Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIK KLINIK

KEPERAWATAN
MEDIKAL-BEDAH
Sistem Kardiovaskular (MSNG502)

Preceptor Institusi (Unklab):


Ferdy Lainsamputty, M.S., Ns.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN``
2021 UNIVERSITAS
KLABAT
1
Student’s Personal Profile

Foto Bisa dicetak


Menggunakan
kertas biasa
menggunakan
seragam

4 x 6 cm

• Nama : Lovely Jellita Najoan

• TTL : Sonder, 20 Oktober 2000

• Semester : Semester 1

• Tahun Lulus S1 : 2021

• Asal Universitas S1 : Universitas Klabat

• Status Pernikahan : Belum Menikah

• Alamat : Airmadidi Atas

• Pekerjaan Saat Ini : Tidak ada


(Selain menjadi Mahasiswa Profesi)
 No. HP : 089695911918
 No. WA : 089695911918
Professional Nursing Program
Faculty Of Nursing, Uniersitas Klabat
Cardiovaskular System

Laporan Pendahuluan

Student’s Name : Najoan, Lovely Jellita


ID Number : 106022110015
A. Definition Disease
Coronary Artery Disease (CAD) atau penyakit arteri koroner atau disebut juga penyakit
jantung koroner (Coronary Heart Disease/CHD) adalah istilah umum untuk penumpukan plak
di arteri jantung yang bisa menyebabkan serangan jantung (AHA, 2015). CAD terjadi ketika
arteri yang memasok darah ke otot jantung menjadi mengeras dan menyempit. Hal ini
disebabkan oleh penumpukan kolesterol dan bahan lainnya, yang disebut plak, di dinding
bagian dalamnya. Penumpukan ini disebut aterosklerosis. Lama-kelamaan akan menghambat
aliran darah di arteri. Akibatnya, otot jantung tidak bisa mendapatkan darah atau oksigen yang
dibutuhkannya. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (angina) atau serangan jantung.
Sebagian besar serangan jantung terjadi saat gumpalan darah tiba-tiba memotong suplai darah
jantung, menyebabkan kerusakan jantung permanen. (Ratini, 2018).

B. Etiology
Menurut Udjianti (2011), etiologi CAD meliputi:
1. Penyebab paling umum CAD adalah aterosklerosis.Aterosklerosis digolongkan sebagai
akumulasi sel-sel otot halus, lemak, dan jarigan konektif di sekitar lapisan intima arteri.
Suatu plak fibrous adalah lesi khas dari aterosklerosis. Lesi ini dapat bervariasi ukurannya
dalam dinding pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan obstruksi aliran darah parsial
maupun komplet. Komplikasi lebih lanjut dari lesi tersebut terdiri atas plak fibrous dengan
deposit kalsium, disertai oleh pembentukan thrombus.Obstruksi pada lumen mengurangi
atau menghentikan aliran darah kepada jaringan di sekitarnya.
2. Penyebab lain adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari lumen pembuluh darah
terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh darah berkontraksi (vasokontriksi).
Spasme arteri koroner dapat menggiring terjadinya iskemik aktual atau perluasan dari infark
miokard. Penyebab lain di luar ateroskelorik yang dapat mempengaruhi diameter lumen
pembuluh darah koroner dapat berhubungan dengan abnormalitas sirkulasi. Hal ini meliputi
hipoperfusi, hipovolemik, polisitemia, dan masalah-masalah atau gangguan katup jantung.
C. Risk Factor
Menurut Mayo Clinic (2017), faktor risiko penyakit arteri koroner meliputi:
1. Usia.
Cukup bertambah tua meningkatkan risiko arteri yang rusak dan menyempit.
2. Riwayat keluarga.
Riwayat keluarga penyakit jantung dikaitkan dengan risiko penyakit arteri koroner yang lebih
tinggi, terutama jika seorang kerabat dekat mengembangkan penyakit jantung pada usia dini.
3. Merokok.
Orang yang merokok memiliki peningkatan risiko penyakit jantung secara signifikan.
4. Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri
Anda, mempersempit saluran yang melaluinya darah bisa mengalir.
5. Kadar kolesterol darah tinggi.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak dan
aterosklerosis. Kolesterol tinggi dapat disebabkan oleh tingkat tinggi low-density
lipoprotein (LDL), yang dikenal sebagai kolesterol "jahat". Tingkat rendah lipoprotein
densitas tinggi (HDL), yang dikenal sebagai kolesterol "baik", bisa menjadi tanda
aterosklerosis.
6. Diabetes.
Diabetes dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner. Diabetes tipe 2 dan
penyakit arteri koroner memiliki faktor risiko yang sama, seperti obesitas dan tekanan darah
tinggi.
7. Kegemukan atau obesitas.
Kelebihan berat badan biasanya memperburuk faktor risiko lainnya.
8. Tidak aktif secara fisik
Kurang olahraga juga dikaitkan dengan penyakit arteri koroner dan beberapa faktor risikonya
juga.

9. Tegangan tinggi.
Stres yang tidak henti-hentinya dalam hidup dapat merusak arteri dan juga memperburuk faktor
risiko penyakit arteri koroner lainnya.
D. Signs and Symptoms
Menurut (Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014), manifestasi klinik yang biasa terjadi
pada kasus CAD meliputi:
1. Nyeri dada
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian bawah sternum dan
perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat
sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar kebahu dan
lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul secara spontan
(bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai
beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat maupunnitrogliserin. Pada beberapa
kasus nyeri bisa menjalar ke dagu dan leher.
2. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang T inverted
menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b. Distrimia dan Blok Jantung. Disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke
impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus sarat simpatis dapat
berupa bradikardi, takikardi, premature ventrikel, contraction (ventrikel ekstra systole),
ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
3. Sesak napas
Keluhan ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantung tidak mampu
memompa darah ke paru-paru sehingga oksigen di paru-paru juga berkurang.
4. Diaphoresis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang meningkatkan stimulasi
simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit akan
menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
5. Pusing
Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa memompa darah ke otak
sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.
6. Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat penyempitan pembuluh
darah.
7. Mual dan muntah
Nyeri yang dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di dada dan di daerah perut
khususnya ulu hari tergantung bagian jantung mana yang bermasalah. Nyeri pada ulu hati
bisa merangsang pusat muntah. Area infark merangsang refleks vasofagal
E. Complications
Menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care (2017), komplikasi CAD meliputi:
a. Aritmia merupakan yang paling sering ditemui. Aritmia yaitu gangguan dalam irama
jantung yang bisa menimbulkan perubahan eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu
rekaman grafik aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis akan meningkatkan
kecepatan denyut jantung. Jika jantung tidak mendapat oksigen yang cukup maka bagian
dari jaringan jantung yang mengatur detak jantung akan rusak. Hal tersebut dapat
menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur selain itu dapat menyebabkan
jantung berdebar, kelelahan dan pusing.
b. Gagal Jantung Kongestif merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard.
Disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan menimbulkan kongesti pada vena
pulmonalis sedangkan pada disfungsi ventrikel kanan akan menimbulkan kongesti pada
vena sistemik.
c. Syok kardikardiogenik yang diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah
mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran setan perubahan hemodinamik
progresif hebat yang irreversible yaitu penurunan perfusi perifer, penurunan perfusi
koroner, peningkatan kongesti paru yang bisa berakhir dengan kematian.
d. Disfungsi Otot Papillaris. Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan
mengganggu fungsi katup mitralis. Inkompetensi katup mengakibatkan aliran balik dari
ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan
kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis.
e. Ventrikuler Aneurisma. Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau
apek jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan balon pada setipa
sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah sekuncup. Aneurisma ventrikel dapat
menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung kongestif kronik, embolisasi sistemik dari
thrombus mural dan aritmia ventrikel refrakter.
f. Perikarditis Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung
berkontak dengan pericardium menjadi kasar, sehingga merangsang permukaan
pericardium dan menimbulkan reaksi peradangan.
g. Emboli Paru yang bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau kematian mendadak.
Trombosis vena profunda lebih lazim pada pasien payah jantung kongestif yang parah
Patofisiologi (Disease Mekanism)

Faktor pencetus seperti usia, jenis kelamin, merokok, kolesterol tinggi, diabetes

Arteriosklerosis

Penyempitan arteri koroner


Perubahan status kesehatan

Penurunan perfusi jaringan jantung


Perasaan takut akan penyakit

Suplai Oksigen dan Nutrisi terganggu Kerja otot jantung menurun


Koping Inefektif
Penurunan
curah
Metabolisme anaerob Cardiac output menurun jantung
Ansietas

Peningkatan asam laktat penurunan perfusi jaringan perifer

Merangsang pelepasan mediator asidosis


metabolisme sel menurun
kimia (histamin, katekolamin,
bradiinin, prostaglandin)
Fungsi ventrikel terganggu
Energi menurun

Merangsang nosireseptor
Perubahan hemodinamik
Kelelahan

Inpuls dihantarka oleh saraf eferen


Tekanan jantung meningkat

Intoleran
aktivitas
Serabut eferen Tekanan paru-paru meningkat

Nyeri Sesak

Ketidakefektifan pola nafas


DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H., Dochterman, J., & Wagner, C. (2016). Nursing Interventions
Classification (NIC) Edisi Keenam Bahasa Indonesia. Elsevier.

Institute for Quality and Efficiency in Health Care. (2017, July 27). Complication of Coronary Artery
Disease. Retrieved from PubMed Health:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedheatlh/PMH0086330/

Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M., & Bucher, L. (2014). Medical-surgical nursing (9 ed.).
Elsevier.

Mayo Clinic. (2017, August 4). Coronary Artery disease. Retrieved August 14, 2017, from Mayo
clinic: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-
causes/dxc-20165314

Ratini, M. (2018, January 7). Coronary Artery Disease. Retrieved from WebMD Medical Reference:
https://www.webmd.com/heart-disease/guide/heart-disease-coronary-artery-disease

Udjianti, W. J. (2011). Keperawatan Kardiovaskuler. Salemba Medika.


Professional Nursing Program
Faculty of Nursing, Universitas Klabat
Cardiovascular System

Nursing Resume for Cath Lab

Student’s Name : Lovely Jellita Najoan


ID Number : 106022110015

1. Pengkajian data:
Ruangan : Cath Lab Alamat : Pinokalan
Tanggal Pengkajian : 14 Oktober 2021 TB : 170 cm
Dokter PJ :dr. Janry A. Pangemanan, Sp.JP (K)BB : 92 kg
Inisial Pasien : Tn. G.L. No. RM 748632
Diagnosa Medik : CAD Jenis Tindakan : PTCA
Umur : 45 tahun

2. Informasi pasien :
Tn. G. L. datang ke RS dengan keluhan nyeri dada kiri hilang timbul yang dikira sakit maag,
namun setelah beberapa lama, pasien sudah curiga kalau ini bukan lagi rasa sakit maag yang
terasa sudah sampai dada menjalar ke bagian belakang, bagian leher, bagian tangan, lalu pasien
dibawa di RS. Pasien mempunyai riwayat hipertensi. Pasien merupakan perokok aktif sejak masih
kuliah pada tahun 70an, sehari pasien merokok 2 bungkus. Pasien mengkonsumsi obat
atorvastatin 1x80mg, clopidogrel 1x75mg, aspilet 1x80mg, bisoprol 1x2,5mg, ramipril 1x 2,5mg,
nitrokaf 2x2,5mg. Hasil pemeriksaan angiografi terdapat sumbatan di RCA, LCX, dan LAD.

3. Persiapan pasien pra tindakan :


a. Fisik:
1) Pasien dipuasakan 6 jam sebelum tindakan
2) Hasil pemeriksaan diagnostik diperiksa
3) TTV pasien sebelumnya: T: 36,4o C BP : 187/95 mmHg RR: 15x/mnt HR: 66 x/mnt
4) Tes Allen untuk persiapan arteri radialis
b. Administrasi
Informed Consent pasien telah ditandatangani oleh keluarganya
c. Mental
Melakukan pendidikan kesehatan tentang prosedur tindakan agar pasien tidak cemas

4. Laporan prosedur tindakan

Sebelum masuk ke ruangan kateterisasi, pasien dipersiapkan di ruangan pre tindakan untuk
dilakukan pemeriksaan allen test, lalu dilakukan pengecekan data pasien, pasien puasa 6 jam, gigi
palsu, penggunaan protesis dalam, perhiasan dilepas, penggunaan alat bantu seperti kaca mata atau
alat pendengaran. Setelah selesai pasien masuk ke ruangan pukul 09.00 WITA, kemudian pasien
dibaringkan ke meja prosedur, kemudian pasien dipasangkan elektroda pada bagian perut dan dada,
pemasangan EKG, pulse oxymetri di jari tangan, IV line ditangan kiri pasien, manset blood pressure
pada kaki sebelah kiri, setelah itu pasien ditutup menggunakan kain kecuali bagian kepala. Preparasi
regio arteri radialis dextra menggunakan larutan iodine sebelum dilakukan pungsi. Kemudian pasien
diberikan anestesi local dengan lidocaine 2% di area arteri radialis dextra. Setelah itu dilakukan pungsi
arteri radialis dextra, pungsi berjalan lancer. Kemudian dimasukkan sheath 6F, heparin 3000 u IA,
NTG 300mcg 1A, heparin 3000 u IV. Setelah berhasil dilakukan kanulasi LCA dan kanulasi RCA
dengan TIG 5F. Dari evaluasi angiografi menunjukkan: dominan kanan LM:Short, LAD: Diffuse
stenosis 90-95% osteal-prox, CTO mid LAD mendapat kolateral dari LCx (rentrop 2), adanya
klasifikasi grade 2. LCX: Diffuse stenosis 95-99% proximal LCx sebelum OM1, difuse stenosis 90-
95% distal setelah OM 2, adanya klasifikasi grade 2, RCA : Discrete stenosis 75-80% proximal RCA,
tubular stenosis 90% mid RCA, CTO distal RCA mendapat kolateral dari RV branch (rentrop 2),
adanya kalsifikasi grade 2.
PCI-RCA: Guiding dengan AL1 3.5/6F, wiring dengan Marvel tidak dapat menembus lesi
hingga distal RCA. Wiring digantikan dengan Pilot 200 dapat menebus hingga ke distal RCA.
Dilakukan dilatasi balon ikazuchi 2.0x15 mm dikembangkan berkali-kali hingga 14 ATM di distal
RCA. Diberikan Heparin 1000 Unit dan NTG 100 mcg intrakoroner. Dilakukan dilatasi balon
Ikazuchi 1.2x6 mm dikembangkan hingga 10 ATM di distal RCA. Dilakukan dilatasi balon ikazuchi
2.0x15 mm dikembangkan berkali-kali hingga 20 ATM di distal RCA. Dilakukan dilatasi balon
dengan Sapphire II Pro 1,0x10 mm dikembangkan hingga 14 ATM di distal RCA. Dilakukan dilatasi
balon Ikazuchi 1.2x6 mm dikembangkan hingga 14 ATM di distal RCA. Dilakukan dilatasi balon
Ikazuchi 2.0x15 mm dikembangkan berkali-kali hingga 14 ATM di distal RCA. Diberikan NTG 100
mcg intrakoroner. Wiring digantikan dengan Marvel menebus hingga ke RPL. Dilakukan stenting
dengan Eucalimus 3.0x48 mm di mid-distal RCA dikembangkan hingga 16 atm. Dilakukan dilatasi
dengan balon stent Eucalimus 3.0x48 mm di prox-mid RCA dikembangkan hingga 18 ATM.
Diberikan Heparin 1000 Unit dan NTG 100 mcg intrakoroner. Evaluasi angiografi TIMI flow 3,
residual stenosis tidak ada, residual thrombus tidak ada.
PCI-LAD: Guiding dengan AL1 3.5/6F, wiring dengan PILOT 200 menembus hingga mid
LAD.Dilakukan dilatasi balon Ikazuchi 2.0x15 mm dikembangkan hingga 14 ATM di osteal-prox
LCX. Wiring dengan ATW menembus hingga Distal LCX sebagai backup wire. Dilakukan dilatasi
dengan balon Ikazuchi 1.2x6mm dimasukkan hingga mid LAD dikembangkan berkali-kall hingga 12
ATM, Dilakukan dilatasi balon Ikazuchi 2.0x15 mm dikembangkan berkali-kali hingga 16 ATM di
prox-mid LAD. Dilakukan stenting dengan Promus Premier 3.0x38 mm di osteal-prox LAD
dikembangkan hingga 14 atm. Dilakukan dilatasi dengan balon stent Promus Premier 3.0x38 mm di
mid LAD dikembangkan hingga 16 ATM. Dilakukan stenting dengan Promus Premier 2.75x24 mm
di mid LAD overlapping dengan stent sebelumnya dikembangkan hingga 16 atm. Diberikan NTG 100
mcg IC. Dilakukan post dilatasi dengan balon stent Promus Premier 2.75x24 mm di mid LAD
dikembangkan hingga 4 ATM. Evaluasi angiografi TIMI flow 3, residual stenosis tidak ada, residual
thrombus tidak ada. Tindakan selesai. Tekanan darah: 156/86 mmHg, HR: 64 bpm. Total perdarahan:
55 cc. Jenis dan jumlah media kontras: Ultravist300 sebanyak 300 mL. Radiasi: 2729 mGy.
Kesimpulan: pasien dengan CAD 3VD post PCI with 1 stent at RCA, 2 stent at LAD. Proses diakhiri
tanpa komplikasi, keadaan hemodinamik pasien stabil, ada keluhan nyeri bagian tangan kanan di area
arteri radialis. Pasien dipindahkan ke ruangan.

5. Perawatan pasien pasca tindakan


a. Tindakan selesai dilakukan pada pukul 10.56 WITA
b. Kateter dikeluarkan, pasien dirapihkan dan dipindahkan ke ruang pemulihan
c. Sheat dilepas setelah tindakan dan dilakukan penekanan pada arteri radialis dengan
menggunakan ichiban.
d. Anjurkan pasien untuk tidak menekuk daerah tangan kanan dan tidak dijadikan sebagai
tumpuan dulu setelah setiap 1 jam akan dilonggarkan bagian arteri radialis, dianjurkan tidak
mengangkat beban berat, berhenti merokok dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
6. Asuhan keperawatan

Data Analysis for Resume


Nursing Diagnosis
Subjective and Objective Sub-Category of Code & Label of Type & Form of Nursing Diagnosis
Classification or Group
Data Diagnosis Nursing Diagnosis Nursing Diagnosis (SDKI)
of Data (SDKI)
DS: pt mengatakan khawatir  Fisiologis Integritas Ego D.0080 Aktual (bentuk 3 Ansietas b/d krisis
karena baru pertama kali Psikologis part diagnosis): situasional dibuktikan
dilakukan pemasangan ring  Perilaku Masalah b.d. dengan pt mengatakan
 Relasional Penyebab d.d. khawatir, pt tampak tegang
DO: pt banyak bertanya, pt  Lingkungan Tanda/Gejala dan takut
tampak tegang, pt tidak bisa  Risiko (bentuk 2 part
tidur semalam diagnosis):
Masalah d.d. Faktor
Risiko
 Promkes (bentuk 2
part diagnosis):
Masalah d.d.
Tanda/Gejala

Anda mungkin juga menyukai