Dosen Pembimbing :
Instruktur Laboratorium :
Disusun Oleh:
LAILA FAUZA
202210618
T.A 2020/2021
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
ANALISIS KUALITATIF PROTEIN URINE
Pada praktikum kali ini yaitu uji protein melalui pencampuran asam asetat pada urin yang
bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan protein yang terkandung dalam urin. Pengamatan
ini dilakukan dengan cara memasukkan urin ke dalam tabung reaksi ½ hingga 2/3 tabung
kemudian tabung reaksi di miringkan hingga 45 derajat agar bagian atas tabung dapat dipanaskan
selama 30 detik. Pemanasan ini bertujuan untuk proses denaturasi pada urin agar terjadi
prespitasi pada urin. Selanjutnya berikan penyinara dan berikan latar belakang karton hitam agar
dengan mudah mengamati ada tidaknya kekeruhan pada urin setelah itu bandingkan dengan
bagian bawah tabung yang tidak dipanasi.
Apabila terjadi kekeruhan, mungkin disebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga karena
Kalsium Fosfat atau Kalsium Karbonat.Lalu untuk menentukan kekeruhan terjadi akibat kalsium
fosfat atau tidak maka teteskan 3-5 tetes larutan asam asetat atau 3-6% maka kekeruhan akan
hilang. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi bertambah keruh berarti uji protein tersebut positif.
Kemudian Panaskanlah sekali lagi bagian atas tebung tersebut sampai mendidih dan kemudian
berikan penilaian terhadap pemeriksaan protein urin tersebut dan catat hasil pengamatannya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
Pada pemeriksa urine anisa , di dapatkan nilai negative dengan deskripsi setelah di panaskan
selama 30 detik di atas api spritus adalah jernih atau tidak mengalami kekeruhan.
Pada praktek biokimia kualitatif protein dalam urine pada proses koagolasi jangan sampai
larutan mendidih dan hanya berlangsung 30 detik agar protein yang ada di dalam urine tersebut
tidak pecah. Pemanasan akan membuat protein sample terdenaturasi sehingga kemampuan
mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya
interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan non-
kovalennya yang berupa ikatan peptida. Proses ini biasanya berlangsung pada pada kisaran suhu
yang sempit. Setelah 30 detik, tabung reaksi kami angkat,dan setelah diamati, larutan urin tetap
jernih dan tidak keruh.
Jika urine yang didapatkan keruh, maka protein didalam urine nya tinggi. Itu menandakan
ada gangguan nefron yang berfungsi sebagai penyaring protein. Biasanya orang yang protein
didalam urine nya tinggi itu disebut penderita syndroma Nefrotik.
Penyakit-penyakit yang terjadi jika kadar protein dalam urine tinggi:
• Gangguan ginjal
• infeksi ginjal
• infeksi saluran kemih
• gagal ginjal akut maupun kronis
• sindrom nefrotik
• glomerulonefritis.
Cara menurunkan kadar protein dalam urine :
• Mengatur pola makan
• mengonsumsi buah, sayur
• Cukup beristirahat
• Minum air putih
• Pemberian obat.
X. Kesimpulan :
1. Pada praktikum uji kualitatif urine didapatkan hasil tidak terjadinya kekeruhan pada
urine.
2. Tidak terjadinya kekeruhan artinya protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh
glomerulus ginjal sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine.
3. Sedangkan terjadi kekeruhan artinya ada kekeruhan artinya ada protein dalam urine
sehingga dikhawatirkan adanya gejala penyakit albuminuria.
(Laila fauza)
202210618