Oleh :
Kelompok 7
Hanifah Fikriyah (202210616)
Laila Fauza (202210618)
Morin Harmi Zuleka (202210621)
Suatu keadaan dimana kebutuhan nutrisi pada tubuh tidak terpenuhi dalam jangka waktu tertentu
sehingga tubuh akan memecah cadangan makanan yang berada di bawah lapisan lemak dan lapisan
Balita dikategorikan mengalami gizi kurang apabila berat badannya berada pada rentang Zscore ≥-2.0
s/d Zscore ≤-3.0 (Nasution, 2012). Anak dengan status gizi kurang ditandai dengan tidak adanya kenaikan
berat badan setiap bulannya atau mengalami penurunan berat badan sebanyak dua kali selama enam bulan
(Depkes, 2005).
Menurut Data Riskesdas 2018 Gizi Buruk dan Gizi
Kurang
4. Kekurangan Vit C a) Survei konsumsi (seperti survei konsumsi sumber vitamin C seperti buah)
b) Test Bio Fisik (Test Radiologi yaitu Gusi berdarah,bintik bintik pada kulit)
3. Osteoporosis
a) Survei konsumsi
b) Biokimia (tes darah)
3. Deteksi Dini Lembaga Kesehatan Pangan
Proyek Perubahan berjudul “Early Warning System (EWS) Ketahanan Pangan” merupakan langkah
terobosan yang dilakukan untuk mengintegrasikan analisis prognosa ketersediaan, kebutuhan dan harga
pangan berbasis information technology (IT).
Aplikasi Dashboard dengan brand PRO PANGAN telah berhasil diselesaikan sebagai alat analisis
data dan penyampaian informasi informasi mengenai situasi saat ini dan prediksi neraca dan harga
12 komoditas pangan strategis
Informasi melalui PRO PANGAN merupakan deteksi dini situasi ketahanan pangan nasional dan
provinsi untuk disampaikan kepada pengambil kebijakan, pelaku usaha pangan dan masyarakat.
4. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (Skpg)
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian/Ketua
Harian Dewan Ketahanan Pangan Nomor 43 Tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Kewaspadaan Pangan
dan Gizi merupakan serangkaian proses untuk mengantisipasi kejadian rentan pangan dan gizi melalui
pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangan dan gizi.
Hasil SKPG dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan investigasi untuk menentukan tingkat
kedalaman kejadian kerentanan pangan dan gizi di lapangan serta intervensi dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan masyarakat.
5. SKDN
Kesimpulan
1. Deteksi dini adalah usaha-usaha untuk mengetahui ada tidaknya kelainan atau kerusakan fisik atau
gangguan perkembangan mental atau perilaku anak yang menyebabkan kecacatan secara dini dengan
menggunakan metode perkembangan anak.
2. Tujuan deteksi dini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman serta perhatian terhadap
kondisi perkembangan anak, yakni kondisi fisik dan motorik yang ada dalam diri individu untuk
menghindari dan menanggulangi akan terjadinya gangguan-gangguan.
3. Metode deteksi dini mencakup gizi makro dan gizi mikro, dimana mencakup metode antropometri, survei
konsumsi, biokimia, klinis, test bio fisik, dan pada balita dilakukan dengan cara pemantauan setiap bulan.
Disesuaikan dengan permasalahan gizi yang dialami oleh seseorang tersebut.
THANK’S