OBSTETRI
RIWAYAT RIWAYAT
PENYAKIT IBU PROGRAM KB
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Edisi Empat. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2008. h.300
Siswosudarmo, Risanto. Obstetri Fisiologi. Edisi Empat. Yogyakarta : Pustaka Cendekia; 2008. h.80
Pemeriksaan Fisik Generalisata
• Tanda-Tanda Vital
– Keadaan Umum
– Kesadaran
– Tekanan Darah
– Nadi
– Pernapasan
– Suhu
– Berat Badan
Status Generalis
• Kepala : Normochepali, Konjungtiva anemis, sklera ikterik
• Leher : JVP, Pembesaran KGB, Pembesaran tiroid
• Dada :
– Paru : vesikular normal, ronkhi, wheezing
– Jantung : Bunyi jantung I-II, murmur, gallop
• Ekstremitas : edema pretibial
Pemeriksaan Fisik Obstetri
AUSKULTAS PERIKSA
INSPEKSI PALPASI
I DALAM
Sumber :Siswosudarmo, Risanto. Obstetri Fisiologi. Edisi Empat. Yogyakarta : Pustaka Cendekia; 2008. h.80
Pemeriksaan Fisik Obstetri Inspeksi
Keadaan umum ibu : Kesadaran : Apakah
Apakah Baik/Tampak Compos Mentis/
kesakitan/tampak Apatis/ Delirium/
gelisah Somnolen/ Sopor/
Koma.
Yang dicari adalah
Conjungtiva anemis Apakah muka dan tanda-tanda
atau tidak ekstrimitas tampak
Sklera Ikterik atau tidak edema persalinan,
keadaan umum ibu,
dan keadaan janin
Perut : membuncit, Vulva : Tenang/ tampak
memanjang atau lendir darah/ air
melintang, berapa ketuban/edema/ telah
besar tampak
Siswosudarmo, Risanto. Obstetri Fisiologi. Edisi Empat. Yogyakarta : Pustaka Cendekia; 2008. h.80
Pemeriksaan Fisik Obstetri Palpasi
• Pasien tidur terlentang, dengan
TATA CARA PALPASI
kepala dan bahu sedikit lebih tinggi
Cara:
• Kedua tangan pada fundus uteri dan
meraba bagian janin yang terdapat pada
fundus uteri
• Jika teraba keras, melenting menandakan
bagian kepala janin.
• Jika lembut, lunak dan tidak melenting
menandakan bagian bokong janin
Rumus McDonald
Bickley, Lynn. Physical Examination and History Taking. Seventh Edition. Jakarta : Wolters Kluwer. H. 365
TAFSIRAN BERAT JANIN
Cara:
• Kedua tangan pada sisi kanan dan kiri uteri,
satu tangan memfiksasi uterus sementara
tangan lain meraba bagian janin dari atas
kearah simfisis.
• Jika teraba bagia keras dan kontinyu
sepanjang salah satu sisi perut ibu ->
punggung
• Bila teraba bagian kecil janin -> ekstremitas
03 Leopold III
Fungsi : Menentukan apa yang menjadi bagian
terbawah janin
Cara:
• Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu
tangan secara lembut dan masuk ke dalam abdomen
ibu diatas simpisis pubis.
• Peganglah bagian presentasi janin dan bagian apakah
yang menjadi presentasu tersebut.
• Bila masih bisa goyang -> belum masuk PAP
• Variasi menurut Ahlfeld : Menentukan letak
punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak
ditengah perut.
04 Leopold IV
Tujuan : Menentukan apakah kepala masih floating
atau sudah engaged dan berapa besar bagian janin
tersebut sudah masuk PAP
Cara:
• Pemeriksa menghadap kaki ibu
• Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
lateral kiri dan kanan uterus, ujung ujung jari tangan
berada pada tepi atas simpisis, Pertemukan kedua
ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari
tangan
• Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari jari:
bertemu (konvergen) atau tidak bertemu (divergen).
5/5 : Ketika dilakukan VT teraba kepala janin diatas PAP, kepala mudah digerakkan atau digoyangkan dengan palpasi
abdominal.
4/5 : Ketika dilakukan VT teraba H I-II, dan kepala sulit digerakkan atau digoyangkan, bila dilakukan perabaan palpasi
abdominal bagian terbesar kepala belum masuk panggul
3/5 : Ketika dilakukan VT teraba H II-III, dan ketika dilakukan palpasi teraba bagian terbesar kepala belum masuk panggul
2/5 : Ketika dilakukan VT teraba H III +, dan ketika dilakukan palpasi teraba bagian terbesar kepala sudah masuk panggul
1/5 : Ketika dilakukan VT teraba H III-IV dan kepala sudah di dasar panggul
0/5 : Kepala janin telah berada pada posisi H IV dan sudah terlihat di perineum
Pemeriksaan Fisik Obstetri Auskultasi
Alat yang dibutuhkan untuk auskultasi
Dapat juga
Stetoskop Fetal heart dengan
monoaural detector mencatat terus-
(Laenec) (Doppler) menerus
dengan CTG
Siswosudarmo, Risanto. Obstetri Fisiologi. Edisi Empat. Yogyakarta : Pustaka Cendekia; 2008. h.80
Pemeriksaan Fisik Obstetri Auskultasi
Ada tidaknya DJJ Frekuensi Iramanya teratur
• Menunjukkan • Frekuensi • Bila tidak ada
janin masih normal adalah sesuatu pada
hidup 120-160 janin
x/mnt.
Kehamilan
Kurang Dari 18 Janin Mati Obesitas
Minggu
Bising Maternal
Oksiput Pada
Polihidramnion Yang Terlalu
Posisi Poterior
Keras
Siswosudarmo, Risanto. Obstetri Fisiologi. Edisi Empat. Yogyakarta : Pustaka Cendekia; 2008. h.80
Pemeriksaan Obstetri
PERIKSA
ANAMNESIS INSPEKSI PALPASI AUSKULTASI
DALAM
Sumber :Siswosudarmo, Risanto. Obstetri Fisiologi. Edisi Empat. Yogyakarta : Pustaka Cendekia; 2008. h.80
Pemeriksaan Genitalia Eksterna
• Inspeksi daerah labia, klitoris dan perineum (warna, deformitas,
massa, skar, simetrisitas).
• Pisahkan labia mayora dengan dua jari dan inspeksi labia minora,
klitoris, muara urethra, muara vagina (warna, nyeri tekan, ulcers,
nodule, polip).
• Periksa discharge dan nyeri pada urethra dan kelenjar skene’s (masukkan
jari telunjuk kedalam vagina sedalam dua ruas, tekan kearah atas dan
gerakkan dari dalam kearah luar pada kedua sisi urethra). Bila discharge
(+) pewarnaan gram, GO dan chlamidia
Pemeriksaan Genitalia Eksterna
• Periksa kelenjar bartholin’s masukkan jari telunjuk kedalam vagina
bagian bawah dan periksa daerah basal dari masing-masing labia
mayora. (palpasi daerah tersebut dengan jari telunjuk dan ibu jari
adakah pembesaran, kista, abses, discharge gram, GO, chlamidia).
• Buka daerah vagina dan minta pasien mengedan, amati bulging yang
dapat terjadi pada daerah anterior dan posterior vagina.( anterior
cystocle, posterior rectocele, cervix turun prolapsus uteri).
Tentukan denominator dan posisinya terhadap panggul ibu (bila presentasi kepala
tentukan pula adanya molase).
Pada plasenta previa lakukan perabaan fornices untuk memastikan bagian lunak dari
plasenta dan bagian keras dari kepala janin.
Pelvimetri
Klinik
Pelvimetri
Pelvimetri
Radiologis
Sumber : Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Edisi Empat. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2008. h.300 27
ANATOMI JALAN LAHIR
ANATOMI JALAN LAHIR
Panggul Ginekoid
• Paling ideal. Diameter anteroposterior =
diameter transversa.
Panggul Android
• PAP hampir segitiga. Umum pada pria.
Diameter transversa dekat dengan
sacrum.
Panggul anthropoid
• PAP agak lonjong seperti telur. Diameter
anteroposterior >>> diameter transversa.
Panggul platipelloid
• Lonjong ke samping. Diameter transversa
>>> diameter anteroposterior, menyempit
pada arah muka belakang.
Ibu dalam posisi litotomi.
Sakrum: panjang
dan datar, atau Dinding samping:
pendek dan paralel atau
konkaf, bagaimana konvergen
inklinasinya
PELVIMETRI KLINIS
Distansia
Os koksigis mobile
intertuberosum
atau tidak
berapa centimeter
Bagaimana dengan
jaringan lunak
perineum, relaks-
elastis atau keras kaku