Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

DOSEN PENGAMPU: MUH.RISAL S.KEP.,NS.,M.KES

DISUSUN OLEH:
EKA SARI

AMIRA NURYL MUSLIMAH

S1 KEPERAWATAN

STIKES BATARA GURU SOROAKA

T.A 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

Penyakit Jantung Koroner (PJK)

A.Konsep Dasar Penyakit Jantung Koroner (PJK)


1. Pengertian Penyakit J antung kroner (PJK)
PJK adalah gangguan pungsi jantung karena adanya sumbatan atau penyempitan
padah pembuluh darah koroner sehingga otat jantung tidak mendapatkan suplai makanan dan
oksigen dengan di tandai dengan nyeri dada. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras
terjati ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan asupan oksigen, hal inilah yang
menyebabkan nyeri dada. Kalua pembuluhb darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke
jantung akan berhenti dan kejadiaan inilah di sebut dengan serangan jantung. Adanya tidak
keseimbangan antara ketersediaan oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK
(Arematea, 2019). Menurut riset kesehatan dasar (riskersdas) 2013, secara klinis PJK di tandai
dengan nyeri dada atau terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika
sedang mendaki, kerja berat atau berjalan terburu buru pada saat berjalan di jalan datar atau
berjalan jauh. Pemeriksaan angiogrspi dsn elektrokardiogram (EKG) di gunakan untuk
memastikan terjadinya PJK. Hasil pemeriksaan EKG yang menunjukkan terjadinya iskemik
merupakan salah satu tanda terjadinya PJK secara klinis.

2. Etiologi
Etiologi penyakit jantung adalah adanya penyempitan , penyumbatan, atau kelainan
pembuluh arteri kroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, tersebut dapat
menghentikan aliran darah ke otot jantung yang seringb di tandai dengan nyeri. Dalam kondisi
yang parah kemampuan jantung memompah darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem
pengontrol irama jantung dan berkhir dengan kematian ( istikomah, 2019).
Faktor resiko dapat berupa semua faktor penyebab (etiologi) di tambah dengan
faktor efidemiologis yang berhubungan secara independen dengan penyakit. Faktor faktor
utama penyebab serangan jantung yaitu perokok berat hipertensi dan kolestrol. Faktor
pendukung lainnya meliputi obesitas, diaetes, kurang olahraga, genetic, setres, pilkontrasepsi
oral dan gout. (octavianie, 2019).
Faktor resiko seperti umur keturunan, jenis kelamin, anatomi pembuluh koroner
dan faktor metabolisme adalah faktor faktor alamiah yang sudah tidak dapat di ubah. Namun
ada berbagai faktor resiko yang justru dapat di ubah atau di perbaiki. Sangat jarang orang
menyadari bahwa faktor resiko PJK bisa lahir dari kebiasaan hidup sehari hari yang buruk
misalnya pola komsumsi lemak yang berlibih, perilaku merokok, kurang olahraga atau
pengelolaan setres yang buruk. (munir, 2016.
Dari faktor resiko tersebut ada yang di kenal dengan faktor resiko mayor dan minor.
Faktor resiko mayor meliputi hipertensi, hyperlipidemia, merokok, dan obisitas sedangkan faktor
faktor minor meliputi DM, setres, kurang olahraga riwayat keluarga dan usia. Menurut D.Wang
(2005) faktor resikoPJK pada wanita meliputi :
a. Obesitas
b. Riwayat Keluarga
c. Penggunaan Kontrasepsi Oral Yang Disertai dengan Riwayat merokok
d. Diabetes Meletus
e. Kolestrol
f. Merokok

3. Patopesiologis

Di langsir dengan Walder university, atau pesiologos adalah gabungan patologi ( study
tentang sebab dan akibat penyakit) dengan pesiologi (studi tentang bagaimana sistem fungsi tubuh).
Patopisiologi dapat di artikan sebagai studi yang mempelajari bagai mana suatu penyakit
mempengaruhi sistem tubuh.

Peninkatan tekanan darah sistemik pada hioertensi menimbulkan peningkatan resistensi


terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban kerja jantung bertambah, akibat
terjadi hiper tropi pentrikal kiri untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Kemampuan ventrikel
untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi dapat terlampaui;kebutuhan
oksigen yang mlebihi kapasitas suplai pembuluh koroner menyebabkan iskemia miokardium
lokal.Iskemi yg bersifat sementaa akan menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan
jantung,dan menekan fungsi miokardium.Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium
mengubah metabolism yg bersifat aerobik menjadi meabolisme anaerobic. Metabolisme anaerobik
lewat lintasan glikolitik jauh lebih tidak efesien apabila dibandingkan dengan metabolism aerobic
melalui posporilasi oksidatif dan siklus kreps. Pembentukan pospat berenergi tinggi menurun cukup
besar. Hasil akhir metabolism anaerop, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga menurunkan pH
sel.

Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami kerusakan oleh
adanya faktor resiko antara lain : Faktor Hemo dinamik seperti hipertensi, sat sat vasokonstriktor,
mediator (sitoking) dari sel darah asap rokok, diet aterogenik, peningkatan kadar gula darah, dan
oksidasi dari LDL –c.

Faktor Resiko Jantung Koroner

Faktor resiko yang tidak dapat di rubah Faktor Resiko Yang dapat Di Rubah

Usia Merokok

Jenis Kelamin Laki laki Hipertensi

Riwayat Keluarga Dislipidemia

Etnis Diabeter Melitus

Obesitas dan Sindrom Metabolik

Setres

Diet Lemak Yang Tinggi Kalori


Inaktifitas Fisik

Faktor Resiko Baru :

- Imflamasi

Hibronogen

Himosistein

Setresoksidatif

Kerusakan ini menyebabkan sel endotel menghasilkan cell adhesion molecule seperti sitokin,
tumor nekrosis faktor alpa, kemokin, dan groeth faktor, basic fibrolast growth faktor. Sell infamasi
seperti monosit dan T – Limposit masukkepermukaan endotel dan migrasi dari endothelium kesub
endotel. Monosit kemudian berdifiensiasi menjadi magropag dan mengambil LDL teroksidasi yang
bersifat lebih ateroganik di banding LDL. Magropat ini kemudian membentuk sel busa.

LDL teroksidasi menyebabkan kemtian sel endotel dan menghasilkan repons in flaasi.
Sebagai tambahan, terjadi respond an angiotensin II yang menyebabkan gangguan pasodilatasi, dan
mencituskan efek protrombik dengan melibatkan platelet dan faktor koagulasi. Akibatnya kerusakan
endotel terjadi respon protektif dan terbentuk lesi pibrofaktty dan fibrous, palk atheaterosklerosik,
yang di picu oleh implamasih. Plak yang terjadi dapat menjadi tidak stabil (Vulnerable) dan
mengalami rukture sehingga terjadi sindrom koroner akut (SKA).

Menurut Naralika (2008) gambaran klinik adanya penyakit jantung koroner dapat berupa:

1.Angina pectoris

Angins pectoris merupakan gejalah yang di sertai kelainan merpologi yang permanen pada
miokardium. Gejalah yang khas pada angina pectoris adalah neri dada seperti tertekan benda berat
atau terasa panas ataupun seperti di remas. Rasa nyeri sering menjalar ke lengan kiri atas atau
bawah bagian 8 medial, keleher, daerah maksila hingga ke dagu ataun ke punggung, tetapi jrang
menjalar ke tangan kanan. Nyeri biasanya berlangsung 1-5 menit dan rasa nyeri hilang bila penderita
istirahat. Angina pectoris juga dapat muncul akibat setres dan udara dingin. Angina pectoris terjadi
berulang ulang. Setiap kali keseimbangan antara ketersediaan oksigen dengan kebutuhan oksigen
terganggu.

2. Infark MIokardium Akut

Merupakan PJK yang sudah masuk dalam kondisi gawat.pada kasus ini di sertai dengan
nekrosis neokardium (kematian otot jantung).akibat gangguan suplai darah yang kurang. Penderita
infark miokardiun akut sering di dahului oleh keluhan dadah terasa tidak enak (chest discomport)
selain itu penderita sering mengeluh rasa lemah dan kelelahan.
3. Payah Jantung

Payah jantung di sebabkan oleh adanya beban volume atau tekanan darah yang berlebihan
atau adanya apnormalitas dan sebagian struktur jantung. Oayah jantung kebanyakan di dahului oleh
kondisi penyakit lain dan akibat penyakit yang di tinbulkan termasuk PJK. Pada kondisi payah
jantung fungsi ventikel kiri mundur secara drastis sehingga mengakibatkan gagalnya sistem sirkulasi
darah.

4. Kematian Mendadak Penderita

Kematian mendadak terjadi pada 50% PJK yang sebelumnya tampa di awali dengan keluhan.
Tetapi 20% di antaranya adalah berdasarkan iskemia mio kardium akut yang biasanya di dahului
dengan keluhan beberapa minggu atau beberapa hari sebelumnya.

4. Phatway

5. Manifestasi Klinis
Meski kebanyakan penderita PJK mempunyai mslah pokok yang sama , yaiyu
penyempitan arteri koronaria,namun gejala yang timbul tidak sama.gejala-gejala penyakit
jantung koroner antara lain : 9 Menurut Anwar TB, (2004), manifestasi klinis yang biasa
terjadi pada kasus cranay disease (CAD) meliputi:
1.Nyeri dada
Nyeri dada yang tiba-tiba berlangsung terus menerus,terletak di bgian bawah sternum dan
perut dan atas, adalah gejalah utama yang biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin
sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yg tajam dan berat, biasanya menyebar ke bahu dan
biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina ,nyeri ini muncul secara spontan (atau bukan
setelah kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai
beberapahari dan tidak qkan hilang dengan istirahat maupun nitrogleserin. Pada beberapa
kasus nyeri bisa menjalar kedagu dan leher.
2. Perubahan pola EKG
Normal pada saat istirahat , tetapi biasa depresi pada segmen ST. Gelombang tinverted
menunjukkan iskemia,gelombang Q menunjukkan nekrosi. Distrimia dan balok jantung.
Disebabkan kondisi yg mempengaruhi sensivitassel miokard ke impuls saraf seperti
iskemia,ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus saraf simpatis dapat berupa
brakardia,takikardia,premature ventrikel,contraction (vetrikel ekstra systole) ventrikel
takikardia dan ventrikel fibrilasi.
3. Sesak nafas
Keluhan ini timbul sbagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantng tidak mampu
memompa darah ke paru-paru juga berkurang.
4. Diaphoresis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yg meningkat stimulasi
simpatis sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit akan menjadi
lembab, dingin, dan berkeringat.
5. Pusing
Pusing jug merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa memompa darah ke otak
sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.
6. Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat penyempitan pembuluh
darah.
7. Mual dan muntah
Nyeri yg dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di dada dan di daerah perut
ksusnya ulu hati tergantung baian jantung manayg bermasalah. Nyeri pada ulu hati ini
merangsang pusat muntah. Area infark merangsang reflex vasofagal.

6. Penata laksanaan
Kepada pasien yg menderita PJK maupun keluarga,perlu diterapkan tentang
perjalanan penyakit,pilihan obat yg tersedia. Pasien perlu diyakinkan kebanyakan bahwa
kebanyakan kasus angina dapat mengalami perbaikan dengan pengobatan dan modifikasi
gaya hidup sehingga kualitas hidup lebih baik. Kelainan peserta seperti
hipertensi,diabetes,dyslipidemia,dll. Perlu ditangani secara baik dan perlu pencegahan
terhadap penyakit jantug koroner.

Panduan Pencegahan Penyakit jantung Koroner


Pencaran faktor resiko Pemeriksaan faktor resiko harus dimulai sejak
umur 20
Tujuan;orang dewasa harus tahun. Riwayat keluarga dengan PJK harus secara
rutin
Mengetahui faktor resiko yg dipntau. Merokok,diet,alcohol,aktivitas fisik harus
Diperiksa secara rutin dievaluasi secara rutin. Tekanan darah, indeks
massa
Tubuh, lingkar pinggang, harus di periksa selang 2
Tahun.pemeriksaan kolestrol dan kadar gula darah
Harus tetap dipantau juga.
Estimasi faktor resiko secara Setiap 5 tahun(atau lebih jika ada perubahan faktor

umum resiko_,khususnya orang dengan usia lebih 40


tahun
atau seseorang dengan faktor resiko lebih dari
2,harus
dapat
Seluruh orang dewasa dengan menentukan faktor resiko berdasrkan hitungan 10
thn
Usia diatas 40 thn harus mengetahui faktor resiko. Faktor resiko yg dilihat adalah
merokok,
Faktor resiko mereka untuk menderita tekanan darah,pemeriksaan kolestrol,kadar gula
darah,
Penyakit PJK. Tujuan :menurunkan usia,jenis kelamin,diabetes. Pasien diabetes atau
resiko
Faktor resiko sebesar-besarnya 10 thn lebih20% di anggap sama pasien PJK 9
resiko
(equivalen)

Cara pengobatan PJK yaitu,pengobatan farmakologis, revaskularisasi miokard. Perlu


di ingat bahwa tidak satupun cara tersebut sifatnya menyembuhkan. Dengan katalain tetap
diprlukan modifikasi gaya hidup dan mengatsi faktor penyebab agar progresi penyakit dapat
di hambat. Penatalaksanaan menurut (Hermawati &Candra, 2014)
1.hindari makanan kandungan kolestrol yg tinggi
2.kolestrol jahat LDL di kenal sebagai penyebab utama terjadinyaproses anterosklerosis ,
yaitu proses pengerasan dinding pembuluh darah,terutama di jantung,otak,ginjal,dan mata.
3.Konsumsi makanan yang berserat tinggi
4.Hindari mengomsumsi alcohol
5.Merubah gaya hidup,memberhentkan kebiasaan merokok
6.Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL kolestrol dan memperbaaiki kolateral koroner
shingga PJK dapat dikurangi,olahraga bermanfaat karena memperbaiki fungsi paru dan
pemberian O2 ke miokard.
7.Menunurunkan berat badan sehingga lemak tubuh yg berlebih berkurang bersama-sama
dengan menurunnya LDL kolestrol
8.Menurunkan tekanan darah
9.Meningkatkan kesegaran jasmani
B. Konsep Asuhan Keperawatan (Teoritis) Penyakit Jantung Koroner (PJK)

A.Pengkajian

1.Identitas klien

Nama klien , nomor RM,tempat tanggal lahir,umur,agama,status,


perkawinan,pendidikan,alamat,pekerjaan,jenis kelami,suku,diagnosis medis: diagnose medis dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang ,tidak bisa hanya dapt manifestasi klinis yg ada,tanggal
MRS tanggal pengkajian,jam pengkajian,dan sumber informasi.

2.Keluhan utama

Ditandai oleh rasa nyeri yang terjadi jika kebutuhan kebutuhan oksigen miokardium
melebihi suplainya. Iskemia miokard dapat bersifat asimtomatis (atau iskemia sunyi/silent ischemia),
terutama pada pasien diabetes(Prabowo &pranata, 2017).b) Alasan masuk rumah sakit

Menjelasankan penyakit yg dialami yaitu pasien mengeluh sesak nafas dan nyeri dada, sesak
bertanbah saat melakukan aktivitas,keadaanlemah dan nafsu makan menurun. Pasien merasakan
nyeri dada selama 3-5 hari berturut-turut shingga dia memeriksa dirinya ke rumah sakit untuk
mengetahui penyakitnya,ternyata dia di fonis menderita penyakit jantung koroner( PJK)
(Manurung,2016).c)Riwayat kesehatan terdahulu

Riwayat penyakit yg mendahului terjadi penyakit jantung koroner adalah


hipertensi,merokok,penggunaan alcohol,diabetes mellitus,kolestrol,pola hidup yg tidak sehat.
(Prabowo & Pranata 2017).d)Riwayat penyakit keluarga,Mempunyai riwayat vesikuler
(hipertensi),riwayat penyakit jantung,IMA (Infark miokard akut),CHF (Congestive heart failure) dan
riwayat penyakit DM. riwayat dalam keluarga biasanya pada laki-laki keturunan krluarga pertama yg
berusia kurang dari 55 tahun,pada perempuan keturunan keluarga pertama berusia kurang dari 65
thun. (Setiati,2014).

3.Pola kesehatan sehari-hari

a.Aktifitas dan istirahat

Kelemahan,kelelahan,ketidakmampuan untuk tidur (mungkin didapatkan


tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas)

b.Nutrisi

Mual,kehilangan nafsu makan ,berkeringat banyak,muntah dan perubahan berat


badan.

c.Eleminasi

Bising usus mungkin meningkat atau normal.

d.Personal Hygiene
Mengkaji personal hygiene meliputi mandi,kebersihan badan,gigi dan
mulut,kuku,dan kemampuan serta kemandirian melakukan kebersihan diri.

4.Pemeriksaan fisik a).

Tanda-tanda vital

TD:dapat meningkatkan sekunder akibat nyeri atau menurun sekunder akibat gangguan
hemodinamik dana tau terapi farmakalogi.

Fj:dapat meningkatkan sekunder akibat nyeri kardiovaskuler:S4 mungkin ada

Pulmoner:dispnea dan takipnea mungkin ada.(Stillwell,2011)

b.Sistem pernafasan

pada pemeriksaan dapat meningkatkan respirasi,pucat ataucyanosis,suara nafas crakcles


atau whezees atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah mudah /pink tinged (Prabowo &
Pranata,2017).

c.Sistem kardivaskuler

Hipotensi postular, frekuensi janung meningkat, takipnea. Tekanan darah mungkin norml
atau meningkat,nadi mungkin normal atau terlambatnya capylary refil time, disritmia. Suara jantung
tambahan s3 atau s4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ventrikel kehilangan
kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan akibat dari insuflensi katub atau muskulus papilaris yg
tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau mengalami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal. Odema anaraska,crackles mungkin juga timbul
dengan gagal jantung. (Prabowo & pranata, 2017)

d.Sistem pernafasan

Edema : jagular vena distension, (Prabowo dan pranata,2017)

e.Sistem perkemihan

gangguan ginjal saat ini atau sebelumnya,dysuria,oliguria,anuria,polyuria,sampai hematuria.


(Pabowo & pranata,2017).

g.Sistem integument

warna kulit mungkin pucat baik dibibir dan di kuku,penurunan turgor kulit.(prabowo &
pranata,2017).

h.Sistem musculoskeletal

pada klien PJK adanya kelemahan otot sehingga timbul ketidakmampuan melakukan
aktivitas yg diharapkan atau aktivitas yg biasanya dilakukan.(Dewi,2014).

i.Sistem endokrin

pada pasien PJK biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah.(Dewi,2014).


j.Sistem reproduksi

pada pasien PJK akan mengakami penurunan jumlah reproduksi urine dan frekuensi urine.
(dewi,2014).

k.Sistem penginderaan

Mata : pada pasien PJK mata mengalami pandangan kabur.

Telinga,hidung dan tenggorokan : pada pasien PJK tidak mengalami gangguan

Mulut : pada pasien PJK ditemukan adanya mukosa pada mulut dan bibir (dewi,2014).

l.Sistem imun

pada pasien PJK akan mengalami penurunan,karena disebabkan sering merokok,kurangnya


berolahraga,dan kurangnya menjaga kesehatan tubuh sehingga pada pasien PJK sistem imumnya
sangat terganggu.(dewi,2014).

B. Diagnosa Keperawatan

Diagniosa keperawatan menurut buku SDKI tahun 2016, yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis(iskemik miokard)


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
3. Konstipasi berhubungan dengan gangguan fungsional

C. Intervensi keperawatan

NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1.kaji nyeri secara
berhubungan dengan tindakan komprehensif
agen cidera biologi keperawatan ,nyeri 2.observasi adanya
(iskemik miokard) pasien berkurang petunjuk nonverbal dari
dengan kriteria hasil ketidaknyamanan
: -anjurkan pasien
-pasien melapor melapor nyeri segera
nyeri dada Lakukan menajemen
berkurang nyeri keperawatan yg
-ekspresi wajah meliputi:atur
rileks/tenang posisi,istirahat pasien
-tidak gelisah -berikan oksigen
-nadi,60-100 tambahan dengan nasal
x/menit kanul atau masker
TD : 120/80 mmHg sesuai dengan indikasi
-lakukan menejemen
sesuai kebutuhan
-kolaborasi pemberian
terapi farmakologis anti
angina dan analgetik
-anjurkan pasien untuk
melakukan tindakan
pengurangan nyeri
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1.pastikan tingkat
berhubungan dengan tindakan aktivitas pasienyg tidak
ketidakseimbangan keperawatan,pasien membahayakan curah
antara suplai mampu melakukan jantung atau
kebutuhan oksigen aktivitas secara memprovokasi
mandiri dengan serangan jantung
Kriteria hasil : 2.dorong peningkatan
-bernafas spontan aktivitas bertahap
saat beraktivitas ketika kondisi sudah
-temuan/hasil EKG distabilkan (dorong
normal aktivitas yg lebih ringan
-kemudahan atau waktu yg lebih
melakukan ADL singkat dengan waktu
-frekuensi nafas istirahat yg sering dalam
setelah beraktifitas melakukan aktivitas)
12-20 x/menitl 3.instruksikan pasien
tentang pentingnya
untuk segera
melaporkan bila
merasa nyeri
dada;evaluasi episode
nyeri dada
(intensitas,lokasi,radiasi
dan faktor yg memicu
serta meringankan nyeri
dada)
4.monitor EKG, adakah
perubahan segmen ST,
sebagaimana mestinya
5.lakukan penilaian
komprehensif pada
sirkulasi
perifer(misalnya;cek
nadi
perifer,edema,pengisian
ulang kapiler,warna
ekstremitas dan suhu
ekstremitas)secara rutin
sesuai kebijakan agen
6.monitor tanda-tanda
vital secara rutin
7.monitor nilai
laboratorium yg tepat
(enzim jantung dan nilai
eletrolit)
8.kolaborasi pemberian
obatantiaritmia
3. Konstipasi Setelah dilakukan 1.monitor tanda dan
berhubungan dengan tindakan gejala kostipasi
gangguan fungsional keperawatan,pasien 2.dukung peningkatan
mampu asupan cairan dan
mengeluarkan feses buah-buahan jika tidak
dengan Kriteria ada konraindikasi
hasil: 3.kolaborasi dengan ahli
-kemudahan dalam gizi untuk pemberian
BAB gizi tinggi serat
-tidak teraba masa -kolaborasi pemberian
-tidak kembung laksatif
-perkusi abdomen
tdak pekak
-

D. Impementasi

Implementasi adalah tahap ke empat dalam proses keperawatan yg merupakan serangkaian


kegiatan /tindakan yg dilakukan olehperawat secara langsung pada klien. Tindakan keperawatan
dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi keperawatan yg telah di
tetapkan/dibuat.

E.Evaluasi

Evaluasi atau tahap penilaian adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yg telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersambung dengan
melibatkan klien,keluarga dan tenaga kesehatannya. Tujuan evaluasi ini adalah untuk melihat
kemampuan klien mencapai tujuan yg di inginkan dengan kriteria hasil pada perencanaan.

1. S :Data subjektif
Perkembangan keadaan yg didasarkan pada apa yg di rasakan,dikeluhkan dan dikemukakan
klien.
2. O :Data objektif
Perkembangan yg diamati dan di ukur oleh perawat atau tim kesehatan lain.
3. A : Analisis
Penilaian dari kedua jenis data ( baik subjektif maupun objektif) apakah berkembang kea rah
kebaikan atau kemunduran
4. P:Perencanaan
Rencana penanganan klien yg didasarkan pada hasil analisis diatas yg berisi melanjutkan
perencanaan sebelumnya apabila keadaan atau masalah belum teratasi.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.” M” DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI
RUANG WISNUMURTI/PJT RSUP
Dr.SARDJONO

Hari/Tanggal : Rabu, 15 April 2021


Jam : 15.20 WIB
Tempat : Ruangan Wisnumurti/PJT
Oleh : Desi Purnamasari dan Sartika
Sumber Data : Rekam medis dan Keluarga pasien
Metode : Studi dokumen, Wawancara, Obesitas

1. Pengkajian
A. Identitas
a.Pasien
1.Nama Pasien : Tn.M
2.Tempat Tanggal Lahir : 22 September 1946
3.Umur : 75 Thn
4.Jenis Kelamin : Laki Laki
5.Agama : Islam
6.Pendidikan : SD
7.Pekerjaan : Tidak Bekerja
8.Suku/Bangsa : Madura
9.Alamat : Gapura
10.Diagnosa Medis : Jantung Koroner
11.No. RM : 0308200
12.Tanggal masuk RS : 15 April 2021
13. Status Perkawainan : Kawin
14. Tanggal Pengkajian : 17 April 2021
15. Sumber Imformasi : Keluarga Pasien

B. Penanggung Jawab
Nama : Anak Tn.
Tempat Tanggal Lahir : SEmenet, 20 Juni 1981
Umur : 40 Thn
Agama : Islam
Alamat : Gapura
Pekerjaan : Guru SD
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan Dengan Pasien : Anak Kandung Pasien
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama saat pengkajian
Pasien mengeluh nyeri dada kiri menjalar ke leher,saat merubah posisi,skala
3, nyeri timbul saat pasien merubah posisi,dengan lama nyeri kurang lebih 2-
5 menit.pasien mengeluh lemas
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh merasakan nyeri kurang lebih 1 jam sebelum MRS. Pasien
langsung di bawa ke ruang wisnumurti/pjt rsup dr,sardjono,saat tiba diruang
wisnumurti langsung diberikan penanganan : therapy oksigen masker 8 Ipm,
RJP 1X5 siklus,mengecek GDS Stick,melakukan EKG,diberikan terapy infuse
Nadl 0,9% 20 tpm,melakukan pengambilan darah untuk dilakukan
pengecekan darah lengkap,kimia darah dan troponin.
Pasien mendapatkan terhapy oral aspilet 32 mg, clopidogrel 50
mg,dilakukan pemasangan drain cateter no. 16 pro urin, di observasi di
wisnumurti selama kurang 2 jam dan dipindahkan ke ICCU untuk perawatan
intensif.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu tidak
terkontrol.pasien juga mengatakan ia adalah perokok dengan menghabiskan
10 batang rokok/hari sejak masih mudah.
4. Riwayat penyakit keluarga
5.Pengkajian primer

a. Airways (jalan nafas)


Sumbatan : tidak ada sumbatan pada jalan nafas
()benda asing ()bronscospasme
()darah ()sputum ()lendir
()lain-lain sebutkan:-
b. Breathing (pernafasan)
Sesak dengan : pasien tidak mengeluh sesak nafas
()aktivitas ()tanpa aktifitas
()menggunakan otot tambahan
Frekuensi : 20x/menit
Irama : () teratur ()tidak teratur
Kedalaman : () dalam () dangkal
Reflek batuk : ()ada ()tidak ada
Batuk : tidak ada batuk
()produktif ()non produktif
Sputum : () ada ()tidak
Warna : -
Konsistensi : -
Bunyi nafas : vesikuler
()ronchi ()creakles ()BGA;-
c. Circulation
1. Sirkulasi perifer
Nadi : 78x/menit
Irama : ()teratur ()tidak
Denyut : () lemah ()kuat ()tidak kuat
Td :120/70mmHg
Ekstremitas :
()hangat ()dingin
Warna kulit :
()cyanosis ()pucat ()kemerahan
Nyeri dada : ()ada () tidak
Karakteristik nyeri dada :
()menetap ()menyebar keleher
()seperti ditusuk-tusuk
()seperti ditimpah benda berat
Capillary refil : normal
() ≤3 detik ()≥3 detik
() baik () sedang ()jelek
2. Mukosa mulut
()lembab ()kering
3. Kebutuhan nutrisi :
Oral :air putih± 1500 cc/24 jam
Parenteral : terpasang infuse nacl 0,9%500cc/24 jam
4. Eliminasi :
BAK :5-7 cc
()kuning jernih ()kuning kental ()merah ()putih
Rasa sakit saat BAK :
()Ya ()tidak
Keluhan sakit pinggang :
()ya ()
BAB : X/Hari ;pasien mengatakan belum BAB sejak 15/04/21 sampai
dengan 16/04/21
Diare : ()ya ()tidak ()berdarah ()berlendir ()cair
Bising usus ; 10x/menit
Periksa abdomen :
Keluhan :pasien mengatakan merasa kembung
() I :Abdomen tampak simetris
() A :bising usus 10x/menit
() pal :saat dipalpasi terasa massa dikuadran kanan bawah
() per :saat diperkusi abdomen pekak
5. Intoksikasi
()makanan
()gigitan binatang
()alcohol
()zat kimia
()obat-obatan
()lain-lain : tidak ada intoksikasi
d. Disability
Tingkat kesadaran :
()CM ()Apatis ()somnolent ()soporocoma (coma)
Pupil : ()isokor ()miosis ()anisokor ()midriasi ()pin poin
Reaksi terhadap cahaya : pupil bereaksi terhadap cahaya
Kanan ()positif () negative
Kiri ()positif ()negative
GCS : E : 4 M;6 V;5
Jumlah : 15
5. Pengkajian sekunder
a. Musculoskeletal / neurosensoril
(-)spasme otot
(-)vulnus
(-)fraktur
(-)dislokasi
( )kekuatan otot : normal
b. Integumen
( )vulnus : -
( )luka bakar : -
c. Psikologis
-ketegangan meningkat
-fokus pada diri sendiri
-kurang pengetahuan

Terapi/pengobatan

Nama dosi Rute Waktu Indikasi


terapi s pemberia pemberian
n
Ranitidine 25 IV 18.00 Menurunkan kadar
mg As.lambung
Arixtra 2,5 SC Abd. 06.00 Mengencerkan
mg darah (antikoagula)
Aspilet 80 Oral 06.00 Membantu
mg mencegah serangan
jantung, stroke dan
sebagai antiplatelet
Clopidogre 75 Oral 22.00 Mencegah
l mg pembekuan darah
pada orang yg
pernah
mengalami:seranga
n jantung,
stroke,operasi pada
jantung, penderita
SKA, operasi pada
pembuluh darah
Captopril 12,5 Oral 14.00;22.00;06,0 Menangani
mg 0 hipertensi dan gagal
jantung; mencegah
komplikasi setelah
serangan jantung;
mencegah penyakit
ginjal akibat DM
tipe 1
Alprazola 0,5 Oral 22.00 Mengatasi
m mg kecemasan,seranga
n panic
Laxadin 3 sdt Oral 14.00;22.00;06.0 Obat
syr. 0 pencahar/laksatif

Pemeriksaan penunjang

Tanggal Jenis Nilai normal hasil


pemeriksaan pemeriksaan
15/04/21 Darah 4.0-10.0 10 13.71 10 3/ul
rutin :leukosit 3/ul
15/04/21 Eletrolit : 132-147 144 ol/L
Natrium mmol/L 3.7mmol/L
Calcium 3.5-4.5 2.4 mmol/L
Chloride mmol/L 104 mmol/L
2.2-2.55
mmol/L
96-111
mmol/L
16/04/21 Serologi : <0.60 ug/L 17.34 ug/L
Troponin I
16/04/21 EKG - Lead II,III,aVf
Elevasi pada segmen
ST
17/04/21 EKG - Lead II,III, aVf elevasi
pada segmen ST
18/04/21 EKG - Lead II,III, aVf elevasi
pada segmen ST

ANALISA DATA

Nama : Tn.M
Ruangan : Wisnumurti / PJT

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Agen cedera biologis (iskemik Nyeri akut
Pasien mengeluh nyeri di miokard)
dada kiri menjalar ke leher,
nyeri skala 3, nyeri terasa
saat merubah posisi,dengan
lama nyeri ± 2-5 menit
DO :
-Wajah pasien tampak
meringis jika merubah posisi
-tampak memegani dada
saat merubah posisi
-perubahan EKG;lead
II,III.aVf elevasi
-serologi :troponin I 17.34
ug/L

DS : Ketidakseimbangan suplai dan Intoleransi aktivitas


Pasien mengeluh lemas kebutuhan oksigen
DO :
-Pasien tampak lemah
-Semua ADL. (toileting
personal hygiene ) dibantu
oleh perawat dn keluarga
-perubahan EKG: Lead II,III,
aVf elevasi
-serologi : troponin I 17.34
ug/L
-vital sigh : TD ,120/70
mmHg; N 78 x/m; RR 18 x/m;
S 36,5 derajat C
DS : Gangguan fungsional Konstipasi
Pasien mengatakan belum (perubahan lingkungan saat
BAB sejak tanggal 15 april ini)
2021-17 april 2021
DO :
-Perut pasien kembng
-teraba massa di kuadran
kanan bawah
-perkusi abdomen pekak

2. Dignose Keperawatan Berdasarkan Prioritas


a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemik miokard).
(kode :00132 NANDA NIC NOC)
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen (Kode :00092 NANDA NIC NOC)
c. Konstipasi berhubungan dengan gangguan fungsional (perubahan lingkungan
saat ini). (Kode : 00011 NANDA NIC NOC)

Hari Diagnosa Tujuan Perencanaan


/tgl keperawatan
/jam
15 april Nyeriakut NOC : Tingkat nyeri Manajemen nyeri (kode 1400)
2021 berhubungan (2102) 1. Kaji nyeri dengan
dengan agen Setelah dilakukan komprehensif,catat karakteristik
cedera biologis. tindakan keperawatan nyeri,lokasi,intensitas lama dan
(Kode : 00132 selama 3x24 jam maka penyebarannya
NANDA NIC NOC pasien bebas dari nyeri 2. Observasi adanya petunjuk
dengan Kriteria hasil : nonverbal dan ketidaknyamanan
-pasien melaporkan 3. Anjurkan pasien untuk
nyeri berkurang melaporkan nyeri segera
(210201) 4.Lakukan manajemen nyeri
-ekspresi wajah rileks keperawatan yang meliputi,atur
(210106 posisi,istirahat pasien
-nadi 60-100 x/m 5. Berikan oksigen tambahan
(210120) dengan nasal kanul atau masker
-tekanan darah 120/80 sesuai dengan indikasi
mmHg (210212) 6.Ajarkan teknik relaksasi nafas
-tidak gelisah (210222) dalam
7. Lakukan manajemen sesuai
kebutuhan
8. Kolaborasi pemberian terapi
farmakologis anti angina dan
analgetik
9. Anjurkan pasien untuk
melakukan tindakan pengurangan
nyeri apabila merasa nyeri
15 April Intoleransi NOC : Toleransi Perawatan jantung (kode 4040)
2021 aktivitas terhadap aktivitas aktivitas-aktivitas :
berhubungan (0005) 1.Pastikan tingkat aktivitas pasien
dengan Setelah dilakukan yang tidak membahayakan curah
ketikseimbangan tindakan keperawatan jantung atau memprovokasi
suplay dan selama 3x24, pasien serangan jantung
kebutuhan mampu melakukan 2.Dorong peningkatan aktivitas
oksigen. (kode : aktivitas secara mandiri bertahap ketika kondisi sudah
00092 NANDA dengan kriteria hasil : distabilkan (misalnya,dorong
NIC NOC). - Bernafas aktivitas yang lebih ringan atau
spontan saat waktu yang lebih singkat dengan
beraktivitas waktu istarahat yang sering dalam
(000508) melakukan aktivitas)
- Temukan hasil 3. Instruksikan pasien tentang
ekage normal pentingnya untuk segera
(000506) melaporkan bila merasa nyeri
- Kemudahan dada; evaluasi episode nyeri dada
dalam (intensitas,lokasi,radiasi,durasi,dan
melakukan faktor yang memicu serta
aktivitas hidup meringankan nyeri dada)
harian 4. Monitor EKG, lakukan
(0005180) perunahan segmen ST,
- Frekuensi RR sebagaimana mestinya
berkisar antara 5. Lakukan konfrehensif pada
12-20x/m sirkulasi perifer (misalnya,cek nadi
setelah perifer,edema,pengisian ulang
beraktivitas kapiler,waran ektremitas dan suhu
(000502) ekstremitas) secara rutin sesuai
kebijakan agen
6. Monitor tanda tanda vital
secara rutin
7. Monitor nilai laboratorium yang
tepat (enzim jantung dan nilai
elektrolit)
8. Kolaborasi pemberian obat anti
aritmia
15 April Konstipasi NOC Eliminasi usus Manajemen konstipasi
2021 berhubungan Setelah dilakukan Aktivitas-aktivitas :
dengan gangguan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda dan gejela
fungsional 3x24 jam, pasien konstipasi
(perubahan mampu mengeluarkan 2. Dukung peningkatan
lingkungan saat feses dengan kriteria asupan cairan dan buah
ini). (Kode : 00011 hasil : buahan jika tidak ada
NANDA NIC NOC) - Kemudahan kontraindikasi
dalam BAB 3. Kolaborasi dengan ahli gizi
- TIdak teraba untuk pemberian diit
massa pada tinggi serat
kuadran kanan 4. Kolaborasi pemberian
bawah laksatif
- TIdak kembung
- Perkusi
abdomen tidak
pekat

3. Impementasi & Evaluasi keperawatan


Nama : Tn.M
Ruangan : Wisnumurti/PJT

Hari/Tgl/Jam Diagnosa implementasi evaluasi


keperawatan
15 April 2021 Nyeri akut 1. Melakukan S:
berhubungan dengan pengkajian nyeri Tn. M mengatakan
agen cedera biologis secara nyeri sudah
(iskemik miokard) konfrehensif berkurang
- P : saat merubah O:
posisi ; Q : - Wajah Tn. M
menjalar keleher ; tanpak rileks
S : skala 3 ; T : ±2-5 - Vital sign
menit. dalam batas
2. Mengobservasi normal (TD
tanda tanda 110/70
nonverbal nyeri mmHg; N
seperti wajah 80x/m; RR
tanpak meringis, 19x/m)
memegangi area A : Masalah teratasi
yang nyeri sebagian
- Wajah pasien P:
tanpak meringis - Intervensi no
saat merubah 2,3,4 dan 9
posisi ; tanpak - Saran dokter
memegangi dada. pananggung
3. Mengajarkan pasien
teknik relaksasi sebaiknya
nafas dalam dipindahkan
- Pasien paham dan keruangan
dapat melakukan biasa
kembali teknik
ralaksasi nafas
dalam.
4. Menganjurkan
pasien untuk
melaporkan segera
jika merasa nyeri
5. Membatasi
pengunjung dan
komunikasi
- Pasien tanpak
beristrahat
15 April 2021 Intoleransi aktivitas 1. Mengukur vital S:
berhubungan dengan sign pasien Pasien mengatakan
ketidakseimbangan - TD 120/70 mmHg ; masih merasa lemas
antara suplai dan RR 18x/m; N O:
kebutuhan oksigen 78x/m; S 36,5 Pasien tanpak
derajat celcius beristirahat dengan
2. Melakukan posisi tidur terlentang
penilaian pada A:
sirkulasi perifer Masalah belum
- CRT < 3 detik, teratasi
palpasi teraba P:
hangat ; tidak - Saran dokter
oedema ; warna pasien
kulit tidak pucat sebaiknya
3. Menganjurkan dipindahkan
pasien untuk keruangan
melakukan biasa
aktivitas secara
bertahap sesuai
kondisi
- Pasien paham dan
menikuti anjuran
yang diberikan
4. Menganjurkan
pasien meminum
obat
- Pasien mengikuti
jadwal minum
obat yang telah
ditetapkan
5. Monitor
pemeriksaan EKG
- Hasil perekaman
EKG ditemukan
elevasi segmen ST
pada lead II,III,aVf
15 April 2021 Konstipasi 1. Mengobservasi S:
berhubugan dengan tanda tanda dan Pasien mengatakan
gangguan fungsional gejala dari masih belum BAB
(perubahan konstipasi sejak 15 april 2021-17
lingkungan saat ini) - Inspeksi : april 2021; dan
abdomen simetris, merasakan kembung
palpasi teraba O:
massa dikuadran Perkusi abdomen
kanan bawah, pekak, palpasi
perkusi abdomen abdomen teraba
pekat,auskultasi masa di kuadran
10x/m kanan bawah
2. Menganjurkan A:
pasien untuk Masalah belum
minum air outih teratasi
yang cukup P:
±1500cc/hari -Lanjutkan intervensi
- Pasien paham dan -saran dokter
mengikuti anjuran penanggung jawab
3. Menganjurkan pasien,pasien boleh
pasien untuk pindah ke ruangan
makan pisang biasa
- Keluarga mengikuti
anjuran yang
diinstruksikan
4. Kolaborasi dengan
tim gizi untuk
pemberian
makanan tinggi
serat
- Ahli gizi sudah
melakukan asuhan
gizi kepada pasien
dengan
memberikan
pasien jenis diit
lunak jantung dan
tinggi serat
5. Melayani
pemberian obat
oral laxadis syrup
- Pasien minum obat
laxadine syrup 1
sendok teh

4. Catatan Perkembangan pasie


Nama : Tn.M
Ruangan : Wisnumurti/PJT

Hari/Tgl/Shift Diadnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


(SOAP)
17 april 2021 Nyeri akut 09 :00 1.Melakukan S:
Pagi-sore berhubungan dengan pengkajian nyeri Tn.M
agen cidera biologis secara mengatakan
(iskemik miokard) komprehensif nyeri sudah
- P : saat merubah berkurang
posisi ; Q :menjalar
keleher; R:nyeri O:
didada kiri; S: skala -wajah Tn. M
3; T:±2-5 menit tampak rileks
09:00 2.Mengobservasi -vital sign
tanda-tanda dalam batas
nonverbal nyeri normal (TD
seperti wajah 110/70 mmHg;
tampak meringis, N 80 x/m; RR
memegangi area 19 x/m)
yg nyeri
-wajah pasien A:
12:45 tampak meringis Masalah
saat merubah teratasi
posisi;tampak sebagian
memegangi dada
3.mengajarkan P:
mengajarkan -Lanjutkan
teknik relaksasi intervensi no
napas dalam 2,3,4,dan 9
-pasien paham dan -saran doktr
13:00 dapat melakukan penanggung
kembali teknik jawab pasien
relaksasi napas boleh di
13:50 dalam pindahkan
4.menganjurkan keruangan
pasien untuk biasa
melaporkan segera
jika merasa nyeri
5.membatasi
pengunjung dan
komunikasi
-pasien tampak
beristrahat
17 April 2021 Intoleransi aktivitas 09:00 1.Mengukur vital S:
Pagi-sore berhubungan dengan sign pasien Pasien
ketidakseimbangan -TD 120/70 mmHg; mengatakan
antara suplai dan RR 18 x/m; N 78 masih merasa
kebutuhan oksigen x/m; S 36 derajar lemas
09:10 celcius
2.melakukan O:
penelitian pada Pasien tampak
sirkulasi perifer beristirahat
-CRT < 3 detik, dengan posisi
palpasi teraba tidur terlentang
hangat; tidak
12:45 oedema; warna A:
kulit tidak pucat Masalah belum
3.menganjurkan terarasi
pasien untuk
melakukan P:
13:00 aktivitas secara Lanjutkan
bertahap sesuai intervensi
kondisi -saran dokter
-pasien paham dan penanggung
mengikuti anjuran jawab pasien
yang diberikan boleh di
4.menganjurkan pindahkan
pasien untuk keruangan
minum obat biasa
-pasien mengikuti
jadwa minum obat
yang telah
ditetapkan
5.monitor
pemeriksaan EKG
-hasil pemeriksaan
EKG di temukan
elevasi segmen ST
pada lead II,III,aVf
17 April 2021 Konstipasi berhubungan 09:00 1.mengobservasi S:
Pagi-sore dengan gangguan tanda dan gejala Mengatakan
fungsional (perubahan dari konstipasi masih belum
lingkungan saat ini) -inspeksi : BAB sejak 15
09:10 abdomen simetris, april 2021-17
palpasi teraba april 2021; dan
massa di kuadran merasa
kanan bawah, kembung
perkusi abdomen
pekak,auskultasi
12:45 10 x/m O:
2.menganjurkan Perkusi
pasien untuk abdomen
minum air putih yg pekak, palpasi
cukup ± 1500 abdomen
cc/hari teraba di
13:00 -pasien paham dan kuadran kanan
mengikuti anjuran bawah
3.menganjurkan
pasien untuk
makan pisang A:
-keluarga megikuti Masalah belum
anjuran yg teratasi
diinstruksikan
4.kolaborasi
13:50 dengan tim gizi P:
sudah melakukan -Lanjutkan
usaha gizi kepada intervensi
pasien dengan -saran dokter
memberikan penanggung
pasien jenis diit jawab
lunak jantung dan pasien,pasien
tinggi serat boleh di
5.melayani pindahkan ke
pemberian obat ruangan biasa
oral laxadis syrup
-pasien minum
obat laxadine
syrup 1 sendok teh

Catatan perkembangan
Nama : Tn. M
Ruangan :Wisnumurti/PJT

Hari/Tgl/Sift Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


18 April 2021 Nyeri akut 11:00 1.Melakukan S:
Pagi-sore berhubungan dengan pengkajian nyeri Tn. M
agen cedera biologis secara komprehensif mengatakan
(iskemik miokard) -P; Q; R; S; T sudah tidak
11:10 2.mengobservasi merasakan
tanda-tanda nyeri
nonverbal nyeri
seperti wajah
tampak O:
11:45 meringis,memegangi -wajah Tn. M
area yg nyeri tampak rileks
-pasien tampak -vital sign
rileks dalam batas
3.menganjurkan normal (TD
pasien untuk 110/70 mmHg;
melakukan teknik N 80 x/m; RR
napas dalam 19 x/m)
-pasien paham dan Skala nyeri
dapat melakukan berkurang dari
13:00 kembali teknik 3 ke 1
relaksasi napas
dalam apabila
merasakan nyeri A:
4.menganjurkan Masalah
13:50 pasien untuk teratasi
melaporkan segera
jika merasa nyeri
5.membatasi P:
pengunjung dan Intervensi di
komunikasi hentikan
-pasien tampak
beristirahat
18 April 2021 Intoleransi aktivitas 11:00 1.mengukur vital S:
berhubungan dengan sign pasien Pasien
ketidakseimbangan -TD 120/80 mmHg; mengatakan
antara suplai dan RR 18 x/m; N 70 masih merasa
kebutuhan oksigen x/m lemas
11:10 2.melakukan
penilaian pada
sirkulasi perifer O:
-CTR < 3 detik, Pasien tampak
palpasi teraba beristirat
hangat; tidak dengan posisi
oedema warna kulit tidur miring
tidak pucat kanan
3.menganjurkan
11:45 pasien untuk
melakukan aktivitas A:
secara bertahap Masalah
sesuai kondisi teratasi
-pasien mengikuti sebagian
anjuran yg di
berikan
4.menganjurkan P:
pasien untuk Lanjutkan
mengikuti aturan intervensi
13:00 pengobatan sesuai
instruksi
-pasien mengikuti
jadwal minum obat
13:50 yg telah di tetapkan
5.monitor
pemeriksaan EKG
-hasil perekaman
EKG terdapat elevasi
segmen ST di lead
II,III,aVf namun
sudah turun
18 April 2021 Konstipasi 11:00 1.mengobservasi S:
Pagi-sore berhubungan dengan tanda dan gejala Pasien
gangguan fungsional dari konstipasi mengatakan
(perubahan lingkungan -inspeksi : andomen sudah bisa BAB
saat ini) simetris, palpasi dan masih
11:10 teraba massa di merasa
kuadran kanan kembung
bawah,perkusi namun sudah
abdomen pekak , berkurang
auskultasi 10 x/m
2.menganjurkan
pasien untuk minum O:
air putih yg cukup ± Perkusi
1500 cc/hari abdomen
11:45 -pasien paham dan pekak, palpasi
mengikuti anjuran abdomen
3.menganjurkan teraba massa
pasien ntuk makan di kuadran
pisang kanan bawah
-keluarga pasien
mengikuti anjuran
yg diinstruksikan A:
13:00 4.kolaborasi dengan Masalah belum
tim gizi untuk teratasi
pemberian makanan
tinggi serat
-ahli gizi sudah P:
13:50 melakukan asuhan -Lanjutkan
gizi kepada pasien intervensi
dengan memberikan 1,2,3,4,5,
pasien jenis diit
lunak janrung dan
tinggi serat
5.melayani
pemberian obat oral
laxadis syrup
-pasien minum obat
laxadine syrup 1
sendok the

Catatan perkembangan
Nama Tn. M
Ruangan Wisnumurti/PJT

Hari/Tgl/Sift Diagnosa keperawatan Jam Implementas i Evaluasi


19 April 2021 Nyeri akut 09: 1.Melakukan S:
Pagi-sore berhubungan agen pengkajian nyeri Tn. M
cedera biologis secara komprehensif mengatan tidak
(iskemik miokard) -P; Q; R; S; T merasakan
09:10 2.mengobservasi nyeri
tanda-tanda
nonverbal nyeri
seperti wajah O:
tampak -Wajah Tn. M
meringis,memegangi tampak rileks
12:45 area yg nyeri -vital sign
-pasien tampak dalam batas
rileks normal (TD
3.menganjurkan 12/70 mmHg;
pasien untuk N 80 x/m; RR
13:00 melaporkan segera 19 x/m
jika merasa nyeri A:
4.membatasi Masalah
13:50 pengunjung dan teratasi
komunikasi
-pasien tampak
beristrirahat P:
Intervensi di
hentikan
19 April 2021 Intoleransi aktivitas 09:00 1.mengukur vital S:
Pagi-sore berhubungan dangan sign pasien Pasien
ketidakseimbangan -TD 120/70 mmHg; mengatakan
antara suplai dan RR 18 x/m; N 18 sudah tidak
kebutuhan oksigen 09:10 x/m; S 36 derajat merasa nyeri
celcius lagi
2.melakukan
penilaian pada
sirkulasi perifer O:
-CRT < 3 detik Pasien tampak
12:45 palpasi teraba duduk di
hangat; tidak tempat tidur
oedema; warna pasien dan
kulit tidak pucat mampu makan
13:00 3.menganjurkan sendiri
pasien ntuk
melakukan aktivitas
secara bertahap A:
13:50 sesuai kondisi Masalah
-pasien mengikuti teratasi
anjuran yg diberikan sebagian
4.menganjurkan
pasien unuk
mengikuti aturan P:
pengobatan sesuai Lanjutkan
instruksi intervensi
-pasien mengikuti
jadwal mnum obat
yg telah di tetapkan
5.monitor
pemeriksaan EKG
19 April 2021 Konstipasi 09:00 1.mengobservasi S:
berhubungan dengan tanda dan gejala Pasien
gangguan fungsional dari konstipasi mengatakan
(perubahan lingkngan 09:10 -inspeksi:abdomen masih belum
saat ini) simetris dan tidak BAB sejak 15
teraba massa di april 2021-19
kuadran kanan april 2021
bawah
12:45 2.menganjurkan
pasien untuk minum O:
air putih yg cukup ± Perkusi
1500 cc/hari abdomen
-pasien paham dan pekak, palpasi
mengikuti anjuran abdomen
13:00 3.menganjurkan teraba massa di
keluarga untuk extra kuadran kanan
buah seperti papaya bawah
dan pisang
-keluarga mengikuti
anjuran yg di A:
instruksikan Masalah belum
13:50 4.kolaborasi dengan teratasi
tim gizi untuk
pembarian makanan
tinggi serat P:
-ahli gizi sudah Lanjutkan
melakukan asuhan intervensi
gizi kepada pasien 1,2,3,4,5.
dengan memberikan
pasien jenis diit
lunak jantung dan
tinggi serat
5.melayani
pemberian obat oral
laxadis syrup
-pasien minum obat
laxadine syrup 1
sendok teh

DAFTAR PUSTAKA

NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.


Jakarta: EGC
Price, S., & Wislon, L.2016. PatofisologisKonsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
Syaifidduin. 2016 Anatomi Fisiologis untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC
Moorhead, S., Johnson, M., Maas M., Swanson, E. 2013.Nursing Outcomes Classification
(NOC). 5TH Edition. Singapore; Elsevier. Terjemahan oleh Nurjannah, I., Tumanggor,R.D.
2016
Nursing Outcomes classification (NOC). Edisi kelima. CV . Mocomedia.

Anda mungkin juga menyukai