Kelompok 6 :
T. A. 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era sekarang ini, di jaman modern, aktivitas yang sering kita lakukan sehari-hari seperti
mengobrol, membaca, bahkan berbelanja sekalipun bias dilakukan via jarak jauh ataupun
biasa disebut secara daring/online. Akan tetapi, banyak kejadian yang terkadang membuat
masyarakat takut akan teknologi ini seperti, penipuan di marketplace yang ada pada sekarang
ini. Makin maju teknologi makin maju pula perkembangan ataupun cara berpikir masyarakat.
Dan pada kali ini, kami akan membahas tentang kasus-kasus yang terjadi pada saat berbelanja
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
consumers against unfair or illegal traders. Adapun Black’s Law Dictionary mendefinisikan a
statute that safeguards consumers in the use goods and services.“ Perlindungan konsumen
adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan perlindungan hukum ‘ yang diberikan
kepada konsumen dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang
bahwa, perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya Kepastian
mempunyai cakupan yang luas, meliputi perlindungan konsumen terhadap barang dan jasa,
yang berawal dari tahap kegiatan untuk mendapatkan barang dan jasa hingga sampai : akibat-
akibat dari pemakaian barang dan/atau jasa tersebut. Cakupan perlindungan konsumen Itu
Keinginan yang hendak dicapai dalam perlindungan konsumen adalah menciptakan rasa
aman bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidup. Terbukti bahwa semua norma
pidana.” Singkatnya, bahwa segala upaya yang dimaksudkan dalam perlindungan konsumen
tersebut tidak saja terhadap tindakan preventif, akan tetapi juga tindakan represif dalam
semua bidang : perlindungan yang diberikan kepada konsumen. Maka pengaturan
usaha.
4. Memberikan perlindungan kepada konsumen dari praktik usaha yang menipu dan
menyesatkan,
Tujuan hukum adalah untuk mewujudkan keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum.
Dalam hal mewujudkan keadilan, Adam Smith melahirkan ajaran mengenai keadilan (justice)
yang menyatakan ihe end of the justice to secure from the injury. Menurut G.W, Paton, hak
yang diberikan oleh hukum ternyata tidak hanya mengandung unsur perlindungan dan
Maka, hukum perlindungan konsumen : adalah keseluruhan asas dan kaidah-kaidah yang
mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan
B. Belanja Online
1
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2013)
1. Pengertian
Belanja online atau Belanja daring adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui
media Internet. Melalui belanja lewat Internet seorang pembeli bisa melihat terlebih dahulu
barang dan jasa yang hendak ia belanjakan melalui web yang dipromosikan oleh penjual.
Kegiatan belanja daring ini merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan
komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari dan
ke seluruh dunia melalui media notebook, komputer, ataupun handphone yang tersambung
Belanja daring adalah salah satu bentuk perdagangan elektronik yang digunakan untuk
1. Pembeli tidak perlu mengunjungi tempat penjualan baik itu toko, butik, mall, dan lain
sebagainya. Pembeli cukup klik ke web yang dituju dan memilih barang yang dikehendaki
2. Pemilihan barang bisa dilakukan dari rumah atau kantor sehingga pembelian bisa
3. Penjual dapat menekan ongkos pembukaan toko karena melalui belanja daring, penjual
4. Pemasaran produk bisa mencapai seluruh dunia dengan biaya yang murah
5. Pembeli dapat membandingkan harga produk yang ingin dibelinya secara cepat untuk
2
Wikipedia, “Belanja Daring” (Belanja daring - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Diakses pada 3
Desember 2020, 16.00)
Namun transaksi online ini juga memiliki beberapa kelemahan. Dengan menggunakan
transaksi online yang tidak mempertemukan antara yang memiliki usaha online dan pembeli
langsung dan dimana konsumen tidak dapat melihat barang yang diinginkan secara nyata
(dalam wujud dan kondisi yang sebenarnya) hal ini dapat menimbulkan masalah yang
merugikan pembeli dalam melakukan transaksi online.Contoh adalah tidak sesuainya barang
Kasus penipuan saat belanja online terjadi lagi. Kali ini dialami pengguna Lazada, uang
Kejadian tersebut dialami pasangan suami istri Steven dan Andrea. Lantaran baru menempati
Lantaran kerap di-bombardir iklan diskonan, keduanya pun memilih beli perangkat yang
"Kita belanja banyak barang rumah tangga, salah satunya vacuum cleaner. Total belanja Rp
Setelah proses membayar selesai, Steven mengaku ditelpon seseorang yang mengaku dari
"Dia bilang karena produk diskon dibutuhkan konfirmasi lagi, benar atau tidak," kata Steven.
3
I Putu Erick Sanjaya Putra, dkk “Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Jual Beli Barang Melalui E-
Commerce” Jurnal Analogi Hukum, Vol.1 No.2 2019, Hlm. 240
Dia kemudian dikirimkan link di bagian chat dengan penjual. Tanpa curiga, Steven mengklik
link tersebut.
Tak berapa lama, sang penjual menginformasikan adanya pembatalan massal dari Lazada dan
menanyakan soal OTP. Di sinilah kecurigaan Steven timbul, mekin kuat setelah melihat
alasan pembatalan karena pembeli berubah pikiran dan ada permintaan refund ke nomor
Steven pun langsung melapor ke Lazada setengah jam setelah transaksi. Sayangnya meski
ditanggapi oleh bagian customer service dan dijanjikan investigasi, dua bulan berlalu tidak
ada solusi.
"Kami malah mendapat email refund telah telah terjadi, tapi nggak tau ke rekening mana.
Setidaknya dari sana kita bisa lacak agar pihak kepolisian mengungkap," ujar Steven kesal.
"Pas ditanya nomor rekening refund nggak pernah jawab. Malah dapat pesan kejadian ini
Akhirnya pasangan suami istri ini melaporkan kejadian ke pihak kepolisian. Keduanya
Ada banyak cara menggugat kasus tersebut ke pengadilan Upaya hukum bagi konsumen
dalam penyelesaian sengketa terdiri dari dua, yakni upaya hukum dalam hal transaksi
4
Tim Detikcom, “Cerita Korban Penipuan di Lazada, Uang Jutaan Melayang”(
https://inet.detik.com/security/d-5078857/cerita-korban-penipuan-di-lazada-uang-jutaan-melayang, Diakses
pada 3 Desember 2020, 16:30)
upaya hukum dalam hal transaksi e-commerce yang terjadi di Indonesia yang dapat
diselesaikan melalui dua jalur yakni jalur non-litigasi melalui Lembaga Swadaya Masyarakat
Konsumen (BPSK) dan pelaku usaha. Kemudian jalur kedua adalah melalui jalur litigasi/
pengadilan.5
(1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang
bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan
(2) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar
(3) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
(4) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, gugatan
melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil
oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa.
“Penyelesain Sengketa Konsumen sebagaimana dimaksud pada ayat ini tidak menutup
kemungkinan penyelesaian damai oleh para pihak yang bersengketa. Pada setiap tahap
diusahakan untuk menggunakan penyelesaian damai oleh kedua belah pihak yang
bersengketa. Yang Dimaksud dengan penyelesaian secara damai adalah penyelesaian yang
dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersengketa (pelaku usaha dan konsumen) tanpa
5
Yudha Sri Wulandari “Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce” Jurnal
Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 2019
melalui pengadilan atau Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dan tidak bertentangan
Melalui ketentuan Pasal 45 ayat (1) dapat diketahui bahwa untuk menyelesaikan sengketa
1. Melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku
usaha, atau
Undang-undang di Indonesia saat ini yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam hal ini
karena bertujuan untuk menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi,
meskipun di dalamnya tidak secara khusus mengatur transaksi online.Beberapa pasal yang
dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan kasus penipuan pada transaksi online adalah
sebagai berikut :
1. Pasal 8 ayat (1) huruf d, e, dan f yang menyebutkan bahwa pelaku usaha dilarang
memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan
mutu, kondisi maupun janji sebagaimana dinyatakan dalam label, keterangan, iklan maupun
2. Pasal 16 huruf a dan b yang menyebutkan bahwa pelaku usaha dalam menawarkan barang
dan/atau jasa melalui pesanan dilarang untuk tidak menepati pesanan dan/atau kesepakatan
waktu penyelesaian sesuai dengan yang dijanjikan serta dilarang untuk tidak menepati janji
6
Ahmad Miru, Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017)
7
Belly Riawan, I Made Mahartayasa “PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM KEGIATAN TRANSAKSI
JUAL BELI ONLINE DI INDONESIA” Jurnal Ilmu Hukum, Hlm. 4
Ada juga yang disebut dengan gugatan kelompok atau gugatan class action
aturan yang mengatur mengenai Class Action yakni pasal 46 ayat (1) yang pada huruf
Di dalam penjelasan pasal 46 ayat (1) huruf b ditegaskan bahwa undang-undang ini mengakui
gugatan kelompok atau Class Action. Gugatan kelompok atau Class Action harus diajukan
oleh konsumen yang benar-benar dirugikan dan dapat dibuktikan secara hukum, salah satu
Pada pasal 46 ayat (2) disebutkan bahwa gugatan yang diajukan oleh sekelompok konsumen,
peradilan umum.
Salah satu syarat formil dari pengajuan gugatan Class Action yang diatur di dalam PERMA
Nomor 1 Tahun 2002 yaitu adanya kesamaan fakta atau dasar hukum yang digunakan di
dalam gugatan serta kesamaan fakta dan dasar hukum tersebut itu bersifat substansial. 8
BAB III
A. KESIMPULAN
Berbelanja online sudah dilindungi oleh beberapa undang-undang walaupun tidak secara
spesifik tapi belanja online/belanja daring ini sudah termasuk di dalamnya. Dan jika ingin
menggugat anda bisa datang kepada lembaga swadaya masyarakat atau dengan cara
B. Saran
8
Dewa Ayu I. K, Suhirman “PERANAN CLASS ACTION DALAM PENYELESAIAN SENGKETA
PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA” Jurnal Ilmu Hukum, Hlm. 4
Untuk yang ingin berbelanja online, pakailah marketplace resmi yang sudah tersedia serta
pelajari bagaimana cara berbelanja online yang benar. Juga, cari toko-toko terpercaya yang
agar tidak tertipu lagi. Dan satu lagi, jika ada pihak yang mengatasnamakan suatu
marketplace dengan embel-embel memberi hadiah kepada anda dengan meminta kode OTP,
jangan mau karena, itu salah satu penipuan yang sering terjadi pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Miru, Sutarman Yodo, 2017 “Hukum Perlindungan Konsumen”, Jakarta: Rajawali
Pers
KEGIATAN TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE DI INDONESIA” Jurnal Ilmu Hukum, Hlm. 4
I Putu Erick Sanjaya Putra, dkk “Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Jual
Beli Barang Melalui E-Commerce” Jurnal Analogi Hukum, Vol.1 No.2 2019, Hlm. 240
Tim Detikcom (Cerita Korban Penipuan di Lazada, Uang Jutaan Melayang). Diakses pada
https://inet.detik.com/security/d-5078857/cerita-korban-penipuan-di-lazada-uang-jutaan-
melayang,)
https://id.wikipedia.org/wiki/Belanja_daring
Yudha Sri Wulandari “Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual
Beli E-Commerce” Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 2019