Anda di halaman 1dari 21

MUSDA II

ATAKI – PROVINSI ACEH

RANCANGAN

KEPUTUSAN
MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH;

NOMOR : 0i/MUSDA II ATAKI/PROVINSI ACEH/IX/2019

Tentang
PENGESAHAN PERATURAN TATA TERTIB MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH

MENIMBANG : a. bahwa agar pelaksanaan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH


dapat terlaksana secara lancar, tertib dan teratur maka perlu terlebih
dahulu ditetapkan peraturan tata tertib yang mengatur ketentuan
jalannya MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH guna mencapai
maksud dan tujuan sebagaimana dalam AD/ART ATAKI;
b. Sesuai dengan maksud sebagaimana tersebut pada huruf a di atas,
MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH menetapkan Tata Tertib
MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH

MENGINGAT : 1. AD/ART ATAKI;


2. Surat Keputusan ATAKI PROVINSI ACEH Nomor : 01/SK/DPD/
-ATAKI PROVINSI ACEH/IX/2019 tentang Penyelenggaraan
MUSDA II– ATAKI PROVINSI ACEH ;
3. Surat Keputusan DPD ATAKI PROVINSI ACEH Nomor :
02/SK/DPD/ ATAKI/PROVINSI ACEH/IX2019 tentang Susunan
Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana MUSDA II ATAKI
PROVINSI ACEH
4. Keputusan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH Nomor :
01/MUSDA II ATAKI/PROVINSI ACEHIX/2019 tentang Susunan
Acara MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH

MEMPERHATIKAN : 1. Rancangan Tata Tertib MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH;


2. Hasil musyawarah dalam Sidang Pleno I yang membahas Tata Tertib
MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Pertama : Mengesahkan Peraturan Tata Tertib MUSDA II ATAKI – PROVINSI


ACEH sebagaimana dalam lampiran Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan dan/atau kesalahan akan diperbaiki seperlunya.

Ditetapkan di : Banda Aceh


Pada tanggal : 24 September 20019

MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH

Pimpinan Sementara,

Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,

Dr.Ir. Rusydi Syahabuddin,M.Sc. Ir. Herman MT. H. Marzuki Sulaiman. SH


Lampiran SK No. : 0I/MUSDA II ATAKI/PROVINSI ACEH/IX/2019
Tentang : Tata Tertib MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH
Tanggal : 24 September 2019

TATA TERTIB
MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH

BAB I
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU

Pasal 1
Nama

Musyawarah ini dinamakan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH

Pasal 2
Tempat dan Waktu

MUSDA II ATAKI diselenggarakan di Gedung BLK Banda Aceh pada tanggal 26 September 2019.

BAB II
DASAR dan TUJUAN

Pasal 3
Dasar

a. AD ATAKI, Bab V, Pasal 19;


b. Surat Keputusan DPD – ATAKI PROVINSI ACEH Nomor : 01/SK/DPD/ ATAKI/PROVINSI
ACEH/IX/2019 tentang Penyelenggaraan MUSDA II ATAKI PROVINSI ACEH ;
c. Surat Keputusan DPD ATAKI PROVINSI ACEH Nomor : 02/SK/DPD/ ATAKI/PROVINSI
ACEH/IX/2019 tentang Susunan Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana MUSDA II ATAKI
PROVINSI ACEH

Pasal 4
Tujuan

Sesuai dengan Bab V, Pasal 19 angka (1) AD ATAKI, tugas dan wewenang MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEH untuk:
a. Menilai Pertanggungjawaban DPD ATAKI – PROVINSI ACEH periode 2019-202024;
b. Menetapkan Kebijakan Umum;
c. Memilih DPH dari DPD ATAKI PROVINSI ACEH

BAB III
TEMA MUSDA

Pasal 5
Tema

Tema MUSDA II ATAKI - DIY adalah “ATAKI SIAP MEMBAWA ANGGOTANYA MEMASUKI
ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA ( MEA )”
Sub Tema MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH adalah “ Melalui MUSDA, Kita Bangun
Paradigma Tenaga Kerja Konstruksi Yang Profesional , Efisien dan Berdaya Saing Tinggi “

BAB V
UTUSAN MUSDA DAN UNDANGAN

Pasal 6
Utusan MUSDA

Utusan MUSDA II ATAKI - DIY adalah :


1. Peserta Penuh yaitu utusan terdiri dari :
a) DPD-Propinsi sebanyak 3 (tiga) orang yang dinyatakan dengan surat mandat dari DPD-
Propinsi;
b) Unsur anggota minimal 20 (dua puluh) orang yang mendapat mandat dari DPD-Propinsi yang
disetujui oleh DPP;
c) DPP maksimum 3 (tiga) orang yang mendapat mandat dari Ketua Umum DPP.

2. Peserta Peninjau yaitu utusan dari :


a) DPD-Propinsi maksimum 5 (lima) orang yang dinyatakan dengan surat mandat dari DPD-
Propinsi.
b) Unsur anggota minimal 10 (sepuluh) orang yang mendapat mandat dari DPD-Propinsi yang
disetujui oleh DPP.

Peserta Penuh dan Peserta Peninjau wajib melaporkan nama-namanya kepada Panitia Pelaksana
MUSDA selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum dibukanya acara MUSDA II ATAKI - PROVINSI
ACEH

Pasal 7
Undangan

Undangan terdiri dari :


1. Pejabat Pemerintah;
2. Utusan organisasi kemasyarakatan baik perusahaan maupun profesi;
3. Tokoh-tokoh masyarakat;
4. Undangan yang dianggap perlu yang ditetapkan oleh DPD ATAKI – PROVINSI ACEH

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN UTUSAN

Pasal 8
Hak Peserta

1. Peserta Penuh mempunyai hak suara yaitu hak bicara, hak mengambil keputusan, hak dipilih dan
memilih menjadi Pimpinan MUSDA maupun Formatur;
2. Peserta Peninjau mempunyai hak bicara yaitu hak mengajukan usul, saran, dan pendapat serta
mengajukan pertanyaan.
Pasal 9
Kewajiban Utusan

Utusan pada MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH, wajib :

1. Mentaati seluruh ketentuan Tata Tertib MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH;


2. Mentaati petunjuk dan peraturan sehubungan dengan penyelenggaraan MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEH yang ditetapkan oleh Panitia Pelaksana;
3. Mentaati dan menjaga kelancaran dan ketertiban jalannya sidang-sidang MUSDA secara
keseluruhan;
4. Menandatangani daftar hadir yang telah disiapkan Panitia Pelaksana pada setiap kali hadir di
persidangan dan mengenakan tanda peserta selama berlangsungnya MUSDA II ATAKI - DIY serta
membantu Pimpinan Sidang dalam hal diperlukan identitas keabsahannya sebagai Peserta.

BAB VI
ALAT KELENGKAPAN MUSDA

Pasal 10
Alat Kelengkapan MUSDA

MUSDA II ATAKI - DIY mempunyai alat kelengkapan sebagai berikut :

1. Penanggung Jawab MUSDA;


2. Pimpinan MUSDA;
3. Sidang Pleno;
4. Sidang Komisi;
5. Panitia Ad Hoc bila diperlukan.

BAB VII
PENANGGUNG JAWAB MUSDA dan PIMPINAN MUSDA

Pasal 11
Penanggung Jawab MUSDA

Penanggung Jawab MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH adalah DPD ATAKI – PROVINSI ACEH
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan MUSDA agar dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
2. Menjaga ketertiban dalam musyawarah dan sidang-sidang dengan melaksanakan hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan untuk mencapai mufakat.

Pasal 12
Pimpinan Sementara MUSDA

1. Pimpinan Sementara MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH adalah DPD ATAKI – PROVINSI
ACEH dan seorang unsur DPP ATAKI.
2. Pimpinan Sementara MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH memimpin sidang Pleno untuk :
a. Mensahkan Rancangan Jadwal Acara;
b. Mensahkan Rancangan Tata Tertib;
c. Melaksanakan pemilihan Pimpinan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH.
3. Setelah terpilih Pimpinan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH maka Pimpinan Sementara
menyerahkan pimpinan Sidang Pleno kepada Pimpinan MUSDA terpilih.

Pasal 13
Pimpinan MUSDA

1. Pimpinan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH terdiri dari 3 (tiga) orang dengan komposisi
Seorang Ketua, Seorang Wakil Ketua, dan Seorang Sekretaris.
2. Pimpinan MUSDA mempunyai tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut :
a. Memimpin Sidang Pleno selama MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH berlangsung dengan
sebaik-baiknya;
b. Menjaga dan mengusahakan terselenggaranya ketertiban dan kelancaran jalannya sidang;
c. Berusaha mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan dan
mendudukkan persoalan yang sebenarnya, serta mengembalikan jalannya sidang ke pokok
pembicaraan;
d. Meneliti keabsahan Utusan persidangan baik dalam kehadiran Sidang, dalam menggunakan hak
bicara maupun hak suara serta hak memilih;
e. Mengetahui, memberi atau tidak memberi ijin kepada setiap Utusan yang menghadiri atau
meninggalkan persidangan;
f. Mengatur, memberikan persetujuan/ijin dan menentukan batas waktu berbicara bagi Utusan;
g. Menegur dan menghentikan pembicara Utusan jika ternyata melampaui batas waktu yang telah
ditetapkan dan/atau menyimpang dari pokok acara Sidang yang telah ditentukan;
h. Mengesahkan risalah dan hasil Keputusan Sidang.

BAB VIII
PERSIDANGAN DAN PIMPINANNYA

Pasal 14
Sidang Pleno

1. Sidang Pleno MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH dihadiri oleh Peserta Penuh dan Peserta
Peninjau.
2. Seluruh Keputusan Sidang Pleno merupakan Keputusan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH.
3. Pimpinan Sidang adalah Pimpinan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH yang ditetapkan
menurut Pasal 15 dan 16 Tata Tertib ini.

Pasal 15
Sidang Komisi

1. Sidang Komisi dibentuk sesuai dengan kebutuhan, terdiri dari :


a. Komisi A bidang Organisasi, Pokok-pokok pikiran dan Rekomendasi;
b. Komisi B bidang Program Kerja.
2. Setiap Peserta wajib menjadi salah satu anggota Komisi. Peserta Peninjau dapat dan dianjurkan
turut menjadi salah satu anggota Komisi.
3. Setiap sidang Komisi didampingi oleh salah seorang atau lebih anggota Panitia Pengarah (SC) yang
ditunjuk oleh Ketua Panitia Pengarah (SC) dan bertugas melancarkan jalannya Sidang Komisi
dimaksud.
4. Komisi bertugas memusyawarahkan dan menyarankan pemecahan mengenai soal-soal yang
menjadi ruang lingkup acara Sidang Komisi dengan memperhatikan saran-saran, pendapat-
pendapat dan laporan-laporan Peserta Sidang.
5. Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari 3 (tiga) orang, yang dipilih dan diangkat oleh Peserta Sidang
Komisi yang bersangkutan dengan komposisi seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang
Sekretaris.
6. Sidang Komisi diberi wewenang penuh terhadap keputusan-keputusan dari sidang Komisi dan
keputusan-keputusan dari setiap Sidang Komisi akan disahkan langsung oleh Sidang Pleno
MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH.
7. Untuk merumuskan dan menyimpulkan hasil Sidang Komisi, dapat dibentuk Tim Perumus, yang
pembentukannya ditetapkan secara musyawarah oleh Sidang Komisi.
8. Hasil rumusan Tim Perumus ditetapkan sebagai Ketetapan final Komisi yang dilaporkan kepada
Sidang Pleno untuk dijadikan Keputusan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH
Pasal 16
Panitia Ad Hoc

1. Untuk menyelesaikan masalah-masalah khusus yang dianggap perlu, dapat dibentuk Panitia Ad
Hoc.
2. Hasil keputusan Panitia Ad Hoc ditetapkan sebagai usulan kepada Sidang Pleno untuk dijadikan
Keputusan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH

Pasal 17
Sifat Persidangan

1. Sidang Pleno bersifat terbuka, kecuali dinyatakan tertutup oleh Pimpinan Sidang.
2. Sidang-sidang Komisi, Tim Perumus, Panitia Ad Hoc dan sidang-sidang Pimpinan MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH bersifat tertutup.

BAB IX
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 18
Kuorum

Kuorum diatur sebagai berikut :


1. MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH dinyatakan mencapai kuorum dan sah apabila dihadiri oleh
lebih dari ½ (satu per dua) jumlah Peserta;
2. Sidang Pleno (termasuk seluruh keputusan yang diambil baik musyawarah untuk mufakat maupun
voting) dinyatakan mencapai kuorum dan sah apabila dihadiri lebih dari 2/3 (dua pertiga) jumlah
peserta yang sah;
3. Bilamana Kuorum tidak tercapai maka Sidang Pleno dapat ditunda paling lama 3 x 60 menit. Jika
sesudah penundaan tersebut jumlah kuorum belum juga tercapai, maka Sidang Pleno dapat terus
diselenggarakan dan semua keputusan yang diambil dinyatakan sah dan mengikat Organisasi.

Pasal 19
Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan diatur sebagai berikut :


1. Semua keputusan yang diambil sejauh mungkin diusahakan atas dasar musyawarah untuk mencapai
mufakat;
2. Apabila dengan usaha musyawarah untuk mufakat tidak mencapai keputusan dalam waktu yang
tersedia, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari Peserta yang hadir;
3. Keputusan yang diambil, harus dapat dipertanggung jawabkan dan tidak boleh bertentangan dengan
AD/ART ATAKI;
4. Dalam hal keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak, hasil pemungutan suaranya
menunjukkan angka yang sama, maka pemungutan suara diulang sekali lagi. Apabila penunjukan
suara masih menghasilkan angka yang sama, maka keputusan terakhir diserahkan kepada Pimpinan
Sidang untuk memutuskannya;
5. Keputusan untuk maksud perubahan AD/ART diambil berdasarkan persetujuan lebih dari 2/3
(dua pertiga) kuorum;
6. Keputusan MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH adalah keputusan yang disahkan oleh
Sidang Pleno MUSDA.

BAB X
TATA CARA PERSIDANGAN DAN BICARA,
GANGGUAN DAN RISALAH

Pasal 20
Tata Cara Persidangan dan Bicara

1. Setelah Sidang dibuka, Pimpinan Sidang menjelaskan secara singkat pokok-pokok acara Sidang.
Pimpinan Sidang wajib menjaga agar Sidang berjalan sesuai dengan Tata Tertib dan pokok-pokok
acara Sidang.
2. Setiap pembicara yang ingin menyampaikan usul, saran dan pendapat harus mendapat ijin terlebih
dahulu dari Pimpinan Sidang, dan Pimpinan Sidang dapat membuat ketentuan-ketentuan mengenai
penyampaian usul, saran dan pendapat tersebut.
3. Pembicara bicara pada gilirannya, menurut waktu dan tempat yang diatur oleh Pimpinan Sidang.
Selama berbicara, pembicara tidak boleh diganggu, kecuali kalau Pimpinan Sidang menganggap
pembicaraan telah menyimpang dari pokok-pokok acara dan waktu yang telah ditetapkan. Dalam
hal seperti ini Pimpinan Sidang berhak meminta pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya.
4. Pimpinan Sidang berhak menegur dan memberi peringatan pembicara yang menyimpang dari
pokok-pokok acara atau mengeluarkan kata-kata yang tidak layak/mengganggu ketertiban, agar
tertib kembali. Apabila pembicara tersebut tidak mentaati teguran dan peringatan Pimpinan Sidang,
maka Pimpinan Sidang dapat melarangnya untuk meneruskan pembicaraan selanjutnya
mempersilahkan pembicara tersebut untuk duduk kembali ketempatnya. Dan jika yang
bersangkutan masih saja tidak mentaatinya, Pimpinan Sidang dapat memerintahkan pembicara
tersebut untuk meninggalkan Sidang.
5. Apabila diperlukan atas persetujuan Sidang, Pimpinan Sidang dapat menunda paling lama 1 (satu)
jam.

Pasal 21
Gangguan Ketertiban Sidang

1. Apabila seorang Peserta melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak layak/mengganggu ketertiban


Sidang, Pimpinan Sidang memperingatkan agar Peserta tersebut menghentikan perbuatannya.
2. Jika peringatan tersebut pada butir 1 Pasal ini tidak diindahkan, Pimpinan Sidang dapat
mempersilahkan Peserta tersebut untuk meninggalkan ruangan Sidang untuk masa waktu yang
ditentukan Pimpinan Sidang.
3. Apabila Peserta tersebut masih saja tidak mengindahkan ketentuan tersebut pada butir 2 Pasal ini,
maka Pimpinan Sidang dapat memberhentikan Peserta tersebut dari keikutsertaannya pada
MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH.

Pasal 22
Risalah Persidangan

Pimpinan Sidang dapat membuat risalah tertulis mengenai jalannya persidangan yang berisi sebagai
berikut :

1. Tempat acara Sidang;


2. Hari/tanggal Sidang dan jam permulaan serta penutupan Sidang;
3. Nama-nama Pimpinan Sidang;
4. Daftar Nama-nama Peserta yang hadir;
5. Pembicara dan pendapatnya masing-masing;
6. Keputusan-keputusan Sidang;
7. Ketetapan-ketetapan lain yang dianggap perlu untuk dicatat.
BAB XI
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PANDANGAN UMUM

Pasal 23
Laporan Pertanggungjawaban dan Pandangan Umum

1. Laporan pertanggungjawaban DPD ATAKI – PROVINSI ACEH disampaikan dalam Sidang Pleno
II.
2. Peserta MUSDA dapat memberikan Pandangan Umum dan tanggapan atas laporan pertanggung
jawaban DPD ATAKI – PROVINSI ACEH.
3. Dalam menyampaikan Pandangan Umum dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal
ini, Peserta MUSDA dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dimana masing-masing kelompok menunjuk
1 (satu) orang sebagai juru bicaranya.

BAB XII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA DAN
PEMBENTUKAN FORMATUR

Pasal 24
Tata Cara Pemilihan Ketua

1. Pemilihan Ketua diawali dengan tahapan penjaringan Bakal Calon Ketua sesuai kriteria yang
ditetapkan pada MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH dengan berpedoman pada ketentuan
sebagaimana diatur dalam AD/ART ATAKI.
2. Bakal Calon Ketua memaparkan Visi dan Misinya pada Rapat Pleno MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEH.
3. Pemilihan Calon Ketua dilaksanakan melalui cara musyawarah untuk mufakat dalam sidang Pleno
MUSDA II ATAKI -.PROVINSI ACEH
4. Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat dilaksanakan maka pemilihan Calon Ketua
dilaksanakan dengan cara pemungutan suara (voting) dengan asas Langsung, Umum, Bebas dan
Rahasia dengan tetap berpedoman pada pasal 12 ketentuan Tata Tertib ini. Pemilihan Calon Ketua
dilakukan oleh Peserta Penuh dengan menulis satu nama calon yang telah dinyatakan sah dalam
Rapat Pleno MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH.
5. Calon Ketua yang mendapat suara terbanyak ditetapkan Pimpinan MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEHmenjadi Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH masa bakti tahun 2019-2024
sekaligus sebagai formatur tunggal.

Pasal 25
Tata Cara Pemilihan Formatur

1. Peserta menetapkan 3 (tiga) orang bakal calon formatur dengan kriteria sebagai berikut:
a. Pernah menjadi anggota DPH di tingkat propinsi, minimal satu masa periode penuh (5 tahun);
b. Berdomisili di ibukota propinsi;
c. Membuat dan menyerahkan surat pernyataan kesediaan menjadi calon Ketua;
d. Mendapat dukungan minimal dua perlima dari jumlah peserta penuh;
e. Memaparkan visi dan misi pada Rapat Pleno MUSDA;

2. Pemilihan Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH dilakukan setelah ditetapkan calon Ketua
sesuai dengan ketentuan angka 1 pasal ini, dan selanjutnya dilakukan:
a. Pemilihan diupayakan secara musyawarah untuk mufakat;
b. Bilamana upaya musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka pemilihan dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas dan rahasia di dalam Rapat Pleno MUSDA;
c. Calon Ketua yang telah ditetapkan dalam angka 1 atau 2 diatas, ditetapkan Pimpinan MUSDA
menjadi Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH dan sekaligus sebagai formatur tunggal;
d. Ketua terpilih hanya memilih dan menyusun anggota DPH dari DPD ATAKI – PROVINSI
ACEH.

BAB XIII
DEMISIONER DAN HAL LAIN-LAIN

Pasal 26
Demisioner

DPD ATAKI – PROVINSI ACEH periode 2019-2024 meletakkan jabatan setelah formatur telah
berhasil menyusun DPD ATAKI – PROVINSI ACEH

Pasal 27
Lain-lain

Segala sesuatu yang belum diatur dengan Tata Tertib ini, akan diputuskan oleh MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEH yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tata Tertib ini.

Pasal 28
Berlakunya Keputusan

Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan sampai berakhirnya MUSDA II ATAKI – PROVINSI
ACEH.

MUSDA II
ATAKI – PROVINSI ACEH

Pimpinan Sementara,

Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,

Ir. HERMAN,MT NURA NAFISA. SE. Ak Drs. TARMIZI


MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH

RANCANGAN

KEPUTUSAN
MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH

NOMOR : 0I/MUSDA I ASKONI/PROVINSI ACEH/IX/2019

Tentang
PENGESAHAN PERATURAN TATA TERTIB MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH

MENIMBANG : a. bahwa agar pelaksanaan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH


dapat terlaksana secara lancar, tertib dan teratur maka perlu terlebih
dahulu ditetapkan peraturan tata tertib yang mengatur ketentuan
jalannya MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH guna mencapai
maksud dan tujuan sebagaimana dalam AD/ART ASKONI;
b. Sesuai dengan maksud sebagaimana tersebut pada huruf a di atas,
MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH menetapkan Tata Tertib
MUSDA II ASKONI – PROVINSI ACEH

MENGINGAT : 1. AD/ART ATAKI;


2. Surat Keputusan ASKONI PROVINSI ACEH Nomor : 01/SK/DPD/
-ASKONI PROVINSI ACEH/IX/2019 tentang Penyelenggaraan
MUSDA I– ASKONI PROVINSI ACEH ;
3. Surat Keputusan DPD ATAKI PROVINSI ACEH Nomor :
02/SK/DPD/ ASKONI/PROVINSI ACEH/IX/2019 tentang
Susunan Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana MUSDA I
ASKONI PROVINSI ACEH
4. Keputusan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH Nomor :
01/MUSDA I ASKONI/PROVINSI ACEHIX/2019 tentang
Susunan Acara MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH

MEMPERHATIKAN : 1. Rancangan Tata Tertib MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH;


2. Hasil musyawarah dalam Sidang Pleno I yang membahas Tata Tertib
MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Pertama : Mengesahkan Peraturan Tata Tertib MUSDA I ASKONI – PROVINSI


ACEH sebagaimana dalam lampiran Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan dan/atau kesalahan akan diperbaiki seperlunya.

Ditetapkan di : Banda Aceh


Pada tanggal : 26 September 20019

MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH

Pimpinan Sementara,

Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,

DENNY SURYA ST.. Drs. TARMIZI. HASYIM.S


Lampiran SK No. : 0I/MUSDA I ASKONI/PROVINSI ACEH/IX/2019
Tentang : Tata Tertib MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH
Tanggal : 24 September 2019

TATA TERTIB
MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH

BAB I
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU

Pasal 1
Nama

Musyawarah ini dinamakan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH

Pasal 2
Tempat dan Waktu

MUSDA I ASKONI diselenggarakan di Gedung BLK Banda Aceh pada tanggal 26 September 2019.

BAB II
DASAR dan TUJUAN

Pasal 3
Dasar

a. AD ATAKI, Bab V, Pasal 19;


b. Surat Keputusan DPD – ASKONI PROVINSI ACEH Nomor : 01/SK/DPD/ ASKONI/PROVINSI
ACEH/IX/2019 tentang Penyelenggaraan MUSDA I ASKONI PROVINSI ACEH ;
c. Surat Keputusan DPD ASKONI PROVINSI ACEH Nomor : 02/SK/DPD/ ASKONI/PROVINSI
ACEH/IX/2019 tentang Susunan Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana MUSDA I ASKONI
PROVINSI ACEH

Pasal 4
Tujuan

Sesuai dengan Bab V, Pasal 19 angka (1) AD ASKONI, tugas dan wewenang MUSDA I AASKONI –
PROVINSI ACEH untuk:
a. Menilai Pertanggungjawaban DPD ASKONI – PROVINSI ACEH periode 2019-202024;
b. Menetapkan Kebijakan Umum;
c. Memilih DPH dari DPD ASKONI PROVINSI ACEH

BAB III
TEMA MUSDA
Pasal 5
Tema

Tema MUSDA II ATAKI – PROVINSI ACEH adalah “ASKONI SIAP MEMBAWA ANGGOTANYA
MEMASUKI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA ( MEA )”
Sub Tema MUSDA I ASKONITAKI – PROVINSI ACEH adalah “ Melalui MUSDA, Kita Bangun
Paradigma Tenaga Kerja Konstruksi Yang Profesional , Efisien dan Berdaya Saing Tinggi “

BAB V
UTUSAN MUSDA DAN UNDANGAN

Pasal 6
Utusan MUSDA

Utusan MUSDA I ASKONITAKI – PROVINSI ACEH adalah :


1. Peserta Penuh yaitu utusan terdiri dari :
a. DPD-Propinsi sebanyak 3 (tiga) orang yang dinyatakan dengan surat mandat dari DPD-
Propinsi;
b. Unsur anggota minimal 20 (dua puluh) orang yang mendapat mandat dari DPD-Propinsi yang
disetujui oleh DPP;
c. DPP maksimum 3 (tiga) orang yang mendapat mandat dari Ketua Umum DPP.

d. Peserta Peninjau yaitu utusan dari :


2. DPD-Propinsi maksimum 5 (lima) orang yang dinyatakan dengan surat mandat dari DPD-Propinsi.
3. Unsur anggota minimal 10 (sepuluh) orang yang mendapat mandat dari DPD-Propinsi yang disetujui
oleh DPP.

Peserta Penuh dan Peserta Peninjau wajib melaporkan nama-namanya kepada Panitia Pelaksana
MUSDA selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum dibukanya acara MUSDA I ASKONI - PROVINSI
ACEH

Pasal 7
Undangan

Undangan terdiri dari :


1. Pejabat Pemerintah;
2. Utusan organisasi kemasyarakatan baik perusahaan maupun profesi;
3. Tokoh-tokoh masyarakat;
4. Undangan yang dianggap perlu yang ditetapkan oleh DPD ASKONI – PROVINSI ACEH.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN UTUSAN

Pasal 8
Hak Peserta

1. Peserta Penuh mempunyai hak suara yaitu hak bicara, hak mengambil keputusan, hak dipilih dan
memilih menjadi Pimpinan MUSDA maupun Formatur;
2. Peserta Peninjau mempunyai hak bicara yaitu hak mengajukan usul, saran, dan pendapat serta
mengajukan pertanyaan.
Pasal 9
Kewajiban Utusan

Utusan pada MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH, wajib :

1. Mentaati seluruh ketentuan Tata Tertib MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH;


2. Mentaati petunjuk dan peraturan sehubungan dengan penyelenggaraan MUSDA I ASKONI –
PROVINSI ACEH yang ditetapkan oleh Panitia Pelaksana;
3. Mentaati dan menjaga kelancaran dan ketertiban jalannya sidang-sidang MUSDA secara
keseluruhan;
4. Menandatangani daftar hadir yang telah disiapkan Panitia Pelaksana pada setiap kali hadir di
persidangan dan mengenakan tanda peserta selama berlangsungnya MUSDA I ASKONI –
PROVINSI ACEH serta membantu Pimpinan Sidang dalam hal diperlukan identitas keabsahannya
sebagai Peserta.

BAB VI
ALAT KELENGKAPAN MUSDA

Pasal 10
Alat Kelengkapan MUSDA

MUSDA II ATAKI - DIY mempunyai alat kelengkapan sebagai berikut :

1. Penanggung Jawab MUSDA;


2. Pimpinan MUSDA;
3. Sidang Pleno;
4. Sidang Komisi;
5. Panitia Ad Hoc bila diperlukan.

BAB VII
PENANGGUNG JAWAB MUSDA dan PIMPINAN MUSDA

Pasal 11
Penanggung Jawab MUSDA

Penanggung Jawab MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH adalah DPD ASKONI – PROVINSI
ACEH dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan MUSDA agar dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
2. Menjaga ketertiban dalam musyawarah dan sidang-sidang dengan melaksanakan hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan untuk mencapai mufakat.

Pasal 12
Pimpinan Sementara MUSDA

1. Pimpinan Sementara MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH adalah DPD ASKONI – PROVINSI
ACEH dan seorang unsur DPP ASKONI.
2. MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH memimpin sidang Pleno untuk :
a. Mensahkan Rancangan Jadwal Acara;
b. Mensahkan Rancangan Tata Tertib;
c. Melaksanakan pemilihan Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH.
3. Setelah terpilih Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH maka Pimpinan Sementara
menyerahkan pimpinan Sidang Pleno kepada Pimpinan MUSDA terpilih.

Pasal 13
Pimpinan MUSDA

1. Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH terdiri dari 3 (tiga) orang dengan komposisi
Seorang Ketua, Seorang Wakil Ketua, dan Seorang Sekretaris.
2..Pimpinan MUSDA mempunyai tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut :
a. Memimpin Sidang Pleno selama MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH berlangsung dengan
sebaik-baiknya;
b. Menjaga dan mengusahakan terselenggaranya ketertiban dan kelancaran jalannya sidang;
a. Berusaha mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan dan
mendudukkan persoalan yang sebenarnya, serta mengembalikan jalannya sidang ke pokok
pembicaraan;
b. Meneliti keabsahan Utusan persidangan baik dalam kehadiran Sidang, dalam menggunakan hak
bicara maupun hak suara serta hak memilih;
c. Mengetahui, memberi atau tidak memberi ijin kepada setiap Utusan yang menghadiri atau
meninggalkan persidangan;
d. Mengatur, memberikan persetujuan/ijin dan menentukan batas waktu berbicara bagi Utusan;
e. Menegur dan menghentikan pembicara Utusan jika ternyata melampaui batas waktu yang telah
ditetapkan dan/atau menyimpang dari pokok acara Sidang yang telah ditentukan;
f. Mengesahkan risalah dan hasil Keputusan Sidang.

BAB VIII
PERSIDANGAN DAN PIMPINANNYA

Pasal 14
Sidang Pleno

1. Sidang Pleno MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH dihadiri oleh Peserta Penuh dan Peserta
Peninjau.
2. Seluruh Keputusan Sidang Pleno merupakan Keputusan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH.
3. Pimpinan Sidang adalah Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH yang ditetapkan
menurut Pasal 15 dan 16 Tata Tertib ini.

Pasal 15
Sidang Komisi

1. Sidang Komisi dibentuk sesuai dengan kebutuhan, terdiri dari :


a. Komisi A bidang Organisasi, Pokok-pokok pikiran dan Rekomendasi;
b. Komisi B bidang Program Kerja.
2. Setiap Peserta wajib menjadi salah satu anggota Komisi. Peserta Peninjau dapat dan dianjurkan
turut menjadi salah satu anggota Komisi.
3. Setiap sidang Komisi didampingi oleh salah seorang atau lebih anggota Panitia Pengarah (SC) yang
ditunjuk oleh Ketua Panitia Pengarah (SC) dan bertugas melancarkan jalannya Sidang Komisi
dimaksud.
4. Komisi bertugas memusyawarahkan dan menyarankan pemecahan mengenai soal-soal yang
menjadi ruang lingkup acara Sidang Komisi dengan memperhatikan saran-saran, pendapat-
pendapat dan laporan-laporan Peserta Sidang.
5. Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari 3 (tiga) orang, yang dipilih dan diangkat oleh Peserta Sidang
Komisi yang bersangkutan dengan komposisi seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang
Sekretaris.
6. Sidang Komisi diberi wewenang penuh terhadap keputusan-keputusan dari sidang Komisi dan
keputusan-keputusan dari setiap Sidang Komisi akan disahkan langsung oleh Sidang Pleno
MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH.
7. Untuk merumuskan dan menyimpulkan hasil Sidang Komisi, dapat dibentuk Tim Perumus, yang
pembentukannya ditetapkan secara musyawarah oleh Sidang Komisi.
8. Hasil rumusan Tim Perumus ditetapkan sebagai Ketetapan final Komisi yang dilaporkan kepada
Sidang Pleno untuk dijadikan Keputusan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH
Pasal 16
Panitia Ad Hoc

1. Untuk menyelesaikan masalah-masalah khusus yang dianggap perlu, dapat dibentuk Panitia Ad Hoc.
2. Hasil keputusan Panitia Ad Hoc ditetapkan sebagai usulan kepada Sidang Pleno untuk dijadikan
Keputusan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH

Pasal 17
Sifat Persidangan

1. Sidang Pleno bersifat terbuka, kecuali dinyatakan tertutup oleh Pimpinan Sidang.
2. Sidang-sidang Komisi, Tim Perumus, Panitia Ad Hoc dan sidang-sidang Pimpinan MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH bersifat tertutup.

BAB IX
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 18
Kuorum

Kuorum diatur sebagai berikut :


1. MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH dinyatakan mencapai kuorum dan sah apabila dihadiri
oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah Peserta;
2. Sidang Pleno (termasuk seluruh keputusan yang diambil baik musyawarah untuk mufakat maupun
voting) dinyatakan mencapai kuorum dan sah apabila dihadiri lebih dari 2/3 (dua pertiga) jumlah
peserta yang sah;
3. Bilamana Kuorum tidak tercapai maka Sidang Pleno dapat ditunda paling lama 3 x 60 menit. Jika
sesudah penundaan tersebut jumlah kuorum belum juga tercapai, maka Sidang Pleno dapat terus
diselenggarakan dan semua keputusan yang diambil dinyatakan sah dan mengikat Organisasi.

Pasal 19
Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan diatur sebagai berikut :


1. Semua keputusan yang diambil sejauh mungkin diusahakan atas dasar musyawarah untuk mencapai
mufakat;
2. Apabila dengan usaha musyawarah untuk mufakat tidak mencapai keputusan dalam waktu yang
tersedia, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari Peserta yang hadir;
3. Keputusan yang diambil, harus dapat dipertanggung jawabkan dan tidak boleh bertentangan dengan
AD/ART ASKONI;
4. Dalam hal keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak, hasil pemungutan suaranya
menunjukkan angka yang sama, maka pemungutan suara diulang sekali lagi. Apabila penunjukan
suara masih menghasilkan angka yang sama, maka keputusan terakhir diserahkan kepada Pimpinan
Sidang untuk memutuskannya;
5. Keputusan untuk maksud perubahan AD/ART diambil berdasarkan persetujuan lebih dari
2/3 (dua pertiga) kuorum;
6. Keputusan MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH adalah keputusan yang disahkan oleh
Sidang Pleno MUSDA.

BAB X
TATA CARA PERSIDANGAN DAN BICARA,
GANGGUAN DAN RISALAH

Pasal 20
Tata Cara Persidangan dan Bicara

Setelah Sidang dibuka, Pimpinan Sidang menjelaskan secara singkat pokok-pokok acara Sidang.
Pimpinan Sidang wajib menjaga agar Sidang berjalan sesuai dengan Tata Tertib dan pokok-pokok acara
Sidang.
1. Setiap pembicara yang ingin menyampaikan usul, saran dan pendapat harus mendapat ijin terlebih
dahulu dari Pimpinan Sidang, dan Pimpinan Sidang dapat membuat ketentuan-ketentuan mengenai
penyampaian usul, saran dan pendapat tersebut.
2. Pembicara bicara pada gilirannya, menurut waktu dan tempat yang diatur oleh Pimpinan Sidang.
Selama berbicara, pembicara tidak boleh diganggu, kecuali kalau Pimpinan Sidang menganggap
pembicaraan telah menyimpang dari pokok-pokok acara dan waktu yang telah ditetapkan. Dalam
hal seperti ini Pimpinan Sidang berhak meminta pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya.
3. Pimpinan Sidang berhak menegur dan memberi peringatan pembicara yang menyimpang dari
pokok-pokok acara atau mengeluarkan kata-kata yang tidak layak/mengganggu ketertiban, agar
tertib kembali. Apabila pembicara tersebut tidak mentaati teguran dan peringatan Pimpinan Sidang,
maka Pimpinan Sidang dapat melarangnya untuk meneruskan pembicaraan selanjutnya
mempersilahkan pembicara tersebut untuk duduk kembali ketempatnya. Dan jika yang bersangkutan
masih saja tidak mentaatinya, Pimpinan Sidang dapat memerintahkan pembicara tersebut untuk
meninggalkan Sidang.
4. Apabila diperlukan atas persetujuan Sidang, Pimpinan Sidang dapat menunda paling lama 1 (satu)
jam.

Pasal 21
Gangguan Ketertiban Sidang

1. Apabila seorang Peserta melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak layak/mengganggu ketertiban


Sidang, Pimpinan Sidang memperingatkan agar Peserta tersebut menghentikan perbuatannya.
2. Jika peringatan tersebut pada butir 1 Pasal ini tidak diindahkan, Pimpinan Sidang dapat
mempersilahkan Peserta tersebut untuk meninggalkan ruangan Sidang untuk masa waktu yang
ditentukan Pimpinan Sidang.
3. Apabila Peserta tersebut masih saja tidak mengindahkan ketentuan tersebut pada butir 2 Pasal ini,
maka Pimpinan Sidang dapat memberhentikan Peserta tersebut dari keikutsertaannya pada MUSDA
I ASKONI – PROVINSI ACEH.

Pasal 22
Risalah Persidangan

Pimpinan Sidang dapat membuat risalah tertulis mengenai jalannya persidangan yang berisi sebagai
berikut :

1. Tempat acara Sidang;


2. Hari/tanggal Sidang dan jam permulaan serta penutupan Sidang;
3. Nama-nama Pimpinan Sidang;
4. Daftar Nama-nama Peserta yang hadir;
5. Pembicara dan pendapatnya masing-masing;
6. Keputusan-keputusan Sidang;
7. Ketetapan-ketetapan lain yang dianggap perlu untuk dicatat.

BAB XI
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PANDANGAN UMUM

Pasal 23
Laporan Pertanggungjawaban dan Pandangan Umum

1. Laporan pertanggungjawaban DPD ASKONI – PROVINSI ACEH disampaikan dalam Sidang Pleno
II.
2. Peserta MUSDA dapat memberikan Pandangan Umum dan tanggapan atas laporan pertanggung
jawaban DPD ASKONI – PROVINSI ACEH.
3. Dalam menyampaikan Pandangan Umum dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal
ini, Peserta MUSDA dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dimana masing-masing kelompok menunjuk
1 (satu) orang sebagai juru bicaranya.

BAB XII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA DAN
PEMBENTUKAN FORMATUR

Pasal 24
Tata Cara Pemilihan Ketua

1. Pemilihan Ketua diawali dengan tahapan penjaringan Bakal Calon Ketua sesuai kriteria yang
ditetapkan pada MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH dengan berpedoman pada ketentuan
sebagaimana diatur dalam AD/ART ASKONI.
2. Bakal Calon Ketua memaparkan Visi dan Misinya pada Rapat Pleno MUSDA I ASKONI –
PROVINSI ACEH.
3. Pemilihan Calon Ketua dilaksanakan melalui cara musyawarah untuk mufakat dalam sidang Pleno
MUSDA I ASKONI -.PROVINSI ACEH
4. Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat dilaksanakan maka pemilihan Calon Ketua
dilaksanakan dengan cara pemungutan suara (voting) dengan asas Langsung, Umum, Bebas dan
Rahasia dengan tetap berpedoman pada pasal 12 ketentuan Tata Tertib ini. Pemilihan Calon Ketua
dilakukan oleh Peserta Penuh dengan menulis satu nama calon yang telah dinyatakan sah dalam
Rapat Pleno MUSDA I ASKONI – PROVINSI ACEH.
5. Calon Ketua yang mendapat suara terbanyak ditetapkan Pimpinan MUSDA I ASKONI – PROVINSI
ACEH menjadi Ketua DPD ASKONI – PROVINSI ACEH masa bakti tahun 2019-2024 sekaligus
sebagai formatur tunggal.

Pasal 25
Tata Cara Pemilihan Formatur

1. Peserta menetapkan 3 (tiga) orang bakal calon formatur dengan kriteria sebagai berikut:
a. Pernah menjadi anggota DPH di tingkat propinsi, minimal satu masa periode penuh (5 tahun);
b. Berdomisili di ibukota propinsi;
c. Membuat dan menyerahkan surat pernyataan kesediaan menjadi calon Ketua;
d. Mendapat dukungan minimal dua perlima dari jumlah peserta penuh;
e. Memaparkan visi dan misi pada Rapat Pleno MUSDA;
2. Pemilihan Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH dilakukan setelah ditetapkan calon Ketua sesuai
dengan ketentuan angka 1 pasal ini, dan selanjutnya dilakukan:
a. Pemilihan diupayakan secara musyawarah untuk mufakat;
b. Bilamana upaya musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka pemilihan dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas dan rahasia di dalam Rapat Pleno MUSDA;
c. Calon Ketua yang telah ditetapkan dalam angka 1 atau 2 diatas, ditetapkan Pimpinan MUSDA
menjadi Ketua DPD ATAKI – PROVINSI ACEH dan sekaligus sebagai formatur tunggal;
d. Ketua terpilih hanya memilih dan menyusun anggota DPH dari DPD ATAKI – PROVINSI
ACEH.

BAB XIII
DEMISIONER DAN HAL LAIN-LAIN

Pasal 26
Demisioner

DPD ATAKI – PROVINSI ACEH periode 2019-2024 meletakkan jabatan setelah formatur telah
berhasil menyusun DPD ATAKI – PROVINSI ACEH

Pasal 27
Lain-lain

Segala sesuatu yang belum diatur dengan Tata Tertib ini, akan diputuskan oleh MUSDA II ATAKI –
PROVINSI ACEH yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tata Tertib ini.

Pasal 28
Berlakunya Keputusan

Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan sampai berakhirnya MUSDA II ATAKI – PROVINSI
ACEH.

MUSDA I
ASKONI – PROVINSI ACEH

Pimpinan Sementara,

Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,

DENNY SURYA. ST Drs. TARMIZI HASYIM.S

Anda mungkin juga menyukai