Kelompok 7 :
Puji syukur kehadirat Allah swt. atas rahmat dan karunia-Nyapenulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat dansalam kepada Rasulullah Muhammad
saw., atas segala jasa dankesungguhannya menyampaikan risalah Allah di muka bumi dan
semoga beliau memberikan syafaatnya kita di hari kiamat.Makalah ini berjudul “Undang-
Undang Pokok Kepegawaian dan Kode Etik Guru”.
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorangdapat juga
menjadi point penting sebagai penilaian kualifikasi akademisnyasaat melamar pekerjaan.
berbicara mengenai pendidikan tentu berkaitan eratdengan profesi seorang guru atau tenaga
pendidik, oleh sebab saat ini profesi guru ialah profesi yang semakin banyak diminati.
Saat ini profesi guru atau tenaga pendidik sudah mulai dijamin kesejahteran
hidupnya. Yang didukung oleh berbagai upaya dari pemerintah dalam mensejahterakan posisi
guru melalui berbagai kebijakannya. Salah satunya ia1ah Undang – Undang terkait
kepegawaian. Namun,menjadi guru bukanlah hal yang mudah, masih ada beberapa syarat
yang harusdipenuhi yaitu syarat administrasi, syarat psikis, dan syarat fisik, selain
ituseorang guru juga harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial.
Lalu, karena guru juga memegang peran yang penting pada sistem pendidikan, sebaga
i usaha mewujudkan mencerdaskan kehidupan bangsa.Pada akhirnya guru yang baik dan
mumpuni dalam kualitas menjadi satu kebutuhan yang harus terpenuhi, sekalipun pada
kenyataannya, banyak kualifikasi yang masih belum memenuhi standart yang diberlakukan
oleh pemerintah juga tak jarang yang melenceng dari norma kepatutan yang berlaku di
masyarakat. Sehingga, pemerintah menetapkan aturan atau normayang harus dipatuhi oleh
para guru di Indonesia yang dikenal dengan “KodeEtik Keguruan”.
C. Tujuan Penulisan
A. Undang-Undang Pokok Kepegawaian
Menurut Undang-Undang nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
pasal 28 disebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai kode etik sebagai
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan. Dalam
penjelasan Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa aparatur negara, abdi negara, dan abdi
masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan
tugasnya dan dalam pergaukan hidup sehari-hari.
Selanjutnya, dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip
pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggungjawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat
kita simpulkan, bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan
didalam melaksanakan tugas dalam hidup sehari-hari.
Kode Etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan
tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik
menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart
perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981
mengemukakan empat asas etis, yaitu :
Secara umum, kode etik guru ialah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh
guru-guru di Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas
profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga Negara.
Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII, yang
terdiri dari 9 item berikut:
Pada dasarnya guru adalah tenaga professional dibidang kependidikan yang memiliki
tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar menjadi manusia yang
berpribadi (pancasila). Dengan demikian, guru memiliki kedudukan yang sangat penting dan
tanggung jawab yang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program
pendidikan. Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atar buruknya suatu bangsa di
masa mendatang banyak terletak di tangan guru.
Sehubungan dengan itu guru sebagai tenaga professional memerlukan pedoman atau
kode etik guru agar terhidar dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi pedoman
baginya untuk tetap professional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan profesi). Setiap
guru yang memegang keprofesionalannya sebagai pendidik akan selalu berpegang kepada
kode etik guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang harus ada pada profesi
itu sendiri.
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik guru adalah untuk kepentingan guru,
peserta didik dan lembaga pendidikan itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik
guru adalah sebagai berikut:
Dalam hal ini kode etik guru dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah terhadap profesi keguruan
Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir (atau material)
maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para
anggota profesi keguruan, kode etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para
anggotanya (guru) untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merusak kesejahteraan
profesi keguruan.
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabian
profesi keguruan, sehingga bagi anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk meningkatkan mutu profesi keguruan, kode etik juga memuat norma-norma
dan anjuran agar para anggota profesi keguruan selalu berusaha untuk meningkatkan mutu,
terutama dalam hal mendidik/mengajar.
Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai perlindungan dan pengembangan bagi
profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu profesi.
Gibson and Mitchel (1995;449), sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota
suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta
pertanggungjawaban jika anggota profesi yang bertindak di luar kewajaaran.
a. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
b. Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.
c. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
d. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
e. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.
f. Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, kode etik guru ialah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh
guru-guru di Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas
profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga Negara.
DAFTAR PUSTAKA