Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SOSIOLOGI POLITIK

MENGANALISIS PERKEMBANGAN GERAKAN

DOSEN PENGAMPU : PURNAMI SAFITRI, S,IP.,M.A

DI SUSUN OLEH:

IFTAHIZ ILPAN

FEBRIAN HADI

MUHAMMAD ANANDA AULIYA’A MAZWAR

LIFYAN DUTA ALAM

KELAS 3A
SOSIOLOGI AGAMA
USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MATARAM
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Pertama kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Yang maha
penolong, karena berkat pertolongan Nyalah tugas ini bisa kami buat dan dapat
terselesaikan. Tugas ini disusun agar kita dapat memperluas wawasan kita tentang
PERKEMBANGAN GERAKAN.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah


membantu, dan memberikan dukungan kepada kami dalam pelaksanaan pembuatan
makalah dengan terselesaikan makalah ini.

Terlepas dari adanya kekurangan dan kesalahan ,kami berharap makalah yang
kami buat akan bermanfaat untuk orang lain.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................

1. Latar belakang.............................................................................................................................
2. Rumusan Masalah........................................................................................................................
3. Tujuan Penelitian.........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................

1. Gerakan Sosial Dibelahan Bumi Selatan.....................................................................................


2. Gerakan Sosial Keislaman...........................................................................................................
3. Populisme Islam..........................................................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................

Kesimpulan..................................................................................................................................
Daftar pustaka..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Islam sebagai sebuah agama telah diyakini oleh penganutnya sebagai ajaran yang terakhir dan
dinyatakan final sampai akhir jaman. Meskipun demikian, bukan berarti ajaran yang dianut
oleh para penganutnya selalu sama dalam memahami, mengkaji dan mengamalkan teks-teks
yang ada dalam kitab suci AlQur’an. Dalam pengalaman sejarah, fenomena keberislaman
individu atau kelompok dalam bermasyarakat menunjukan bahwa Islam hanya satu yang
diturunkan oleh Tuhan, tetapi dalam prakteknya di tengah kehidupan sosial telah melahirkan
multiinterpretasi terhadap Islam. Dengan kata lain, Islam bagi kaum muslimin memang ada
satu yang diwahyukan dan dimandatkan Tuhan, tetapi terdapat banyak penafsiran tentang
Islam (Esposito, 2004: xv-xvi).

Banyaknya penafsiran tersebut, berimplikasi pada munculnya banyak perubahan dalam Islam
seperti paham, keyakinan, aliran dan gerakan-gerakan keagamaan. Perubahan tersebut
disebabkan karena adanya perbedaan interpretasi dan cara pandang dalam memahami situasi
dan kondisi yang terus berubah sebagai akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, walaupun kitab suci yang dijadikan pedoman hanya satu dan tidak pernah berubah.
Dalam perkembangannya, di dunia Islam muncul gerakan-gerakan keislaman yang
mempunyai ciri khas yang berbeda dengan Islam yang dominan, dipercayai dan diyakini oleh
umat Islam secara umum.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Gerakan Social Dibelahan Bumi Selatan
b. Bagaiaman Gerakan Social Keislaman
c. Bagaimana Populisme Islam
3. Tujuan Penelitian
a. Menjelaskan Gerakan Sosial Dibelahan Bumi Selatan
b. Menjelaskan Gerakan Sosial Keislaman
c. Menjelaskan Populisme Islam
BAB II
PEMBAHASAN

1 Gerakan sosial di belahan bumi selatan

Gerkan sosial adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis tindakan sekelompok yang
merupakan kelompok informal. Berupa organisasi dalam jumlah besar atau individu yang
secara spesifik berfokus pada isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak.
Gerakan sosial ini di lakukan ketika sekelompok orang tidak menerima suatu keputusan yang
banyak ketimpangan didalamnya. Gerakan sosial biasa di lakukan oleh sekelompok
masyarakat dan para mahasiswa dengan tujuan meluruskan kebijakan pemerintah yang tidak
sesuai dengan pandangan masyarakat itu sendiri. Gerakan sosial ini bertujuan untuk menuntut
keadilan bagi semua masyarakat.

Menurut Tarrow (1998), gerakan sosial merupakan politik perlawanan yang terjadi ketika
rakyat biasa yang bergabung dengan para kelompok masyarakat yang lebih berpengaruh
menggalang kekuatan untuk melawan para elit, pemegang otoritas, dan pihak-pihak lawan
lainnya.

2 Gerakan sosial keislaman

Gerakan sosial Islam hadir untuk merespons berbagai kondisi sosial politik dan ekonomi yang
dihadapi umat Islam. Kemunculan gerakan sosial Islam (GSI) merupakan manifestasi dari
panggilan untuk terlibat secara aktif dalam proyek kemanusiaan untuk mentransformasi
kehidupan sosial masyarakat menjadi lebih berkualitas, lebih beradab dan merefleksikan nilai-
nilai profetik Islam (Jurdi, 2013). Sejarah panjang gerakan sosial di berbagai belahan dunia,
umum hadir

untuk menyikapi keterpurukan umat Islam, misalnya kemunculan Ikhwanul Muslimin di


Mesir merupakan respons atas runtuhnya khilafah Turki Usmani, kemunculan Hizbut Tahrir
di Palestina juga dipandang sebagai respons terhadap ekspansi Zionis dan Barat yang begitu
kuat ke jantung umat Islam, hal yang sama juga dialami oleh gerakan sosial di Pakistan, hadir
untuk merespons peluang politik yang tersedia pasca berpisah dari India.

GSI tersebut bersinergi dengan meningkatnya jumlah kaum terpelajar di kalangan muslim,
khususnya di negara-negara yang memiliki umat Islam mayoritas seperti halnya Indonesia.
Munculnya GSI awal abad ke-20 di Nusantara sebagai konsekuensi logis meningkatnya
jumlah kaum terpelajar, munculnya Sarekat Dagang Islam (SDI) 1905 sebagai embrio GSI
yang disusul dengan berdirinya Sarekat Islam tahun 1912 (SI dianggap sebagai kelanjutan
dari SDI) dan Muhammadiyah 1912 merupakan respons atas kondisi internal umat Islam yang
nyaris sempurna kolaps serta penetrasi pihak luar melalui kolonialisme dan imperialisme
Barat. Untuk visi yang sama, lebih dari satu dekade kemudian, berdiri Persatuan Islam
(Persis) pada 1923 di Bandung dan Nahdatul Ulama (NU) pada 1926 di Surabaya juga
dideklarasikan. Kemunculan GSI dianggap sebagai kebangkitan kelompok sarungan yang
mengadaptasikan konsep-konsep Islam yang bersifat ekslusif dengan pemikiran modern yang
bersifat rasional dan fungsional (Jurdi, 2013).
GSI merupakan rangkaian pemanfaatan peluang kesempatan politik dalam rangka merestorasi
sistem sosial, politik, budaya dan pembentukan ulang identitas umat Islam. GSI dapat
dimasukkan dalam kelompok masyarakat yang tersingkir, kemudian melakukan
pengorganisasian diri untuk menyatakan eksistensinya (Jurdi, 2013). Suatu aksi sosial kolektif
dalam bentuk gerakan dapat dipandang sebagai bentuk ekspresi aktor GSI untuk mencari
identitas dan pengakuan melalui aksi ekspresif, melalui tuntutan universalistik. Tuntutan ini
dengan melibatkan banyak aktor gerakan secara langsung dalam aksi ekspresif. Konstruksi
solidaritas melalui sejumlah media dan arena yang tersedia, baik gerakan sosial maupun
kekuatan politik mendukung agenda dan isu gerakan, inilah arena mobilisasi sumber daya
dapat digalakkan (Jurdi, 2013). Dengan cara ini, aktor gerakan dapat menjadi mediator bagi
tuntutan mereka, apa yang oleh Melucci sebutkan sebagai proses negosiasi tuntutan mereka
dan karakter partisipasinya jadi terwakilkan, representasional (Singh, 2002).

3 Populisme Islam

Pengertian Islam Populisme secara sederhana dapat diartikan sebagai Islam yang merakyat.
Pengertian tersebut sebenarnya merupakan bagian dari dua fenomena penting, yakni: pertama
adanya upaya untuk menginklusifkan Islam sebagai agama publik karena Islam selama ini
menjadi agama ekslusif bagi segelintir orang. Agama bukannya sebagai pengikat
kebersamaan, namun justru menjadi alat penindas untuk melanggengkan adanya legitimasi
kekuasaan dengan menghasilkan adanya rezim. Kedua Islam sebagai identitas pembebasan
untuk melawan ketimpangan dan ketertindasan yang selama ini terjadi. Hal itulah yang
kemudian mendorong terjadinya gerakan politik dengan membawa Islam sebagai identitas
kolektif (Jati, 2016). Kedua penyebab munculnya Islam populisme itu berimplikasi penting
terhadap pilihan strategi perubahan social politik yang akan digunakan. Jati (2016)
menambahkan, pengertian lain mengenai Islam populisme adalah Islam pembebasan. Istilah
ini merupakan padanan kata yang terinspirasi semangat teologi pembebasan yang
berkembang dalam kasus Amerika Selatan. Pembebasan tersebut terkait dengan upaya
membebaskan kemiskinan maupun ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat.

Islam populisme secara harfiah dapat diartikan sebagai usaha untuk mempopulerkan Islam
dalam skala luas. Namun berbeda dengan istilah Islam populer yang lebih cenderung
mempopulerkan Islam ruang publik dalam bentuk produk budaya populer. Istilah populisme
yang disematkan dalam Islam merupakan bagian dari upaya menunjukkan eksistensi
sekaligus pula eksistensi diri dengan komunitas masyarakat lainnya (Jati, 2016). Eksistensi itu
memang berakar pada masalah ketimpangan dan alienasi kelas yang terjadi karena akumulasi
kapital yang tidak adil. Kondisi tersebut mendorong adanya pergolakan kelas yang cukup
passif untuk melawan rezim otoritarianisme. Oleh karena itulah, gerakan populisme
sebenarnya merupakan bagian dari gerakan kiri baru yang melanda kelas menengah muslim.
Perspektif kiri ditempatkan sebagai bentuk usaha penyadaran politik bahwa kemunduran
kelas menengah muslim sebagai ummah adalah ketiadaan akses dan redistribusi ekonomi
yang tidak adil (Jati,2016). Hal itulah yang kemudian mendorong adanya semangat
pembebasan untuk melawan hal tersebut.

Pemahaman Post-Islamisme diinisiasi oleh Asef Bayat untuk melihat perubahan signifikan
dalam masyarakat muslim paska revolusi seperti yang terjadi dalam studi kasus Mesir, Turki,
Tunisia, maupun Indonesia. Pada awalnya, Post-Islamisme hanya wujud dalam bentuk teori
semata dan bukannya dalam bentuk praktikal. Menurut Bayat (2013) Post-Islamisme sebagai
bentuk strategi golongan Islamis untuk bertahan dalam meneruskan perjuangan Islam dalam
politik. Menurut Dagi (2013), beliau mengulas Post-Islamisme sebagai satu perubahan
strategi politik Islam dengan meninggalkan ide fundamental yang bersifat teori negara Islam
menuju ide yang lebih realistik.

Berbeda dengan Islam populisme yang mengarahkan kepada perubahan sosial-politik yang
mengarahkan kepada aksi kekuasaan dan gerakan konfliktual. Post-Islamisme lebih
menyarankan adanya perubahan sosial politik dimulai dari pembentukan ruang publik. Ruang
publik tersebut ditujukan untuk sebagai ruang negosiasi,ruang diskusi, maupun ruang
adaptasi. Hal tersebut sebenarnya selaras dengan tujuan Post-Islamisme yakni untuk
mengintegrasikan tataran demokrasi, liberalisme, dan Islamisme dalam satu ruang (Jati,
2016). Kebutuhan ruang publik tersebut meningkat seiring dengan kebutuhan kelas menengah
untuk menunjukkan ekspresi dan artikulasi identitas yang mereka inginkan. Munculnya
kelompok diskusi seperti halnya Para madina, Maarif, dan lain sebagainya merupakan bagian
dari proses post-islamisme tersebut.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Gerkan sosial adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis tindakan sekelompok yang
merupakan kelompok informal. Berupa organisasi dalam jumlah besar atau individu yang
secara spesifik berfokus pada isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak.
Gerakan sosial ini di lakukan ketika sekelompok orang tidak menerima suatu keputusan yang
banyak ketimpangan didalamnya.

Gerakan sosial Islam hadir untuk merespons berbagai kondisi sosial politik dan ekonomi yang
dihadapi umat Islam. Kemunculan gerakan sosial Islam (GSI) merupakan manifestasi dari
panggilan untuk terlibat secara aktif dalam proyek kemanusiaan untuk mentransformasi
kehidupan sosial masyarakat menjadi lebih berkualitas, lebih beradab dan merefleksikan nilai-
nilai profetik Islam (Jurdi, 2013).

Islam populisme secara harfiah dapat diartikan sebagai usaha untuk mempopulerkan Islam
dalam skala luas. Namun berbeda dengan istilah Islam populer yang lebih cenderung
mempopulerkan Islam ruang publik dalam bentuk produk budaya populer.
DAFTAR PUSTAKA

Riadi Muchlisin , tahun 2019. teori gerakan sosial di akses pada Juni 25, 2019

Yupa: Historical Studies Journal Gerakan Islam Transnasional: Sebuah Nomenklatur,


Sejarah dan Pengaruhnya di Indonesia

https://123dok.com/article/gerakan-sosial-islam-kajian-litertur-gerakan-hijrah-
muslim.y698go5y

Anda mungkin juga menyukai