasa yang

dipakainya.
15
Roy Marthen Moonti, "Ilmu Perundang-undangan (Makassar: Kereta kupa) 2017. hlm. 117
16
Sary Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, "Bahasa Perundang-Undangan",
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/bahasa-perundang-undangan.

11
3. pengajaran bahasa yang tidak tepat.17

Adapun permasalahan dalam penerapan bahasa yang sering terjadi di

kalangan masyarakat umumnya pada rakyat adat yang berbeda-beda, sering

terjadi kesalahan dalam penerapan bahasa. Yang paling sering terjadi yaitu

dikarenakan faktor kebiasaan memakai bahasa daerah, sehingga melupakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Maka dari itu pentingnya melebar

luaskan bahasa Indonesia ke seluruh daerah maupun tempat terpencil

sekalipun.

17
Ninin Asnafia, Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis Pada Penulisan Teks Eksplanasi Siswa Kelas X7,
Universitas Muhammadiyah Surakarta: 2019, hlm. 2.

12
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Maka berdasarkan Uraian yang di atas dapat disimpulkan bahwasanya:

1. Kehadiran bahasa menjadikan hukum dapat di terima serta di pahami

dengan baik.

2. Bahasa peraturan perundang-undangan didasari oleh kaidah tata

bahasa Indonesia, baik dari segi pembentukan kata, penyusunan

kalimat serta teknik penulisan.

3. Bahasa perundang-undangan memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya

yaitu:

a. Bahasa dalam perundang-undangam harus jelas, lugas dan tegas,

b. Objektif dan menekan rasa subjektif,

c. Kata yang memiliki makna tunggal atau jamak,

d. Tidak menggunakan kata atau frasa.

13
4. Ada 3 Penyebab Kesalahan Seseorang dalam Menggunakan Bahasa,

diantaranya yaitu:

a. terpengaruh oleh bahasa yang lebih dahulu dikuasai.

b. kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap pemakaian bahasa

yang dipakainya.

c. pengajaran bahasa yang tidak tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Redi, Hukum Pembentukan Peraturaan Perundang-Undangan

(Jakarta: Sinar Grafika), 2018.

Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-Undangan 2 Proses dan Teknik

Pembentukannya. (Depok: Kanisius), 2016.

Taufik Effendi, "Bahasa Peraturan Perundang-Undangan", Al-Adi, Volume

Nomor 10, Juli-Desember 2013.

Rikardo Simarmata, Pengertian Dasar dan Teknik Perancangan

Perundang-Undangan: Resiko Tradisi Hukum Tertulis (Jakarta: HuMa), 2002.

Dayanto, Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia: Konsep dan

Teknik Pembentukannya Berbasis Good Legislation (Yogyakarta:

Deepublish), 2018.

Jeremy bentham, Teori Perundang-Undangan (Bandung: Nuansa

Cendekia), hlm. 115

14
Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-undangan 2 Proses dan Teknik

Pembentukannya. (Depok: Kanisius), 2016.

Nurul Qamar dan Hardianto Djanggih. "Peranan Bahasa Hukum Dalam

Perumusan Norma Perundang-undangan", JIKH Vol. 11 No. 3, November

2017.

Maria Farida, "Ilmu Perundang-Undangan 2 Proses dan Teknik

Pembentukannya", (Depok: Kanisins), 2016.

Wisnu Sasangka, "Bahasa Indonesia Dalam Perundang-undangan", Jurnal

Sosioteknologi Edisi 21 Tahun 9, Desember 2010.

Taufik Effenly, "Bahasa Peraturan Perundang-undangan", Al'Adl Vol. V No.

10, Juli-Desember 2010.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan, https://bphu.go.id.

R. Diah Imaningrum, "Ragam Bahasa Hukum". Kertha Patrika Vol. 30 No.

2, Juli 2005.

Gede Mahaendra Wija Atmaja, "Metodologi dan Bahasa Perundang-

undangan". 2016.

Roy Marthen Moonti, "Ilmu Perundang-undangan (Makassar: Kereta kupa)

2017.

Sary Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, "Bahasa Perundang-

Undangan",https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/

bahasa-perundang-undangan.

15
Ninin Asnafia, Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis Pada Penulisan Teks

Eksplanasi Siswa Kelas X7, Universitas Muhammadiyah Surakarta: 2019.

16

Anda mungkin juga menyukai