RAYA
Oleh :
Risno Nainggolan
4204191217
Dian Andriani
4204191215
Dosen Pengampu :
Hendra Saputra, M.Sc
Puji dan syukur Khadirat Tuhan yang maha esa telah memberikan rahmat kepada kita
sekalian. Khususnya kepada penulis, sehingga Laporan Perancangan Jalan Raya dapat
diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik moril maupun materil, sehingga
penulis dapat menyelesaikan semua kekurangan dalam penyusunan Laporan Perancangan
Jalan Raya ini sedikit demi sedikit, antara lain:
1. Bapak Hendra Saputra, M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah atas bimbingan dan
tugas yang diberikan.
Penulis menyadari begitu banyak kekurangan yang terdapat pada karya tulis ini, Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala petunjuk, kritik, dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya
bagi para pembaca semua sehingga dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Penulis
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
ii
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................6
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran.............................................................................................6
1.3 Tahap Perancangan Geometrik Jalan................................................................................7
1.4 Teori Pendukung...............................................................................................................7
1.4.1 Bagian-Bagian Jalan..................................................................................................7
1.4.2 Fungsi Hierarki dan Kelas Jalan................................................................................8
1.4.3 Parameter Desain Geometrik Jalan..........................................................................10
1.4.4 Komponen-Komponen Geometrik Jalan.................................................................12
1.4.5 Pekerjaan Galian dan Timbunan..............................................................................12
BAB 2 DATA PERENCANAAN...............................................................................................13
2.1 Lokasi Perencanaa...........................................................................................................13
2.2 Peta Dasar (topografi).....................................................................................................13
BAB 3 ANALISIS DAN DESAIN.............................................................................................14
3.1 Penetapan Titik Awal dan Akhir beserta koordinat jalan................................................14
3.2 Analisis Parameter Perencanaan Geometrik Jalan...........................................................14
3.2.1 Klasifikasi Medan Tanah Asli Berdasarkan Kondisi Kemiringannya......................14
3.2.2 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kelasnya..................................................................17
3.2.3 Penetapan Jari-Jari Minimum..................................................................................18
3.2.4 Penetapan Lebar Jalur Lalu Lintas dan Bahu Jalan..................................................18
3.2.5 Penetapan Panjang Kritis dan Panjang Landai Maksimum......................................20
3.2.6 Penentuan Kecepatan Rencana................................................................................20
3.2.7 Penentuan Jarak Pandang........................................................................................21
3.3 Perencanaan Alinemen Horizontal..................................................................................23
3.3.1 Perencanaan Alternatif Lintasan/Trase Jalan...........................................................23
3.3.2 Penentuan Titik koordinat (dari peta kontur)...........................................................24
3.3.3 Perhitungan Jarak Antara Titik dan Sudut Pertemuan Tikungan.............................24
3.3.4 Sketsa Tikungan......................................................................................................27
3.3.5 Stationing................................................................................................................27
iv
3.3.6 Pemeriksaan Pelebaran Perkerasan..........................................................................28
3.3.7 Diagram Superelevasi (e)........................................................................................29
3.4 Perencanaan Alinemen Vertikal......................................................................................30
3.4.1 Profil Tanah Asli.....................................................................................................30
3.4.2 Perhitungan Alinyemen Vertikal.............................................................................30
3.4.3 Kelandaian Pada Alinemen Vertikal........................................................................32
3.4.4 Penentuan Trase Alinemen Vertikal dan Gambar....................................................33
BAB 4 PERHITUNGAN GALIAN DAN TIMBUNAN.............................................................35
4.1 Perhitungan Volume Galian............................................................................................35
v
Tugas Besar Perancangan Jalan (Geometrik Jalan)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pembuatan trase jalan berdasarkan peta topografi atau kontur untuk mennetukan
klasifikasi medan
2. Perencanaan geometrik jalan meliputi alinemen horizontal dan vertikal yang mengacu
pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) dan SNI Geometrik Jalan Antar Kota,
1997
3. Penentuan galian dan timbunan meliputi pekerjaan tanah, volume galian dan timbunan.
4. Perancangan tebal perkerasan di hitung menggunakan konstruksi perkerasan Lentur
(Rigid ), direncanakan sesuai dengan Petunjuk Perancangan Tebal Perkerasan metode
Bina Marga.
Berikut pada gambar damaja, damija, dan dawasja dilingkungan jalan antar kota.
,
menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST)
dalam
saatuan ton
2. Klasifikasi menurut kelas jalan dan ketentuannya serta kaitannya dengan
klasifikasi menurut fungsi jalan dapat dilihat dalam table
b. Kecepatan Rencana
Kecepatan rencana (Vr) adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan
geometrik jalan, yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak dengan aman dan nyaman
dalam kondisi cuaca cerah, lalu lintas lengang dan pengaruh samping jalan tidak berarti.
Untuk perencanaan jalan antar kota, nilai Vr ditetapkan dengan berdasar pada klasifikasi
(fungsi) dan medan jalan, sebagaimana disajikan pada table
Badan jalan
Bahu jalan
Batas median
Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA)
Ruang milik jalan (RUMIJA)
Ruang pengawasan jalan (RUSWIJA)
Jalur lalu lintas
BAB 2
DATA PERENCANAAN
BAB 3
ANALISIS DAN DESAIN
,
Tugas Besar Perancangan Jalan (Geometrik Jalan)
(2) Bahu
(3) Trotoar
(4) Pulau jalan; dan
(5) Separator
Jalur lalu lintas dapat terdiri atas beberapa lajur.
Jalur lalu lintas dapat terdiri atas beberapa
(1) 1 jalur-2 lajur-2 arah (2/2 TB)
(2) I jalur-2 lajur-l arah (2/1 TB)
(3) 2 jalur-4 1ajur-2 arah (4/2 B)
(4) 2 jalur-n lajur-2 arah (n12 B), di mana n = jumlah lajur
Keterangan: TB = tidak terbagi
B = terbagi
Lebar Jalur
(1) Lebar jalur sangat ditentukan oleh jumlah dan lebar lajur peruntukannya.
(2) Lebar jalur minimum adalah 4.5 meter, memungkinkan 2 kendaraan kecil saling
berpapasan. Papasan dua kendaraan besar yang terjadi sewaktu-waktu dapat menggunakan
bahu jalan.
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka lajur jalan,
memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan bermotor sesuai
kendaraan rencana.
Lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kendaraan rencana, yang dalam hal ini
dinyatakan dengan fungsi dan kelas jalan
Jumlah lajur ditetapkan dengan mengacu kepada MKJI berdasarkan tingkat kinerja
LAPORAN TUGAS BESAR| 19
Tugas Besar Perancangan Jalan (Geometrik Jalan)
yang direncanakan, di mana untuk suatu ruas jalan dinyatakan oleh nilai rasio antara
volume terhadap kapasitas yang nilainya tidak lebih dari 0.80.
Untuk kelancaran drainase permukaan, lajur lalu lintas pads alinemen lurus memerlukan
kemiringan melintang normal
(1) 2-3% untuk perkerasan aspal dan perkerasan beton;
(2) 4-5% untuk perkerasan kerikil
aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lengang, dan pengaruh
samping jalan yang tidak berarti.
Untuk kondisi medan yang sulit, VR suatu segmen jalan dapat diturunkan dengan syarat
bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 km/jam.
di mana :
VR = kecepatan rencana (km/jam)
T = waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
g = percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2
f = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,35-0,55.
dimana :
d 1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m),
d 2 = jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke lajur
semula (m),
d 3 = jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang datang dari
Selanjutnya menentukan tikungan, tikungan 1 dan 2 mengunakan tikungan SCS karena SS dan FC tidak cocok
Penunjuk tempat atau lokasi dari bagian jalan yang didesain atau
dilaksanakan.
Penunjuk panjang jalan yang sedang didesain atau dilaksanakan.
Informasi tentang panjang Tikungan jalan secara keseluruhan.
Penomoran stationing Jalan pada ruas Jalan yang lurus :
Sta jalan ditulis menggunakan angka a + b00 yang berarti a Km dan b00 m dari
awal proyek, sebagai contoh :
Sta 0+000, berarti 0 Km dan 0 m dari awal proyek.
Sta 10+250, berarti 10 Km dan 250 m dari awal proyek.
Penomoran pada Tikungan jalan :
Penomoran panjang jalan pada Tikungan Jalan adalah memberikan nomor pada
interval-interval tertentu dari awal dimulainya tikungan. Penomoran pada
tikungan jalan yaitu:
Stationing titik CT pada tikungan jenis lingkaran sederhana.
Stationing titik TS,
Stationing titik SC
Stationing titik CS
Stationing titik ST
b,c,d,e pada tikungan jenis Spiral Circle Spiral dan Spiral Spiral.
`Bila diketahui titik A awal rencana dibagian tangent pertama dan titik B akhir
rencana di bagian tangent kedua, C adalah titik pertemuan tangent horizontal
(atau PH). Panjang A k C adalah d1 dan panjang C ke B adalah d2. Perhitungan
penomoran pada tikungan jalan untuk setiap titik penting adalah sebagai
berikut :
LAPORAN TUGAS BESAR| 27
Tugas Besar Perancangan Jalan (Geometrik Jalan)
Kesulitan pengemudi untuk menempatkan kendaraan tetap pada lajurnya. Penambahan lebar
(ruang) lajur yang dipakai saat kendaraan melakukan gerakan
melingkar. Dalam segala hal pelebaran di tikungan harus memenuhi gerak
perputaran kendaraan rencana sedemikian sehingga proyeksi kendaraan tetap pada
lajumya.
Pelebaran di tikungan ditentukan oleh radius belok kendaraan rencana
Pelebaran yang lebih kecil dari 0.6 meter dapat diabaikan.
Pelebaran pada lengkung horizontal harus dilakukan perlahan-lahan dari awal lengkung ke
bentu lengkung penuh dan sebaliknya agar memberikan bentuk lintasan yang baik bagi kendaraan
yang hendak bermanuver memasuki lengkung atau meninggalkannya. Pada lengkung lingkaran
sederhana tanpa lengkung peralihan, pelebaran perkerasan dapat dilakukan di sepanjang lengkung
peralihan fiktif, yaitu bersamaan dengan tempat perubahan kemiringan melintang. Pada lengkung
dengan lengkung peralihan tambahan lebar perkerasan dilakukan seluruhnya di sepanjang lengkung
peralihan tersebut.
,
3.4.3 Kelandaian Pada Alinemen Vertikal
Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan bergerak terus tanpa
kehilangan kecepatan yang berarti. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang
bermuatan penuh yang mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh
kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah.
BAB 4
PERHITUNGAN GALIAN DAN TIMBUNAN
LAMPIRAN
Daftar Pustaka
Tata cara perencanaan geometric jalan antar kota (Departemen pekerjaan umum direktorat
jendral bina marga) September 1997