Disusun Oleh :
Ilfa Anugerah Hayati (1803332037)
Syifa Eka Muliandari (1803332013)
M. Akhdaan Maulana (1803332002)
Telekomunikasi-1D
Prodi Telekomunikasi
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Referensi
dalam Penulisan Karya Ilmiah / Konvensi Naskah Penyuntingan” dengan lancar.
Makalah ini membahas tentang Referensi dalam Penulisan Karya Ilmiah /
Konvensi Naskah Penyuntingan.
i
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 Pengertian Referensi..............................................................................................2
BAB III...........................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................21
3.2 Saran.....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara penulisan
dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan tulisan yang baik sesuai dengan aturan
yang ada. Selain itu, untuk memenuhi tugas pembuatan makalah mata kuliah
Bahasa Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dan benar. Koleksi ini disusun dengan sistem tertentu: sistem alfabetis
(kamus, ensiklopedi), sistem kronologis (ikhtisar), sistem tabel (statistik),
sistem wialayah (atlas, peta), sistem golongan-golongan
(bibliografi, handbook, almanak).
Informasi ini disajikan di dalam bahan pustaka itu, yaitu langsung
memberikan informasi yang dibutuhkan atau secara tidak langsung
memberikan informasi yang dibutuhkan. Dengan kata lain hanya
memberikan petunjuk dimana informasi tersebut dapat ditemukan.
Berikut pengelompokkan koleksi referensi berdasarkan sifat
informasinya:
a) Jenis bahan rujukan umum yang memuat informasi mengenai
kata dan istilah
b) Jenis bahan rujukan umum yang memuat informasi mengenai
sumber kepustakaan (literature).
c) Jenis bahan rujukan umum lainnya, termasuk dalam
kelompok ini adalah buku petunjuk atau pegangan, sumber
biografi, sumber geografi dan direktori, statistik, buku tahunan,
terbitan pemerintah dan badan-badan internasional, serta terbitan
lainnya.
A) Buku
Sumber referensi yang paling sering digunakan dan sangat disarankan
dalam pembuatan karya tulis adalah buku. Dalam penulisan karya
ilmiah referensi buku biasanya ditentukan jumlah minimalnya agar sebuah
teori atau argumen dalam karya ilmiah memenuhi standar ilmiah. Selain
itu buku-buku sumber rujukan juga disarankan menggunakan buku-buku
3
terbitan terbaru agar teori yang dikutip merupakan teori yang terupdate
atau penyesuaian dan perbaikan dari teori sebelumnya.
C) Jurnal
D) Internet
4
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari
seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik
yang terdapat dalam buku, jurnal, maupun terbitan lain.
Kutipan berfungsi untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian,
dan mengungkapkan kejujuran penggunaan referensi.
b) Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah
pada halaman buku.
c) Bibliografi
Menurut Gorys Keraf (1997: 213) yang dimaksud dengan bibliografi
atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai
pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang tengah
digarap.
b) Menghindari Plagiarisme
5
kekayaan intelektual penulis. Maka apabila seorang penulis menggunakan
kalimat, teori atau pendapat yang diambil dari sumber lain harus
mencantumkan sumbernya dengan jelas.
6
karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik,
benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang
ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.
7
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau halaman-halaman
pendahuluan tidak menyangkut isi karangan. Bagian ini dipersiapkan
sebagai bahan informasi bagi pembaca dan menampilkan karangan
tersebut dalam bentuk yang lebih menarik.
8
DI KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
• Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2011
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ilmu Komputer pada
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma
• Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan
Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
RAKHMAT MALIK IBRAHIM
11122334
• Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah
ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
• Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas,
unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2011
b. Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan
bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis.
Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari
beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.
9
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka
persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul
buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga
menyatu dengan halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berfungsi sebagai bukti bahwa karya tulis
telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman
ini biasanya ditanda tangani oleh pembimbing, penguji dan ketua jurusan.
Halaman pengesahan biasanya dilampirkan pada skripsi, tesis, disertasi.
Sedangkan untuk makalah atau karangan lainnya tidak harus mensertakan
halaman ini. Halaman pengesahan ditulis dengan mengikuti persyaratan
formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang tertulis di dalamnya.
Judul karangan ditulis dengan menggunakan huruf kapital seluruhnya dan
diletakkan ditengah-tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap
dan gelar akademis pembimbing materi, penguji, ketua program jurusan
ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah.
Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
a. Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
b. Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
c. Tulisan melampaui garis tepi.
d. Menulis nama tidak lengkap.
e. Menggunakan huruf yang tidak standar.
f. Tidak mencantumkan gelar akademis.
d. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian dari karangan yang isinya
berupa penjelasan mengenai motivasi menulis sebuah karangan. Kata
pengantar berfungsi seperti sebuah surat pengantar. Setiap karangan ilmiah
seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi,makalah harus melampirkan halaman
kata pengantar yang menyajikan informasi sebagai berikut:
10
• Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis,
disertasi, atau laporan formal ilmiah).
• Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang,
sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
• Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga yang membantu.
• Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis,
tanpa dibubuhi tanda-tangan.
• Harapan penulis atas karangan tersebut.
• Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian keseluruhan dari suatu karangan ilmiah
yang sifatnya formal dan ilmiah. Oleh sebab itu dalam penulisannya harus
menggunakan kata-kata yang baku, baik dan benar. Isi dari kata pengantar
tidak membahas tentang pendahuluan, isi, penutup. Dan berlaku
sebaliknya, hal-hal yang sudah dibahas dibagian kata pengantar tidak
boleh di bahas lagi dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
• Menguraikan isi karangan.
• Mengungkapkan perasaan berlebihan.
• Menyalahi kaidah bahasa.
• Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
• Kurang meyakinkan.
• Kata pengantar terlalu panjang.
• Menulis kata pengantar semacam sambutan.
• Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak
efektif.
e. Daftar Isi
Daftar isi merupakan pelengkap dari pendahuluan yang isinya
memuat garis besar isi karangan secara lengkap dan menyeluruh dari
halaman pertama sampai halaman terakhir. Fungsi dari halaman ini untuk
11
menyajikan informasi nomor halaman dari judul bab, sub bab, dan unsur-
unsur pelengkap dari buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun
tata letak judul bab, judul sub-sub bab.
f. Daftar Gambar
Bila suatu karangan memuat suatu gambar-gambar, maka setiap
gambar tersebut harus ditulis di dalam daftar gambar yang
menginformasikan judul gambar dan nomor halaman gambar tersebut.
g. Daftar Tabel
Bila suatu karangan memuat suatu tabel-tabel, maka setiap tabel
tersebut harus ditulis di dalam daftar tabel yang menginformasikan nama
tabel dan nomor halaman tabel tersebut.
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab 1 dalam sebuah karangan yang
tujuannya adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian
pembaca terhadap masalah yang dibicarakan dan menunjukkan dasar yang
sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang,
masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori dan
metode pembahasan. Keseluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca
pada materi yang akan dibahas, dianalisis, diuraikan dalam bab 2 sampai
bab terakhir.
12
1) Latar belakang masalah, menyajikan:
• Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan
diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan
kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu,
arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
• Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi
kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi
pengembangan sistem kerja yang akan datang.
• Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari
buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku
terbaru.
• Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan,
gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya:
bagaimana...., mengapa.....
• Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis,
cukup dijawab dengan ya atau tidak.
13
3) Ruang lingkup masalah berisi:
• Pembatasan masalah yang akan dibahas.
• Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
• Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap
variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan
untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa,
dan sebagainya dengan kata-kata.
14
• Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan
kesimpulan.
• Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
C. Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti
karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan
seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas
(sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara
sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan
unsur-unsur berikut ini:
1) Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat
karangan, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik)
maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan
pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji
kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat
mendukung ketuntasan pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
• Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas,
dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke
sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian
perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam
menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan
dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu
memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak
spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
3) Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya.
Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik
15
daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan
karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur
kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat
efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf:
kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti,
paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta
menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal,
kronologis, spasial).
4) Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara
lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang
penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu
didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto.
Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
• Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa,
menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan
menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium
membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
• Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep
tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir
(dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan
prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud
yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional,
proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian
tidak sesuai dengan judul.
c. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi
karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah.
Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah
16
seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara
lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik
mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu
pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
• Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-
ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis),
sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
• Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang
umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
17
• Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua
tidak perlu dibalik.
• Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang
dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
• Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor
yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
• Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
• Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf
awal nama belakang pengarang.
b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang
fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila
penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang
lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan
dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar
nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai
bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran
agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian
dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai
nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut.
Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan
penggunaannya dalam pembahasan.
d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup.
Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat
hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang.
Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir,
pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-
karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
18
2.7 Pengertian Penyutingan Naskah
Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting. Kata sunting
melahirkan bentuk turunan menyunting (kata kerja), penyunting (kata
benda), dan penyuntingan (kata benda). Kata menyunting berarti
menyiapkan naskah siap terbit dengan memperhatikan sisi sisematika
penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
Orang yang melakukan pekerjaan menyunting disebut penyunting.
Sementara itu, penyuntingan bermakna proses, cara, perbuatan, yang
terkait dengan kegiatan sunting-menyunting.
(Menyunting dapat diartikan sebagai kegiatan membaca kembali sambil
menemukan kesalahan-kesalahan redaksional sebuah tulisan).
Penyutingan meliputi :
a. Memperbaiki kesalahan yang kasat mata.
b. Menghindari kontradiksi dan memperbaiki tulisan sebelumnya.
c. Menyesuaikan gaya bahasa sesuai dengan kebijakan media yang
bersangkutan.
d. Meringkas beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat yang memiliki
kejelasan makna serupa.
e. Menghindari adanya arti ganda dan tulisan yang membosankan.
f. Melengkapi tulisan dengan anak kalimat atau subjudul.
g. Memperbaiki judul supaya menarik.
h. Menulis keterangan gambar atau pekerjaan lain yang terkait dengan tulisan
yang di suting
i. Menelaah kembali tulisan yang telah di cetak, mungkin masih terdapat
kesalahan secara redaksional atau subtansial.
19
kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang
keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan,
aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Berdasarkan persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang
dilakukan secara formal, semi formal, dan non formal. Maksud secara formal
adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
konvensi. Maksud secara semi formal adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi
semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Dan maksud secara non
formal adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya tulis yaitu Bagian
pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup.
3.2 Saran
Dalam mempelajari konvensi naskah, diharapkan dapat menciptakan tulisan
yang baik dalam menampilkan sebuah tulisan itu sendiri, sehingga pembaca
tertarik untuk membaca tulisan tersebut. Juga dalam mempelajari penyutingan
naskah di harapkan mampu memahami teori tentang penyutingan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22