Disusun oleh:
AGAMA
2019
KATA PENGANTAR
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
Kelompok VIII
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
perkembangan iptek yang pesat ini persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan
manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat kita manusia
tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita pasti lebih memilih
lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang menyimpang seperti
minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang
Disinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar atau solusi
untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang telah bisa
taqwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk agama islam,
agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba yang beriman dan
bertaqwa.
1
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Taqwa
terdapat 256 kata taqwa yang berarti takut, menjaga diri, memelihara, tanggung
Karena itu orang yang bertaqwa adalah orang yang takut kepada Allah
takut terjerumus dalam perbuatan dosa. Orang yang bertaqwa juga adalah orang
yang menjaga (membentengi) diri dari kejahatan, memelihara diri agar tidak
sikap, tingkah laku dan perbuatannya, dan memenuhi janji dan kewajiban.
Para ahli tasawuf berpendapat bahwa taqwa itu ialah membentengi diri dari
siksa Allah dengan jalan taat kepada-Nya. Sedangkan para fuqaha (ahli fiqih)
berpendapat bahwa taqwa berarti menjaga diri dari segala sesuatu yang melibatkan
Taqwa bisa juga diartikan sebagai pelindung yang kita persiapkan dari siksa dan
murka Allah. Pelindung ini membuat kita berhati-hati dalam setiap langkah agar
memiliki taqwa dihatinya akan selalu melangkah dengan penuh kehati-hatian dan
3
4
meninggalkan larangan.
pahala dari Allah. Dan engkau meninggalkan maksiat terhadap Allah, di atas
4. Imam Ali bin Abi Thalib berkata: “Taqwa adalah al-Khaufu minal Jalil ( takut
dan al Sunnah), al-Ridla bil Qalil (ridla atas pembagian rizki yang sedikit), dan
Bangsa Kuala Lumpur, Malaysia, dalam tulisannya “Takwa Sebagai Sistem Nilai
dan Islam”, mengatakan taqwa adalah kata kunci untuk memahami sistem nilai
(sifat-sifat atau hal-hal yang terpenting dan berguna bagi kemanusiaan) dalam
islam. Taqwa merupakan kesimpulan semua nilai yang terdapat dalam al-Qur’an.
Sebagai akhlak, taqwa mencangkup segala nilai yang diperlukan manusia untuk
keselamatan dan kebahagiaannya di dunia dan akhirat kelak. Menurut beliau, nilai-
nilai taqwa dapat digolongkan ke dalam: (1) nilai-nilai perseorangan, (2) nilai-nilai
keagamaan.
5
B. Kedudukan Taqwa
Kedudukan taqwa bagi seorang muslim sangat penting dalam kehidupannya, bahwa
taqwa memiliki jalan yang apabila jalan itu ditempuh maka taqwa akan menjadi
watak (malakah) di dalam hati yang akan melahirkan perilaku sesuai dengan al-
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.
3. Taqwa adalah dasar persamaan hak antara pria dan wanita. (QS. An-Nisa: 1)
kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya: dan
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajukan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudia,
sabra dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah yang
dirinya kepada Allah SWT dan selalu menjaga hubungan dengannya setiap saat
sehingga kita dapat menghindari dari kejahatan dan kemunkaran serta membuatnya
kehidupan kita, melaksanakan puasa dengan ikhlas dapat melahirkan kesabaran dan
menjauhkan kita dari ketamakan. Dan hati yang dapat mendatangkan sikap
persamaan, menjauhkan dari takabur dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
7
diturunkan-Nya untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup manusia, seperti yang
“Inilah (Al-quran) suatu ketenangan bagi manusia dan petunjuk serta pelajaran
lima waktu, menunaikan zakat, berpuasa selama sebulan penuh dalam setahun,
melakukan ibadah haji sekali dalam seumur hidup, semua itu kita lakukan menurut
sepatutnya kita bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya, bersabar
dalam menerima segala cobaan yang diberikan oleh Allah serta memohon ampun
Selain kita harus bertaqwa kepada Allah dan berhubungan baik dengan
sesama serta lingkungannya, manusia juga harus bisa menjaga hati nuraninya
dengan baik seperti yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW dengan
sifatnya yang sabar, pemaaf, adil, ikhlas, berani, memegang amanah, mawas diri
dll. Selain itu manusia juga harus bisa mengendalikan hawa nafsunya karena tak
banyak diantara umat manusia yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya
8
sehingga semasa hidupnya hanya menjadi budak nafsu belaka seperti yang tertulis
“Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat kesalahan), sesungguhnya nafsu itu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali siapa yang diberi rahmat oleh tuhanku.
12:53)
Maka dari itu umat manusia harus bertaqwa kepada Allah dan diri sendiri
agar mampu mengendalikan hawa nafsu tersebut. Ketaqawaan terhadap diri sendiri
1) Sabar
2) Tawaqal
3) Syukur
4) Berani
Sebagai umat manusia kita harus bersikap sabar dalam menerima apa saja
yang datang kepada dirinya, baik perintah, larangan maupun musibah. Sabar dalam
terdapat upaya untuk mengendalikan diri agar perintah itu bisa dilaksanakan dengan
baik. Selain bersabar, manusia juga harus selalu berusaha dalam menjalankan
segala sesuatu dan menyerahkan hasilnya kepada Allah (tawaqal) karena umat
manusia hanya bisa berencana tetapi Allah yang menentukan, serta selalu bersyukur
9
atas apa yang telah diberikan Allah dan berani dalam menghadapi resiko dari
oleh Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup berkelompok-
sama lain sehingga manusia dirsebut sebagai makhluk social. Maka tak ada
sebab kelebihan suatu kaum tidak terletak pada kekuatannya, harkat dan
orang yang paling bertaqwa adalah orang yang paling mulia disisi allah swt.
Hubungan antara manusia ini dapat dibina dan dipelihara antara lain dengan
mengembangkan cara dan gaya hidupnya yang selaras dengan nilai dan norma
agama, selain itu sikap taqwa juga tercemin dalam bentuk kesediaan untuk
menolong orang lain, melindungi yang lemah dan keberpihakan pada kebenaran
dan keadilan. Oleh karena itu orang yang bertaqwa akan menjadi motor penggerak,
gotong royong dan kerja sama dalam segala bentuk kebaikan dan kebijakan.
10
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada allah, hari
berjanji dan orang yang bersabar dalam kesempatan, penderitaan, dan dalam
Dijelaskan bahwa ciri-ciri orang bertaqwa ialah orang yang beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat dan kitab Allah. Aspek tersebut merupakan dasar
keyakinan yang dimiliki orang yang bertaqwa dan dasar hubungan dengan Allah.
harta dan orang-orang menepati janji. Dalam ayat ini Allah menggambarkan dengan
jelas dan indah, bukan saja karena aspek tenggang rasa terhadap sesama manusia
dijelaskan secara terurai, yaitu siapa saja yang mesti diberi tenggang rasa, tetapi
lingkungan disekitar mereka. Alam dan segala petensi yang ada didalamnya telah
diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan menjadi barang jadi yang berguna
bagi manusia.
Alam yang penuh dengan sumber daya ini mengharuskan manusia untuk
barang yang bermanfaat bagi manusia. Disamping itu, manusia bertindak pula
dan juga memeliharanya agar tidak habis atau musnah. Fenomena kerusakan
lingkungan sekarang ini menunjukan bahwa manusia jauh dari ketaqwaan. Mereka
mengeksploitasi alam tanpa mempedulikan apa yang akan terjadi pada lingkungan
itu sendiri dimasa depan sehingga mala petaka membayangi kehidupan manusia.
Contoh dari mala petaka itu adalah hutan yang dibabat habis oleh manusia
mengakibatkan bencana banjir dan erosi tanah sehingga terjadi longsor yang dapat
merugikan manusia.
12
Bagi orang yang bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah yang harus
sebaik-baiknya. Disamping itu alam ini juga adalah amanat yang harus dipelihara
dan dirawat dengan baik. Mensyukuri nikmat Allah dengan cara ini akan
menambah kualitas nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Sebaliknya
orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah akan diberi azab yang sangat
menyedihkan. Azab Allah dalam kaitan ini adalah bencana alam akibat eksploitasi
A. Macam-Macam Taqwa
ruang dan waktu serta menuntut totalitas individu dalam melaksanakannya, dalam
menjalankan ketaqwaan terhadap Allah dapat dilakukan dalam bentuk hati, lisan
dan perbuatan.
Selalu ada yang di hati hanya kebesaran Allah yangn telah memberikan rahmat
kepada kita, apakah nikmat Islam, iman ataupun nikmat yangn bersifat dunia.
b. Bertaqwalah pada Allah di mana saja kamu berada, “haitsuma kunta”. (HR.
Taghobun: 16)
Apa yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari selalu bermanfaat, seperti:
zikir, mengajak manusia ke jalan Allah, tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak
“Hai orang-orang yang beriman, bertawalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah
Segala apa yang diperintahkan oleh Allah selalu kita kerjakan, seperti shalat, puasa,
zakat dan lain-lain. Dan apa yang dilarang oleh Allah senantiasa kita jauhi, seperti
B. Urgensi Taqwa
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian unyuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah
14
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
3. Orang taqwa adalah orang yang paling mulia. (QS. Al-Hujurat: 13)
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
4. Taqwa merupakan wasiat Allah kepada umat-umat terdahulu dan umat Nabi
“Dan sungguh kami memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum
kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir,
maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi
hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah dibuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
15
6. Taqwa merupakan wasiat dan perintah Nabi SAW. (HR. Abu Daud, At-
“Aku wasiatkan kepada kalian semua untuk bertaqwa kepada Allah, mendengar
dan taat..”.
“Rasulullah ditanya tentang penyebab yang paling banyak Allah masukkan orang
ke dalam surga, maka beliau menjawab. “Bertaqwalah kepada Allah dan akhlak
yang baik”. Dan ketika ditanya tentang sesuatu yang paling banyak Allah
kemaluan”.”
C. Indikator Taqwa
Ciri-ciri orang yang bertaqwa secara umum dapat dikelompokkan berdasarkan QS.
Al-Baqarah: 1-5, QS. Ali Imran: 133-135, QS. Adz-Dzariyat: 15-19, sebagai
berikut;
1. Iman (kepada Allah, yang ghaib, para Nabi, kitab-kitab, hari akhir)
2. Memelihara ibadah formal, seperti menderikan shalat lima waktu dan shalat
5. Mohon ampun kepada Allah atau bertaubat atas segala kesalahan dan dosa
16
“Alif Laam Miim (1) Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa, (2) (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib,
anugerahkan kepada mereka, (3) dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-
Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan
sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat (4) Mereka itulah
yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang
“Dan beresegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surge yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa,
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (134) dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mengaiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampu terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka
dan di mata air-mata air; (15) sambil mengambil apa yang diberikan kepada
mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah
orang-orang yang berbuat baik; (16) Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam;
(17) Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah) (18) Dan
pada harta-harta mereka ada hak untuk orang-orang miskin yang meminta dan
Allah SWT telah menyediakan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Dan balasan
itu akan Allah berikan kepada hambanya yang bertaqwa di dunia dan juga di
akhirat. Akan tetapi balasan yang kami sebutkan disini bukan merupakan
sebagian dalil, khususnya dari ayat Al-Quran. Balasan-balasab tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Pahala dan surga (QS. Yusuf: 57, QS. Al-Baqarah: 103, QS. Ali Imran: 15,
“Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang
“Maka bertawalah kepada Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat
segara dosa dan ampunan (QS. Al-Anfal: 29, dan QS. At-Thalaq: 5)
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan
memberikan kepadamu Furqon, dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-
4. Bersama Allah dan dicintai Allah (QS. Ali Imran: 76, dan QS. At-Taubah:
“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya, dan
“Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya
“Dan al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah
Dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat”. (QS. Al-An’am: 155)
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”. (QS. At-
Thalaq: 3)
“Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketakwaan bermakna luas. Hal ini dapat diketahui dari defenisi para ulama
pelindung antara dirinya dengan sesuatu yang ia takuti. Dengan begitu, berarti ia
ingin membangun pelindung antara dirinya Allah yang ia takuti kemarahan dan
larangan-Nya.
3.2 Saran
Sebagai orang yang beriman dan bertakwa, kita harus melaksanakan perintah-
perintah Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Marilah kita
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (memudahkan
jalannya untuk sukses)“ Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-
sangkanya.
20
DAFTAR PUSTAKA
21