Disusun Oleh:
KELOMPOK 10
RAIHAN SALSABILA (P07131121023)
MUHAMMAD SABQI (P07131121046)
MUTIA NASRAH (P07131121018)
SILVIA MAULIDA (P07131121029)
PUTRI (P07131121022)
KATA PENGANTAR
Sangat <
K -3 SD sampai dengan < -
kurus
u 2 -2
NormalSDSD sampai dengan 2
Indeks Massa Tubuh
menurut Umur (IMT/U) Gemuk SD
>1 SD sampai dengan 2
Anak umur 0-60 bulan Obesitas >
SD
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik 2 Indonesia
tentang Standar Antropometri Gizi Anak Tahun 2011
Penyebab Wasting
Menurut Depkes RI (2005) wasting disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor penyebab langsung adalah konsumsi
makanan yang tidak memenuhi jumlah dan infeksi. Faktor
penyebab tidak langsung adalah pengetahuan. Putri dan Miko
Wahyono (2013) mengemukakan bahwa faktor langsung dan
tidak langsung yang berhubungan dengan kejadian wasting di
Indonesia adalah kurangnya asupan energi, karbohidrat, dan
lemak, pola pemberian ASI yang tidak baik, infeksi yang dapat
menurunkan nafsu makan pada balita, kurangnya pendidikan
ibu mengenai gizi dan pangan, pola asuh ibu yang kurang baik,
banyaknya jumlah balita dalam satu keluarga, tingkat
ketahanan pangan yang buruk, dan penghasilan rumah tangga
yang sedikit.
Faktor penyebab wasting dikelompokkan 3 kategori
yaitu :
1. Berdasarkan faktor ibu, antanya: ASI Eksklusif, Pola
Asuh, Tingkat Pendidikan Ibu, Tingkat Pengetahuan Ibu,
Status Pekerjaan,
2. Anak, antaranya Jenis Kelamin, Usia, Asupan Nutrisi,
Penyakit Infeksi, BBLR
3. Keluarga, antaranya Ketahanan Pangan Keluarga, ingkat
Ekonomi Keluarga, Jumlah Anggota Keluarga,
Faktor ibu yaitu ASI eksklusif, pola asuh, tingkat
pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, dan status pekerjaan .
Faktor anak yaitu jenis kelamin, usia, asupan nutrisi, penyakit
infeksi, dan BBLR. Faktor keluarga yaitu ketahanan pangan
keluarga, tingkat ekonomi dan jumlah anggota keluarga
(Prawesti, 2018).
Dampak Wasting
Wasting pada anak dapat
mempengaruhi proses pertunbuhan dan
perkembangan. Dampak pada wasting
dibedakan menjadi dampak jangka pendek
dan dampak jangka panjang. Dampak jangka
pendek diantaranya penurunan daya eksplorasi terhadap
lingkungan, kurangnya bergaul dengan teman sebaya,
kepasifan dalam melakukan aktivitas, sering merasa kelelahan,
apatis, dan rentan terkena penyakit infeksi. Sedangkan untuk
dampak jangka panjang yaitu gangguan kognitif, penurunan
kecerdasan sehingga prestasi ikut menurun, gangguan perilaku,
pertumbuhan terhambat, dan peningkatan resiko kematian
(Hastuti dkk, 2017).
Balita yang mengalami wasting dapat meningkatkan
resiko kesakitan dan kematian anak. Anak yang wasting sangat
mudah terkena penyakit infeksi. Apabila keadaan kurang gizi
pada masa balita terus berlanjut, maka dapat mempengaruhi
intellectual performance, kapasitas kerja, dan kondisi kesehatan
lainnya di usia selanjutnya (Tambunan, 2019).
Mengatasi Wasting
1. Cara mengatasi wasting tingkat biasa (moderate
malnutrition) Aturan makan untuk anak yang mengalami
wasting biasa sebagai berikut:
a. Berikan berbagai makanan dengan kandungan energi
yang tinggi guna mendukung kenaikan berat badan.
b. Berikan nutrisi lainnya seperti protein, vitamin, serta
mineral, guna mempercepat pembentukan jaringan baru.
c. Energi dari protein sekitar 12 hingga 15%
d. Energi dari lemak sekitar 30%