RANCANGAN
KEPUTUSAN
MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH;
Tentang
PENGESAHAN PERATURAN TATA TERTIB MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH
MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH
Pimpinan Sementara,
TATA TERTIB
MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH
BAB I
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU
Pasal 1
Nama
Pasal 2
Tempat dan Waktu
MUSDA II ATAKI diselenggarakan di Gedung BLK Banda Aceh pada tanggal 26 September 2019.
BAB II
DASAR dan TUJUAN
Pasal 3
Dasar
Pasal 4
Tujuan
Sesuai dengan Bab V, Pasal 19 angka (1) AD ATAKI, tugas dan wewenang MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEH untuk:
a. Menilai Pertanggungjawaban DPD ATAKI – PROVINSI ACEH periode 2019-202024;
b. Menetapkan Kebijakan Umum;
c. Memilih DPH dari DPD ATAKI PROVINSI ACEH
BAB III
TEMA MUSDA
Pasal 5
Tema
Tema MUSDA II ATAKI - DIY adalah “ATAKI SIAP MEMBAWA ANGGOTANYA MEMASUKI
ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA ( MEA )”
Sub Tema MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH adalah “ Melalui MUSDA, Kita Bangun
Paradigma Tenaga Kerja Konstruksi Yang Profesional , Efisien dan Berdaya Saing Tinggi “
BAB V
UTUSAN MUSDA DAN UNDANGAN
Pasal 6
Utusan MUSDA
Peserta Penuh dan Peserta Peninjau wajib melaporkan nama-namanya kepada Panitia Pelaksana
MUSDA selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum dibukanya acara MUSDA II ATAKI - PROVINSI
ACEH
Pasal 7
Undangan
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN UTUSAN
Pasal 8
Hak Peserta
1. Peserta Penuh mempunyai hak suara yaitu hak bicara, hak mengambil keputusan, hak dipilih dan
memilih menjadi Pimpinan MUSDA maupun Formatur;
2. Peserta Peninjau mempunyai hak bicara yaitu hak mengajukan usul, saran, dan pendapat serta
mengajukan pertanyaan.
Pasal 9
Kewajiban Utusan
BAB VI
ALAT KELENGKAPAN MUSDA
Pasal 10
Alat Kelengkapan MUSDA
BAB VII
PENANGGUNG JAWAB MUSDA dan PIMPINAN MUSDA
Pasal 11
Penanggung Jawab MUSDA
Penanggung Jawab MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH adalah DPD ATAKI – PROVINSI ACEH
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan MUSDA agar dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
2. Menjaga ketertiban dalam musyawarah dan sidang-sidang dengan melaksanakan hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan untuk mencapai mufakat.
Pasal 12
Pimpinan Sementara MUSDA
1. Pimpinan Sementara MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH adalah DPD ATAKI – PROVINSI
ACEH dan seorang unsur DPP ATAKI.
2. Pimpinan Sementara MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH memimpin sidang Pleno untuk :
a. Mensahkan Rancangan Jadwal Acara;
b. Mensahkan Rancangan Tata Tertib;
c. Melaksanakan pemilihan Pimpinan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH.
3. Setelah terpilih Pimpinan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH maka Pimpinan Sementara
menyerahkan pimpinan Sidang Pleno kepada Pimpinan MUSDA terpilih.
Pasal 13
Pimpinan MUSDA
1. Pimpinan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH terdiri dari 3 (tiga) orang dengan komposisi
Seorang Ketua, Seorang Wakil Ketua, dan Seorang Sekretaris.
2. Pimpinan MUSDA mempunyai tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut :
a. Memimpin Sidang Pleno selama MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH berlangsung dengan
sebaik-baiknya;
b. Menjaga dan mengusahakan terselenggaranya ketertiban dan kelancaran jalannya sidang;
c. Berusaha mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan dan
mendudukkan persoalan yang sebenarnya, serta mengembalikan jalannya sidang ke pokok
pembicaraan;
d. Meneliti keabsahan Utusan persidangan baik dalam kehadiran Sidang, dalam menggunakan hak
bicara maupun hak suara serta hak memilih;
e. Mengetahui, memberi atau tidak memberi ijin kepada setiap Utusan yang menghadiri atau
meninggalkan persidangan;
f. Mengatur, memberikan persetujuan/ijin dan menentukan batas waktu berbicara bagi Utusan;
g. Menegur dan menghentikan pembicara Utusan jika ternyata melampaui batas waktu yang telah
ditetapkan dan/atau menyimpang dari pokok acara Sidang yang telah ditentukan;
h. Mengesahkan risalah dan hasil Keputusan Sidang.
BAB VIII
PERSIDANGAN DAN PIMPINANNYA
Pasal 14
Sidang Pleno
1. Sidang Pleno MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH dihadiri oleh Peserta Penuh dan Peserta
Peninjau.
2. Seluruh Keputusan Sidang Pleno merupakan Keputusan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH.
3. Pimpinan Sidang adalah Pimpinan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH yang ditetapkan
menurut Pasal 15 dan 16 Tata Tertib ini.
Pasal 15
Sidang Komisi
1. Untuk menyelesaikan masalah-masalah khusus yang dianggap perlu, dapat dibentuk Panitia Ad
Hoc.
2. Hasil keputusan Panitia Ad Hoc ditetapkan sebagai usulan kepada Sidang Pleno untuk dijadikan
Keputusan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH
Pasal 17
Sifat Persidangan
1. Sidang Pleno bersifat terbuka, kecuali dinyatakan tertutup oleh Pimpinan Sidang.
2. Sidang-sidang Komisi, Tim Perumus, Panitia Ad Hoc dan sidang-sidang Pimpinan MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH bersifat tertutup.
BAB IX
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 18
Kuorum
Pasal 19
Pengambilan Keputusan
BAB X
TATA CARA PERSIDANGAN DAN BICARA,
GANGGUAN DAN RISALAH
Pasal 20
Tata Cara Persidangan dan Bicara
1. Setelah Sidang dibuka, Pimpinan Sidang menjelaskan secara singkat pokok-pokok acara Sidang.
Pimpinan Sidang wajib menjaga agar Sidang berjalan sesuai dengan Tata Tertib dan pokok-pokok
acara Sidang.
2. Setiap pembicara yang ingin menyampaikan usul, saran dan pendapat harus mendapat ijin terlebih
dahulu dari Pimpinan Sidang, dan Pimpinan Sidang dapat membuat ketentuan-ketentuan mengenai
penyampaian usul, saran dan pendapat tersebut.
3. Pembicara bicara pada gilirannya, menurut waktu dan tempat yang diatur oleh Pimpinan Sidang.
Selama berbicara, pembicara tidak boleh diganggu, kecuali kalau Pimpinan Sidang menganggap
pembicaraan telah menyimpang dari pokok-pokok acara dan waktu yang telah ditetapkan. Dalam
hal seperti ini Pimpinan Sidang berhak meminta pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya.
4. Pimpinan Sidang berhak menegur dan memberi peringatan pembicara yang menyimpang dari
pokok-pokok acara atau mengeluarkan kata-kata yang tidak layak/mengganggu ketertiban, agar
tertib kembali. Apabila pembicara tersebut tidak mentaati teguran dan peringatan Pimpinan Sidang,
maka Pimpinan Sidang dapat melarangnya untuk meneruskan pembicaraan selanjutnya
mempersilahkan pembicara tersebut untuk duduk kembali ketempatnya. Dan jika yang
bersangkutan masih saja tidak mentaatinya, Pimpinan Sidang dapat memerintahkan pembicara
tersebut untuk meninggalkan Sidang.
5. Apabila diperlukan atas persetujuan Sidang, Pimpinan Sidang dapat menunda paling lama 1 (satu)
jam.
Pasal 21
Gangguan Ketertiban Sidang
Pasal 22
Risalah Persidangan
Pimpinan Sidang dapat membuat risalah tertulis mengenai jalannya persidangan yang berisi sebagai
berikut :
Pasal 23
Laporan Pertanggungjawaban dan Pandangan Umum
1. Laporan pertanggungjawaban DPD ATAKI – PROVINSI ACEH disampaikan dalam Sidang Pleno
II.
2. Peserta MUSDA dapat memberikan Pandangan Umum dan tanggapan atas laporan pertanggung
jawaban DPD ATAKI – PROVINSI ACEH.
3. Dalam menyampaikan Pandangan Umum dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal
ini, Peserta MUSDA dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dimana masing-masing kelompok menunjuk
1 (satu) orang sebagai juru bicaranya.
BAB XII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA DAN
PEMBENTUKAN FORMATUR
Pasal 24
Tata Cara Pemilihan Ketua
1. Pemilihan Ketua diawali dengan tahapan penjaringan Bakal Calon Ketua sesuai kriteria yang
ditetapkan pada MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH dengan berpedoman pada ketentuan
sebagaimana diatur dalam AD/ART ATAKI.
2. Bakal Calon Ketua memaparkan Visi dan Misinya pada Rapat Pleno MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEH.
3. Pemilihan Calon Ketua dilaksanakan melalui cara musyawarah untuk mufakat dalam sidang Pleno
MUSDA II ATAKI -.PROVINSI ACEH
4. Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat dilaksanakan maka pemilihan Calon Ketua
dilaksanakan dengan cara pemungutan suara (voting) dengan asas Langsung, Umum, Bebas dan
Rahasia dengan tetap berpedoman pada pasal 12 ketentuan Tata Tertib ini. Pemilihan Calon Ketua
dilakukan oleh Peserta Penuh dengan menulis satu nama calon yang telah dinyatakan sah dalam
Rapat Pleno MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH.
5. Calon Ketua yang mendapat suara terbanyak ditetapkan Pimpinan MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEHmenjadi Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH masa bakti tahun 2019-2024
sekaligus sebagai formatur tunggal.
Pasal 25
Tata Cara Pemilihan Formatur
1. Peserta menetapkan 3 (tiga) orang bakal calon formatur dengan kriteria sebagai berikut:
a. Pernah menjadi anggota DPH di tingkat propinsi, minimal satu masa periode penuh (5 tahun);
b. Berdomisili di ibukota propinsi;
c. Membuat dan menyerahkan surat pernyataan kesediaan menjadi calon Ketua;
d. Mendapat dukungan minimal dua perlima dari jumlah peserta penuh;
e. Memaparkan visi dan misi pada Rapat Pleno MUSDA;
2. Pemilihan Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH dilakukan setelah ditetapkan calon Ketua
sesuai dengan ketentuan angka 1 pasal ini, dan selanjutnya dilakukan:
a. Pemilihan diupayakan secara musyawarah untuk mufakat;
b. Bilamana upaya musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka pemilihan dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas dan rahasia di dalam Rapat Pleno MUSDA;
c. Calon Ketua yang telah ditetapkan dalam angka 1 atau 2 diatas, ditetapkan Pimpinan MUSDA
menjadi Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH dan sekaligus sebagai formatur tunggal;
d. Ketua terpilih hanya memilih dan menyusun anggota DPH dari DPD ATAKI – PROVINSI
ACEH.
BAB XIII
DEMISIONER DAN HAL LAIN-LAIN
Pasal 26
Demisioner
DPD ATAKI – PROVINSI ACEH periode 2019-2024 meletakkan jabatan setelah formatur telah
berhasil menyusun DPD ATAKI – PROVINSI ACEH
Pasal 27
Lain-lain
Segala sesuatu yang belum diatur dengan Tata Tertib ini, akan diputuskan oleh MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEH yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tata Tertib ini.
Pasal 28
Berlakunya Keputusan
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan sampai berakhirnya MUSDA II ATAKI – PROVINSI
ACEH.
MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH
Pimpinan Sementara,
RANCANGAN
KEPUTUSAN
MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH
Tentang
PENGESAHAN PERATURAN TATA TERTIB MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH
MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH
Pimpinan Sementara,
TATA TERTIB
MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH
BAB I
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU
Pasal 1
Nama
Pasal 2
Tempat dan Waktu
MUSDA I ASKONI diselenggarakan di Gedung BLK Banda Aceh pada tanggal 26 September 2019.
BAB II
DASAR dan TUJUAN
Pasal 3
Dasar
Pasal 4
Tujuan
Sesuai dengan Bab V, Pasal 19 angka (1) AD ASKONI, tugas dan wewenang MUSDA I AASKONI –
PROVINSI ACEH untuk:
a. Menilai Pertanggungjawaban DPD ASKONI – PROVINSI ACEH periode 2019-202024;
b. Menetapkan Kebijakan Umum;
c. Memilih DPH dari DPD ASKONI PROVINSI ACEH
BAB III
TEMA MUSDA
Pasal 5
Tema
Tema MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH adalah “ASKONI SIAP MEMBAWA ANGGOTANYA
MEMASUKI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA ( MEA )”
Sub Tema MUSDA I ASKONITAKI – PROVINSI ACEH adalah “ Melalui MUSDA, Kita Bangun
Paradigma Tenaga Kerja Konstruksi Yang Profesional , Efisien dan Berdaya Saing Tinggi “
BAB V
UTUSAN MUSDA DAN UNDANGAN
Pasal 6
Utusan MUSDA
Peserta Penuh dan Peserta Peninjau wajib melaporkan nama-namanya kepada Panitia Pelaksana
MUSDA selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum dibukanya acara MUSDA I ASKONI - PROVINSI
ACEH
Pasal 7
Undangan
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN UTUSAN
Pasal 8
Hak Peserta
1. Peserta Penuh mempunyai hak suara yaitu hak bicara, hak mengambil keputusan, hak dipilih dan
memilih menjadi Pimpinan MUSDA maupun Formatur;
2. Peserta Peninjau mempunyai hak bicara yaitu hak mengajukan usul, saran, dan pendapat serta
mengajukan pertanyaan.
Pasal 9
Kewajiban Utusan
BAB VI
ALAT KELENGKAPAN MUSDA
Pasal 10
Alat Kelengkapan MUSDA
BAB VII
PENANGGUNG JAWAB MUSDA dan PIMPINAN MUSDA
Pasal 11
Penanggung Jawab MUSDA
Penanggung Jawab MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH adalah DPD ASKONI – PROVINSI
ACEH dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan MUSDA agar dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
2. Menjaga ketertiban dalam musyawarah dan sidang-sidang dengan melaksanakan hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan untuk mencapai mufakat.
Pasal 12
Pimpinan Sementara MUSDA
1. Pimpinan Sementara MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH adalah DPD ASKONI – PROVINSI
ACEH dan seorang unsur DPP ASKONI.
2. MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH memimpin sidang Pleno untuk :
a. Mensahkan Rancangan Jadwal Acara;
b. Mensahkan Rancangan Tata Tertib;
c. Melaksanakan pemilihan Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH.
3. Setelah terpilih Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH maka Pimpinan Sementara
menyerahkan pimpinan Sidang Pleno kepada Pimpinan MUSDA terpilih.
Pasal 13
Pimpinan MUSDA
1. Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH terdiri dari 3 (tiga) orang dengan komposisi
Seorang Ketua, Seorang Wakil Ketua, dan Seorang Sekretaris.
2..Pimpinan MUSDA mempunyai tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut :
a. Memimpin Sidang Pleno selama MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH berlangsung dengan
sebaik-baiknya;
b. Menjaga dan mengusahakan terselenggaranya ketertiban dan kelancaran jalannya sidang;
a. Berusaha mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan dan
mendudukkan persoalan yang sebenarnya, serta mengembalikan jalannya sidang ke pokok
pembicaraan;
b. Meneliti keabsahan Utusan persidangan baik dalam kehadiran Sidang, dalam menggunakan hak
bicara maupun hak suara serta hak memilih;
c. Mengetahui, memberi atau tidak memberi ijin kepada setiap Utusan yang menghadiri atau
meninggalkan persidangan;
d. Mengatur, memberikan persetujuan/ijin dan menentukan batas waktu berbicara bagi Utusan;
e. Menegur dan menghentikan pembicara Utusan jika ternyata melampaui batas waktu yang telah
ditetapkan dan/atau menyimpang dari pokok acara Sidang yang telah ditentukan;
f. Mengesahkan risalah dan hasil Keputusan Sidang.
BAB VIII
PERSIDANGAN DAN PIMPINANNYA
Pasal 14
Sidang Pleno
1. Sidang Pleno MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH dihadiri oleh Peserta Penuh dan Peserta
Peninjau.
2. Seluruh Keputusan Sidang Pleno merupakan Keputusan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH.
3. Pimpinan Sidang adalah Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH yang ditetapkan
menurut Pasal 15 dan 16 Tata Tertib ini.
Pasal 15
Sidang Komisi
1. Untuk menyelesaikan masalah-masalah khusus yang dianggap perlu, dapat dibentuk Panitia Ad Hoc.
2. Hasil keputusan Panitia Ad Hoc ditetapkan sebagai usulan kepada Sidang Pleno untuk dijadikan
Keputusan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH
Pasal 17
Sifat Persidangan
1. Sidang Pleno bersifat terbuka, kecuali dinyatakan tertutup oleh Pimpinan Sidang.
2. Sidang-sidang Komisi, Tim Perumus, Panitia Ad Hoc dan sidang-sidang Pimpinan MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH bersifat tertutup.
BAB IX
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 18
Kuorum
Pasal 19
Pengambilan Keputusan
BAB X
TATA CARA PERSIDANGAN DAN BICARA,
GANGGUAN DAN RISALAH
Pasal 20
Tata Cara Persidangan dan Bicara
Setelah Sidang dibuka, Pimpinan Sidang menjelaskan secara singkat pokok-pokok acara Sidang.
Pimpinan Sidang wajib menjaga agar Sidang berjalan sesuai dengan Tata Tertib dan pokok-pokok acara
Sidang.
1. Setiap pembicara yang ingin menyampaikan usul, saran dan pendapat harus mendapat ijin terlebih
dahulu dari Pimpinan Sidang, dan Pimpinan Sidang dapat membuat ketentuan-ketentuan mengenai
penyampaian usul, saran dan pendapat tersebut.
2. Pembicara bicara pada gilirannya, menurut waktu dan tempat yang diatur oleh Pimpinan Sidang.
Selama berbicara, pembicara tidak boleh diganggu, kecuali kalau Pimpinan Sidang menganggap
pembicaraan telah menyimpang dari pokok-pokok acara dan waktu yang telah ditetapkan. Dalam
hal seperti ini Pimpinan Sidang berhak meminta pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya.
3. Pimpinan Sidang berhak menegur dan memberi peringatan pembicara yang menyimpang dari
pokok-pokok acara atau mengeluarkan kata-kata yang tidak layak/mengganggu ketertiban, agar
tertib kembali. Apabila pembicara tersebut tidak mentaati teguran dan peringatan Pimpinan Sidang,
maka Pimpinan Sidang dapat melarangnya untuk meneruskan pembicaraan selanjutnya
mempersilahkan pembicara tersebut untuk duduk kembali ketempatnya. Dan jika yang bersangkutan
masih saja tidak mentaatinya, Pimpinan Sidang dapat memerintahkan pembicara tersebut untuk
meninggalkan Sidang.
4. Apabila diperlukan atas persetujuan Sidang, Pimpinan Sidang dapat menunda paling lama 1 (satu)
jam.
Pasal 21
Gangguan Ketertiban Sidang
Pasal 22
Risalah Persidangan
Pimpinan Sidang dapat membuat risalah tertulis mengenai jalannya persidangan yang berisi sebagai
berikut :
BAB XI
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PANDANGAN UMUM
Pasal 23
Laporan Pertanggungjawaban dan Pandangan Umum
1. Laporan pertanggungjawaban DPD ASKONI – PROVINSI ACEH disampaikan dalam Sidang Pleno
II.
2. Peserta MUSDA dapat memberikan Pandangan Umum dan tanggapan atas laporan pertanggung
jawaban DPD ASKONI – PROVINSI ACEH.
3. Dalam menyampaikan Pandangan Umum dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal
ini, Peserta MUSDA dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dimana masing-masing kelompok menunjuk
1 (satu) orang sebagai juru bicaranya.
BAB XII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA DAN
PEMBENTUKAN FORMATUR
Pasal 24
Tata Cara Pemilihan Ketua
1. Pemilihan Ketua diawali dengan tahapan penjaringan Bakal Calon Ketua sesuai kriteria yang
ditetapkan pada MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH dengan berpedoman pada ketentuan
sebagaimana diatur dalam AD/ART ASKONI.
2. Bakal Calon Ketua memaparkan Visi dan Misinya pada Rapat Pleno MUSDA I ASKONI –
PROVINSI ACEH.
3. Pemilihan Calon Ketua dilaksanakan melalui cara musyawarah untuk mufakat dalam sidang Pleno
MUSDA I ASKONI -.PROVINSI ACEH
4. Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat dilaksanakan maka pemilihan Calon Ketua
dilaksanakan dengan cara pemungutan suara (voting) dengan asas Langsung, Umum, Bebas dan
Rahasia dengan tetap berpedoman pada pasal 12 ketentuan Tata Tertib ini. Pemilihan Calon Ketua
dilakukan oleh Peserta Penuh dengan menulis satu nama calon yang telah dinyatakan sah dalam
Rapat Pleno MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH.
5. Calon Ketua yang mendapat suara terbanyak ditetapkan Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI
ACEH menjadi Ketua DPD ASKONI – PROVINSI ACEH masa bakti tahun 2019-2024 sekaligus
sebagai formatur tunggal.
Pasal 25
Tata Cara Pemilihan Formatur
1. Peserta menetapkan 3 (tiga) orang bakal calon formatur dengan kriteria sebagai berikut:
a. Pernah menjadi anggota DPH di tingkat propinsi, minimal satu masa periode penuh (5 tahun);
b. Berdomisili di ibukota propinsi;
c. Membuat dan menyerahkan surat pernyataan kesediaan menjadi calon Ketua;
d. Mendapat dukungan minimal dua perlima dari jumlah peserta penuh;
e. Memaparkan visi dan misi pada Rapat Pleno MUSDA;
2. Pemilihan Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH dilakukan setelah ditetapkan calon Ketua sesuai
dengan ketentuan angka 1 pasal ini, dan selanjutnya dilakukan:
a. Pemilihan diupayakan secara musyawarah untuk mufakat;
b. Bilamana upaya musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka pemilihan dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas dan rahasia di dalam Rapat Pleno MUSDA;
c. Calon Ketua yang telah ditetapkan dalam angka 1 atau 2 diatas, ditetapkan Pimpinan MUSDA
menjadi Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH dan sekaligus sebagai formatur tunggal;
d. Ketua terpilih hanya memilih dan menyusun anggota DPH dari DPD ATAKI – PROVINSI
ACEH.
BAB XIII
DEMISIONER DAN HAL LAIN-LAIN
Pasal 26
Demisioner
DPD ATAKI – PROVINSI ACEH periode 2019-2024 meletakkan jabatan setelah formatur telah
berhasil menyusun DPD ATAKI – PROVINSI ACEH
Pasal 27
Lain-lain
Segala sesuatu yang belum diatur dengan Tata Tertib ini, akan diputuskan oleh MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEH yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tata Tertib ini.
Pasal 28
Berlakunya Keputusan
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan sampai berakhirnya MUSDA II ATAKI – PROVINSI
ACEH.
MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH
Pimpinan Sementara,