1. LATAR BELAKANG
Proses perlindungan lahan pertanian pangan saat ini sedang berjalan setelah
dikeluarkannya UU No. 41 tahun 2009. Proses pelaksanaan perlindungan
diawali dengan identifikasi keadaan aktual lahan pangan, dan di Jawa dominan
diarahkan untuk penyelamatan lahan sawah. Kementrian Pertanian
menyediakan peta sawah untuk seluruh lokasi sawah yang hasil interpretasi
citra satelit resolusi tinggi dan diberikan ke pemerintah kabupaten/ kota untuk
diverifikasi dan dijadikan bahan untuk perlindungan sawah. Dalam peraturan
perundangan dijelaskan faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
menyelamatkan lahan sawah adalah aspek fisik, infrastruktur, sosial dan
ekonomi. Seluruh data pewakil berbagai faktor tersebut digabungkan untuk
mendelineasi lahan potensial dan cadangan lahan pangan untuk selanjutnya
diintegrasikan dalam rencana pola pemanfaatan ruang.Tulisan ini menyajikan
pengalaman menentukan lahan pertanian pangan sawah yang akan dilindungi
di Kabupaten Sukabumi, yang mempunyai karakteristik sosial-ekonomi dan fisik
yang berbeda. Penentuan proksi operasional faktor tersebut menghadapi
kendala terkait keberadaan data, karakter lahan sawah dan status penguasaan
ruang. Penggunaan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi
Geografi (SIG) potensial mengatasi kendala teknis identifikasi lokasi lahan
pertanian potensial. Usulan diberikan untuk melindungi lahan sawah secara
operasional sehingga lahan sawah dapat diselamatkan seperti diamanahkan
perundangan.
Didasari hal tersebut di atas, maka pada tahap awal, pada tahun anggaran
2014 sampai tahun 2017 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
Sukabumi telah melakukan kegiatan Pemetaan Lahan Sawah yang Ditetapkan
sebagai LP2B. Setelah melakukan pendataan LP2B pada tahun 2014-2017,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi telah mendata kurang
lebih 40.000 Ha sawah yang bersedia dijadikan sebagai LP2B. Maka pada tahun
ini 2018 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi melanjutkan
kegiatan yang sebelumnya dengan cakupan wilayah se Kabupaten, dengan
harapan dapat meningkatkan surplus beras di Kabupaten Sukabumi.
Diharapkan berdasarkan hasil pemetaan lahan sawah di seluruh Kecamatan
Kabupaten Sukabumi selanjutnya data lahan pertanian pangan (sawah dan
non-sawah) serta kesesuaian penetapan lahan pangan pertanian berkelanjutan
(hasil inventarisasi) dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten untuk
dilindungi dan dikembangkan secara konsisten.
3. SASARAN
5. SUMBER PENDANAAN
6. LINGKUP PEKERJAAN.
A. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini data primer yang diperoleh pada tahap survey diinventarisir
dan dicolecting dalam bentuk tabulasi data yang akan dijadikan sebagai data
base. Kemudian setelah tabulasi data dilakukan dilanjutkan ploting data base
tersebut kedalam petagaris digital. Ploting data base kedalam peta garis
digital dilakukan untuk menggabungkan data atribut dan data spasial yang
nantinya akan dijadikan sistem informasinya.
C. Penyajian Data
Penyajian data dari hasil Pemetaan Lahan Sawah Yang Ditetapkan Sebagai
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lp2b) ini disajikan dalam bentuk
laporan dan dalam bentuk system informasi yang telah dibuat pada tahun
sebelumnya berupa Data spasial yang memuat informasi data atribut(
Numerik ) dan spasial ( peta digital) .
B. Ahli Pertanian
Sarjana Teknik Pertanian yang berpendidikan setara Strata 1 (S1) dibidang
pertanian dengan pengalamam minimal 3 tahun dalam bidang pemetaan
digital serta mengetahui dengan baik kiteria lahan pertanian pangan
berkelanjutan sesuai dengan kaidah. Jumlah ahli pertanian sebanyak 1
(satu) orang
C. Ahli SIG
Sarjana Ahli Informatika yang berpendidikan setara Strata 1 (S1) dibidang
system informasi dengan pengalamam minimal 3 tahun dalam bidang
pembuatan system informasi serta mengetahui dengan baik proses
pembangunan database dengan dan berpengalaman di bidang pemetaan
digital serta dapat mengaplikasikan metoda perencanaan yang berkembang
saat ini. Jumlah ahli geodesi sebanyak 1 (satu) orang.
Agar tujuan ini berhasil maka penyedia jasa konsultansi harus menyerahkan
beberapa laporan yaitu :
Laporan yang harus disusun oleh konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini adalah :
a. Laporan Pendahuluan sejumlah 5 (Lima) eksemplar yang diserahkan paling lambat 2
(dua) minggu setelah keluarnya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja);
b. Laporan Antara (sejumlah 10 (sepuluh) eksemplar yang diserahkan paling lambat 2
bulan setelah keluarnya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
c. Laporan Akhir (Final Report) sejumlah 10 (sepuluh) eksemplar yang diserahkan paling
lambat empat bulan setelah keluarnya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja);
d. Laporan Digital dalam bentuk CD sejumlah 5 (lima) keping
JADWAL KEGIATAN
Waktu : 120 (seratus dua puluh ) Hari Kalender
Bulan Total
No Posisi Tenaga Ahli
I II III IV MM
I. Tenaga Ahli
1 Team Leader/Ahli Pemetaan 4
2 Ahli Pertanian 3
3 Ahli SIG 3
II. Tenaga Pendukung
1 Asisten Ahli Pemetaan 4
2 Operator Komputer 4
3 Tenaga Administrasi 4
4 Tenaga Topografi Lokal 2
5 Surveyor 2
6 Drafter 3
9. Keluaran (Output)
ttd