KELAINAN KONGENITAL
MATA KULIAH :
T.A 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah tentang “Kelainan kongenital dan penyakit
keturunan” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah patologi dengan baik.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................ii
Bab i pendahuluan
A. Latar belakang........................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................1
C. Tujuan......................................................................................1
Bab ii pembahasan
A. Kesimpulan..............................................................................24
B. Saran........................................................................................24
Daftar pustaka...............................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak yang sehat dan sempurna baik secara fisik dan psikis adalah
keinginan setiap orangtua. Anak merupakan anugerah yang diberikan oleh
Tuhan YME kepada setiap pasangan. Namun dalam kenyatanya masih
banyak kita jumpai bayi dilahirkan dengan keadaan cacat bawaan/kelainan
kongenital.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Mengetahui tentang kelainan congenia
1. Mengetahui etiologi dan patologis kelainan congenital
2. Mengetahui diagnosis kelainan congenital.
3. Mengetahui kelainan kongenital yang biasanya terjadi.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Asam nukleat yang ada sangkut pautnya dengan sifat hereditas adalah
ADN (asam deoksiribo nukleat) dan ARN (asam ribonukleat). DNA dan RNA
bertangmgung jawab terhadap sintesis protein serta mengontrol sifat-sifat
keturunan.
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan
pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu:
i. basa purin
Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki
struktur cincin-ganda
ii. basa pirimidin
4
5
Basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T) yang memiliki struktur
cincin-tunggal.
Ketika Guanin berikatan dengan Sitosin, maka akan terbentuk tiga ikatan hidrogen,
sedangkan ketika Adenin berikatan dengan Timin maka hanya akan terbentuk dua ikatan
hidrogen. Satu komponen pembangun (building block) DNA terdiri atas satu gula
pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa yang disebut nukleotida (Lewis 2003:
176--178).
Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter
pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap materi genetik (DNA) yang
dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom. (Human Genome Project
2005: 1). Asam Ribonukleat (RNA) adalah salah satu dari tiga besar makromolekul
(bersama dengan DNA dan protein ) yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui.
Seperti DNA, RNA terdiri dari rantai panjang komponen yang disebut nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri dari nucleobase (kadang-kadang disebut basa nitrogen), suatu
ribosa gula, dan fosfat kelompok. Urutan nukleotida RNA memungkinkan untuk
mengkodekan informasi genetik. Sebagai contoh, beberapa virus menggunakan RNA,
bukan DNA sebagai material genetik mereka, dan semua organisme menggunakan
messenger RNA (mRNA) untuk membawa informasi genetik yang mengarahkan sintesis
protein.
Seperti protein, beberapa molekul RNA berperan aktif dalam sel oleh katalis reaksi
biologis, pengendalian ekspresi gen, atau sensing dan berkomunikasi tanggapan terhadap
sinyal seluler. Salah satu dari proses-proses aktif sintesis protein , fungsi universal dimana
mRNA molekul mengarahkan perakitan protein pada ribosom. Proses ini menggunakan
RNA transfer (tRNA) molekul untuk memberikan asam amino ke ribosom, dimana
ribosomal RNA (rRNA) link asam amino untuk membentuk protein.
Struktur kimia RNA sangat mirip dengan DNA , dengan dua perbedaan - (a) RNA
mengandung gula ribosa, sedangkan DNA mengandung gula sedikit berbeda deoksiribosa
(sejenis ribosa yang tidak memiliki satu atom oksigen), dan (b) RNA memiliki
nucleobase urasil , sedangkan DNA mengandung timin (urasil dan timin memiliki sifat
basa-pasangan yang serupa).
Tidak seperti DNA, RNA kebanyakan molekul untai tunggal. Single-stranded RNA
molekul mengadopsi struktur tiga-dimensi yang sangat kompleks, karena mereka tidak
6
terbatas pada bentuk heliks ganda berulang-ulang DNA beruntai ganda. RNA dibuat
dalam sel-sel hidup oleh RNA polimerase , enzim yang bertindak untuk menyalin atau
template RNA untai DNA menjadi RNA baru melalui proses yang dikenal sebagai
transkripsi atau replikasi RNA , masing-masing.
Seperti DNA, RNA dapat membawa informasi genetik. RNA virus memiliki
genom yang terdiri dari RNA, dan berbagai protein yang disandikan oleh genom tersebut.
Genom virus ditiru oleh beberapa dari mereka protein, sedangkan protein lain melindungi
genom sebagai partikel bergerak virus ke sel host baru. viroid adalah kelompok lain dari
patogen, tetapi mereka hanya terdiri dari RNA, tidak mengkode protein apapun dan
direplikasi oleh sel inang tanaman polimerase sebuah.
c. PKU melibatkan suatu gen resesif dan terjadi kira-kira sekali pada setiap 10.000
hingga 20.000 kelahiran hidup.
2. Down Syndrome
Gambar B.3. keping sel darah merah normal dan sel sabit
a. Kelainan darah yang menghambat pasokan oksigen tubuh. Dapat menyebabkan
pembengkakan tulang persendian, krisis sel sabit, kegagalan jantung dan ginjal.
Sel darah merah biasanya berbentuk seperti cakram atau piringan hitam. Sel-sel
ini mati dengan cepat sehingga terjadi anemia dan kematian individu secara dini.
b. Penyembuhan : penisilin, pengobatan menghilangkan rasa sakit, antibiotic,
transfuse darah.
4. Klinefelter Syndrome
9
5. Turner Syndrome
10
Gambar B.5. penderita turner syndrome (kiri) dan ciri-ciri turner syndrome (kanan)
a. Perempuan kehilangan satu kromosom X, menyebabkan susunan kromosomnya
menjadi XO sebagai ganti XX. Syndrome ini menyebabkan abnormalitas fisik,
keterbelakangan mental, dan tidak berkembang secara seksual.
b. Penyembuhan : terapi hormone
6. Anencephaly
Gambar B.6. struktur tengkorak normal dan anencephaly (kiri) dan penderita
anencephaly (kanan)
a. Kelainan pembuluh saraf yang menyebabkan otak dan tengkorak cacat;
kebanyakan anak-anak meninggal pada saat kelahiran.
b. Penyembuhan : pembedahan
7. Cystic fibrosis
11
8. Spina Bifida
9. Thalassemia
12
C. KELAINAN KROMOSOM
a. Kelainan kromosom berdasarkan perubahan struktur kromosom
Pada beberapa kasus, kromosom juga dapat mengalami gangguan atau yag
disebut pula dengan kelainan kromosom. Kelainan pada kromosom, dibedakan
menjadi 2 yaitu karena adanya perubahan struktur kromosom dan karena dipicu oleh
perubahan jumlahnya adanya perubahan pada kromosom picu oleh beberapa hal
seperti duplikasi, delesi, infersi serta translokasi.
Delesi
13
D. KELAINAN KONGENITAL
berat umumnya terjadi akibat jaringan saraf pusat tidak berkembang dengan baik
selama masa kehamilan bayi.
Sindrom Down, merupakan kelainan bawaan yang diakibatkan oleh kelainan
kromosom pada bayi, yaitu pada kromosom nomor 21. Pada penderita sindrom Down,
jumlah kromosom nomor 21 yang seharusnya hanya sepasang, menjadi berlebih
hingga tiga buah atau trisomi. Beberapa kasus sindrom Down lainnya terjadi akibat
adanya translokasi kromosom nomor 21 yang menempel sebagian atau seluruhnya
pada kromosom nomor lain. Ciri-ciri penderita sindrom Down antara lain adalah:
o Wajah yang agak datar, terutama pada bagian hidung.
o Leher pendek.
o Daun telinga kecil.
o Lidah yang cenderung menempel dengan mulut.
o Tangan dan kaki berukuran lebih kecil dari normal.
Spina Bifida, merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada tulang belakang akibat
gangguan perkembangan tabung saraf selama kehamilan. Pada penderita spina bifida,
sumsum tulang belakang dan selaput durameter tidak terlindungi oleh tulang belakang
serta membentuk tonjolan pada kulit. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan
mental pada penderita dari ringan hingga berat tergantung pada lokasi terjadinya spina
bifida
Kelainan kongenital dapat muncul akibat berbagai faktor. Namun secara umum,
kelainan kongenital yang disebabkan oleh faktor genetik dapat dibagi sebagai berikut:
Beberapa kelainan kongenital terjadi karena ada kombinasi dari beberapa faktor
risiko. Adanya pengaruh dari lingkungan, terhadap janin dengan kelainan genetik tertentu,
pada suatu tahap yang menentukan dalam perkembangan janin, dapat menyebabkan
kelainan kongenital. Contoh dari kelainan kongenital seperti ini adalah bibir sumbing dan
spina bifida.
Tujuan dari skrining perikonsepsi adalah untuk memantau kondisi ibu hamil
dan mengantisipasi hal-hal yang mungkin dapat meningkatkan risiko munculnya
kelainan, serta memberikan tindakan medis untuk menurunkan risiko tersebut. Selain
itu, skrining perikonsepsi juga bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada kandungan
dan janin terutama pada trimester pertama dan kedua. Beberapa metode skrining yang
dilakukan selama masa kehamilan adalah sebagai berikut:
o Memantau kondisi dan riwayat kesehatan ibu hamil. Hal yang harus diperhatikan
antara lain adalah usia ibu hamil (terutama ibu hamil pada usia muda atau lanjut),
konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan lain-lain.
o USG (ultrasonografi). USG dapat mendeteksi sindrom Down serta adanya
kelainan signifikan lain pada struktur tubuh janin, pada trimester pertama
kehamilan. Kelainan genetik yang berat dapat terdeteksi pada trimester ke-dua,
melalui pmeriksaan USG.
o Pemeriksaan Pemeriksaan darah terhadap beberapa penanda khusus sebagai
parameter, dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan kromosom atau
mendeteksi kelainan sistem saraf pada janin.
o Diagnosis korion dan amnion. Metode tes korion dan amnion dapat mendeteksi
jika terjadi infeksi pada kandungan. Selain itu, tes ini juga dapat mendeteksi
adanya kelainan kromosomal.
Skrining neonatal (pasca kelahiran).
Untuk mencegah munculnya kelainan pada janin dan bayi, serta menurunkan risiko
kelainan kongenital, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Memastikan kecukupan gizi bagi wanita muda dan ibu hamil, terutama kecukupan
buah dan sayur serta menjaga berat badan ideal.
Memastikan kecukupan vitamin dan mineral pada ibu hamil terutama asam folat.
Menghindari paparan zat kimia berbahaya pada ibu hamil seperti pestisida, alkohol,
atau rokok.
Menghindari bepergian ke daerah-daerah yang terkena wabah penyakit infeksi
khususnya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki anak-anak usia dini.
Mengontrol kondisi gula darah untuk ibu hamil secara rutin, terutama ibu hamil yang
memiliki risiko diabetes.
Memastikan tindakan medis terhadap ibu hamil tidak membahayakan kesehatan ibu
hamil dan kandungannya, terutama pemberian obat-obatan atau radioterapi.
Melakukan vaksinasi pada wanita usia subur sebelum merencanakan kehamilan,
terutama vaksinasi rubella.
Melakukan deteksi penyakit infeksi di lingkungan ibu hamil, khususnya rubella, cacar
air, dan sifilis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur
bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan
bawaan dapat dikenali sebelum kelahiran, pada saat kelahiran atau
beberapa tahun kemudian setelah kelahiran.
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelainan kongenital atau cacat
bawaan pada neonatus yaitu kelainan genetik dan kromosom, faktor
genetik, faktor infeksi, faktor obat, faktor umur ibu, faktor hormonal,
faktor radiasi, faktor gizi, dan faktor-faktor lainnya.
3. Kelainan kongenital yang biasanya terjadi pada neonatus yaitu
encephalocele, hidrocephalus, bibir sumbing (Labio Paltoskiziz), atressia
esofagus, atrssia ani, hirschprung, spina bifida, kelainan jantung
kongenital, omfalokel.
4. Kelainan kongenital berat dapat berupa kelainan kongenital yang
memerlukan tindakan bedah, kelainan kongenital bersifat medik, dan
kelainan kongenital yang memerlukan koreksi kosmetik. Setiap
ditemukannya kelainan kongenital pada bayi baru lahir, hal ini harus
dibicarakan dengan orang tuanya tentang jenis kemungkinan faktor
penyebab, langkah-langkah penanganan dan prognosisnya. Kelainan
congenital atau cacat bawaan tidak dapat dicegah, melainkan resiko
terjadinya dapat dikurangi dengan tidak mengkonsumsi alcohol,
menghindari rokok, obat terlarang, makan makanan yang bergizi,
olahraga teratur, menjalani vaksinasi, melakukan pemeriksaan prenatal
dengan rutin, dan menghindari zat-zat berbahaya lainnya.
B. Saran
21
22
http://dianiindah98.blogspot.co.id/2011/05/makalah-sifat-genom.html
http://dewinurminaputerirahman.blogspot.co.id/2015/10/macam-macam-kelainan-
kongenital-pada_17.html
http://sichesse.blogspot.co.id/2012/04/makalah-kelainan-kongenital.html
https://anandaayumauliantika.wordpress.com/2015/05/24/kelainan-kongenital-
lengkap/
https://www.scribd.com/doc/215842342/MAKALAH-KELAINAN-
KONGENITAL
https://kontensekolah.blogspot.co.id/2017/05/pengertianfungsistruktur-dan-
perbedaan.html
http://destianarefnida.blogspot.co.id/2013/05/penyakit-phenylketonuriapku.html
https://www.thinglink.com/scene/894272589126434817
http://dendyrho.blogspot.co.id/2016/08/anemia-sel-sabit.html
https://www.epainassist.com/genetic-disorders/klinefelter-syndrome
http://www.talmudology.com/jeremybrownmdgmailcom/2015/3/9/ketuvot-36-the-
aylonit
https://www.pinterest.com/pin/528891549970010155/
http://www.pregtree.com/anencephaly/
http://sites.psu.edu/sbradynutr/2015/11/12/life-changing-birth-defects/
https://ghr.nlm.nih.gov/condition/cystic-fibrosis
http://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=spina-bifida-90-P02415
http://pedieosivf.com.cy/news/thalassemia-and-fucture-treatment/
https://zarzen.wordpress.com/pengenalan-mutan-drosophila-melanogaster/
https://www.chegg.com/homework-help/definitions/euploidy-14
23