Anda di halaman 1dari 3

Planning Process

Sebagai suatu proses yang kontinu, proses perencanaan mempunyai karakteristik utama:
bersifat siklis; kesatuan dalam ragam kegiatan/tahapannya; serta tiap tahapan tidak selalu
dilakukan secara sekuensial. Hal ini perlu dipahami karena akan mempunyai berbagai implikasi
penting yang berkaitan dengan rencana sebagai produknya, sifat kontinuitasnya, serta peranan
perencana yang terlibat di dalamnya.

Dalam kepustakaan tentang perencanaan wilayah dan kota serta perencanaan


pembangunan secara umum, terdapat banyak model yang mengungkapkan bagaimana proses
perencanaan dilakukan, dengan mengungkapkan bagaimana proses perencanaan dilakukan
dengan menjabarkannya menurut tahapan-tahapan yang lebih rinci dan spesifik. Salah satunya
adalah model proses perencanaan oleh Larz.

Gambar. Proses Perencanaan menurut Larz (Pontoh dan Kustiawan, 2009)


Tahapan rinci proses perencanaan secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data, merupakan suatu proses yang penting, karena dalam perencanaan
pengambilan keputusan yang tidak dapat dilakukan tanpa didukung oleh informasi yang
memadai.
2. Perumusan Tujuan dan Sasaran. Tujuan dan sasaran dalam pengertian umum
merupakan ekspresi prioritas yang ingin dicapai dari kegiatan perencanaan yang dilakukan, yang
formulasinya dilakukan pada tahap awal dari siklus perencanaan. Kegiatan perumusan tujuan
diarahkan untuk menghasilkan suatu pernyataan yang bersifat kualitatif berkenaan dengan
pencapaian yang diinginkan dari hasil perencanaan/kebijaksanaan dan/atau keputusan, yang
dapat menjadi pedoman nyata dalam menentukan tindakan yang sesuai untuk mencapainya.
Kegiatan perumusan sasaran dalam perencanaan wilayah dan kota dihaarpkan akan
menghasilkan suatu pernyataan spesifik yang menyangkut pencapaian tujuan yang bersifat
terukur dan mempunyai kerangka waktu dalam pencapaiannya.
3. Pendefinisian Persoalan, merupakan titik mula dari siklus dalam proses perencanaan.
Berdasarkan pendefinisian persoalan secara benarlah kemudian tujuan dan sasaran dapat
dirumuskan. Persoalan adalah suatu kebutuhan yang dipilih untuk dipenuhi atau kesenjangan
yang akan ditiadakan. Dalam perumusan persoalan setidaknya ada empat hal yang perlu
diperhatikan, yaitu: latar belakang, identifikasi, pembatasan dan perumusan persoalan.
4. Analisis Data, merupakan pendekatan, metode prosedur atau teknik yang dilakukan
untuk menelusuri kondisi historis dan kondisi sekarang dari wilayah perencanaan. Kegiatan
analisis mencakup analisis data dasar, analisis prakiraan, dan analisis penyusunan
skenario. Analisis data dasar, bertujuan untuk mendeskripsikan dan menilai keadaan atau kondisi
masa lalu dan masa sekarang sehingga persoalan yang ditemukan didukung oleh data informasi
yang relevan. Analisis prakiraan, dimaksudkan pada tujuan prediktif (memperkirakan perubahan
yang akan terjadi) dengan menggunakan data time-series (minimal 5 tahun). Analisis
penyusunan skenario di masa datang, untum menilai alternatif yang dapat dilakukan atau
prediksi terhadap hasil yang mungkin terjadi di masa depan.
5. Identifikasi dan Evaluasi Alternatif. Manakala terdapat serangkaian tindakan yang
mungkin dapat diidentifikasi, tugas perencana selanjutnya adalah membandingkan secara rinci
kekurangan dan kelebihan antar alternatif sehingga dapat memberikan informasi kepada
pengambil keputusan untuk memilih alternatif terbaik. Identifikasi alternatif, pada tahap ini
dikemukakan berbagai alternatif rencana, kebijakan atau pemecahan persoalan yang mungkin
beserta variasi dan kombinasi antara alternatif utamanya. Evaluasi alternatif, proses menganalisis
sejumlah alternatif dengan maksud untuk menunjukkan keuntungan dan kerugian secara
komparatif serta meletakkannya dalam suatu kerangka yang logis. Dalam tahapan evaluasi ini
perlu dilakukan penentuan kriteria evaluasi. Kriteria pada dasarnya adalah pernyataan spesifik,
aturan atau standar tentang dimensi-dimensi sasaran yang akan dipergunakan untuk mengambil
keputusan. Kriteria ini misalnya saja menyangkut biaya dan manfaat, efektifitas, efisiensi,
pemerataan, kemudahan administratif, dan legalitas atau akseptabilitas secara politis
6. Implementasi atau tahapan pelaksanaan, merupakan suatu proses penerjemahan atau
perwujudan tujuan dan sasaran kebijaksanaan dalam bentuk program, atau proyek spesifik
7. Pemantauan dan Evaluasi, merupakan dua tahap terakhir dari proses perencanaan
sebelum memulai siklus proses perencanaan yang baru. Pemantauan pada dasarnya mengacu
pada aktivitas untuk mengukur pencapaian dalam suatu rencana. Pemantauan memberikan
masukan bagi sistem pelaporan internal, yang dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi,
mengantisipasi persoalan atau mendiagnosanya secara lebih dini sehingga tindakan koreksi jika
diperlukan dapat dilakukan. Evaluasi adalah penilaian terhadap kinerja pelaksanaan rencana
yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu (pada akhir atau pada tahap tertentu di dari
pelaksanaan rencana). Evaluasi dimaksudkan untuk belajar dari pengalaman masa lalu, sehingga
hal-hal yang direncanakan untuk masa depan adalah sesuatu yang lebih baik. Seteleah dilakukan
evaluasi kembali lagi ke tahapan pertama untuk menyelesaikan masalah yang ditemui dalam
perencanaan dan sebitu seterusnya.
Jadi proses perencanaan menurut Larz itu mempunyai 7 tahapan yang membentuk suatu siklus
yang terus  terjadi dan berkesinambungan.

Sumber : Pontoh, Nia. K, dan Kustiawan, Iwan. 2009. Pengantar Perencanaan Perkotaan.


Bandung : Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai