20120226
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
e) Sanitasi
Sanitasi lingkungan termasuk faktor tidak langsung yang mempengaruhi
status gizi. Upaya penurunan angka kejadian penyakit bayi dan balita
dapat diusahakan dengan menciptakan sanitasi lingkungan yang sehat,
yang pada akhirnya akan memperbaiki status gizinya.
2.1.2 Klasifikasi Gizi Buruk
Gizi buruk berdasarkan gejala klinisnya dibagi menjadi 5 yaitu:
a) Marasmus
Marasmus disebabkan oleh asupan kalori yang tidak cukup. Pada kasus
ini, anak terlihat kurus kering sehingga wajah terlihat seperti orangtua,
kulit keriput, cengeng dan rewel meskipun setelah makan, perut cekung,
rambut tipis, jarang dan kusam, tulang iga tampak jelas dan pantat kendur
dan keriput.
b) Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat
disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi. Adapun
tanda khusus dari kwashiorkor rambut berwarna kemerahan dan mudah
rontok, kulit tampak pucat dan disertai anemia, terjadi pembengkakan pada
kaki sehingga balita terlihat gemuk. Balita meiliki selera yang berubah-
ubah dan mudah terkena gangguan pencernaan.
c) Marasmus-Kwashiorkor
Ini merupakan gejala campuran antara Marsmus dan Kwashiorkor. Pada
penderita berat badan dibawah 60% dari normal memperlihatkan tanda-
tanda Kwashiorkor seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit serta
kelainan biokimia.
d) Gondok
Gondok merupakan pembesaran kelenjar abnormal berbentuk kupu-kupu
di bawah jakun. Gondok umumnya berkembang sebagai akibat dari
kekurangan yodium. Gejala yang terjadi dapat meliputi pembengkakan
dan batuk.
e) Anemia
Anemia merupakan kondisi ketika tidak memiliki sel darah merah sehat
yang cukup. Anemia disebabkan oleh sel darah merah yang tidak
berfungsi di dalam tubuh. Gejala dapat berupa kelelahan, kulit pucat, sesak
napas, pusing atau detak jantung cepat (Latief, 2010).
5
2.6 Dempster-Shafer
Metode dempster-shafer pertama kali diperkenalkan oleh Artur P. Dempster and
Glen Shafer, yang melakukan pencobaan ketidakpastian dengan range probabilities
daripada sebagai probabilities tunggal. Kemudian pada tahun 1976 Shafer
mempublikasiakan teori Dempster pada buku yang berjudul Mathematichal Theory
of Evident. Secara umum teori Dempster Shafer ditulis dalam suatu interval yaitu
[Belief, Plausibility]. Belief (Bel) adalah ukuran kepastian atau kepercayaan
evidence dalam menghitung suatu himpunan proporsisi. Jika bernilai 0 maka
mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan
adanya kepastian. Plausibility (Pls) adalah ukuran ketidakpercayaan atau
ketidakpastian terhadap suatu evidence. Plausibility (Pls) akan mengurangi tingkat
7
kepastian dari evidence. Plausibility bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan X’, maka
dapat dikatakan bahwa Bel(X’) = 1, sehingga nilai dari Pls(X) = 0. Fungsi Belief
diformulasikan seperti pada persamaan (1) dan fungsi Plausibility diformulasikan
seperti pada persamaan 2.
Bel (X) = ∑ m1(X) ...............................................................................(i)
y⊑
Pls(X) = 1- Bel(X)
Pls(X) = 1- ∑y⊑m1(X).............................................................................(ii)
Keterangan:
X: Penyakit yang mengalami gejala 1
Y: Penyakit yang mengalami gejala 2
Bel(X): Belief (X), artinya nilai kepercayaan atau kepastian penyakit X
yang mengalami gejala 1
Pls(X): Plausibility (X), artinya nilai ketidakpercayaan atau ketidakpastian
penyakit X yang mengalami gejala 1
m1(X): Mass function atau tingkat kepercayaan dari evidence (X)
Pada teori Dempster-Shafer semester pembicaraan dari sekumpulan hipotesis
sering disebut environment, dinotasikan dengan simbol Θ
(Θ) = {θ1, θ2,….θN)................................................................................(iii)
Keterangan:
Θ1…θn = Elemen atau unsure bagian dari environtment
Mass function (n) dalam teori Dempster-Shafer adalah tingkat kepercayaan dari
suatu bukti. Mass fuction (m) diformulasikan pada persamaan 4.
∑ X ՈY =M 1 ( X ) M 2 (Y )
m3 (z) =
1−∑ X Ո Y =θ m1 ( X ) . M 2 (Y )
............................................................... (iv)
Keterangan:
m 3(Z): Mass function dari evidence (Z), dimana Z adalah nilai densitas
baru hasil dari irisan m1(X) dan m2(Y).
m1 (X): Mass function atau tingkat kepercayaan dari evidence (X), di
mana X adalah penyakit yang mengalami gejala 1
m2 (Y): Mass function atau tingkat kepercayaan dari evidence (Y), di
mana Y adalah penyakit yang mengalami gejala 2
Akusisi pengetahuan pada metode Dempster-Shafer dilakukan dengan
menggunakan data dari berbagai referensi dan wawancara. Nilai kepercyaan
terhadap suatu gejala didapat dengan cara memberikan kuisioner terhadap
beberapa orang pakar yang berpengalaman. Hasil akhir dari nilai kepercayaan
terhadap setiap gejala digunakan dalam perhitungan metode Dempster-Shafer
pada mesin inferensi. Hasil akhir dari nilai kepercayaan dihitung dengan rumus:
2
n ( n−1 ) x
( 1+ x )n=1+ nx + =… X = Nilai akhir kepercayaan
1! 2!
8
n
1
MAE = ∑ ¿ 1 |ƒi - yᵢ | ........................................................................(vi)
n i
Keterangan:
ƒᵢ = nilai hasil peramalan
yᵢ = nilai sebenarnya
n = jumlah data
9
10
Mulai
Pengumpulan
Data
Penentuan Pakar
Basis Pengetahuan
Representasi
Pengetahuan
Implementasi
Menggunakan
Dempster-Shafer Tidak
Pengujian Sistem
Sesuai
Hasil
Ya
Selesai
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua metode
yaitu studi literatur dan wawancara.
a. Studi Literatur
Pada proses penelitian ini studi literatur dilakukan guna
mendapatkan garis besar yang digunakan sebagai acuan dalam
menyelesaikan permasalahan dan sebagai acuan untuk merancang
sistem yang akan dibangun. Studi litelatur dilakukan dengan
mempelajari buku dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan
permasalahan terkait sistem pakar, gizi buruk dan dempster-shafer.
b. Wawancara
Pada tahap ini wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak
terkait yaitu Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Wawancara Ditujukan kepada Bapak Vidi Umbu yang memahami
data mengenai gizi buruk.
2. Penentuan Pakar
Pakar merupakan seseorang yang banyak dianggap sebagai sumber
terpercaya yang memiliki keahlian tertentu untuk memutuskan sesuatu
dengan benar dalam bidangnya. Pakar ini dipercayakan kepada kepala
bagian data di Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
memahami tentang gizi yaitu Bapak Vidi Umbu.
3. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman,
formulasi dan penyelesaian masalah. Basis pengetahuan ini adalah
representasi pengetahuan dari seorang pakar.
Gejala gizi buruk dapat dilihat pada tabel 1.
No Nama Penyakit
1 Marasmus
2 Kwashiorkor
3 Anemia
4 Gondok
4. Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk
pengkodean pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis
pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk
pemahaman dan merupakan inti dari sistem pakar representasi
pengetahuan yang tersusun dari dua elemen dasar yaitu fakta dan aturan.
Hasil yang diperoleh setelah pengguna melakukan interaksi dengan
sistem pakar yaitu menjawab pertanyaan yang diajukan sisem pakar. Basis
yang digunakan dalam sistem pakar ini terdiri dari nama penyakit serta
gejala gizi buruk yang diderita oleh balita.
Nilai kepastian gejala-gejala gizi buruk ditujukkan pada tabel 3.
5. Dempster-Shafer
Dempster Shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian
berdasarkan belief functions (fungsi kepercayaan) dan plausible reasoning
15
Start
Bel(x)=1 ∑ m( y)............(1)
x< y
Plausibility Dinotasikan
∑ m( x) = 1...............(4)
x< p(Ɵ )
Kaidah produksi atau rule yang berkaitan dengan gejala gizi buruk adalah ebagai
berikut:
THEN Kwashiorkor
1. Gejala: Rambut kering dan rapuh
Langkah pertama hitung nilai dari belief dan plausibility dari gejala
rambut kering dan rapuh (G1), dengan persamaan 1 dan 2
m₁ (G1) = 0.7
m₁ {θ} = 1 - m₁ (G1)
= 1 – 0.7
= 0.3
m₂ (G2) = 0.6
m₂ {θ} = 1 - m₂ (G2)
= 1 – 0.6
= 0.4
m₄ (G3) = 0.8
m₄ {θ} = 1 - m₄ (G3)
= 1 – 0.8
= 0.2
m₄ (θ) = 0.12
m₃ = 0.7 0.56 0.14
m₃ (θ) = 0.12 - 0.024
m₆ (G4) = 0.7
m₆ {θ} = 1 - m₆ (G4)
= 1 – 0.7
= 0.3
m⁸ (G5) = 0.7
m⁸ {θ} = 1 - m⁸ (G5)
= 1 – 0.7
= 0.3
m⁸ (G6) = 0.7
m⁸ {θ} = 1 – m⁸ (G6)
=1 – 0.7
= 0.3
BAB IV
4.1 Hasil
Hasil dari perancangan sistem pakar penentuan gizi buruk pada balita
menggunakan metode dempster shafer yang dibangun dapat dilihat pada gambar-
gambar dibawah ini:
1. Halaman Utama User
Halaman ini merupakan halaman utama user melakukan konsultasi dan
merupakan tampilan awal dari sistem pakar untuk mendeteksi penyakit.
Adapun tampilan utama user dapat dilihat pada gambar 3.
penyakit gizi buruk anak yang dialami serta user dapat melihat solusi
pencegahan penyakit gizi buruk pada balita.
Pada halaman ini admin melakukan login untuk masuk ke sistem dengan
memasukan username dan password. Jika login gagal maka ada
pemberitahuan bahwa username dan password salah. Pakar harus
memasukan ulang username dan password sampai database membaca
benar data login yang dimasukan. Tampilan halaman login admin dapat
dilihat pada gambar 7.
Pada halaman ini admin dapat melakukan penambahan data penyakit pada
sistem yang terdiri dari id penyakit, nama penyakit dan deskripsi penyakit
kemudian disimpan.
Pada halaman ini berisikan data pengetahuan tentang gejala dan penyakit
gizi buruk. Pada halaman ini admin dapat mengedit dan menambahkan
data pengetahuan.
n
1
MAE = ∑ ¿ 1 |ƒi - yᵢ | .......................................................................(vii)
n i
Keterangan:
ƒᵢ = nilai hasil peramalan
yᵢ = nilai sebenarnya
n = jumlah data
22
1
MAE = ∑ ¿ 1 |0,82 – 0,015 |
22 i
= 18,025
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi ini dibangun dengan menambahkan algoritma CF, sehingga
aplikasi sistem pakar ini dapat menentukan gizi buruk pada balita.
2. Pada penerapan metode dempster shafer, dari tiap gejala memiliki nilai CF
nya sendiri yang didapatkan dari hasil wawancara oleh pakar atau ahlinya.
Selanjutnya perhitungan metode dempster shafer, gejala yang telah dipilih
dikelompokkan kedalam penyakit yang berhubungan lalu nilai CF dari tiap
gejala pada suatu penyakit dijumblahkan dan mendapatkan hasil.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka terdapat beberapa
saran:
1. Aplikasi sistem pakar penentuan gizi buruk pada balita ini diharapkan
dapat dikembangkan kembali dengan menggunakan metode yang berbeda.
2. Aplikasi sistem pakar penentuan gizi buruk pada balita ini kiranya dapat
dikembangkan lagi, bukan hanya mengetahui gejala dan penyakitnya saja
tapi perlu dkembangkan sampai tingkat penyembuhannya sesuai dengan
fase-fase pengobatannya.
3. Aplikasi sistem pakar penentuan gizi buruk pada balita ini masih
menentukan penyakit berdasrkan gejala-gejala yang ada yaitu dengan
metode dempster shafer. Sehingga diharapkan sistem pakar ini dpat
dikembangkan dengan metode seperti certainly faktor untuk lebih
mengetahui perbandingan juga meningkatkan tingkat keyakinan
pengguna.
4. Apliksi sistem pakar penentuan gizi buruk pada balita ini masih terbatas
untuk desktop saja sehingga diharapkan kedepannya dikembangkan ke
platform android dan ios.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, F.,danIstiqomah, Y. N., (2013). Sistem pakar untuk mendiagnosa
penyakit saluran pencernaan menggunakan metode dempster shafer (Do
ctoral dissertation, Universitas Ahmad Dahlan). [Jurnal]. Tersedia pada :
https://www.neliti.com/publications/211370/sistem-pakar-untuk-mendiagnosa
Andonotopo, W., dan Afirin, M. T. (2005). Kurang Gizi pada Ibu Hamil:
Ancaman pada Janin. Majalah INOVASI,.Tersedia pada: https://www.academia.e
du/download/45083057/Inovasi-Vol05-Nov2005.pdf#page=60
28
29
LAM_SISTEM_PAKAR/links/551b4e810cf251c35b50987b/METODE-
KETIDAKPASTIAN-DAN-KESAMARAN-DALAM-SISTEM-
PAKAR.pdf
Supariasa dan Nyoman, I. D., Fajar, I., dan Bakri, B. (2011).Penilaian Status
Gizi. [Jurnal].Tersedia pada:
https://www.semanticscholar.org/paper/Penilaian-Status-Gizi-Supariasa-
Bakri/664a2177ba9f4c8c71cd7d81660231d2a6466fab
30