Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

Ibu Hamil Normal

Disusun Oleh :
Johnery Christian Omega Putra
PO.62.20.1.19.412

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


REGULER V
2021
1. KONSEP DASAR (LP)

A. Pengertian

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan


ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi (Walyani, 2015).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu


proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan
dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40
minggu.

B. Patofisiologi

Patofisiologi dari kehamilan postterm belum jelas diketahui tetapi diduga


berhubungan dengan adanya peningkatan hormon corticotropin releasing
hormone (CRH).
Peningkatan Hormon Corticotropin-Releasing Hormone (CRH) :
Pada saat hamil, plasenta akan memproduksi hormon corticotropin-releasing
hormone (CRH) yang terkait dengan lama durasi kehamilan.  Peningkatan sintesis
CRH terjadi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan dan mencapai puncak pada
saat persalinan. Pada wanita dengan persalinan preterm, hormon CRH meningkat
lebih cepat daripada wanita dengan persalinan aterm, sementara pada wanita dengan
persalinan postterm, terjadi perlambatan peningkatan hormon CRH.
Berdasarkan uraian di atas, persalinan postterm terjadi karena perubahan
mekanisme regulasi CRH sehingga berpengaruh pada durasi kehamilan. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor keturunan akibat dari gen polimorfisme pada CRH atau
adanya perubahan pada fenotip ibu dengan obesitas yang mengubah sinyal hormonal
pada kelahiran. Walau demikian, mekanisme peningkatan hormon CRH ini
menyebabkan kehamilan postterm sendiri masih belum diketahui.
C. Tanda dan Gejala
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) tanda – tanda kehamilan dibagi menjadi tiga
yaitu tanda dugaan hamil (presumtif sign), tanda tidak pasti hamil (probable sign), dan
tanda pasti hamil (positive sign). 1) Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)
Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami pada wanita namun
sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena dapat ditemukan juga pada kondisi
lain serta sebagian besar bersifat subyektif dan hanya dirasakan oeh ibu hamil. Yang
temasuk presumtif sign adalah :
a) Amenorea Haid dapat berhenti karena konsepsi namun dapat pula terjadi pada
wanita dengan stres atau emosi, faktor hormonal, gangguan metabolisme, serta
kehamilan yang terjadi pada wanita yang tidak haid karena menyusui ataupun sesudah
kuretase. Amenorea penting dikenali untuk mengetahui hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan hari perkiraan lahir (HPL).
b) Nausea dan vomitus (mual dan muntah) Keluhan yang sering dirasakan wanita
hamil sering disebut dengan morning sickness yang dapat timbul karena bau rokok,
keringat, masakan, atau sesuatu yang tidak disenangi. Keluhan ini umumnya terjadi
hingga usia 8 minggu hingga 12 minggu kehamilan.
c) Mengidam Ibu hamil ingin makanan atau minuman atau meginginkan sesuatu.
Penyebab mengidam ini belum pasti dan biasanya terjadi pada awa kehamilan.
d) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan) Sebagian ibu hamil dapat mengalami
kelelahan hingga pingsan terlebih lagi apabila berada di tempat ramai. Keluhan ini
akan meghilang setelah 16 minggu.
e) Mastodynia Pada awal kehamilan mamae dirasakan membesar dan sakit. Ini karena
pengaruh tingginya kadar hormon esterogen dan progesteron. Keluhan nyeri payudara
ini dapat terjadi pada kasus mastitis, ketegangan prahaid, penggunaan pil KB.
f) Gangguan saluran kencing Keluhan rasa sakit saat kencing, atau kencing berulang –
ulang namun hanya sedikit keluarnya dapat dialami ibu hamil. Penyebabnya selain
karena progesteron yang meningkat juga karena pembesaran uterus. Keluhan
semacam ini dapat terjadi pada kasus infeksi saluran kencing, diabetes militus, tumor
pevis, atau keadaan stress mental.
g) Konstipasi Konstipasi mungkin timbul pada kehamilan awal dan sering menetap
selama kehamilan dikarenakan relaksasi otot polos akibat pengaruh progesteron.
Penyebab lainnya yaitu perubahan pola makan selama hamil, dan pembesaran uterus
yang mendesak usus serta penurunan motilitas usus
h) Perubahan Berat Badan Berat badan meningkat pada awal kehamilan karena
perubahan pola makan dan adanya timbunan cairan berebihan selama hamil.
i) Quickening Ibu merasakan adanya gerakan janin untuk yang pertama kali. Sensasi
ini bisa juga karena peningkatan peristaltik usus, kontraksi otot perut, atau pergerakan
isi perut yang dirasakan seperti janin bergerak.
2) Tanda tidak pasti kehamilan (probable sign)
a) Peningkatan suhu basal tubuh Kenaikan suhu basal lebih dari 3 minggu,
kemungkinan adanya kehamilan. Kenaikan ini berkisar antara 37,20C sampai dengan
37,80C.
b) Perubahan warna kulit Cloasma Gravidarum/topeng kehamilan berupa berwarna
kehitaman sekitar mata, hidung, dan pelipis yang umumnya terjadi pada kehamilan
mulai 16 minggu. Warna akan semakin gelap jika terpapar sinar matahari. Perubahan
kulit lainnya bisa berupa hiperpigmentasi di sekitar aerola dan putting mamae,
munculnya linea nigra yaitu pigmentasi pada linea medialis perut yang tampak jelas
mulai dari pubis sampai umbilikus. Perubahan pada kulit terjadi karena rangsangan
Melanotropin Stimulating Hormone/MSH.
Striae gravidarum berupa garis−garis tidak teratur sekitar perut berwarna kecoklatan,
dapat juga berwarna hitam atau ungu tua (striae livide) atau putih (striae albicans)
yang tejadi dari jaringan koagen yang retak diduga karena pengaruh
adrenocortikosteroid. Seringkali terjadi bercak−bercak kemerahan (spider) karena
kadar esterogen yang tinggi.
c) Perubahan Payudara Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar
kehamilan 6 sampai 8 minggu. Pelebaran aeroa dan menonjolnya kalenjer
montgomery, karena rangsangan hormon steroid. Pengeluaran kolostrum biasanya
kehamilan 16 minggu karena pengaruh prolaktin dan progesteron.
d) Pembesaran Perut Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran uterus.
Ini bukan tanda diagnostik pasti tapi harus dihubungkan degan tanda kehamilan lain.
Perubahan kurang dirasakan primigravida, karena kondisi otot−otot masih baik.
Pembesaran perut mungkin dapat ditemui pada obesitas, kelemahan otot perut, tumor
pelvik dan perut, ascites, hernia perut bagian depan.
e) Epulis Hipertropi pada gusi belum diketahui penyebabnya secara jelas. Dapat tejadi
juga pada infeksi lokal, pengapuran gigi atau kekurangan vitamin C.
f) Balotement Pada kehamilan 16 sampai 20 minggu pemeriksaan palpasi kesan
seperti ada masa yang keras, mengapung dan memantul di uterus. Dapat terjadi pada
tumor uterus, mioma, acites, dan kista ovarium.
g) Kontraksi Uterus Kontraksi uterus yang dirasakan seperti tertekan dan kencang,
disebut kontraksi brackston Hics. Uterus mudah terangsang oeh peninggian hormon
oksitosin gejala ini biasanya mulai usia

kehamilan 28 minggu pada primi dan semakin lanjut kehamilannya semakin sering
dan kuat. h) Tanda Chadwick dan Goodell Terjadi perubahan warna pada vagina atau
porsio mejadi kebiruan atau ungu yang disebut tanda chadwick. Perubahan
konsistensi serviks menjadi lunak disebut tanda goodell.

3) Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)


a) Teraba bagian−bagian janin Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat
diraba pada wanita kurus dan otot perut relaksasi. Kehamilan 28 minggu jelas
bagian janin dapat diraba demikian pula gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu.
b) Gerakan Janin Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan oleh
pemeriksa.
c) Terdengar Denyut Jantung Janin Dengan menggunakan ultrasound denyut
jantung janin dapat terdengar pada usia 6 sampai 7 minggu. Jika menggunakan
dopler pada usia 12 minggu sedangkan jika menggunakan stetoskop leannec 18
minggu. Frekuensi deyut jantung janin antara 120 sampai dengan 160 kali
permenit yang akan jelas terdengar bila ibu tidur terlentang atau miring dengan
punggung bayi di depan.

D. Pemeriksaan Penunjang
 USG Kehamilan
USG kehamilan sebenarnya adalah jenis pemeriksaan yang disarankan untuk rutin
dilakukan selama hamil. Pemeriksaan ini nyatanya bisa membantu melihat
pertumbuhan janin serta mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan. 
2.USG Doppler
Mendeteksi kemungkinan gawat janin juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan USG
Doppler. Jenis USG ini bisa membantu mengetahui ada atau tidak gangguan di aliran
darah dan jantung janin. 
3.Cardiotocography
Cardiotocography (CTG) dilakukan untuk melihat detak jantung janin secara
berkelanjutan. Pemeriksaan ini juga bisa memantau detak jantung janin terhadap
pergerakan janin dan kontraksi rahim. 
Baca juga: Perlunya Belajar Melatih Napas sebelum Persalinan
4.Kadar Air Ketuban 
Pemeriksaan air ketuban juga bisa dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
gangguan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui volume air ketuban dan melihat
kemungkinan ditemukan mekonium atau tinja janin pada air ketuban.
5.Pemeriksaan pH
Gawat janin yang terjadi karena kekurangan asupan oksigen bisa menyebabkan pH
darah janin menjadi lebih asam. Maka dari itu, dokter mungkin akan melakukan
pemeriksaan penunjang berupa pengambilan sampel darah bayi untuk memeriksa pH. 
E. Penatalaksanaan Medis
Melakukan Pengawasan Janin sebelum Kelahiran/Antenatal Surveillance
Wanita dengan usia kehamilan di atas 41 minggu harus melakukan pengawasan janin
sebelum kelahiran. Saat antenatal surveillance, dilakukan pemeriksaan nonstress
testing menggunakan cardiotocography dan ultrasonografi untuk
menentukan biophysical profile.
Biophysical profile merupakan skor yang ditentukan berdasarkan parameter
ultrasonografi dan cardiotocography. Parameter yang dinilai mencakup volume cairan
amnion, tonus, gerakan fetus, pernapasan fetus, dan reaktivitas fetus. Pada kehamilan
postterm dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan biophysical profile 2 kali dalam
seminggu setelah usia gestasi di atas 41 minggu.[4,12]
Keputusan Terapi
Keputusan terapi pada kehamilan postterm didasarkan pada hasil biophysical profile.
Jika hasil skornya rendah, maka pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan
atau operasi sectio caesarea.
Pada kondisi di mana hasil biophysical profile janin baik, keputusan terapi selanjutnya
perlu juga mempertimbangkan hasil pemeriksaan dalam, perkiraan berat janin,
riwayat kehamilan sebelumnya, dan preferensi pasien. Dokter juga perlu menjelaskan
risiko dari masing-masing pilihan terapi untuk membantu pasien menentukan
preferensi terapinya.
F. Terapi Obat dengan implikasi Keperawatannya
Terapi Konservatif atau Induksi Persalinan
Terapi konservatif dahulu lebih disarankan karena adanya risiko peningkatan tingkat
sectio caesarea jika induksi persalinan gagal. Walau demikian, bukti ilmiah yang ada
justru menunjukkan bahwa induksi persalinan tidak meningkatkan risiko persalinan
sectio caesarea. Sebaliknya, justru ketika dilakukan terapi konservatif, risiko sectio
caesarea akan meningkat.
Berdasarkan hasil bukti ilmiah ini, The Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists (RCOG)/National Institute for Health and Care Excellence (NICE)
merekomendasikan induksi persalinan dilakukan secara rutin pada kehamilan
postterm usia gestasi 41+0 hingga 42+0 minggu untuk mencegah risiko terjadinya
kehamilan postterm. Induksi persalinan selambatnya dilakukan pada usia 42 6/7
minggu.
Jika induksi persalinan dilakukan, dokter harus melakukan pemantauan janin
intrapartum untuk melihat adanya intoleransi janin terhadap persalinan. Jika terdapat
kecurigaan akan adanya intoleransi ini, sebaiknya hentikan persalinan dan lakukan
sectio caesarea.
Sectio Caesarea
Sectio caesarea segera diindikasikan pada kehamilan postterm dengan
oligohidramnion, gawat janin, atau skor biophysical profile 0. Sectio caesarea juga
diindikasikan jika terjadi kegagalan induksi atau intoleransi janin terhadap persalinan.
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah nyeri persalinan meliputi pengkajian
khusus masalah nyeri persalinan, pengkajian fisik secara umum berhubungan dengan
nyeri persalinan dan pengkajian secara kontini ,data latar belakang termasuk skala
nyeri dan evaluasi situsi sehari-hari. a. Riwayat Kesehatan Sekarang: Ibu mengeluh
nyeri pada abdomen, semakin lama semakin kuat b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Keluarga mengatakan ibu tidak memiliki riwayat masalah kesehatan dimasa lampau c.
keadaan Umum: Klien tampak lemah, meringis kesakitan, klien menahan nyeri
dibagian abdomen.
B. Analisa Data
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan mengenai
nyeri peralinan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang
masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasanyaman berhubungan dengan nyeri persalinan
2. Nyeri akut yang berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan.
3. Risiko terjadinya hemoragia yang berhubungan dengan atonia uteri atau trauma
D. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL


KEPERAWATAN
Gangguan rasanyaman Tujuan dan kriteria Hasil Tujuan Setelah 1. Untuk menambah pengeta
berhubungan dengan nyeri dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mengetahui nyeri yang diala
persalinan klien lebih merasa nyaman dari sebelumnya 2. Mengurangi nyeri yang di
Kriteria Hasil: klien
3. Menghindari abdomen ter
- Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi langsung dengan benda asin
4. Untuk menetukan terapi y
- Klien mengatakan merasa nyaman
digunakan
Tindakan : 5. Untuk menhilangkan atau
mengurangi rasa tidak nyam
1. Jelaskan fisiologis nyeri persalinan dialami klien.
normal pada ibu
2. Usap abdomen ibu
3. Tutupi abdomen ibu dengan selimut
4. Berikan analgetik sesuai resep dokter
5. Berikan dorongan untuk melakukan
teknik relaksasi yang dipelajari pada
periode prenatal

Tujian Kriteria Hasil


TujuanNyeri berkurang Kriteria Hasil : 1. mengetahui keadaan umu
Rasa nyaman terpenuhi. 2. mengetahui keadaan janin
kontraksi ibu
Rencana Tindakan : 3. mengurangi nyeri dan
Nyeri akut yang 1 .Monitor tanda-tanda vital memudahkan kemajuan pers
berhubungan dengan 2. Monitor DJJ dan His 4. memberikan rasa nyaman
kontraksi uterus selama 3. Ajarkan teknik relaksasi 5. menilai keadaan nyeri
persalinan. 6. mendukung persalinan no
4. Atur posisi klien
Dengan memberikan posisi
5. Awasi respon emosional pasien terhadap
nyaman dapat mengurangi r
proses nyeri
klien
6. Awasi tanda-tanda persalinan lengkap
7. Beri posisi yang nyaman pada klien

Tujuan Setelah dilakukan tindakan


keperawatan diharapkan mencegah
hemoragia dapat dihindari 1. Untuk mengetahui tanda-
klien
Kriteria Hasil: - Mencegah hemoragia - 2. Dapat membantu mengelu
Menghindari bahaya yang mungkin muncul darah dan bekuan yang
selama masa persalinan. menumpuk,sehingga uterus
berkontraksi kembali
3. Pembalut yang basah
Risiko terjadinya Rencana Tindakan : keseluruhannya mengandun
hemoragia yang 1. Kaji tanda-tanda vital 100ml darah, kehilangan 10
berhubungan dengan darah dalam 15 menit
2. Massase lembut secara intermiten fundus dipertimbangkan sebagai ali
atonia uteri atau trauma
uteri hebat
3. Kaji jumlah darah yang keluar yang 4. Untuk mengetahui kelaina
terdapat pada pembalut. terjadi pada klien
4. Observasi warna kulit apakah ibu
mengalami sianosis

DAFTAR PUSTAKA

Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru
Widatiningsih, S dan Dewi, C.H.T (2017). Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Trans Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/kehamilan-
postterm/patofisiologi
https://www.halodoc.com/artikel/5-pemeriksaan-penunjang-untuk-mendeteksi-gawat-
janin

Anda mungkin juga menyukai