Anda di halaman 1dari 15

HAKIKAT MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Anggota Kelompok 1 : 1. Julia Putri Nabila (2053041005)


2. Nurul Astry Ramadhany (2013041045)
3. Syafe’i (2013041037)
Kelas : 4A
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mata Kuliah : Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Dosen Pengampu : 1. Dr. Iing Sunarti, M.Pd.
2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
PRAKATA

Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam, tak lupa
kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah kami panjatkan atas selesainya makalah kami yang telah dibuat dengan judul.
Hakikat Model dan Strategi Pembelajaran. Makalah ini dibuat untuk melengkapi nilai tugas Mata
Kuliah Model Pembelajaran. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
pembaca mengenai materi yang terdapat dalam makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari makalah yang
kami buat masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun akan sangat
membantu bagi kesempurnaan makalah ini.

Bandarlampung, 28 Februari 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

2.1 Definisi Model Pembelajaran ................................................................... 2

2.2 Menentukan Dan Memilih Model Pembelajaran ..................................... 3

2.3 Rumpun-Rumpun Model Pembelajaran ................................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

3.1 Simpulan ................................................................................................. 11

3.2 Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru bertugas untuk membelajarkan siswa, yakni mengondisikan siswa agar


belajar aktif sehingga potensi siswa dapat berkembang. Dengan belajar aktif,
keterampilan siswa akan terbentuk. Agar hal tersebut dapat terlaksana, guru
perlu menguasai berbagai model pembelajaran. Model pembelajaran membahas
tentang cara membelajarkan siswa dengan berbagai variasi sehingga siswa tidak
bosan, nyaman, dan senang.

Pembelajaran merupakan kegiatan untuk melaksanakan rencana pelaksanaan


pembelajaran (RPP). RPP memuat beberapa tujuan pembelajaran dan berbagai
komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut. Model pembelajaran
adalah salah satu komponen pembalajaran. Model pembelajaran adalah salah
satu komponen pembelajaran yang memuat pendekatan, strategi, metode,
teknik, dan taktik.

Berdasarkan uraian di atas, makalah ini akan membahas hakikat model


pembelajaran. Beberapa hal yang berkaitan dengan model pembelajaran juga
akan dibahas, yakni pertimbangan dalam memilih model pembelajaran dan
rumpun-rumpun model pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi model pembelajaran?


1.2.2 Apa saja pertimbangan pemilihan model pembelajaran?
1.2.3 Apa saja rumpun model pembelajaran?

1.3 Tujuan

1.3.1 Menjelaskan definisi model pembelajaran


1.3.2 Menjelaskan pertimbangan pemilihan model pembelajaran
1.3.3 Menjelaskan rumpun-rumpun pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Model Pembelajaran

Dalam pembelajaran ada berbagai istilah yang perlu dipahami oleh seorang
pendidik atau calon pendidik. Salah satunya adalah model pembelajaran.
Berikut akan diuraikan beberapa pengertian model pembelajaran.

1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan


sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial (Trianto dalam Afandi, 2013: 15).
2. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru (Helmiati, 2012: 19).
3. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual tentang prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapat
tujuan belajar, baik pembelajar maupun pengajar (Suprijono dalam Yazidi,
2014: 90).
4. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk buku-buku, film, komputer, dan lain-lain
(Joyce dalam Yazidi, 2014: 90).
5. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (sebagai rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman dalam Yazidi, 2014: 90).

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau pola


sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang didalamnya terdapat srategi, teknik, metode, bahan, media,
dan alat penilaian pembelajaran.

2
2.2 Menentukan Dan Memilih Model Pembelajaran

Menurut Nurdyansyah dan Eni (2016: 21), sebelum menentukan model


pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa
hal yang harus dipertimbangkan guru, yaitu sebagai berikut.

1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.

a) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan


kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau
yang dulu diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor?

b) Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?

c) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?

2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.

a) Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori
tertentu?

b) Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan


prasyarat atau tidak?

c) Apakah tersedia bahan atau sumber–sumber yang relevan untuk


mempelajari materi itu?

3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa.

a) Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta


didik?

b) Apakah model pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi


peserta didik?

c) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?

3
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.

a) Apakah untuk mencapai tujuan cukup dengan satu model saja?

b) Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu–satunya


model yang dapat digunakan?

c) Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efisiensi?

2.3 Rumpun-Rumpun Model Pembelajaran

Model pembelajaran diberi nama berdasarkan tujuan dan teori yang mendasari
dari model tersebut. Menurut Joyce dan Weil (2000), model pembelajaran
dikelompokkan menjadi empat rumpun dan setiap rumpun terdiri atas beberapa
model.

Keempat rumpun model tersebut adalah Rumpun Model Pengolahan Informasi


(The Information Processing Model Family), Rumpun Model Personal (The
Personal Family), Rumpun Model Sosial (The Social Family), Rumpun Model
Sistem Prilaku (The Behavioral System Family). Keempat rumpun model
pembelajaran tersebut dan anggotanya akan diuraikan seperti di bawah ini.

A. Rumpun Model Pengolahan Informasi (The Information


Processing Model Family)

Pada dasarnya rumpun Model Pengolahan Informasi menitikberatkan pada


dorongan-dorongan internal (dari dalam diri) manusia untuk memahami
dunia (sebagai sumber informasi) dengan cara menggali dan
mengorganisasikan informasi sebagai data, sehingga pebelajar akan
merasakan adanya masalah dan mencarikan cara pemecahannya, dan akan
mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Beberapa model yang
termasuk rumpun Model Pengolahan Informasi adalah:

4
a. Model Pencapaian Konsep (Concept Attainment Model)

b. Model Berpikir Induktif (Inductive Thinking Model)


c. Model Latihan Penelitian (Inquiry Training Model)
d. Model Pemandu Awal (Advance Organizers Model)
e. Model Memorisasi (Memorization Model)
f. Model Pengembangan Intelek (Developing Intellect Model)
g. Model Penelitian Ilmiah (Scientific Inquiry Model)

Secara umum rumpun model pengolahan Informasi ini bertujuan:

1) Untuk menanamkan pembentukan informasi baru (Enhances making


sense of new information)
2) Membantu pebelajar belajar cara mengkonstruk pengetahuan (Help
students learn how to construct knowledge).
3) Model Pencapaian konsep (Concept Attainment Model)
menitikberatkan pada pemberian sejumlah konsep pada pebelajar
dengan tepat.
4) Model berpikir induktif (Inductive Thinking Model) dan latihan inkuari
(Inquiry Training Model) menitikberatkan pada cara mengembangkan
konsep dan cara menemukan dan meneorikan konsep.
5) Model Pemandu Awal (Advance Organizers Model) dirancang untuk
mengajarkan sistem informasi dan ide-ide.
6) Model memorisasi (Memorization Model) dirancang untuk
menanamkan
konsep agar tersimpan dalam memori jangka panjang dengan baik.
7). Model Pengembangan Intelek dan model penelitian ilmiah dirancang
untuk memperkuat kemampuan intelektual

B. Rumpun Model Personal (The Personal Model Family)

Rumpun Model Personal dikembangkan berdasarkan pandangan tentang


‘kedirian’ (selfhood) dari individu. Setiap proses pendidikan diupayakan

5
agar memungkinkan seseorang dapat memahami diri sendiri dengan baik,
sanggup memikul tanggung jawab untuk pendidikan dan lebih kreatif untuk
mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Beberapa model pembelajaran yang termasuk rumpun Model Personal ada


empat,yaitu:

a. Model Pembelajaran Tanpa Arahan (Non-Directive Teaching)

b. Model Sinektik (Synectic Model)

c. Model Latihan Kesadaran (Awarness Training Model)

d. Model Pertemuan Kelas (Classroom Meeting Model)

Model Pembelajaran Tanpa Atarahan (Non-Directive Teaching),


dikembangkan berdasarkan karya Carl Rogers (Joyce & Weil, 2004), yang
menyatakan bahwa terapi dapat dipandang sebagai suatu model belajar
untuk pendidikan. Dia meyakini bahwa hubungan antarmanusia yang positif
dapat menjadikan manusia itu tumbuh.

Model Sinektik (Synectic Model), merupakan model pembelajaran yang


dirancang untuk mengembangkan kreativitas pebelajar. Model ini
dikembangkan berdasarkan hasil kerja William J. J. Gordon dan kawan-
kawannya (Joyce & Weil, 2000).

Model Latihan Kesadaran (Awarness Training Model), dikembangkan


berdasarkan hasil kerja Fritz Perls William Schutz (Joyce & Weil, 2000).
Metode Schutz tentang pertemuan dan latihan kesadaran dirancang untuk
membantu individu mengenali perasaan mereka dan cara berprilaku yang
berhubungan dengan inklusi, kontrol, dan kasih sayang dan untuk
membantu mereka mengatasi masalah mereka sendiri tentang
perkembangan dan partisipasinya dalam kelompok sosial dalam kaitannya
dengan kebutuhan dasar, terutama untuk meningkatkan kesadaran,
mengalami mengatakan yang sebenarnya, dan memahami tentang tanggung
jawab diri dan pilihan.

6
Model Pertemuan Kelas (Classroom Meeting Model), dikembangkan
berdasarkan hasil kerja William Glasser (Joyce & Weil, 2004). Glasser
menerapkan prinsip-prinsip melalui mekanisme pertemuan kelas
(Classroom Meeting), pada periode waktu 30 sampai 45 menit ketika
pebelajar dan pembelajar berada dalam kegiatan belajar mengajar
(pembelajaran berlangsung), untuk terlibat dalam berpikir atau
berpandangan secara terbuka, tidak menghakimi diskusi tentang masalah
(pribadi, perilaku, atau akademik) yang menjadi kepedulian mereka dalam
upaya untuk mencari solusi secara bersama.

C. Rumpun Model Sosial (The Social Family)

Model-model pembelajaran dalam kelompok ini memberikan prioritas pada


peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain,
untuk meningkatkan proses demokratis, dan untuk belajar dalam
masyarakat secara produktif. Model-model pembelajaran yang termasuk
dalam rumpun Model Sosial adalah:

1) Model kerja kelompok (Group Investigation Model)

2) Model Inkuari Sosial (Social Inquiry Model)

3) Model Jurisprudensial (Jurisprudential Model)

4) Model Bermaian peran (Role playing Model)

5) Model Simulasi Sosial (Social Simulation Model)

Model kerja kelompok (Group Investigation Model), dikembangkan


berdasarkan teori John Dewey dan Herbert Thelen (Joyce & Weil, 2000).
Model kerja kelompok merupakan model yang dapat mengembangkan
keterampilan untuk berperan dalam kelompok yang menekankan pada
keterampilan komunikasi interpersonal dan keterampilan inkuari ilmiah.

7
Model Inkuari Sosial (Social Inquiry Model), dikembangkan berdasarkan
kajian Byron Massialas dan Benyamin Cox (Joyce & Weil, 2000). Mereka
menekankan pertama bahwa aspek sosial kelas sangat penting, dan iklim
diskusi terbuka diperlukan. Karakteristik kedua dari kelas reflektif adalah
ditekankan pada hipotesis sebagai fokus inkuari. Pengetahuan (knowledge)
dipandang sebagai hipotesis yang diuji dan dites secara kontinu. Aspek
ketiga yang membedakan kelas reflektif adalah penggunaan fakta sebagai
bukti. Kelas diakui sebagai tempat penyelidikan ilmiah.

Model Jurisprudensial (Jurisprudential Model), dikembangkan oleh


Donald Oliver dan James P. Shaver (Joyce & Weil, 2000). Mereka
menciptakan Model Inkuari Jurisprudential adalah untuk membantu
pebelajar belajar berpikir secara sistematik tentang isu-isu kontemporer.
Untuk mengatasi isu-isu kontroversial yang kompleks dalam konteks
tatanan sosial yang produktif membutuhkan warga negara yang dapat
berbicara satu sama lain dan berhasil menegoisasikan perbedaan-perbedaan
diantara mereka.

Model Bermaian peran (Role playing Model) dikembangkan oleh Fannie


dan George Shaftel dan dipadukan dengan ide Mark Chesler dan Robert Fox
(Joyce & Weil, 2000). Model ini berupaya untuk membantu individu
menemukan makna pribadi dalam dunia sosial dan memecahkan dilema
pribadi dengan bantuan kelompok sosial. Model ini dikelompokkan dalam
“Kelompok Model Sosial” karena kelompok sosial berperan sangat penting
dalam pengembangan manusia dan karena kesempatan yang unik bahwa
bermain peran menawarkan untuk menyelesaikan dilema antarpribadi dan
sosial.

Model Simulasi Sosial (Social Simulation Model). Simulasi ini telah


diterapkan dalam pendidikan beberapa puluh tahun yang lalu. Tokoh yang
mempelopori simulasi adalah Serene Boocock dan Harold Guetzkow (Joyce
& Weil, 2000). Ahli Psikologi cybernetic membuat analogi antara manusia

8
dengan mesin, memaknai pebelajar (siswa) sebagai sistem yang dapat
mengendalikan umpan balik sendiri (a self-regulating feedback system).

D. Rumpun Model Sistem Prilaku (The Behavioral System Family)

Rumpun model pembelajaran Sistem Prilaku ini didasarkan pada the body
of knowledge yang kita sebut teori prilaku (behavior theory). Pada dasarnya
model-model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan
lingkungan belajar yang memungkinkan memanipulasi penguatan perilaku
secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku pebelajar yang dikehendaki.
Adapun yang termasuk rumpun model pembelajaran prilaku adalah:

a. Model Manajemen dari Akibat Hasil Perlakuan (Contingency


Management)

b. Model Kontrol Diri (Self Control Model)

c. Model Latihan: observasi dan praktik (Training: observation & practice)

d. Model Releksasi (Relaxation Model)

e. Model Desensititation

f. Model Latihan Tegas (Assertive Training Model)

Model Manajemen dari Akibat Hasil Perlakuan (Contingency


Management). Ciri pokok dari model ini adalah hubungan antara respon
dan penguatan rangsangan (stimuli). Apabila penguatan diberikan jika dan
hanya jika respon itu muncul, maka penguatan itu merupakan contingent.
Jadi Contingency Management adalah kontrol sistemik penguatan
rangsangan yang disajikan pada waktu-waktu yang dipilih dan setelah
respon yang diinginkan diberikan.

Model Kontrol Diri (Self-Control Model), model kontrol diri juga


menggunakan prinsip Operant Conditioning, terutama pada kontrol
stimulus dan penguatan positif. Alasan utama berpindah ke model

9
pengendalian diri adalah banyak prilaku yang lingkungan tidak memberikan
nilai dan waktu, yang sebenarnya individu membutuhkan mereka untuk
mengembangkan prilaku baru.

Model Pengurangan Stres dan Model Relaksasi (Stress Reduction


Model and Relaxation Model). Model ini merupakan suatu prosedur dasar
untuk mengurangi kecemasan.Menekankan bahwa kegiatan-kegiatan
reduksi stres adalah bagian dari kebiasaan sehari-hari setiap orang. Ada
teknik-teknik tentang reduksi stres yang tidak melibatkan sejumlah waktu
yang dapat diapresiasi dan ada bentuk relaksasi yang lebih dikembangkan
yang disebut sebagai suatu model pembelajaran.

Model Latihan Tegas (Assertive Training Model) merupakan salah satu


kelompok model sistem prilaku yang mengekspresikan perasaan secara
jujur dan langsung. Ekspresi ini dicirikan dengan keterbukaan, langsung,
spontan, dan tepat. Harapannya adalah seseorang akan merasa lebih baik
dan menjadi kurang cemas jika dia dapat menyatakan perasaannya ke orang
lain, karena akan menghasilkan suatu hubungan yang memuaskan
dengannya dan karena interaksi sosial akan disertai dengan sedikit cemas.

Model Desensitization adalah salah satu model sistem prilaku yang


betujuan untuk menggantikan kecemasan dengan rileksasi. Beberapa orang
mengalami cemas dalam beberapa tugas atau situasi, dan pada saat-saat
cemas beberapa cukup untuk mencegah prilaku pemecahan masalah yang
efektif.

Model latihan (Training Model), model ini digunakan untuk merancang,


demonstrasi, praktek, dan umpan balik. Ciri pokok dari pemodelan ini
adalah pengungkapan traini untuk hidup atau demonstrasi simbolik prilaku
baru dan praktik prilaku-prilakunya dengan bimbingan dari instruktur.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan


sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran yang didalamnya terdapat
srategi, teknik, metode, bahan, media, dan alat penilaian pembelajaran. Ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu
pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai, pertimbangan yang
berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran, pertimbangan dari sudut
peserta didik atau siswa, pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis. Beberapa
model pembelajaran yang termasuk rumpun Model Personal ada empat,yaitu model
Pembelajaran Tanpa Arahan (Non-Directive Teaching), model Sinektik (Synectic
Model), model Latihan Kesadaran (Awarness Training Model), model Pertemuan
Kelas(Classroom Meeting Model).

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca dan


berguna untuk penerapannya. Kami sebagai penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca sehingga dapat membuat makalah kami lebih baik lagi dalam penulisan
makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhamad; Evi Chamalah dan Oktarina Puspita Wardani. 2013. Model dan
Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: UINSSULA Press.

Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Indrawati. 2011. Perencanaan Pembelajaran Fisika: Model-model Pembelajaran


Implementasinya dalam Pembelajaran Fisika. Jember: Universitas Jember.

Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran.


Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Yazidi, A. (2014). Memahami Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013


(The Understanding Of Model Of Teaching In Curriculum 2013). Jurnal
Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya (JBSP), 4(1), 89-95. Diunduh tanggal
27 Desember 2022
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jbsp/article/download/3792/3428

12

Anda mungkin juga menyukai