KELOMPOK 3 “Al-Tahtawi”
Rifa‟ah Al-Tahtawi merupakan seorang intelektual yang sejak masih mahasiswa di luar negeri
menjadi penggerak modernisasi dan hidup dalam dua dunia yang bertentangan sebagai akibat
dari usaha pembaratan. Al-Tahtawi menegaskan bahwa kemajuan Barat akan dunia Islam
bukanlah suatu bahaya. Tujuan kebangkitan yang dilakukan Barat dengan menjajah dunia Islam
bukan hanya sebagai bentuk kegiatan ekspansi atau politik, tetapi juga sebagai bentuk kegiatan
penelitian di bidang ilmu pengetahuan. Jika ingin maju, Mesir harus bisa menyesuaikan diri
dengan pengetahuan dan kemajuan modern tanpa harus takut agamanya akan terancam. Rifa‟ah
Al-Tahtawi merupakan cerminan dan figure manusia yang selalu ingin berubah dan
berkembang. Pendidikan dasar haruslah bersifat universal, merata dan menyeluruh bagi semua
golongan. Kualitas pendidikan yang tinggi pun harus berlaku pada pendidikan menengah. Al-
03
Tahtawi berpendapat bahwa pendidikan keluarga memegang peran penting. Hendaknya orang
tua memperhatikan pendidikan anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki secara bersamaan dan
seimbang, dengan begitu keduanya dapat bergaul dengan baik.
Seorang wanita yang memiliki nilai kesopanan yang lebih tinggi itu lebih utama dibanding
dengan wanita yang memikirkan kecantikan saja. Hal itu dikarenakan kecantikan tanpa adanya
kesopanan dapat musnah kapan saja. Nilai kesopanan dan pengetahuan seorang wanita sendiri
memiliki pengaruh yang besar bagi putra-putrinya di kemudian hari, mengingat wanita
merupakan pendidik utama dikeluarga. Dari sini, Rifa’ah al-Tahtawi berusaha mengingatkan
segala pihak, bahwa peradaban memiliki dua landasan dan bukan hanya satu, kebaikan moral
lebih penting dari pada kesejahteraan materiil. Menurut Rifa’ah al-Tahtawi, bahwa
modernisasi yang dibawa barat tidak tampak sebagai bahaya politik, tetapi perlu disadari
adanya bahaya moral tertentu.
03
Gagasan Rifa’ah al-Tahtawi dalam dunia pendidikan Islam mendapatkan perhatian yang cukup besar dari
penguasa, terutama pada masa pemerintahan Isma’il Pasha. Sehingga sangat tampak sekali kontribusi Rifa’ah
al-Tahtawi di bidang pendidikan dan pengajaran, diantaranya:
1) Bahasa Arab menjadi bahasa resmi bagi warga negara Mesir, setelah imperium Turki Uthmani tak lagi
bercokol di Mesir.
2) Anggaran pendidikan yang mulanya sebesar 6000 pound Mesir di zaman Sa’id Pasha, bertambah menjadi
80.000 pound Mesir di zaman Isma’il Pasha.
3) Untuk pertama kalinya biaya pendidikan digratiskan; selain itu didirikannya untuk yang pertama kali di
Mesir, bahkan di seluruh Imperium Turki Uthmani sekolah khusus untuk banat (perempuan); membangun
03
Museum Bulaq; menyumbangkan buku-buku kerajaan bagi Perpustakaan Kairo.
4) Meningkatnya jumlah sekolah negri pada tingkat I’dadiyah sekarang setara dengan SMP, jika di tahun
1863 M hanya 185 madrasah, namun pada tahun 1875 M mengalami peningkatan yang cukup drastis
yaitu mencapai 4685 sekolahan.
Al-Tahtawi adalah seorang yang cerdas dan tekun . hal ini terbukti ketika mendapatkan
kesempatan ke paris, dengan cepat beliau menguasai bahasa perancis dan kecakapannya itu di
manfaatkannya untuk membaca buku-buku hampir disemua lapangan ilmu pengetahuan. Dan
Rifa‟ah Badawi Rafi‟ Al-Tahtawi adalah salah satu pencetus pembaharuan Mesir yang
mempunyai kontribusi signifikan di pertengahan pertama abad ke-19. Al-Tahtawi banyak
memainkan perannya dalam aktifitas pembaharuan yang dibawa oleh Muhammad Ali Pasya.
03