Anda di halaman 1dari 3

RESUME BAHASA INDONESIA

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
Yang diampu oleh Ibu Eka Sartika S. Pd. M. Pd
Nama :Djakaria R Djafar
NIM : 562422005
Kelas : A-PEND.TEKNIK MESIN
1. LINGUISTIK FORENSIK
Linguistik adalah cabang ilmu pengetahuan yang menjadikan bahasa sebagai objek
kajiannya. Bahasa atau tuturan berbeda dalam individual seperti di dalam dan antar
masyarakat. Sifat semacam ini yang memeungkinkan bahasa menjadi salah satu bukti untuk
dianalisis dengan tujuan forensik. Hirarki lingusitik terdiri dari bentuk bahasa, fonetik,
foonologi, morfologi, leksikon, sintakis, semantik.
a. Ihwal Forensik
Ilmu forensik adalah bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu
menjawab secara ilmiah tantang bukti-bukti yang terkait dengan penegakan hukum.
Tujuan dari ilmu forensik adalah untuk menentukan tindak kejahatan apa yang
dilakukan, siapa, dan dengan cara bagaimana tindak kejahatan itu dilakukan. Bukti/bkas
yang tertinggal setelah tindak kejahatan terjadi, berdasarkan kemiripan yang konstan ,
dikelompokkan ke dalam varian-varian yang memungkinkan untuk membedakan suatu
tindak kejahatan yang menggunakan penembakan peluru dari jenis tindakan kejahatan
lainnya.
b. Hubungan Bahasa dan Forensik
Keterkaitan/hubungan analisis linguistik(bahasa) dengan forensik yaitu sebagai berikut:
 Analisis bahasa membantu membangun profil, aspek penegakan hukum atas
tindakan kejahatan verbal, bukan mengidentifikasinya.
 Saat pelaku menyamarkan bahasanya, ada banyak yang muncul di bawah kendali
sadar.
 Adanya kendali sadar itu menyebabkan pelaku selalu tidk sadar menampakkan
dirinya melalui jejak-jejak berbahasa, meskipun dia sudah berusaha menutupinya.
Jadi berdasarkan pernyataan diatas dapat kita simpulkan linguistik forensik adalah
bidang linguistic terapan yang berusaha menganalisis secara saintifik bukti-bukti
kebahasan dari suatu tindak kejahatan untuk tujuan penegakan hukum. Linguistic
forensik merupakan penerapan prinsip-prinsip dan metode kajian linguistic dalam
masalah hukum dan penegakan hukum.
c. Satuan Bahasa Yang Menjadi Basis Analisis Linguistik Forensik
 Dalam hubungan dengan teks, melandaskan diri pada teori LSF yang dikembangkan
M.A.K. Halliday
 Sistemik, berkaitan dengan proses pemilihan, yaitu secara paradigma bahwa orang
berbahasa itu digadapkan pada proses pemilihan bentuk-bnetuk kebahasaan
 Fungsional, terkait dengan makna bahwa setiap bentuk bahasa itu memiliki fungsi
Dengan demikian LSF merupakan teori yang memandang bahwa manusia berbahasa
merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk Bahasa yang disesuaikan dengan fungsi teori
tentang teks berasal dari teori LSF.
d. Bahasa, Teks, Dan Konteks
Berdasarkan pandangan itu, Halliday dan Ruqaiyah Hasan (1985) mendefinisikan teks
sebagai Bahasa yang berfungsi.
 Berfungsi makudnya adalah Bahasa yang sedang menjalankan tugas tertentu
dalam konteks situasi
 Dengan kata lain, teks adalah semua Bahasa hidup yang mengambil bagian
tertentu dalam konteks situasi
 Bahasa dapat berwujud tulisan, lisan serta bentuk-bentuk sarana lain yang
digunakan untuk menyatakan yang dipikirkan
Teks dapat berwujud dalam beberapa kelompok yaitu sebagai berikut:
 Teks berwujud huruf, contoh konteks non lingual: huruf P yang berada di jalan
untuk memberi info bahwa di area tersebut merupakan area parkir.
 Teks berwujud kata, contoh konteks non lingual: penulisan “Jl. Sartika”
menandakan bahwa nama jalan tersebut adalah Sartika.
 Teks berwujud kelompok kata, contoh konteks non lingual: tulisan “area
parkir luas” untuk menginformasikan bahwa area tersebut memilki area
parkiran yang luas”
Apabila diduga terjadi pelanggaran hukum maka perlu melakukan tindakan, berikut
langkah metodologis yaitu berikut:
 Tentukan wujud data
 Sumber data
 Tentukan langkah metodologi: tahap pengumpulan/penyediaan data, tahap
analisis data,dan tahap penyajian hasil analisis data.
Dalam melakukan tindakan perlu penerapan langkah-langkah metodologis yaitu
sebagai berikut:
 Wujud data, meliputi verbal dan lisan/tulis
 Sumber data, meliputi siapa, melakukan apa, kapan, dan dimana.
Adapun tahap penyediaan/pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
 Cakap semuka, dapat meliput Teknik catat dan rekam serta Teknik
distribusional/Agi
 Simak,meliputi Teknik catat
 Metode intuitif
2. MOTIVASI BELAJAR BAHASA MELALUI INTEGRASI BUDAYA LOKAL
Artifak suku Pribumi dan aspek budaya lainnya yang dapat di pakai dalam pembelajaran
bahas seperti makanan, & pakaian. Keuntungan yang bisa di dapat yaitu:
 Dapat memperluas pengetahuan si terdidik terhadap budayanya sendiri
 Pendekatan ini-lebih relevant-lebih dekat hubungan nya dengan artifak budaya si
terdidik -Ada kedekatan emosional yang bisa terbangun.
 Memotivasi belajar bahasa ( konteks saya bahasa Inggris)
 Meningkatkan kepercayaan diri si pembicara.
Beberapa Bentuk dan aktivitas yang bisa dilakukan dalam pembelajaran berbicara yaitu
sebagai berikut:
 bermain peran
 bercerita
 bernarasi
 monolog
 dialog
3. LINGUISTIK LITERER
 KAJIAN EKSISTENSI BAHASA DALAM SASTRA
Dengan daya kreasi dan imajinatifnya, berbagai realitas kehidupan diseleksi,
direnungkan, dikaji, diolah sedemikian rupa kemudian diungkapkan dan diekspresikan
sastrawan dalam karya sastra melalui bahasa dalam penciptaan karya sastra, linguistik
literel memiliki peran sentral. Dengan demikian linguistik literer menjadi media utama
untuk mengekspresikan berbagai gagasan dan peran sastrawan.
a. Pengertian Linguistik Literer
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, ilmu yang mengkaji, menelaah atau
mempelajari bahasa secara umum , yang mencakup bahasa daerah, bahasa Indonesia,
atau bahasa asing
b. Fungsi Semiotik Linguistik Literer
Ilustrasi Gaya kata ( diksi & bentuk kata)
Dalam RDP ditemukan diksi yang unik dan khas serta variatif: kata konotatif,
konkret, serapan, sapaan khas & nama diri, kata seru khas Jawa, vulgar, dg objek
realitas alam & kosakata bahasa Jawa.Tiap diksi tersebut memiliki fungsi dan tujuan
masing-masing dalam mengekspresikan gagasan ,dan tujuh jenis diksi itu, kata
konotatif yang dominan.
 GAYA KALIMAT
Kalimat dalam RDP sangat variatif:penyelesaian struktur termasuk
penyimpangan kaidah & kalimat dengan sarana retorika sebagai foregrounding.
Kalimat dengan sarana retorika cukup dominan guna menciptakan efek makna
khusus.

Anda mungkin juga menyukai