Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konotasi dan Denotasi: Pengertian, Ciri-
ciri, dan Contohnya", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/21/200000469/konotasi-dan-denotasi-
pengertian-ciri-ciri-dan-contohnya?page=all.
Penulis : Arum Sutrisni Putri
Editor : Nibras Nada Nailufar
Pada tahun 1928 saat dilangsungkannya Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober, bahasa
Melayu diubah namanya menjadi bahasa Indonesia dan diikrarkan sebagai bahasa persatuan
atau bahasa nasional dalam Sumpah Pemuda.
Pada masa penjajahan Jepang, pemerintah Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda.
Pelarangan ini mempunyai dampak yang positif terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Saat
itu pemakaian bahasa Indonesia semakin meluas. Bahasa Indonesia dipakai dalam berbagai
aspek kehidupan termasuk kehidupan politik dan pemerintahan yang sebelumnya lebih banyak
menggunakan bahasa Belanda.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, pada tanggal 18
Agustus 1945 ditetapkan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat pasal yang menyatakan bahwa
“Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”. Pernyataan dalam pasal tersebut mengandung
konsekuensi bahwa selain menjadi bahasa nasional bahasa Indonesia juga berkedudukan
sebagai bahasa negara sehingga dipakai dalam semua urusan yang berkaitan dengan
pemerintahan dan negara.
Pada masa kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang amat pesat. Setiap
tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia semakin bertambah. Perhatian pemerintah Indonesia
terhadap perkembangan bahasa Indonesia juga sangat besar. Hal ini terbuktu dengan
dibentuknya sebuah lembaga yang mengurus masalah kebahasaan yang saat ini dikenal dengan
nama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Berbagai upaya mengembangkan bahasa
Indonesia telah ditempuh, seperti adanya perubahan ejaan dari ejaan Van Ophuijsen, ejaan
Suwandi, Ejaan yang Disempurnakan (EYD), hingga sekarang yang berlaku adalah Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI) berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Sederhananya, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
Ketepatan dalam pemilihan dan penempatan kata dalam kalimat sangat menentukan keberhasilan
sebuah tulisan.
Penulis yang mampu menuangkan gagasannya dengan nuansa kata yang berbeda dari penulis lain
1. Memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami dan mengerti apa yang
ingin disampaikan penulis atau pembicara
2. Kata yang disampaikan menjadi lebih jelas sehingga terasa tepat dan sesuai dalam
konteks penggunaannya
5. Untuk menggambarkan ekspresi terhadap ide dan gagasan yang akan disampaikan
Seorang penulis yang mumpuni akan dapat memadukan kata umum dan kata khusus, abstrak dan
konkret, panjang pendek kata, kata populer dan ilmiah, makna konotatif dan denotatif dalam tulisan
mereka.