Anda di halaman 1dari 25

Makalah Bahasa Indonesia

Referensi Dalam Penulisan Karya Ilmiah

Konvensi Naskah Penyuntingan

Dosen Pengampu: Mega Nofria, S. Hum., M.A.

Disusun Oleh :
Ilfa Anugerah Hayati (1803332037)
Syifa Eka Muliandari (1803332013)
M. Akhdaan Maulana (1803332002)

Telekomunikasi-1D

Prodi Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Jakarta


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Referensi
dalam Penulisan Karya Ilmiah / Konvensi Naskah Penyuntingan” dengan lancar.
Makalah ini membahas tentang Referensi dalam Penulisan Karya Ilmiah /
Konvensi Naskah Penyuntingan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, maka


dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan
makalah – makalah berikutnya yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca.

Depok, 18 Desember 2018

i
Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1  Latar Belakang......................................................................................................1

1.2  Rumusan Masalah.................................................................................................1

1.3 Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 Pengertian Referensi..............................................................................................2

2.2 Jenis Jenis Referensi..............................................................................................4

2.3 Tujuan Referensi..............................................................................................5

2.4 Pengertian Konvensi Naskah...........................................................................6

2.6 Syarat Formal Dalam Penulisan Naskah..............................................................7

A. Bagian Pelengkap Pendahuluan.........................................................................7


B. Bagian Isi Karangan..........................................................................................12
C. Tubuh Karangan...............................................................................................14
D. Bagian Pelengkap Penutup...............................................................................17
2.7 Pengertian Penyutingan Naskah.........................................................................18

2.8 Syarat Penyutingan Naskah................................................................................19

2.9 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyutingan....................................19

BAB III...........................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................21

3.2 Saran.....................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Bangsa Indonesia. Sebagai
bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pemersatu berbagai
bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Indonesia sangat diperlukan dalam
berkomunikasi.
Bagi seorang penulis yang menyampaikan gagasan atau isi pikiran yang
akan dituangkan dalam suatu tulisan, maka penulis harus pandai memilih kata
yang tepat sehingga dapat merangkai kata manjadi kalimat yang ringkas, jelas,
dan juga mudah dipahami. Oleh karena itu, dalam makalah ini dijelaskan segala
ketentuan-ketentuan dalam penulisan naskah atau disebut juga dengan konvensi
naskah.
Dengan mempelajari konvensi naskah, para penulis dapat menciptakan
tulisan yang indah dalam menampilkan sebuah tulisan itu sendiri, sehingga
pembaca tertarik untuk membaca tulisan tersebut.

1.2  Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan referensi?
2. Apakah yang dimaksud dengan konvensi naskah?
3. Apa yang dimaksud dengan penyuntingan naskah?

1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara penulisan
dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan tulisan yang baik sesuai dengan aturan
yang ada. Selain itu, untuk memenuhi tugas pembuatan makalah mata kuliah
Bahasa Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Referensi


Kata referensi berasal dari Inggris, reference, dan merupakan kata
kerja to refer yang artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah
buku yang dapat memberikan keterangan topik
perkataan, tempat, peristiwa, data statistika, pedoman, alamat, nama
orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan referensi adalah pelayanan
dalam menggunakan buku-buku referensi. Di perpustakaan biasanya buku-
buku referensi di kumpulkan tersendiri dan di sebut "koleksi
referensi", sedangkan ruang tempat penyimpanan disebut “ruang
referensi”. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku
penunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat di pakai
oleh setiap orang pada setiap saat.
Pada umumnya koleksi perpustakaan ditinjau dari isinya terdiri dari dua
jenis, yaitu koleksi sirkulasi (buku teks yang biasa dipinjamkan) dan
koleksi referensi (koleksi rujukan).
Dalam memanfaatkan perpustakaan yang harus diketahui dan
dipamahi  oleh para pengguna adalah  memahami  masing-masing fungsi
dari jenis koleksi tersebut agar dalam mencari informasi di perpustakaan
berjalan efektif dan efisien.
Koleksi sirkulasi (buku teks) umumnya merupakan buku-buku ajar
dimana setiap babnya merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan
pokok bahasannya. Sehingga dalam pemanfaatannya biasanya  harus
dibaca secara keseluruhan. Berbeda dengan koleksi referensi, koleksi ini
merupakan koleksi yang memberikan penjelasan tentang informasi
tertentu. Informasi ini bersifat menyeluruh dalam lingkupnya; uraiannya
padat, fungsinya memudahkan penemuan informasi dengan cepat, tepat

2
dan benar. Koleksi ini disusun dengan sistem tertentu: sistem alfabetis
(kamus, ensiklopedi), sistem kronologis (ikhtisar), sistem tabel (statistik),
sistem wialayah (atlas, peta), sistem golongan-golongan
(bibliografi, handbook, almanak).
Informasi ini disajikan di dalam bahan pustaka itu, yaitu langsung
memberikan informasi yang dibutuhkan atau secara tidak langsung
memberikan informasi yang dibutuhkan. Dengan kata lain hanya
memberikan petunjuk dimana informasi tersebut dapat ditemukan.
Berikut pengelompokkan koleksi referensi berdasarkan sifat
informasinya:
a)     Jenis bahan rujukan umum yang memuat informasi mengenai
kata dan istilah
b)    Jenis bahan rujukan umum yang memuat informasi mengenai
sumber kepustakaan (literature).
c)     Jenis bahan rujukan umum lainnya, termasuk dalam
kelompok ini adalah buku petunjuk atau   pegangan, sumber
biografi, sumber geografi dan direktori, statistik, buku tahunan,
terbitan pemerintah dan badan-badan internasional, serta terbitan
lainnya.

Untuk membuat sebuah karya tulis yang berkualitas maka harus


didukung dengan berbagai referensi dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Beberapa sumber referensi yang dapat digunakan
dalam sebuah karya tulis adalah buku, surat kabar/ majalah, jurnal dan
internet (website/ blog).

A) Buku
Sumber referensi yang paling sering digunakan dan sangat disarankan
dalam pembuatan karya tulis adalah buku. Dalam penulisan karya
ilmiah referensi buku biasanya ditentukan jumlah minimalnya agar sebuah
teori atau argumen dalam karya ilmiah memenuhi standar ilmiah. Selain
itu buku-buku sumber rujukan juga disarankan menggunakan buku-buku

3
terbitan terbaru agar teori yang dikutip merupakan teori yang terupdate
atau penyesuaian dan perbaikan dari teori sebelumnya.

B) Surat Kabar / Majalah

Sumber referensi berikutnya adalah surat kabar atau majalah. Penggunaan


referensi ini sangat jarang digunakan. Beberapa alasannya karena sulitnya
menemukan teori atau argumen yang relevan dengan tulisan. Selain itu
surat kabar dan majalah jarang disimpan dalam waktu yang lama atau
dibuatkan penyimpanan layaknya buku di sebuah perpustakaan.

C) Jurnal

Referensi yang juga sangat disarankan adalah menggunakan jurnal hasil


penelitian. Baik itu jurnal cetak maupun jurnal online. Jurnal memiliki
standar ilmiah yang sangat mendukung sebuah karya tulisan sehingga
penggunaan referensi dari jurnal untuk beberapa jenis karya tulis juga
diwajibkan dan biasanya ditentukan jumlahnya.

D) Internet

Sumber referensi dari internet juga bisa digunakan dengan memperhatikan


kredibilitas situs yang digunakan sebagai bahan referensi. Penggunaan
sumber dari internet ini biasanya dibatasi dalam penulisan karya ilmiah
tertentu karena tulisan yang diambil dari internet melalui website atau blog
biasanya ditulis oleh bukan ahlinya sehingga tidak bisa memenuhi standar
ilmiah. Meskipun bisa digunakan sebagai bahan referensi namun biasanya
sangat dibatasi jumlahnya dan juga sangat ketat dalam pemilihan situsnya.

2.2 Jenis Jenis Referensi


Ada 3 jenis referensi dalam penulisan karya ilmiah:
a) Kutipan

4
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari
seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik
yang terdapat dalam buku, jurnal, maupun terbitan lain.
Kutipan berfungsi untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian,
dan mengungkapkan kejujuran penggunaan referensi.
b) Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah
pada halaman buku.

c) Bibliografi
Menurut Gorys Keraf (1997: 213) yang dimaksud dengan bibliografi
atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai
pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang tengah
digarap.

2.3 Tujuan Referensi


Penulisan referensi dalam sebuah karya tulis memiliki tujuan tertentu agar
sebuah karya tulis memiliki kualitas yang baik. Selain itu referensi juga
menjadi cara yang tepat untuk memberikan penghargaan kepada penulis
lain yang memiliki teori atau pendapat yang menunjang tulisan yang
dibuat.

a) Memperkuat Argumentasi atau teori

Referensi digunakan sebagai bahan penunjang dari argemntasi atau teori


yang diajukan dalam tulisan. Referensi menjadi landasan dalam
menyampaikan argumentasi sehingga memiliki dasar yang kuat dan dapat
diterima masyarakat (pembaca) sebagai pendapat yang dapat
dipertanggungjawabkan.

b) Menghindari Plagiarisme

Penggunaan referensi dimaksudkan agar tidak menjadi sebuah tindakan


plagiat atas karya orang lain. Sebuah tulisan pada dasarnya menjadi hak

5
kekayaan intelektual penulis. Maka apabila seorang penulis menggunakan
kalimat, teori atau pendapat yang diambil dari sumber lain harus
mencantumkan sumbernya dengan jelas.

c) Menghargai Karya Orang Lain

Referensi juga perlu dicantumkan sebagai bentuk penghargaan atas karya


orang lain. Pada dasarnya sebuah teori atau pendapat orang lain dapat
diambil dan digunakan secara gratis dalam melengkapi sebuah karya tulis.
Maka sebagai bentuk penghargaan perlu diberikan perujuk yang jelas
tentang sumber dari teori tersebut yang dituliskan secara lengkap dengan
menggunakan metode atau cara penulisan referensi tertentu.

d) Memberikan Informasi Kepada Pembaca 

Referensi juga bertujua memberikan informasi kepada pembaa tentang


sumber asli dan lengkap dari sebuah teori atau pendapat. Dengan adanya
referensi tersebut maka pembaca bisa menemukan informasi tersebut
dengan lebih lengkap sesuai dengan kebutuhanya.

2.4 Pengertian Konvensi Naskah


Konvensi naskah ialah penulisan naskah ilmiah yang berdasarkan
aturan aturan yang sudah disepakati. Dari segi persyaratan , dapat dibedakan
lagi karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang
dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua
persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal
yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang
dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan
tidak memenuhi syarat-syarat formalnya       
Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan
pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi
pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya. Dalam menyusun
sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian
karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan

6
karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik,
benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang
ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.

2.5 Ketentuan Umum Dalam Konvensi Naskah


Adapun ketentuan-ketentuan dalam penulisan naskah adalah
a.    Naskah ditulis dalam bentuk format yang sudah jadi dan siap di cetak.
b.    Judul ditulis dengan huruf kapital dan cetak tebal
c.    Naskah ditulis dalam bahasa indonesia atau bahasa inggris dengan program
MSWord huruf Times New Roman dengan spasi 12 tunggal.
d.   Ukuran kertas A4 dengan margin 4. 4. 3. 3 cm (kiri- atas-kanan-bawah).
e.    Alenia baru mulai pada ketikan keenam dari batas kiri, antar alenia tidak
diberi tambahan spasi.
f.     Untuk kata asing maka dipergunakan cetakan huruf miring.
g.    Semua bilangan di tulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan
bilangan bulat yang kurang dari 10 harus menggunakan ejaan.
h.    Tabel ataupun gambar harus di beri keterangan yang jelas, dan di beri
nomor urut.
i.      Identitas penulis harus di cantumkan dibawah judul meliputi nama
lengkap (tanpa gelar), institusi, alamat lengkap dan email.

2.6 Syarat Formal Dalam Penulisan Naskah


Pengorganisasian karangan sangat diperlukan dalam menyusun
sebuah karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh
unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan
formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis, penguasaan, wawasan
keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai dan format
pengetikan yang sistematis. Persyaratan formal yang harus dipenuhi
sebuah karya tulis yaitu Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan,
bagian pelengkap penutup.

7
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau halaman-halaman
pendahuluan tidak menyangkut isi karangan. Bagian ini dipersiapkan
sebagai bahan informasi bagi pembaca dan menampilkan karangan
tersebut dalam bentuk yang lebih menarik.

a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul


Judul pendahuluan adalah nama karangan. Pada halaman judul
pendahuluan tidak megandung apa-apa kecuali judul karangan. Penulisan
judul karangan dengan huruf kapital dan letaknya ditengah sedikit ke atas.
Tetapi variasi format lainnya juga banyak.
Pada makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan,
penjelasan tugas, nama pengarang, kelengkapan indentitas pengarang
(NPM, kelas), nama unit studi atau unit kerja, nama lembaga(jurusan,
fakultas, universitas), nama kota dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu
memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
• Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
• Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
• Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
• Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis,
kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama
kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
• sSeluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan
formal),   atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak
terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi
pada halaman judul:
• Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:
UPAYA MENGATASI KEMISKINAN PADA
MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH

8
DI KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
• Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2011
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ilmu Komputer pada
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma
• Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan
Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
RAKHMAT MALIK IBRAHIM
11122334
• Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah
ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
• Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas,
unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2011

b. Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan
bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis.
Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari
beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.

9
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka
persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul
buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga
menyatu dengan halaman judul buku.

c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berfungsi sebagai bukti bahwa karya tulis
telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman
ini biasanya ditanda tangani oleh pembimbing, penguji dan ketua jurusan.
Halaman pengesahan biasanya dilampirkan pada skripsi, tesis, disertasi.
Sedangkan untuk makalah atau karangan lainnya tidak harus mensertakan
halaman ini. Halaman pengesahan ditulis dengan mengikuti persyaratan
formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang tertulis di dalamnya.
Judul karangan ditulis dengan menggunakan huruf kapital seluruhnya dan
diletakkan ditengah-tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap
dan gelar akademis pembimbing materi, penguji, ketua program jurusan
ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah.
Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
a.       Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
b.      Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
c.       Tulisan melampaui garis tepi.
d.      Menulis nama tidak lengkap.
e.       Menggunakan huruf yang tidak standar.
f.       Tidak mencantumkan gelar akademis.

d. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian dari karangan yang isinya
berupa penjelasan mengenai motivasi menulis sebuah karangan. Kata
pengantar berfungsi seperti sebuah surat pengantar. Setiap karangan ilmiah
seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi,makalah harus melampirkan halaman
kata pengantar yang menyajikan informasi sebagai berikut:

10
• Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis,
disertasi, atau laporan formal ilmiah).
• Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang,
sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
• Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga yang membantu.
• Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis,
tanpa dibubuhi tanda-tangan.
• Harapan penulis atas karangan tersebut.
• Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian keseluruhan dari suatu karangan ilmiah
yang sifatnya formal dan ilmiah. Oleh sebab itu dalam penulisannya harus
menggunakan kata-kata yang baku, baik dan benar. Isi dari kata pengantar
tidak membahas tentang pendahuluan, isi, penutup. Dan berlaku
sebaliknya, hal-hal yang sudah dibahas dibagian kata pengantar tidak
boleh di bahas lagi dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
• Menguraikan isi karangan.
• Mengungkapkan perasaan berlebihan.
• Menyalahi kaidah bahasa.
• Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
• Kurang meyakinkan.
• Kata pengantar terlalu panjang.
• Menulis kata pengantar semacam sambutan.
• Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak
efektif.

e. Daftar Isi
Daftar isi merupakan pelengkap dari pendahuluan yang isinya
memuat garis besar isi karangan secara lengkap dan menyeluruh dari
halaman pertama sampai halaman terakhir. Fungsi dari halaman ini untuk

11
menyajikan informasi nomor halaman dari judul bab, sub bab, dan unsur-
unsur pelengkap dari buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun
tata letak judul bab, judul sub-sub bab.

f. Daftar Gambar
Bila suatu karangan memuat suatu gambar-gambar, maka setiap
gambar tersebut harus ditulis di dalam daftar gambar yang
menginformasikan judul gambar dan nomor halaman gambar tersebut.

g. Daftar Tabel
Bila suatu karangan memuat suatu tabel-tabel, maka setiap tabel
tersebut harus ditulis di dalam daftar tabel yang menginformasikan nama
tabel dan nomor halaman tabel tersebut.

B. Bagian Isi Karangan


Isi karangan merupakan inti dari sebuah karangan. Bagian-bagian
isi karangan akan dijelaskan pada sub-sub bab berikut.

a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab 1 dalam sebuah karangan yang
tujuannya adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian
pembaca terhadap masalah yang dibicarakan dan menunjukkan dasar yang
sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang,
masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori dan
metode pembahasan. Keseluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca
pada materi yang akan dibahas, dianalisis, diuraikan dalam bab 2 sampai
bab terakhir.

Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan


pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur
pendahuluan sebagai berikut:

12
1) Latar belakang masalah, menyajikan:
• Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan
diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan
kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu,
arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
• Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi
kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi
pengembangan sistem kerja yang akan datang.
• Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari
buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku
terbaru.
• Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan,
gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya:
bagaimana...., mengapa.....
• Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis,
cukup dijawab dengan ya atau tidak.

2) Tujuan penulisan berisi:


• Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya:
mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya
tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh
X terhadap Y.
• Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data
primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan
bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak
huni memerlukan bantuan pemerintah.
• Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan
masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua,
tujuan juga dirinci menjadi dua.

13
3) Ruang lingkup masalah berisi:
• Pembatasan masalah yang akan dibahas.
• Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
• Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap
variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan
untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa,
dan sebagainya dengan kata-kata.

4) Landasan teori menyajikan:


• Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori,
pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang
digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan
penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
• Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam
mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan
teori tersebut.

5) Sumber data penulisan berisi:


• Sumber data sekunder dan data primer.
• Kriteria penentuan jumlah data.
• Kriteria penentuan mutu data.
• Kriteria penentuan sample.
• Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.

6) Metode dan teknik penulisan berisi:


• Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode
kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode
eksploratif, atau metode eksperimental.
• Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara,
observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.

7) Sistematika penulisan berisi:

14
• Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan
kesimpulan.
• Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).

C. Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti
karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan
seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas
(sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara
sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan
unsur-unsur berikut ini:
1) Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat
karangan, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik)
maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan
pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji
kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat
mendukung ketuntasan pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
• Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas,
dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke
sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian
perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam
menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan
dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu
memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak
spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
3) Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya.
Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik

15
daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan
karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur
kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat
efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf:
kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti,
paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta
menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal,
kronologis, spasial).
4) Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara
lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang
penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu
didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto.
Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
• Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa,
menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan
menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium
membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
• Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep
tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir
(dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan
prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud
yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional,
proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian
tidak sesuai dengan judul.
c. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi
karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah.
Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah

16
seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara
lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik
mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu
pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
• Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-
ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis),
sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
• Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang
umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.

D. Bagian Pelengkap Penutup


Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat
formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau
catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka
(bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan
penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau
sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
• Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
• Tahun terbit.
• Judul buku: penulisannya bercetak miring.
• Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
• Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah,
jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya,
misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain).
Keterangan:

17
• Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua
tidak perlu dibalik.
• Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang
dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
• Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor
yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
• Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
• Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf
awal nama belakang pengarang.
b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang
fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila
penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang
lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan
dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar
nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai
bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran
agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian
dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai
nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut.
Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan
penggunaannya dalam pembahasan.
d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup.
Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat
hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang.
Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir,
pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-
karya yang telah dihasilkan oleh penulis.

18
2.7 Pengertian Penyutingan Naskah
Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting. Kata sunting
melahirkan bentuk turunan menyunting (kata kerja), penyunting (kata
benda), dan penyuntingan (kata benda). Kata menyunting berarti
menyiapkan naskah siap terbit dengan memperhatikan sisi sisematika
penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
Orang yang melakukan pekerjaan menyunting disebut penyunting.
Sementara itu, penyuntingan bermakna proses, cara, perbuatan, yang
terkait dengan kegiatan sunting-menyunting.
(Menyunting dapat diartikan sebagai kegiatan membaca kembali sambil
menemukan kesalahan-kesalahan redaksional sebuah tulisan).
Penyutingan meliputi :
a.    Memperbaiki kesalahan yang kasat mata.
b.    Menghindari kontradiksi dan memperbaiki tulisan sebelumnya.
c.    Menyesuaikan gaya bahasa sesuai dengan kebijakan media yang
bersangkutan.
d.   Meringkas beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat yang memiliki
kejelasan makna serupa.
e.    Menghindari adanya arti ganda dan tulisan yang membosankan.
f.     Melengkapi tulisan dengan anak kalimat atau subjudul.
g.    Memperbaiki judul supaya menarik.
h.    Menulis keterangan gambar atau pekerjaan lain yang terkait dengan tulisan
yang di suting
i.      Menelaah kembali tulisan yang telah di cetak, mungkin masih terdapat
kesalahan secara redaksional atau subtansial.

2.8 Syarat Penyutingan Naskah


Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhioleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan
bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa Indonesia, ketelitian dan

19
kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang
keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa.

2.9 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyutingan


1. Penyuntingan Isi (Content editing) yang sering  disebut dengan
developmental, substantive, or structural editing; revising; rewriting
a.    Merevisi atau memindahkan seluruh paragraf atau kalimat
b.    Menambahkan material terbaru untuk mengurangi perbedaan
dan menghapus material asli yang tidak dianggap tidak bermanfaat.
c.    Mengorganisir dan merestrukturisasi isi untuk meningkatkan
aliran dan kejelasan bahasa
2. Penataan Salinan (Copyediting)  yang sering disebut dengan line,
mechanical, or stylistic  editing
a.    Memeriksa ejaan, tata bahasa, tanda baca, dan mekanisme
b.    Memeriksa apakah isi sudah mengikuti ketepatan gaya bahasa
atau bagian gaya internal
c.    Membuktikan fakta dan menjamin ketepatan/konsistensi
bentuk
d.   Mengklarifikasi makna dan meningkatkan keterbacaan dengan
mengubah pilihan kata dan struktur kalimat.
3. Koreksi Cetakan Percobaan (Proofreading)
a.    Membaca sampai selesai naskah copy untuk mengecek
kesalahan
b.    Memastikan semua perubahan telah tercantum didalamnya dan
tidak ada kesalahan yang tertinggal selama proses penyuntingan.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
          Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan,
aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Berdasarkan persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang
dilakukan secara formal, semi formal, dan non formal. Maksud secara formal
adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
konvensi. Maksud secara semi formal adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi
semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Dan maksud secara non
formal adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya tulis yaitu Bagian
pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup.

3.2 Saran
Dalam mempelajari konvensi naskah, diharapkan dapat menciptakan tulisan
yang baik dalam menampilkan sebuah tulisan itu sendiri, sehingga pembaca
tertarik untuk membaca tulisan tersebut. Juga dalam mempelajari penyutingan
naskah di harapkan mampu memahami teori tentang penyutingan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Harmoni, Ati., 2015, Konvensi Naskah,


(http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.22, diakses tanggal 18
Desember 2018)

HS, Widjono. 2011. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian


di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Sahrudi, 2017, Pengertian Referensi – Sumber, Jenis, dan Tujuan,


(https://www.kata.co.id/Pengertian/Referensi/1051, diakses tanggal 18 Desember
2018)

22

Anda mungkin juga menyukai