Prof.Dr.Khairil Ansari,M.pd.
Disusun sebagai salah satu tugas mandiri yang diwajibkan dalam mengikuti perkuliahan
program studi ilmu hukum
Oleh:
TAHUN 2018
BAB I
KONSEP BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketetapan ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan
komunikasi.Kriteria pemakaian bahasa yang benar adalah kaidah bahasa.Kaidah itu meliputi aspek :
BAB II
PENGGUNAAN EJAAN DAN TANDA BACA
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan (EYD).EYD resmi mulai
berlakukan pada tanggal 17 agustus 1972 itu memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan yang
sudah dipakai sebelumnya yaitu Ejaan Republik (Ejaan Suwandi).
Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek yaitu (1) pemakaian huruf,(2) penulisan huruf,(3) penulisan
kata,(4) penulisan unsur serapan,(5) pemakaian tanda baca.
Dalam naskah dinas berupa surat dinas beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam aspek
ejaan dan tanda baca adalah pada penulisan huruf,singkatan,dan tanda baca khususnya tanda titik.
BAB III
DASAR-DASAR BAHASA HUKUM
A.Bahasa Hukum
Bahasa mempunyai dua fungsi utama,pertama bahasa berfungsi sebagai sarana komunikasi antara
manusia,kedua bahasa berfungsi sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut.
Secara garis besar dasar-dasar pokok,dari Bahasa Hukum dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
Bahasa Hukum yang bersumber pada aturan-aturan hukum yang dibuat oleh Negara.
Bahasa Hukum yang bersumber pada hukum yang berlaku ditengah-tengah masyarakat,bahasa
hukum seperti ini kita temui dalam hukum adat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan
hukum Negara.
Bahasa Hukum yang bersumber dari para ahli hukum kelompok-kelompok profesi hukum.
Di dalam Bahasa Hukum untuk mengemukakan suatu pemikiran konseptual mengalami beberapa
kemungkinan antara lain :
1) Orang yang menerima pemikiran konseptual tersebut dapat memahami dengan baik tanpa
mempersoalkan benar atau salah.
2) Orang yang menerima dapat mengerti dan menilai benar atau salah pemikiran konseptual
tersebut.
3) Orang yang menerima dapat mengerjakan pemikiran konseptual tersebut kepada pihak lain.
Berdasarkan tiga hal tersebut,jelas bahwa didalam pendidikan hukum pemahaman terhadap Bahasa
hukum perlu dipertajam.Hukum perlu dikembangkan sebagai kegiatan yang bertujuan umtuk
pemahaman bahasa hukum.caranya dapat dilakukan melalui “descriptive language” dan “propositional
language” yang memenuhi kata bahsa logika.
B.Logika Hukum
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas,aturan,dan tata cara penalaran
yang betul(correct reasoning).Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada
pernyataan lain yang diketahui.Pernyataan yang telah diketahui itu disebut pangkal piker
(premise),sedangkan pernyataan baru yang diturunkan dinamakan simpulan (conclusion).
Dalam berbagai litelatur terdapat bermacam-macam cara menarik kesimpulan.Akan tetapi,dalam
kenyataan secara umum penarikan itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar,yaitu:
C.Matematika
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita
sampaikan.Lambang-lambang matematika bersifat artificial lambang tersebut baru mempunyai arti
setelah sebuah makna diberikan padanya.tanpa dengan cara itu,matematika hanya merupakan
kumpulan rumus-rumus yang mati.
Matematika adalah logika yang berkembang dan memberikan sumbangan pemikiran dengan sifatnya
kuantatif.Matematika adalah suatu alat atau sarana yang dapat digunakan untuk berfikir secara
deduktif,manfaatnya dapat membangun teori keilmuan dan menghasilkan prediksi-prediksi yang akan
digunakan untuk mengomunikasikan hasil-hasil atau produk keilmuan dengan benar dan jelas,singkat
dan cermat.Matematika merupakan bahasa eksak,teliti,dan bebas dari sifat emosi.
Dimensi matematika menekankan pada segi kuantatif dan proses kuantifikasi dari ilmu,bahkan ada
pendapat yang mengatakan bahwa apa yang disebut ilmu hanyalah pengetahuan yang dapat dinyatakan
dengan rumus-rumus matematik.Defenisi yang dikemukakan dalam McGraw-Hill Dictionary,of Scientific
and Thecnical term,tampak dengan jelas penonjolan dimensi matematik dari ilmu yang menyebutkan
bahwa :
A branch of study in which facts are observed and classified,and usually,quantitative laws are
formulated and verified invoves the application of mathematical reasoning and data analysis to natural
phenomena.
Suatu cabang studiyang didalamnya fakta-fakta diamati dan digolong-golongkan dan biasanya,kaidah-
kaidah kuantitatif dirumuskan dan dibuktikan,mencakup penerapan penalaran matematis dan analisis
data atas fenomena ilmiah.
D.Statistika
Statistika merupakan sarana berfikir ilmiah yang membantu penarikan kesimpulan secara induktif
fakta-fakta yang bersifat empiris.Penarikan kesimpulan secara statistika bersifat ekonomis dan derajat
keyakinan akan kebenaran kesimpulan tersebut secara parabolistik dapat diperhitungkan.
Statistika mampu meberikan atau menyumbangkan secara kuantatif tingkat telitian dari suatu
penarikan simpulan yang didasarkan pada asas yang sangat sederhana.Disamping itu,statistika juga
memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran untuk mengetahui apakah sesuatu hubungan kesulitan
antara dua factor atau lebih bersifat kebetulan,atau benar-benar terkait dalam suatu hubungan yang
bersifat empiris.Jadi dengan demikian pengguasaan statistika diperlukan untuk berfikir secara ilmiah.
BAB IV
FUNGSI BAHASA HUKUM
A.Fungsi Simbolik
Bahasa hukum dapat diartikan sebagai bahasa yang digunakan dibidang hukum yang meambangkan
sistem bunyi atau tulisan mengenai pengertian-pengertian hukum.Bahasa hukum sebagai alat
komunikasi,mempunyai simbolik yakni berfungsi untuk mengkomunikasikan buah pikiran.Fungsi
simbolik ini terihat sangat menonjol.Didalam komunikasi-komunikasi ilmiah hukum.
Fungsi simbolik Bahasa Hukum memungkinkan semua yang terlibat dalam hukum memikirkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan hukum,karena bahasa memberikan kemampuan berfikir secara teratur
dan sistematis.
B.Fungsi Emotif
Unsur emotif dalam komunikasi ilmiah hukum akan menjadikan komunikasi tersebut kurang
sempurna,bahkan hukum yang dikomunikasikan bisa saja kurang berfungsi sesuai dengan tujuan hukum
itu sendiri.Hal ini merupakan salah satu kekurangan dari Bahasa Hukum sebab sebagai salah satu sarana
komunikasi hukum,semestinya ragam atau gaya bahasa yang digunakan harus bersifat otoritatif.Artinya
berbahasa untuk komunikasinya dan dilakukan secara rasional Radburch(1979)menyatakan bahwa:
Komunikasi yang biasa digunakan dalam bacaan ilmiah popular dapat dibagi menjadi tiga kategori:
C.Fungsi Afektif
Fungsi efektif dalam Bahasa Hukum berkaitan erat dengan skap.Fungsi ini diharapkan supaya norma-
norma hukum yang dikomunikasikan melalui Bahasa Hukum mampu mengubah dan mengembangkan
kepribadian agar menaati hukum,meningkatkan kesadaran hukum serta bersikap tegas sesuai dengan
aturan-aturan hukum.Bahasa sebagai alat komunikasi pada hakikatnya mencakup tiga unsur pokok:
1. Unsur pertama menyangkut dengan penyampaian pesan yang berkonotasi perasaan atau unsur
emotif.
2. Unsur kedua sebagai komunikasi untuk menyampaikan pikiran atau berkonotasi simbolik.
3. Unsur ketiga sebagai komunikasi yang berkonotasi sikap yaitu unsure afektif.
BAB V
KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA HUKUM
A.Kejelasan Makna
Dalam kenyatannya Bahasa Hukum tidak terlalu memperlihatkan sifat dan cirri Bahasa Indonesia
dalam strukturnya.Bahasa Hukum adalah bahasa hasil terjemahan bahasa belanda kedalam bahasa
Indonesia yang kadang-kadang terlihat sifatnya terlalu harafiah.Selain itu bahasa hukum enggunakan
kalimat yang terlalu panjang,sebuah kalimat sering terdiri dari beberapa baris padahal sebenarnya
kalimat tersebut dapat dipecah menjadi beberapa kalimat yang pendek,tanpa mengurangi makna yang
diungkapkan dalamkalimat tersebut.
Konsekuensinya Bahasa Hukum menjadi bahasa yang sukar dipahami.contoh:Ada kalimat yang
terlalu panjang didalam bahasa hukum dan sangat sukar dipahami oleh kalangan awam dapat kita liat
dari pasal 282 KUHP yang berbunyi
B.kepaduan Pikiran
Hukum sebagai bahasa ilmiah mengandung kepaduan pikiran dalam perumusan kalimat-
kalimatnya.Perumusan kalimat merupakan kebulatan dari unsure-unsur yang menunjukkan peraturan
yang jelas,kulugasan dalam gaya yang dinyatakan dengan corak yang deskriptif dan analitis.Dalam
bahasa asing banyak mengandung pengertian yang berbeda.Contohnya,pengertian hukum sebagimana
dikemukakan oleh Anthony Allot dalam bukunya The Limit of Law membedakan antara ;
Law : The general idea or concept of legal institutions abstracted from any particular accurance of them
Disini berarti bahwa hukum merupakan konsep umum dari lembaga hukum yang diabstraksikan dari
kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa khusus atau merupakan asas-asas yang sifatnya abstrak.
Disini hukum diartikan sebagai suatu sistem undang-undang secara menyeluruh yaitu yang berkaitan
dengan hukum positif.
Law : aparticular normative provision of law a rule or norm of a given legal system.
C.Kelugasan
Bahasa Hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Bahasa Indonesia.Sebagai bahasa resmi
Bahasa Hukum digunakan untuk menulis atau mengomunikasikan fungsi-fungsinya yang terdapat dalam
hukum,baik fungsi hukum sebagai pengatur pergaulan hidup bermasyarakat,penjaga ketertiban maupun
untuk menyelesaikan sangketa ditengah-tengah masyarakat.
Kelugasan pemakaian bahasa dalam menetapkan aturan-aturan hukum memerlukan berbagai
pendekatan.pertama,pendekatan dari sudut bahasa,yaitu harus dipahami kaidah-kaidah bahasa yang
baik dan benar,sehingga setiap kata dan kalimat mempunyai pengertian yang jelas,runtut,dan mudah
dipahami.kedua,pendekatan dari sudut hukum,yakni memahami dengan sesungguhnya pokok substansi
hukum yang dibicarakan menyangkut berbagai fenomena masyarakat.ketiga,pendekatan dari segi
psikologi massa yaitu perlu ketahui dengan hukum itu dibicarakan atau dengan kata lain harus diihat dan
dinilai apakah orang yang menerima komunikasi tersebut memahami apa yang dibicarakan.
D.Keresmian
Keresmian didalam penggunaan bahasa sudah dimulai sejak lahirnya sumpah pemuda yang
menyatakan “Berbahasa satu yaitu Bahasa Indonesia”.Mengingat Bahasa Hukum merupakan bahasa
yang khusus,Bahasa Hukum juga mempunyai keresmian dalam gaya bahasanya.Hal ini dicerminkan
dalam berbagai peraturan tertulis baik peraturan perundang-undangan maupun putusan
pengadilan.Pentingnya kedudukan bahasa hukum ditunjukan dengannya pemakaian bahasa resmi
didalam berbagai dokumen,keputusan-keputusan maupun berbagai literatur hukum.
BAB VI
PEMAKAIAN ISTILAH DAN IDIOM HUKUM
A.Pemakaian Istilah
Kelemahan Bahasa Hukum adalah pemakaian istilah yang belum mantap dan seragam digunakan
dalam mempelajari Ilmu Hukum.Sebagian ahli hukum sering mengacu istilah-istilah asing terutama
istilah Belanda,Inggris dan Latin agar dianggap lebih modern dan lebih paham tentang
hukum.Kelemahan dari Bahasa Hukum karena Bahasa Hukum tersebut banyak berasal dari terjemahan
asing sehingga baik mengenai pengertian maupun pengguhaan kata yang dipakai dalam Bahasa Hukum
banyak yang tidak memenuhi kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Akan tetapi,penggunaan bahasa istilah bahasa hukum yang berasal dari bahasa asing sering mengalami
hambatan guna mencapai kesatuan Bahasa Hukum yang baik dan benar.Penyebabnya antara lain :
B.Pengendalian Idiom
Apabila suatu aturan hukum dalam bentuk undang-undang tidak bisa dikomunikasikan dengan baik
kepada masyarakat,berarti undang-undang tersebut tidak dapat mempengaruhi tingkah laku
masyarakat.Bahasa Hukum perundang-undangan mengandung berbagai ketentuan yang bersifat
khusus,maksudnya apabila dilihat dari segi bahasa,undang-undang tersebut baru bisa dipahami apabila
dianalisis secara seksama.Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhinya antara lain:pertama,adanya norma yang disusun dalam bentuk pernyataan yang
bersifat factual,contohnya Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidata (KUHAP),pasal 154 yang menyatakan :
1) Hakim ketua sidang memerintahkan supaya terdakwa terpanggil masuk dan jika ia dalam
tahanan,ia dihadapkan dalam keadaan bebas.
2) Jika di dalam pemeriksaan perkara terdakwa yang tidak ditahan tidak hadir pada hari
sidang yang telah diterakan,hakim ketua sidang meneliti apakah terdakwa sudah dipanggil
secara sah.
3) Jika terdakwa dipanggil secara tidak sah hakim ketua sidang menunda persidangan dan
memerintahkan supaya terdakwa dipanggil lagi untuk hadir pada sidang hari berikutnya.
4) Jika terdakwa ternyata telah dipanggil secara sah tetapi tidak datang disidang tanpa alas
an yang sah,pemeriksaan perkara tersebut tidak dapat dilangsungkan dan hakim ketua
sidang memerintahkan agar terdakwa dipanggil sekali lagi.
5) Jika dalam suatu perkara ada lebih dari seorang terdakwa dan tidak semua terdakwa hadir
pada sidang pemeriksaan:terhadap terdakwa yang hadir dapat diangsungkan.
Putusan Pengadilan sebagai Komunikasi hukum merupakan penetapan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh hakim untuk menyelesaikan suatu kasus hukum,atau untuk memberikan
penetapan(kepastian) terhadap masalah-masalah hukum tertentu.Beda Bahasa Hukum dalam bentuk
putusan hakim dengan Bahasa Hukum dalam bentuk perundang-undangan,dapat dilihat dari kaidah
hukum itu sendiri,yaitu didalam perundang-undangan hukum itu masih bersifat abstrak dan berlaku
umum sedangkan putusan Hakim sifatnya konkret dan berlaku khusus terhadap orang yang dituju oleh
putusan tersebut.
Akta adalah surat keterangan yang berisi perbuatan hukum yang dibuat oleh atau pejabat yang
berwenang.Akta ini pada hakikatnya merupakan suatu penjelasan yang menerangkan rentenan suatu
peristiwa hukum.Dilihat dari bentuknya akta ada dua macam,yaitu:
1) Akta yang dibuat oleh notaris
2) Akta yang dibuat dihadapan notaries
Akta yang dibuat oleh notaris berisikan keterangkan dari notaris itu sendiri mengenai segala susuatu
yang disaksikan,didengar dan dilihatnya sendiri berdasarkan apa yang diperbuat,dilakukan dan
diucapkan oleh orang yang menghadap.Sistematika dari suatu akta disusun berdasarkan urutan yang
berisi:
1) Awal akta
2) Komparisi
3) Premise
4) Isi akta
5) Akta lahir
Bahasa Hukum Komunikasi Ilmiah disampikan melalui lisan seperti dalam seminar-seminar
hukum,lokakarya,sarasehan,temu ilmiah dan lain-lain kegiatan yang bersifat ilmiah,atau melalui tulisan
ilmiah yang dimuat dalam majalah hukum,jurnal,bulletin dan media lainnya.