Nim : 2008203070
AKAD SALAM
Akad Salam/Jual Beli Salam adalah jual beli yang penerimaan barangnya ditangguhkan
dengan pembayaran harga tunai. Penjualan yang karakteristik tanggungannya (barang) telah
terdiskripsikan diawal dengan harga atau modal kerja dibayarkan didepan. Dengan kata lain,
untuk membayarkan harga didepan dan pengiriman barang terspesifikasi untuk masa yang akan
datang yang telah ditentukan.
Dua ulama mazhab yaitu Syafi’I dan Hambali mendefinisikan akad salam adalah sebagai
sebuah akad tehadap barang yang teridentifikasi spesifikasinya yang akan dikirimkan pada waktu
tertentu dengan penyerahan harga (uang) ketika dalam sesi kontrak (majelis akad). Adapun
Maliki mendefinisikan salam adalah sebuah transaksi jual-beli yang dilakukan dengan
memberikan harga (uang) dimuka dan pengiriman/penyerahan barang pada waktu tertentu di
masa yang akan datang
CONTOH : Seorang ayah membeli laptop dengan kualitas yang tinggi sebesar 8 juta melalui
toko Online (Online shop), dimana si ayah memesan kepada owner Online shop, setelah
memesan sebuah laptop, ia langsung membayar uangnya terlebih dahulu kepada owner tersebut,
sedangkan laptopnya akan diserahkan kepada si ayah pada waktu yang telah disepakati diawal
oleh kedua belah pihak.
AKAD ISTISHNA
Secara bahasa, istishna berasal dari kata shana’a yang artinya membuat. Karena ada
penambahan huruf alif, sin dan ta maka makna yang terbentuk adalah meminta atau memohon
untuk dibuatkan. Secara istilah, Akad istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). Landasan hukum pada istishna
didasarkan pada qiyas terhadap akad salam, yaitu jual beli yang tidak ada barannya ketika sesi
akad sedang berlangsung.
Dalam melakukan akad istishna utamanya dalam mekanisme pembayaran, perlu ada hal-hal yang
harus diperhatikan diantaranya:
a) Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
manfaat.
b) Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan.
c) Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.
CONTOH : Pembeli memesan barang, pembeli melakukan akad salam kepada penjual sembari
melunasi pembayaran atau DP, setelah pembayaran dilunasi atau di-DP, barulah penjual
mengirim barang tersebut. Itulah contoh global dari akad salam (pesanan). Untuk titik
perbedaannya sendiri terletak pada bidang spesifiknya saja.
AKAD IJARAH
Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu barang dengan pembayaran biaya sewa tanpa
diikuti pemindahan kepemilikan atas barang tersebut. Singkat kata Ijarah berarti menyewa suatu
tanpa maksud memilikinya.
Terdapat dua jenis Ijarah berdasarkan objek yang disewakan, yaitu sebagai berikut:
1. Ijarah Manfaat
Ijarah jenis ini memiliki objek sewa berupa asset yang tidak bergerak seperti rumah,
kendaraan, pakaian, perhiasan, dan lain sebagainya.
2. Ijarah Pekerjaan
Ijarah atas pekerjaan mengarah kepada objek sewa yang berbentuk pekerjaan atau jasa yakni
seperti menjahit baju, memperbaiki barang, membangun bangunan, mengantar paket, dan
lain-lain.
Sementara berdasarkan PSAK Nomor 107, Ijarah terbagi ke dalam beberapa jenis di bawah ini:
Ijarah Asli
Ijarah asli adalah transaksi sewa-menyewa terhadap objek Ijarah yang dilakukan tanpa ada
perpindahan hak kepemilikan atas asset atau barang tersebut.
Ijarah Muntahiya Bit Tamlik atau yang disingkat sebagai IMBT ini adalah akad Ijarah yang
terjadi dengan adanya perjanjian atau wa’ad perpindahan kepemilikan objek yang disewakan
tersebut pada waktu tertentu. Pepindahan kepemilikan dapat dilakukan setelah proses
pembayaran objek Ijarah telah lunas dan telah kembali kepada pemilik atau pemberi sewa.
Kemudian, perpindahan hak milik tersebut dapat dilakukan dengan membuat akad baru yang
terpisah dari akad ijarah sebelumnya. Pembayaran pemindahan kepemilikan dapat melalui
hibah, penjualan, atau angsuran.
Jual-dan-Ijarah
Transaksi Ijarah ini dilakukan saat objek Ijarah yang telah dijual kepada pihak lain, kemudian
disewa kembali karena penyewa atau pemilik sebelumnya masih membutuhkan manfaat yang
ada di objek tersebut. Hal ini bisa saja terjadi apabila pemilik objek Ijarah masih memerlukan
kegunaan dari barang tersebut namun membutuhkan uang sehingga harus menjualnya.
Ijarah-Lanjut
Ijarah-Lanjut merupakan kegiatan menyewakan lebih lanjut barang atau asset yang
sebelumnya telah disewa dari pemilik kepada pihak lain.
Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) adalah akad sewa menyewa yang diakhiri dengan
pemindahan kepemilikan objek akad dari pemberi sewa (mu’ajir) kepada penyewa (musta’jir)
melalui akad jual beli atau hibah setelah berakhirnya masa sewa. IMBT ini merupakan jenis akad
baru yang dibentuk sebagai konstruksi perjanjian sewa beli melalui pendekatan maq>as}id asy-
syari>’ah dengan metode mas}lah}ah mursalah karena adanya kebutuhan dan kemaslahatan
masyarakat.
Contoh : Seorang nasabah yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya,
membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu memohon kepada Bank syariah
untuk menyewa alat2 berat itu.Akan tetapi, jika ternyata alat-alat tersebut akan terus dibutuhkan
dan dia kemudian memutuskan untuk membelinya, dia bisa melakukannya dengan ijarah
muntahia bit-tamlik, yaitu menyewa peralatan tersebut dan pada akhir masa sewa, nasabah
membelinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://compasiana.com
https://qazwa.id/blog/akad-istishna/
https://www.abusyuja.com/2020/09/pengertian-akad-istishna-dan-contohnya.html?m=1
https://kamus.tokopedia.com/i/ijarah/
https://journal.uii.ac.id/Millah/article/view/13512