Anda di halaman 1dari 41

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Rencana Jangka Panjang USU 2015 – 2039.......................................... 1
1.2 Rencana Strategis USU.......................................................................... 3
BAB II PROGRAM PRIORITAS REKTOR USU 2021-2026 ........................... 6
BAB III WORLD CLASS UNIVERSITY ............................................................... 8
3.1 Kriteria Internasionalisasi .................................................................... 8
3.2 Pencapaian USU .................................................................................... 10
BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA ......................................................... 13
BAB V KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH USU ........................................... 15
BAB VI PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM ....................................... 21
6.1 Artikel Jurnal dan Prosiding terindeks database Scopus dan Web of
Science ................................................................................................... 21
6.2 Jurnal Internasional dengan Quartile Scimagojr ................................... 22
6.3 Menentukan Q (Quartile) Suatu Artikel Jurnal Terindeks Scopus ........ 22
6.4 Menentukan Nilai Impact Factor .......................................................... 23
6.5 Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ........................................................... 24
6.6 Editor in Chief/Editor/Advisory Board/Associate Editor/Academic
Editor di Jurnal Terindeks Scopus atau Web of Science (WoS) ............ 24
6.7 Reviewer Jurnal Internasional Terindeks Scopus/WoS dengan kategori
Q1 ......................................................................................................... 24
6.8 Produk Inovasi ....................................................................................... 25
6.9 Kriteria Buku ......................................................................................... 25
6.10 Ketentuan Syarat Tambahan ................................................................ 26
6.11 Hal Ketidakwajaran atau dugaan Misconduct .................................... 27
6.12 Batasan Kewajaran .............................................................................. 27
6.13 Tahun Terbitan Insentif ....................................................................... 27
6.14 Proses Pengajuan Insentif .................................................................... 27
6.15 Perkiraan Jumlah Insentif .................................................................... 30
BAB VII PENUTUP ............................................................................................... 31
Lampiran Tabel SBM (Standar Biaya Masukan)................................................. 32
Tabel 1a. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Artikel Jurnal dan
Prosiding Terbit Tahun 2022 ................................................................. 32
Tabel 1b. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Artikel Jurnal dan
Prosiding Terbit Tahun 2020 dan Tahun 2021 ....................................... 33
Tabel 2. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Paten/Paten Sederhana/
HKI ......................................................................................................... 35
Tabel 3. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Inovasi, Sertifikat
Penghargaan, Reviewer dan Editor ......................................................... 36
Tabel 4. SBM (Standar Biaya Masukan) Produk Inovasi ............................ 36
Tabel 5. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Buku .............................. 37

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indikator Utama Renstra USU 2020 – 2024 .............................................. 5


Tabel 2 Peringkat dan Nilai Indikator Pada QS-AUR ............................................. 11
Tabel 3 Peringkat dan Nilai Indikator pada QS-WUR ............................................ 12
Tabel 4 Besaran Insentif Selama Periode 2017 – 2021 ........................................... 17
Tabel 5 Pembagian Insentif Berdasarkan IF ............................................................ 20
Tabel 6 Perkiraan Insentif Tahun 2022 .................................................................... 29

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tahapan Pengembangan Lima Tahunan Menuju Visi USU .................. 4


Gambar 2 Program Prioritas Rektor USU 2021 – 2026 .......................................... 6
Gambar 3 Ekspektasi Kinerja Rektor USU 2021 – 2026 ........................................ 7
Gambar 4 Indikator WCU dan Bobotnya ................................................................ 9
Gambar 5 Pembagian Pemeringkatan Dunia........................................................... 11
Gambar 6 Jumlah Publikasi dan Sitasi USU Selama Periode 2016 – 2021 ............ 15
Gambar 7 Produktivitas Publikasi per Tahun USU dan Beberapa PTN-BH .......... 16
Gambar 8 Nilai Total Insentif USU Selama Periode 2017 -2021 ........................... 18
Gambar 9 Sebaran IF Jurnal Tahun 2021 ................................................................ 19
Gambar 10 Dasar Pembagian IF Jurnal ................................................................... 19
Gambar 11 Contoh Artikel Terindeks Scopus dengan Afiliasi USU ...................... 21
Gambar 12 Web of Science Thomson Reuters ......................................................... 22
Gambar 13 Contoh Nilai Quartile Menurut Scimagorj........................................... 23
Gambar 14 Contoh Editorial Board ........................................................................ 24
Gambar 15 Alur Pengajuan Insentif ........................................................................ 28

iii
BAB I - PENDAHULUAN

1.1 Rencana Jangka Panjang USU 2015 – 2039


Universitas Sumatera Utara (USU) ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan
Hukum (PTN-BH) berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi pasal 97 huruf c tanggal 10 Agustus 2012. Kemudian, Pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2014 tanggal 28 Februari 2014 tentang Statuta USU.
Kedua perangkat hukum ini memberikan keluwesan kepada USU untuk menghadapi tantangan
yang hiper-kompetitif, yang perlu dipahami dan diatasi dengan cara pandang yang visioner dan
didukung dengan kemampuan merumuskan langkah-langkah yang strategis. Visi USU
dirumuskan pada statuta yang ditetapkan, yaitu “Menjadi perguruan tinggi yang memiliki
keunggulan akademik sebagai barometer kemajuan ilmu pengetahuan yang mampu
bersaing dalam tataran dunia global”. Berdasarkan visi ini, diharapkan pada saatnya nanti
USU akan berkembang menjadi sebuah perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik
sehingga menjadi rujukan atau barometer kemajuan ilmu pengetahuan serta mampu bersaing
di tingkat global.
Sebagai panduan untuk mewujudkan visi ini, USU telah menyusun dokumen
perencanaan jangka panjang selama 25 tahun yang disebut dengan Rencana Jangka Panjang
(RJP) USU 2015 – 2039. Rencana Jangka Panjang USU disahkan oleh Majelis Wali Amanat
(MWA) USU pada rapat MWA tanggal 11 Agustus 2014. Berdasarkan masukan yang diberikan
oleh seluruh pemangku kepentingan yang ada di USU mulai dari civitas akademika, Pemerintah
Daerah, alumni, industri, dan para pemangku kepentingan lainya serta menimbang letak
geografis dan sejarah pembangungan di kawasan Sumatera, maka Keunggulan Akademik
yang diamanatkan oleh visi USU di dalam Statuta tersebut telah dijabarkan menjadi
TALENTA. Terminologi ini merupakan penjabaran dari 7 (tujuh) bidang keunggulan yang
merupakan competitive advantage yang dimiliki oleh USU karena posisinya dan juga
sejarahnya. Penjabaran dari keunggulan akademik TALENTA adalah sebagai berikut:

1. Tropical Science and Medicine


Sebagai daerah yang berada di kawasan tropis dengan keragaman yang luar biasa,
Sumatera Utara memiliki konsekuensi terhadap keberadaan penyakit infeksi dan
noninfeksi tropis. Penyakit ini merupakan penyakit endemik yang hanya ada di daerah
tropis dengan sebaran yang unik. Demikian juga, pencegah dan obatnya dapat berasal
dari daerah yang sama. Sebagai universitas tertua dengan fakultas tertua, yaitu Fakultas
Kedokteran, dengan kajian penyakit tropis yang mumpuni, mestinya bidang tropical
science and medicine menjadi salah satu bidang kajian yang dapat diunggulkan. Bidang
ini dapat melibatkan ilmu-ilmu kesehatan, farmasi, MIPA, bahkan ilmu budaya dan
sosial politik.
2. Agroindustry
Sumatera Utara sejak lama dikenal sebagai daerah pertanian yang subur. Geografi dan
topografi yang berbeda menghasilkan produk pertanian yang beragam. Dari dataran
tinggi dihasilkan banyak tanaman sayuran, bunga, buah, dan beberapa hasil perkebunan
seperti teh dan kopi. Di tempat yang lebih rendah dihasilkan berbagai macam hasil
perkebunan seperti tebu, kelapa sawit, karet, kakao, dan tanaman makanan pokok

1
seperti padi, ubi kayu, jagung, dan lain-lain. Dengan sedikit pengecualian, varietas
tanaman ini kebanyakan merupakan produk pengembangan dari luar Sumatera Utara.
Hasil produk pertanian cenderung dimanfaatkan sebagai bahan mentah. Pertambahan
nilai dari bahan mentah belum menjadi prioritas pengembangan sebagai hasil dari
produk hilir. USU perlu membangun bidang agroindustri di tempatnya sendiri. Di
samping pendekatan pertanian secara umum juga diperlukan pendekatan ekonomi,
budaya, keteknikan, MIPA, sosial politik, dan hukum dalam pengembangan
agroindutri.
3. Local Wisdom
Dengan keragaman suku yang luar biasa, Sumatera Utara harus merasa sangat
beruntung bisa menjadi contoh interaksi dan toleransi yang sangat baik. Tiap-tiap suku
membawa local wisdom yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga dan memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa. Local wisdom dapat saja diserap dalam kehidupan
demokrasi modern sehingga tidak kehilangan jatidiri. Peran ilmu sosial politik, hukum,
psikologi, bahkan ekonomi akan membuat telaah local wisdom menjadi menarik.
4. Energy (Sustainable)
Masalah energi dan ketersediaannya merupakan masalah yang sedang dihadapi dunia
sekarang dan masa yang akan datang. Perubahan konsumsi bahan bakar fosil harus
dilakukan akibat krisis bahan bakar unrenewable ini. Sumatera Utara dengan geografi
dan topografi yang beragam, dan sumber daya alam hayati dan nonhayati yang
melimpah adalah tempat yang sangat tepat untuk mengembangkan energi alternatif.
Pengembangan dan pemanfaatan sumber energi terbarukan secara berkelanjutan
merupakan hasil kerja sama ilmu keteknikan, ilmu pertanian, MIPA, sosial politik,
budaya, hukum, dan ekonomi.
5. Natural Resources (Biodiversity, Forest, Marine, Mine, Tourism)
Sumber daya alam yang berlimpah mencakup keanekaragaman hayati, hutan, laut,
tambang, dan bentang alam dengan keunikan yang dimiliki Sumatera Utara. Sumber
sandang pangan dan papan, serta obat-obatan baru dapat berasal dari keanekaragaman
hayati di hutan dan di laut. Bahan tambang yang terkandung di bumi Sumatera Utara
belum dieksplorasi secara optimal sehingga potensi bahan tambang dan turunannya
belum dimanfaatkan dengan baik oleh rakyat. Nanoteknologi dan advanced material
dapat dikembangkan dari sumber daya alam yang beragam ini. Bentang alam yang
indah memiliki potensi untuk dikelola sebagai tujuan wisata. Bidang keilmuan seperti
pertanian, MIPA, keteknikan, ilmu budaya, sosial, hukum, dan ekonomi dapat
memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam mengembangkan kemanfaatan dan
keberlanjutan sumber daya alam ini.
6. Technology (Appropriate)
Teknologi tepat guna merupakan teknologi praktis yang dapat langsung digunakan oleh
masyarakat. Teknologi ini dapat berupa program, alat, dan jasa. Pengembangan
teknologi ini memerlukan kerja sama yang baik antara perancang dan pengguna. Oleh
karenanya, penting dilibatkan pendekatan sosial budaya dalam penerapannya. Bidang
keilmuan seperti keteknikan, TIK, MIPA, hukum, dan ekonomi merupakan cabang
ilmu yang sangat berperan dalam pengembangan teknologi ini.
7. Arts (Ethnic)

2
Sumatera Utara dengan keberagaman etnis menyumbang keragaman seni dan budaya.
Banyak hal yang bersifat seni etnis dapat mewarnai kehidupan. Seni yang ada, termasuk
seni etnis, belum dikaji secara optimal. Telaah seni perlu melibatkan disiplin ilmu,
antara lain, antropologi, sosiologi, ilmu budaya, keteknikan, TIK, dan MIPA.

Dalam mewujudkan visi untuk mengembangkan keunggulan akademik TALENTA


sehingga pada akhirnya nanti menjadi barometer kemajuan ilmu pengetahuan dan sekaligus
mampu bersaing dalam tataran global diperlukan sebuah tuntunan bersikap yang disebut
dengan Tata nilai utama. Tata nilai utama ini dikenal juga dengan istilah values yang
merupakan tuntunan bersikap bagi seluruh sivitas akademika USU. Berdasarkan karakteristik
masyarakatnya tata nilai utama yang disepakati bagi USU disingkat dengan BINTANG yang
merupakan penjabaran dari:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam Bingkai Kebhinekaan
Insan USU taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa bermohon kepada-Nya untuk
segala upaya meraih keberhasilan, disertai semangat kebersamaan dan toleransi
antarpemeluk agama yang berbeda-beda.
2. Inovatif yang Berintegritas
Insan USU menyadari bahwa untuk menjadi universitas ternama, bereputasi, dan
memperoleh pengakuan internasional diperlukan inovasi di berbagai bidang dengan
tetap berpedoman pada kaidah etika keilmuan dan profesionalisme.
3. Tangguh dan Arif
Insan USU pantang menyerah dan tidak mudah putus asa dalam memeperjuangkan
citacita dengan tetap bersikap arif.

Tata nilai utama BINTANG ini harus terinternalisasi ke segenap sivitas akademika USU
dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi. RJP USU 2015 – 2039 telah dijadikan roadmap
dalam penyelenggaraan USU untuk menuju visinya.

1.2 Rencana Strategis USU


Proses mewujudkan visi USU dibagi atas 5 (lima) tahapan pengembangan. Setiap
tahapan pengembangan direncanakan selama 5 (lima) tahun yang dirumuskan dalam sebuah
Rencana Strategis (RENSTRA). Keberhasilan setiap tahapan Renstra dinyatakan dengan desain
ideal pengembangan USU. Tahapan menuju visi USU atas pencapaian setiap lima tahunan
ditampilkan pada Gambar 1. Pada saat ini USU telah menyelesaikan Tahap I rencana
pengembangan lima tahunan yang dirumuskan pada Renstra USU 2015-2019.
Pada tahap pertama ini capaian yang ditargetkan adalah agar USU menjadi universitas
nasional terkemuka dan merintis pengakuan internasional. Parameter terukur yang dijadikan
indikator universitas terkemuka nasional adalah akreditasi tertinggi dan masuk pada Kluster I
pemeringkatan nasional. Sementara merintis pengakuan internasional adalah mulai
meningkatkan reputasi akademik dan membentuk pusat-pusat unggulan di bidang TALENTA.
Dokumen perencanaan ini terbukti efektif dimana selama 5 (lima) tahun terakhir USU
mendapatkan beberapa capaian dalam memenuhi target-target tersebut. Pada sisi akreditasi,
USU berhasil menaikkan status akreditasi institusinya dari sebelumnya akreditasi B menjadi
akreditasi A pada tahun 2018. Kemudian, sejak diperkenalkan pemeringkatan atau klustering

3
perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2015, USU baru menempati posisi rangking 38
nasional atau berada di Kluster II. Setelah itu USU terus berbenah menaikkan peringkatnya
hingga akhirnya masuk di Kluster I.

Gambar 1. Tahapan Pengembangan Lima Tahunan Menuju Visi USU

Pada saat ini USU baru saja memasuki periode kedua dari pengembangan jangka
panjangnya yaitu Renstra USU 2020 – 2024. Desain ideal yang diharapkan pada periode ini
adalah USU menjadi universitas berstandar internasional berciri keunggulan lokal. Pada desain
ideal tahap II ini ada dua terminologi yang harus didefenisikan. Pertama adalah ukuran dari
standar internasional dan kedua ciri keunggulan lokal. Berdasarkan perkembangan yang ada
serta tuntutan dari Kemendikbud, indikator terukur dari standar internasional adalah masuk
dalam Top 500 Q–S–Word University Rank. Kemudian terminologi berciri keunggulan lokal
yang dimaksud pada rumusan tersebut adalah keunggulan akademik TALENTA. Kedua hal
inilah yang menjadi penjabaran target pada desain ideal USU periode 2020 – 2024.
Keberhasilan pencapaian USU pada Renstra tahap kedua ini dinyatakan dengan 96 buah
indikator. Beberapa indikator utama yang dijadikan ukuran keberhasilan ditampilkan pada
Tabel 1. Pada tabel dapat dilihat bahwa ukuran internasionalisasi di USU dinyatakan dengan
masuknya USU pada peringkat Top 500 QS WUR. Sinkron dengan target ini, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia juga telah menetapkan target bahwa pada
tahun 2024 harus ada 6 Perguruan Tinggi dari Indonesia yang masuk dalam jajaran Top 500
QS-WUR. Untuk mencapai target ini Kemendikbud sedang melakukan pembinaan terhadap 13
PT yang akan dipersiapkan untuk masuk ke dalam Top 500 WCU dan USU adalah salah
satunya. Fakta ini menunjukkan adanya keselarasan antara target Kemendikbud dengan target
Renstra USU 2020-2024.

Tabel 1. Indikator Utama Renstra USU 2020-2024

4
Base
Sumber
Indikator - 2021 2022 2023 2024
Data
line
1. Peringkat USU dalam QS QS
N/A 750 650 550 500
University Rangkings Rankings
2. Peringkat di QS QS
University Rangkings by Rankings N/A - - 500 <500
Subject
3. Persentase Program Studi BAN-PT/
43 60 65 70 75
Terakreditasi Unggul (A) LAM-PT
4. Persentase Program Studi
Terakreditasi sia.usu.ac.id 2 15 20 25 30
Internasional
5. Jumlah Publikasi Scopus,
1.300 1.500 1.600 1.700 1.800
Internasional WoS
6. Jumlah Sitasi SINTA 20.500 35.000 40.000 45.000 50.000

Hal mendasar yang menjadi penentu utama sebuah perguruan tinggi masuk dalam
jajaran WCU adalah kualitas luaran penelitiannya. Penelitian yang baik harus memberikan
kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan juga terhadap pembangunan
masyarakat. Indikator sebuah WCU didominasi oleh reputasi sebuah perguruan tinggi. Reputasi
ini diperoleh dari kontribusi luaran penelitian yang memiliki impact atau pengaruh secara
global. Indikator Renstra yang berhubungan dengan luaran penelitian berupa artikel ilmiah
bereputasi serta jumlah sitasi juga ditampian pada tabel di atas. Indikator sitasi dapat digunakan
untuk menunjukkan kualitas sebuah luaran penelitian.
Dokumen perencanaan diatas menunjukkan bahwa USU sebagai sebuah PT yang
sedang berkembang menuju sebuah WCU harus memiliki luaran penelitian berjenis jurnal
internasional yang memiliki kualitas yang sangat baik. Atas dasar itu, maka dipandang perlu
memberikan insentif kepada peneliti USU yang memberikan kontribusi terhadap
perkembangan USU pada setiap tahapan Renstra tersebut. Tujuan dari pemberian insentif ini
adalah agar terjadi percepatan kuantitas dan juga kualitas dari luaran penelitian yang dihasilkan
oleh dosen USU. Pada akhirnya nanti hal ini akan memberikan kontribusi yang sangat
signifikan bagi perkembangan USU dan juga reputasi USU di dunia internasional.

5
BAB II - PROGRAM PRIORITAS REKTOR USU 2021 – 2026

Pada tahun 2021 USU telah sukses melaksanakan pergantian pucuk pimpinan dengan
dilantiknya Rektor Dr. Muryanto Amin S.Sos., M.Si. Sejalan dengan Renstra USU Tahap II
dan untuk memberikan percepatan, Rektor USU telah menggulirkan 6 (enam) Program
Prioritas seperti yang ditampilkan pada Gambar 2. Program prioritas pertama adalah
melakukan reorganisasi dan penguatan struktur dan tatakelola agar adaftif untuk merespon
perubahan yang cepat. Indikator capaiannya adalah tersedianya dokumen KPI (Key
performance index) pada seluruh jabatan struktural dan fungsional organisasi di USU. Program
Prioritas kedua adalah adaptasi tugas tridharma, dimana pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat dilaksanakan secara integratif. Hal yang perlu dilakukan untuk ini adalah
menyesuaikan peraturan akademik dan peraturan non akademik yang mendukung kegiatan
Merdeka Belajar, Menambah inovasi ke tahapan produk hilisasi seperti PATEN dan HAKI,
Meningkatkan prestasi mahasiswa melalui produk inovasi, Memperbanyak dosen dari praktisi
sebagai role model dan Penguatan Human Capital yaitu meningkatnya karir/pendapatan dosen
dan tenaga kependidikan.

Gambar 2. Program Prioritas Rektor USU 2021 – 2026

Program prioritas ketiga adalah Penataan Infrastruktur. Pada program ini termasuk
melakukan revitalisasi aset universitas untuk mendukung proses pembelajaran, melakukan
standarisasi infrastruktur untuk memenuhi penilaian akreditasi internasional dan membangun
interkoneksi di wilayah kampus. Agar hal ini dapat berjalan secara optimal maka harus
dilakukan pemetaan dan sharing resources salah satunya dengan cara membangun co-working
space untuk mengurangi dominasi penggunaan aset universitas. Program digitalisasi kampus
menjadi program prioritas yang keempat. Hal-hal yang dilakukan adalah mengintegrasikan

6
teknologi dan informasi dalam bentuk digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan mutu
kampus. Pusat Teknologi informasi akan dijadikan sentra big data analytic universitas serta
menguatkan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) USU secara profesional dengan menerapkan
elearning, e-finance, dan lainnya secara optimal. Program prioritas kelima adalah Enterprise
Kampus untuk memperkuat branding USU di lingkup nasional maupun internasional.
Kegiatannya antara lain memaksimalkan produk inovasi dosen dan mahasiswa yang dapat
memasuki segmen pasar. Melakukan pengembangan Sociopreneur, inkubasi bisnis, dan
teaching industry serta memperkuat unit usaha yang ada melalui penilaian kontrak kinerja dan
memaksimalkan relasi kelembagaan. Program prioritas keenam adalah Kerjasama dimana hal
ini akan difokuskan pada membangun community services agar dapat memberikan solusi
terbaik terhadap masalah yang dialami oleh masyarakat terutama yang ada disekita kampus
USU dan melakukan kolaborasi untuk mengoptimalkan dana CSR, Filantropi, dan Institusi
Global (Global Exposure).
Program kerja prioritas ini sinkron dengan rencana pengambangan yang telah
dirumuskan oleh Kemendikbud dan juga Renstra USU 2020-2024. Hal ini diharapkan akan
memberikan akselerasi dalam pemenuhan target dari kedua dokumen perencanaan tersebut.
Program kerja prioritas ini akan diukur dengan ekspektasi kinerja yang dicanangkan oleh
Rektor pada tahun 2025 seperti yang ditampilkan pada Gambar 3. Salah satu indikator yang
sudah ditetapkan adalah USU harus masuk pada jajaran Top 500 WCU. Versi rangking yang
disebutkan adalah versi QS WUR.

Gambar 3. Ekspektasi Kinerja Rektor USU 2021-2026

7
BAB III - WORLD CLASS UNIVERSITY

Internasionalisasi yang telah dirumuskan pada Rensta USU, Rentras Kemdikbudrstek


dan Program Kerja Rektor harus didefenisikan dengan baik. Hal ini diperlukan agar target yang
dijadikan ukuran lebih jelas dan dipahami seluruh pemangku kepentingan. Pada bagian ini
ukuran keberhasilan internasionalisasi akan dijabarkan.

3.1. Kriteria Internasionalisasi


Berdasarkan pengalaman dan latar belakang beberapa negara yang disebut di atas dalam
melakukan internasionalisasi pendidikan tingginya, dapat dikatakan ada dua motivasi untuk
melakukan internasionalisasi pendidikan tingginya. Pertama sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas SDM agar dapat bersaing di tingkat global dan kedua memberi
sumbangan kepada devisa negara dengan menarik pelajar asing untuk masuk dan belajar di
negara tersebut. Menyadari hal ini maka banyak negara melakukan peningkatan kualitas
pendidikan tingginya dengan proses internasionalisasi. Parameter terukur dari sebuah proses
internasionalisasi adalah rangking universitas yang diakui di banyak negara di dunia. Pada saat
ini ada beberapa metodologi pemeringkatan yang dikenal cukup baik dan sering dijadikan
acuan. Pertama adalah Academic Ranking of World University (ARWU) yang menetapkan 500
universitas terbaik dunia dengan menggunakan 4 parameter. Parameter pertama adalah kualitas
pendidikan (memilki bobot 10%) yang dinyatakan dengan jumlah alumni universitas tersebut
yang mendapatkan hadiah Nobel dan field medals. Kedua adalah kualitas dosen (bobotnya
40%) setengahnya dinyatakan dengan jumlah staf yang mendapat hadiah Nobel dan field
medals dan setengahnya lagi dinyatakan dengan jumlah staf yang mendapat sitasi tertinggi pada
21 kategori terbaik. Ketiga adalah luaran riset (bobotnya 40%) dinyatakan dengan jumlah
publikasi pada Nature dan Science, dan Jurnal yang diindeks pada Science Citation
Indexexpanded dan Social Science Citation Index. Parameter keempat adalah Performance per
Capita (bobotnya 10%). Biasanya dalam ARWU yang menjadi universitas terbaik adalah
Harvard.
Pemeringkatan berikutnya yang juga diakui sangat baik adalah Times Higher Education
(THE) World University Rankings yang digagas oleh UK Times Higher Education. Kriteria
yang digunakan adalah pengajaran (bobotnya 30%), Riset: bobot, income dan reputasi
(bobotnya 30%), Sitasi (bobotnya 30%), Inovasi (bobotnya 2,5%), dan Dosen dan Tenaga
Kependidikan internasional (bobotnya 7,5%). Pemeringkatan berikutnya yang cukup dikenal
adalah Quacquarelli Symonds (QS) World University Rank (WUR), biasa disingkat dengan QS-
WUR. Pemeringkatan QSWUR menggunakan enam kriteria yaitu Reputasi Akademik (40%),
Reputasi Lulusan (10%), Jumlah sitasi rata-rata (20%), Rasio Dosen dan mahasiswa (20%),
Rasio pelajar internasional (5%), dan Rasio Dosen dan Tenaga Kependidikan internasional
(5%). Kemudian, pemeringkatan berikutnya adalah Webometric (Ranking Web of Universities)
metode ini melakukan evaluasi terhadap kehadiran web dan aktivitas dari sebuah universitas.
Berdasarkan dokumen perencanaan yang telah dijelaskan pada Renstra Kemendikbud,
Renstra USU dan Program Prioritas Rektor, pencapaian internasionalisasi yang digunakan
adalah QS World University University Rank (QS-WUR). Indikator yang digunakan untuk
mengukur nilai rangking sebuah perguruan tinggi pada QS-WUR ada enam, yaitu Academic
Reputation, Employer Reputation, Faculty Student Ratio, Citation per Faculty, International

8
Faculty dan International Student. Distribusi bobot penilaian masing-masing indikator
QSWUR ini ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Indikator WCU dan Bobotnya

Masing masing indikator dijelaskan sebagai berikut. Pertama adalah Academic


Reputation yang memiliki bobot terbesar yaitu 40%. Indikator ini dinilai dengan menggunakan
survey akademik yang melibatkan para akademisi nasional dan internasional. Survey ini
bertujuan untuk menunjukkan seberapa dikenalnya sebuah universitas di komunitas akademik
global. Akademisi yang disurvei diminta memberikan nama, rincian kontak, jabatan, dan
lembaga tempat mereka berpusat. Responden mengidentifikasi negara, wilayah, dan wilayah
fakultas yang paling mereka kenal, dan hingga dua disiplin ilmu yang lebih sempit di mana
mereka memiliki keahlian. Untuk masing-masing (hingga lima) bidang fakultas yang mereka
identifikasi, responden diminta untuk mendaftar hingga 10 lembaga domestik dan 30 lembaga
internasional yang menurut mereka sangat baik untuk penelitian di bidang yang diberikan.
Metode survei ini diyakini akan memberikan indikator terukur dari reputasi akademik sebuah
perguruan tinggi.
Kedua adalah Employer Reputation yang memiliki bobot 10% merupakan indikator
yang menggambarkan seberapa dikenalnya lulusan sebuah universitas oleh dunia kerja.
Indikator ini juga dinilai dengan menggunakan survei kepada perusahaan yang menjadi tempat
bekerja para lulusan. Survei reputasi ini memiliki metode yang sama dengan survei akademisi,
tetapi tanpa pembagian asal fakultas lulusan. Perusahaan yang disurvei diminta untuk
mengidentifikasi hingga 10 universitas domestik dan 30 universitas internasional yang mereka
anggap sumber pekerja yang layak untuk direkrut lulusannya. Mereka juga diminta untuk
mengidentifikasi disiplin ilmu yang mereka pilih untuk direkrut. Dengan memeriksa irisan dari
dua pertanyaan ini, QS dapat menyimpulkan ukuran keunggulan dalam disiplin ilmu yang
diberikan.
Indikator ketiga adalah Faculty Student Ratio atau rasio antara dosen dan mahasiswa.
Indikator ini digunakan sebagai parameter untuk mengukur kualiatas pengajaran. Semakin
besar perbandingan dosen dengan dengan mahasiswa dianggap dapat memberikan pengajaran
yang lebih baik. QS mengakui bahwa sulit mengukur kualitas pengajaran dan tetap memberikan
perdebatan. Meskipun demikian, QS tetap memutuskan bahwa rasio dosen dengan jumlah
9
mahasiswa adalah cara yang paling efektif untuk mengukur kualitas pengajaran. Dalam
parameter ini dinilai sejauh mana sebuah universitas mampu memberi mahasiswa akses yang
lebih baik atas sumber ilmu yaitu dosen dan tutor. Dengan kata lain semakin tinggi jumlah
dosen yang tersedia untuk 100 mahasiwa maka akan mengurangi beban mengajar pada setiap
dosen sehingga tersedia lebih banyak waktu untuk memberikan pelayanan dan akhirnya
bermuara pada meningkatnya kualitas pengajaran pada universitas tersebut. Indikator keempat
adalah kualitas penelitian yang dinyatakan dengan seberapa besar impact publikasi yang
dihasilkan sebuah universitas. QS mengukur kualitas penelitian universitas menggunakan
metrik kutipan (Citation) per dosen. Untuk menghitungnya, QS menjumlahkan total kutipan
yang diterima oleh semua makalah yang diproduksi oleh sebuah universitas selama periode
lima tahun dengan jumlah dosen pada institusi tersebut. Database yang digunakan adalah
Scopus. Dengan fakta bahwa bidang yang berbeda memiliki pola penerbitan yang sangat
berbeda, metode yang digunakan QS adalah menormalkan kutipan. Ini berarti bahwa kutipan
yang diterima untuk sebuah makalah di Filsafat diukur secara berbeda dengan kutipan yang
diterima untuk makalah tentang Anatomi dan Fisiologi. Hal ini untuk memastikan bahwa dalam
mengevaluasi dampak penelitian suatu universitas, kedua kutipan dari bidang yang berbeda
diberi bobot yang sama. QS menghitung masa publikasi lima tahun untuk makalah/artikel
ilmiah. Dengan demikian periode kutipan yang diukur adalah enam tahun dengan fakta bahwa
perlu waktu agar penelitian disebarluaskan secara efektif. Misalnya untuk pemeringkatan 2021
yang diterbitkan hasilnya pada tahun 2020 maka QS menghitung kutipan dari 2014-2019.
Semua data kutipan bersumber dari database Scopus Elsevier, yang merupakan lumbung data
jurnal akademik terbesar di dunia. Sebagai catatan pada tahun 2019, QS menilai 66 juta kutipan
dari 13 juta artikel dengan mengeluarkan kutipan sendiri (self-citation).
Kriteria berikutnya yang dijadikan ukuran World Class University adalah jumlah Dosen
dan Tenaga Kependidikan dan mahasiswa asing yang tertarik menjadi pengajar dan menjadi
pelajar pada sebuah universitas. Minat dosen asing menjadi Dosen dan Tenaga Kependidikan
pengajar dapat dipandang sebagai sebuah kekuatan sebuah universitas. Universitas level
internasional tentunya akan memberikan daya tarik bagi dosen dan mahasiswa dari seluruh
dunia, yang menunjukkan bahwa universitas tersebut memiliki merek internasional yang kuat.
Ini menyiratkan pandangan yang sangat global khususnya untuk lembaga yang beroperasi di
sektor pendidikan tinggi dalam hal internasionalisasi. Dengan adanya staf dan mahasiswa
internasional maka tercipta lingkungan akademik multinasional dan sekaligus memfasilitasi
pertukaran praktik yang baik dalam pengajaran dan pendidikan. Kedatangan Dosen dan Tenaga
Kependidikan dan mahasiswa internasional pada sebuah perguruan tinggi akan memberikan
atmosfer yang berbeda secara akademik dan dapat menjadi sebuah motivasi tersendiri. Hal ini
lah yang menjadi dasar bagi QS untuk memasukkan parameter ini pada pemeringkatannya.

3.2. Pencapaian USU


Berdasarkan penjelasan yang ditampilkan pada bagian sebelunya, pada saat ini USU
bersama dengan universitas yang ada di Indonesia mengikuti pemeringkatan versi QS dan versi
THE. Pada versi QS ada dua jenis pemeringkatan yang digunakan, yaitu untuk daerah Asia
dikenal dengan QS-Asia University Rank (disingkatan QS-AUR) dan tingkat dunia yang
dikenal dengan QS-World University Rank (disingkat QS-WUR). Sementara untuk versi THE
ada dua metodologi yang digunakan, yaitu THE WUR dan THE IMPACT. Metodologi THE

10
WUR telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. THE IMPACT adalah pemeringkatan yang
dilakukan THE dengan pencapaian/pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs).
Pembagian pemeringkatan ini ditampilkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Pembagian Pemeringkatan Dunia

Pada periode tahun 2020 dan 2021 USU telah berhasil menorehkan beberapa capaian
baik di tingkat Asia pada QS-AUR dan tingkat dunia QS-WUR. Perjalanan nilai dan peringkat
USU pada QS-AUR ditampilkan pada Tabel 2. Indikator ini menunjukkan nilai tertinggi yang
dimiliki oleh USU adalah pada Faculty Student Ratio. Sementara pada indikator Academic
Reputation dan Citation masih cukup rendah. Hal ini menjadi pusat perhatian untuk
pengembangan dan perlu peningkatan.

Tabel 2. Peringkat dan Nilai Indikator pada QS-AUR


Tahun Tahun
No Indikator Keterangan
2020 2021
Peringkat 501 501
Overall Score 7.87 – 9.98 8.7 – 10.1
1 Academic Reputation 11.1 13.7
2 Employer Reputation 8.0 8.7
3 Faculty Student Ratio 22.5 21.1
4 Staf with PhD 1.0 1.0
5 Citations per Paper 1.1 1.0
6 Papers per Faculty 4.0 5.1
International Research
7 6.7 3.1
Network
8 International Faculty 6.3 6.3
9 International Student 8.2 7.9
10 Inbound Exchange Students 3.2 3.2

11
11 Outbound Exchange Students 2.9 3.0

Tabel 3 menunjukkan pencapaian peringkat dan nilai setiap indikator pada QS-WUR.
Pada pemeringkatan ini, nilai dan peringkat USU pada tahun 2020 belum ada atau belum masuk
peringkat pada QS-WUR. Pada tahun 2021, posisi USU sudah jelas dapat digambarkan berada
pada posisi 1201+ dan sudah terdapat nilai pada setiap indikatornya. Sama halnya dengan QS-
AUR nilai yang tertinggi ditunjukkan oleh Faculty Student Ratio. Sementara untuk nilai
Academic Reputation masih cukup rendah. Hal ini perlu ditingkatkan di masa yang akan
datang. Kemudian untuk Citation pe Faculty nilainya juga masih sangat rendah. Kegiatan
meningkatkan Citation perlu digalakkan agar terjadi peningkatan nilai pada indikator ini.
Kedua hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas luaran penelitian serta kolaborasi
agar terjadi peningkatan yang signifikan pada Academic Reputation dan Citation.

Tabel 3. Peringkat dan Nilai Indikator pada QS-WUR


Tahun Tahun
No Indikator Keterangan
2020 2021
Peringkat - 1201
Overall Score - 5.9
1 Academic Reputation - 5.0
2 Employer Reputation - 3.2
3 Faculty Student Ratio - 15.7
4 Citations per Faculty - 1.3
5 International Faculty - 1.2
6 International Students - 2.3

Berdasarkan data yang diperoleh dari QS-analytic pada tahun 2021, ada 232 responden
yang memberikan penilaian terbaik bagi USU. Asal respopnden didominasi dari Indonesia
sebannyak 197 responden dan diikuti Malaysia ada 23 responden dan UK 2 responden. Secara
total ada 12 negara diluar Indonesia yang menyatakan USU adalah institusi terbaik. Hal ini perlu
mandapat perhatian untuk mencapai peningkatan reputasi.

12
BAB IV – INDIKATOR KINERJA UTAMA

Visi Indonesia 2045 untuk menjadi negara maju dengan PDB terbesar kelima di dunia,
perlu disokong oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
siap bersaing di tingkat internasional. Permasalahan bangsa, juga peluang kerja di masa
mendatang tidak akan lagi bertumpu terhadap sumber daya alam, tetapi justru pada kemampuan
manusianya dalam bekerja. Perguruan tinggi sebagai lembaga ilmu, pengetahuan, penelitian,
serta pengabdian kepada masyarakat, dituntut untuk dapat lebih fokus dalam merealisasikan
target kinerjanya. Salah satu kunci dalam mengatur kinerja perguruan tinggi ialah melalui
Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri (IKU-PTN) yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengembangan pendidikan tinggi sendiri telah diamanatkan melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Terdapat tiga sasaran
pengembangan, yaitu: 1) Meningkatnya kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan tinggi;
2) Meningkatnya kualitas dosen dan tenaga kependidikan; dan 3) Terwujudnya tata kelola
Ditjen Pendidikan Tinggi yang berkualitas. Perguruan tinggi diharapkan dapat
memanifestasikan ketiga sasaran ini melalui peningkatan kapasitas dan kualitas proses dan
pengelolaan pendidikan yang menjadi tanggung-jawabnya. IKU-PTN yang ditetapkan harus
mampu fokus terhadap tiga amanat pengembangan tersebut.
Selain berdasarkan amanat pengembangan pendidikan tinggi, IKU-PTN harus mampu
menjadi alat ukur sekaligus akselerator untuk pengembangan kebijakan Merdeka Belajar:
Kampus Merdeka yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 3, 4, 5, 6, dan 7 tahun 2020. Melalui kebijakan tersebut, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berupaya menjamin lembaga pendidikan tinggi
untuk memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman, lebih berdampak
langsung bagi masyarakat, serta mampu mencapai standar perguruan tinggi internasional.
Jaminan kemudahan dan target yang lebih tajam juga diberikan kepada dosen sebagai sumber
daya utama di perguruan tinggi. Gedung yang megah akan serasa kopong tanpa diisi oleh dosen
berkualitas. Dosen didorong untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang berbasis
permasalahan, kolaboratif, dan tidak hanya mengandalkan pembelajaran di dalam kelas.
Sebagai hasil akhir, kebijakan Kampus Merdeka diharapkan memberikan iklim yang baik
terhadap pengembangan minat dan bakat mahasiswa. Mahasiswa dapat mengasah kemampuan
mereka dalam situasi pembelajaran inovatif, fleksibel, berbasis keingintahuan dan minat
mahasiswa, serta sesuai dengan permasalahan di masyarakat dan/atau kebutuhan industri.
Sehingga ketika mahasiswa lulus, mereka mampu menjadi sumber daya manusia yang siap
belajar sepanjang hayat, adaptif, dan memiliki daya saing tinggi.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita pendidikan tinggi tersebut, harus dilaksanakan
perubahan dalam penilaian performa PTN yang akan dinilai berdasarkan IKU yang menjadi
kontrak kinerja antara PTN dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
IKU terbaru yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
3/M/2021 memiliki tiga indikator utama. Pertama, kualitas lulusan yang diukur dengan Lulusan
mendapat pekerjaan yang layak, dan Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus. Kedua,
kualitas dosen dan pengajar yang diukur dengan Dosen berkegiatan di luar kampus, Praktisi

13
mengajar di dalam kampus, dan Hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan dapat rekognisi
internasional. Ketiga, kualitas kurikulum yang memiliki subindikator antara lain program studi
bekerjasama dengan mitra kelas dunia, Kelas yang kolaboratif dan partisipatif, serta adanya
program studi berstandar internasional.
Pada panduan ini, khusus yang mendapat perhatian adalah IKU 5 yaitu Hasil Kerja
dosen yang digunakan oleh masyarakat atau Hasil Kerja Dosen yang mendapat rekognisi
Internasional. Hasil kerja dosen ini meliputi hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat.
Sehingga dosen tetap memiliki tugas untuk menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Semua hasilnya nanti akan menentukan apakah perguruan tinggi sudah
memenuhi IKU kelima ini atau belum. Yakni melihat pemanfaatannya oleh masyarakat,
sehingga hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat memang memberikan hasil sesuai
harapan. Selain itu semua hasil kerja dosen juga diharapkan mampu rekognisi internasional.
Pengakuan ini penting untuk membantu lulusan perguruan tinggi yang dibimbing oleh dosen
yang bersangkutan diakui prestasinya secara internasional.
Pada IKU hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi
internasional, atribut data yang berhubungan terdiri dari karya tulis ilmiah, karya terapan, dan
karya seni. Data untuk keperluan IKU ini akan didapatkan dari aplikasi SISTER (Sistem
Informasi Sumberdaya Terintegrasi). Data input untuk IKU 5 dilakukan dari akun dosen
masing-masing atau dari operator perguruan tinggi juga dapat membantu dosen melakukan
input data. Setelah data dimasukkan, admin di masing-masing perguruan tinggi kemudian dapat
melakukan sinkronisasi data sehingga data dapat dimanfaatkan untuk perhitungan IKU 5.
Pada IKU hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi
internasional, atribut data yang berhubungan terdiri dari karya tulis ilmiah, karya terapan, dan
karya seni. Data untuk keperluan IKU ini nantinya akan didapatkan dari PDDikti yang akan
bersumber dari beberapa aplikasi yaitu Sister PDDikti. Kedaireka (kedaireka.id) dan atau
aplikasi eksternal kementerian yaitu aplikasi SINTA pada laman SINTA.ristekbrin.go.id. IKU
5 di sistem milik universitas dapat di input melalui sipustaha.usu.ac.id dan simpel.usu.ac.id.
Strategi dalam meningkatkan pencapaian pada IKU 5 ini adalah:
1. Pendampingan pada dosen dalam menuliskan karya ilmiah berupa jurnal, artikel dan
buku ajar;
2. Meningkatkan Paten HKI dan Haki; dan
3. Memberikan insentif karya ilmiah yang bereputasi yang memenuhi IKU 5 ini.

14
BAB V - KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH USU

Pada bagian ini akan dijabarkan karakteristik karya ilmiah USU selama periode 2016 –
2021. Sebagai bentuk benchmarking juga akan dilakukan perbandingan pertumbuhan dengan
beberapa PT yang sedang dipersiapkan oleh Kemendikbudristek untuk masuk dalam Top 500
QS-WUR. Pada Gambar 6 ditampilkan produktivitas karya ilmiah USU yang terindeks di
Scopus selama periode 2016-2021. Selama periode ini jumlah publikasi USU ada sebanyak
6.878 judul artikel. Jumlah terbanyak adalah tahun 2018 dengan jumlah 1.708 artikel. Pada
tahun 2021 sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2020. Sementara
pada periode yang sama jumah sitasi ada sebanyak 17.217 sitasi. Secara rata-rata jumlah sitasi
per artikel ada sebanyak 2,5 sitasi.

Gambar 6. Jumlah Publikasi dan Sitasi USU Selama Periode 2016 – 2021

Produktivitas publikasi USU per tahun dibandingkan dengan beberapa PTN BH lainnya
ditampilkan pada Gambar 7. Pada saat ini yang tertinggi di Indonesia adalah UI yang mencapai
puncaknya pada tahun 2020 dengan jumlah 4446 judul publikasi per tahun. Kemudian disusul
oleh Unair yang mencapai puncaknya tahun 2020 dengan jumlah judul 3127 artikel per tahun.
Unair menunjukkan peningkatan yang cukup pesat selama 3 tahun terekhir. Pada awal nya,
produktivitas USU tidak berbeda jauh dengan Unair, tetapi pada 3 tahun terakhir Unair telah
mampu menghasilkan publikasi lebih dari 2000 judul per tahun. Selama periode 2016 – 2021
jumlah rata-rata artikel yang dihasilkan per tahun tertinggi dihasilkan oleh UI sebesar 3.413
judul per tahun, disusul oleh UGM dan ITB masing masing pada angka 2155 dan 2075 judul
artikel per tahun. Kemudian menyusul Unair dengan produktivitas rata-rata 1550 judul per
tahun. Fakta ini menunjukkan adanya korelasi antara produktivitas publikasi ilmiah per tahun
dengan peringkat pada QS-WUR. Keempat PT ini adalah PT asal Indonesia yang saat ini berada
pada Top 500 QS-WUR. Dimana UGM, ITB, dan UI adalah PT yang sudah lebih dulu berada
pada peringkat Top 500 QS-WUR yang kemudian disusul oleh Unair yang berada pada
peringkat 465 QS-WUR. Dengan kata lain, sebuah PT yang dapat bersaing di Top 500 QS-
WUR dengan hasil yang baik harus mampu menghasilkan publikasi ilmiah dengan jumlah yang
bisa melebihi angka 2000 judul per tahun. Sementara USU sampai dengan saat ini meskipun
tetap menunjukkan konsistensi produktivitas, tetapi belum pernah melebihi angka 2000 judul
per tahun. Hal ini akan menjadi pusat perhatian dalam pengembangan USU ke depan yang
diselaraskan dengan target pencapaian peringkat USU pada QS-WUR.

15
Gambar 7. Produktivitas publikasi per tahun USU dan beberapa PTN BH

Selama beberapa tahun terakhir USU telah memberikan insentif publikasi bagi dosen
yang mampu menerbitkan artikel internasional bereputasi. Besaran insentif bervariasi
berdasarkan jenis pengindeks dan kategori Quartile dan nilai Impact Factor. Pengindeks
internasional bereputasi yang digunakan ada 2 yaitu Scopus dan Web of Science (WoS).
Sementara pembagian kelas jurnalnya menggunakan 2 indikator, yaitu Scimago Journal Rank
(SJR) dan Impact Factor oleh ISI WoS. Pada Tabel 4 ditampilkan besaran insentif artikel
terindeks bereputasi sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Karya yang dijadikan fokus
pembahasan pada tabel tersebut adalah Jurnal dan Prosiding terindeks internasional bereputasi.
Kedua jenis karya ilimiah ini yang merupakan karya terbanyak yang dihasilkan USU. Pada tabel
dapat dilihat bahwa pola klasifikasi insentif selalu mengalami perubahan. Pada tahun 2017
hanya dibedakan atas SJR dan IF tanpa menggunakan quartile. Sementara pada Tahun 2018
sudah memperkenalkan quartile tetapi hanya merupakan pilihan dari nilai IF. Sementara sejak
tahun 2019, terjadi peningkatan nilai insentif maksimum ke angka Rp 75.000.000,- dan sudah
diklassifikasikan atas quartile dan IF. Pada tahun 2020 dan 2021, nilai insentif relatif sama.
Prosiding terindeks tidak mengalami perubahan sejak tahun 2018. Jika diperhatikan jumlah
artikel maksimum yang dicapai USU adalah tahun 2018 sebanyak 1.708 judul pada saat nilai
maksimum insetif adalah Rp 20.000.000,- tetapi prosiding telah mengalami kenaikan.
Perubahan insentif ini akan dijadikan acuan dalam menentukan besaran insentif pada tahun
2022.

Tabel 4. Besaran Insentif selama Periode 2017 – 2021


Tahun Kategori Karya Ilmiah Besaran

16
Karya Ilmiah yang terbit di jurnal internasional bereputasi terindeks
oleh Scopus serta memiliki nilai SJR dari Scimago Journal and
Country Rank paling rendah Q3 (quartile tiga) atau terindek oleh
Web of Science serta mempunyai faktor dampak IF (impact factor)
2017 lebih besar dari 0 dari ISI WoS (Thomson Reuters). Besaran insentif
dibagi atas
a. IF atau SJR >= 5 Rp.25.000.000
b. 0,1 <= IF atau SJR < 5 Rp.20.000.000
Prosiding Terindeks Rp 7.000.000
Meliputi artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional
terindeks pangkalan data Scopus atau Web of Science (WoS) dan
bereputasi, bab buku yang dipublikasi dalam buku/buku berseri
internasional terindeks pangkalan data Scopus atau Web of Science
(WoS) dan bereputasi, makalah dari pertemuan ilmiah (conference)
dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks pangkalan data
Scopus atau Web of Science (WoS) dan bereputasi, atau artikel yang
dipublikasikan dalam jurnal nasional terakreditasi A terindeks
2018 pangkalan data Scopus atau Web of Science (WoS). Semuanya
memiliki dampak faktor (impact factor, IF) dari Thomson Routers
Journal Citation Reports dan/atau memiliki SJR dengan peringkat
Quartile pada Scimago edisi terbaru dengan kriteria:
a. IF >= 3.0 atau Quartile 1 (Q1) pada Scimago Rp.20.000.000
b. 1.0 <= IF < 3.0 atau Quartile 2 (Q2) Rp.18.000.000
c. 0.1 <= IF < 1.0 atau Quartile 3 (Q3) Rp.16.000.000
d. Quartile 4 (Q4) pada Scimago Rp.14.000.000
Prosiding Terindeks Rp 8.000.000
Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks
pangkalan data Scopus atau Web of Science (WoS) dan bereputasi.
2019 Semuanya memiliki dampak faktor (impact factor, IF) dari Thomson
2020 Routers Journal Citation Reports dan/atau memiliki SJR dengan
2021 peringkat Quartile pada Scimago edisi terbaru dengan kriteria:
a. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan memiliki IF WoS >= 3.0 Rp.75.000.000
b. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan memiliki 1.0 < IF WoS ≤ 3.0 Rp. 65.000.000
Note: c. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan memiliki IF WoS ≤ 1.0 Rp. 55.000.000
2022 dan d. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan memiliki IF WoS >= 3.0 Rp.50.000.000
2021 ada e. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan memiliki 1.0 < IF WoS ≤ 3.0 Rp. 45.000.000
perubahan f. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan memiliki IF WoS ≤ 1.0 Rp. 40.000.000
besaran g. Quartile 3 (Q3) pada Scimago dan memiliki IF WoS Rp.35.000.000
pada h. Quartile 3 (Q3) pada Scimago dan tidak memiliki IF WoS Rp. 25.000.000
kategori i i. Quartile 4 (Q4) pada Scimago dan memiliki IF WoS Rp. 20.000.000
dan j
j. Quartile 4 (Q4) pada Scimago dan tidak memiliki IF WoS Rp.16.000.000
Prosiding Terindeks Rp 8.000.000

Seiring dengan meningkatnya produktivitas artikel dan jumlah besaran insentif per judul
artikel nilai total insentif yang telah disalurkan USU setiap tahun mengalami peningkatan. Nilai
total insentif selama periode 2017 sampai dengan 2021 ditampilkan pada Gambar 8. Pada
gambar juga ditampilkan besaran insentif yang diterima oleh jurnal dan prosiding. Insentif yang

17
disalurkan ke prosiding mengalami penurunan, tetapi insentif untuk jurnal mengalami kenaikan.
Hal ini seharusnya menunjukkan kualitas artikel yang semakin baik dan seharusnya diikuti
dengan peningkatan jumlah sitasi yang signifikan. Tetapi, jika dilakukan perbandingan antara
Gambar 8 dengan Gambar 6 terlihat bahwa besaran insentif yang tinggi pada jurnal belum
memberikan efek yang signifikan pada jumlah sitasi. Pada Gambar 8 jelas terlihat terjadi
kenaikan yang sangat besar pada jumlah insetif yang berjenis jurnal, tetapi jumlah sitasi yang
diperoleh USU belum dapat didongkrak dengan baik. Hal ini diperkirakan karena batasan
pembagian jurnal berdasarkan pembagian IF belum memberikan gambaran kualitas jurnal.

Gambar 8. Nilai total insentif USU selama periode 2017 – 2021

Berdasarkan data yang dirilis WoS, nilai IF jurnal tertinggi adalah 508 dan yang
terendah adalah 0.0 dan ada juga beberapa jurnal yang tidak memiliki IF atau disebut NA.
Distribusi jurnal berdasarkan IF ditampilkan pada Gambar 9.

18
Gambar 9. Sebaran IF Jurnal Tahun 2021

Pada gambar dapat dilihat bahwa sebaran jurnal paling banyak adalah pada daerah
dengan IF antar 0 dan 3. Sementara selama ini batasan insetif yang tertinggi yang diberikan
USU adalah 3. Hal menunjukkan, sebuah jurnal yang terbit pada Q1 kemungkinan besar akan
berada pada level insentif tertinggi sementara hal itu belum menjamin kualitas jurnal yang
tertinggi. Berdasarkan fakta ini akan diusulkan pembagian insentif berdasarkan pembagian IF
seperti pada Gambar 10. Sebaran quartile akan dibagi atas 4 (empat) kelompok.

Gambar 10. Dasar Pembagian IF Jurnal

Berdasarkan pembagian IF yang digunakan pada Gambar 10, maka diajukan pembagian
insentif berdasarkan IF yang ditampilkan pada Tabel 5. Pada pembagian ini nilai maksimum
insentif sebesar Rp 75 juta, tetapi batasan untuk mendapatkan insentif ini adalah nilai IF ≥ 10.0.
Berdasarkan jumlah jurnal yang ada, kategori ini dipenuhi oleh 439 jurnal terbaik di dunia atau

19
3,6% dari jurnal yang memiliki IF. Setelah nilai ini setiap penurunan IF akan dikenakan
penurunan besaran insentif. Strategi ini diharapkan dapat mendorong para penulis USU untuk
meningkatkan kualitas publikasi dan menerbitkannya pada jurnal internasional bereputasi. Pada
akhirnya strategi ini diharapkan akan memberikan jumlah sitasi yang signifikan bagi USU di
masa yang akan datang. Data yang ada pada tabel ini akan dijadikan acuan penyusunan besaran
insentif. Sementara untuk prosiding yang terindeks nilai insentif akan diurangi menjadi Rp.
7.000.000,- per judul artikel.

Tabel 5. Pembagian Insentif berdasarkan IF


No Kategori Besaran
1. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks
pangkalan data Scopus dan atau Web of Science (disingkat WoS),
memiliki dampak faktor (impact factor, IF) dari Thomson Routers
Journal Citation Reports edisi terbaru dan/atau memiliki SJR dengan
peringkat Quartile pada Scimago (selanjutnya disebut Quartile)
dengan kriteria:
a. Quartile 1 (seanjutnya disingkat Q1) dan memiliki IF ≥ 10.0 Rp 75.000.000
b. Q1 dan memiliki 5.0 ≤ IF < 10 Rp 65.000.000
c. Q1 dan memiliki 1.0 ≤ IF < 5 Rp 55.000.000
d. Q1 dan IF <1 (termasuk IF=NA) Rp 45.000.000
e. Q2 dan memiliki IF ≥ 5 Rp 40.000.000
f. Q2 dan memiliki 1.0 ≤ IF < 5 Rp 35.000.000
g. Q2 dan memiliki IF <1 (termasuk IF=NA) Rp 30.000.000
h. Q3 dan memiliki IF ≥ 5 Rp 25.000.000
i. Q3 dan memiliki IF <5 (Termasuk NA) Rp 20.000.000
j. Jurnal dengan Kategori Q4 Rp 15.000.000
k. Jurnal terindeks Scopus dan atau WoS tetapi tidak memiliki Rp 10.000.000
Quartile dan atau tidak ada IF
2. Prosiding Terindeks Rp 7.000.000

Pembagian ini diharapkan akan mendorong peningkatan kualitas publikasi yang


diterbitkan di Universitas Sumatera Utara pada masa yang akan datang.

20
BAB VI - PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM

Proses pemberian insentif harus memiliki kriteria yang jelas dan dasar penentuan
nominal harus menggunakan aturan yang baku. Pada bagian ini akan dituliskan kriteria baku
menggolongkan sebuah karya ilmiah dan penentuan persentase nilai insentif yang berhak
diterima pengusul. Dasar penentuan nominal dan kriteria penerimaan disusun berdasarkan
aturan yang ada tahun sebelumnya dan juga mengacu kepada azas peningkatan reputasi USU.
Pengertian dan ketentuan umum luaran yang mendapatkan insentif dijelaskan sebagai berikut.

6.1. Artikel Jurnal dan Prosiding terindeks database Scopus dan Web of Science
Pengindeks Scopus merupakan salah satu database indeksasi abstrak yang menjadi
acuan oleh Kemendikbudristek RI dalam mengukur kinerja seorang dosen. Scopus
menghimpun artikel jurnal, makalah prosiding dan buku yang bereputasi, melakukan indeksasis
terhadap judul, penulis, dan abstrak, kemudian Scopus juga menghitung sitasi serta h-indeks
terhadap karya setiap penulisnya. Database Scopus digunakan badan pemeringkat internasional
baik QS dan THE. Pengindeks ini digunakan untuk dasar pemberian insentif oleh USU. Gambar
13 menunjukkan contoh artikel yang terindeks pada Scopus.

Gambar 11. Contoh Artikel terindeks Scopus dengan Afiliasi USU

Selain dari pengindeks Scopus, Kemdikbudristek juga menggunakan Web of Science


Thomson Reuters (disingkat WoS) sebagai pengindeks bereputasi internasional. Oleh karena
itu artikel jurnal atau prosiding yang terindeks pada WoS berhak mendapatkan insentif. Syarat
utama artikel tersebut adalah artikel tersebut masuk dan dapat dicek di dalam Web of Science
Thomson Reuters www.webofscience.com. Sedangkan untuk melihat daftar jurnal
internasional yang terindeks WoS Thomson Reuters, dapat dilihat di

21
(https://mjl.clarivate.com/home). Gambar 12 menunjukkan contoh sebuah artikel yang
terindeks pada WoS.

Gambar 12. Web of Science Thomson Reuters (WoS)

Penentuan suatu artikel jurnal/prosiding dikategorikan terindeks Scopus dan atau WoS,
maka harus memenuhi syarat berikut ini:
1. Artikel jurnal dan prosiding yang sudah masuk pada database pengindeks bereputasi yang
dapat di cek pada www.scopus.com dan atau www.webofscience.com.
2. Artikel jurnal dan prosiding tersebut harus juga masuk kedalam Scopus/WoS Affiliation ID
Universitas Sumatera Utara. Bagi artikel jurnal dan prosiding yang tidak masuk ke dalam
Affiliation Universitas Sumatera Utara, agar pengusul mengajukan permohonan perubahan
affiliasi terlebih dahulu kepada pengindeks. Oleh karena itu penulisan Affiliasi di Artikel
Jurnal dan Prosiding menjadi sangat penting.
Affiliasi RESMI dan BENAR adalah Universitas Sumatera Utara.
Contoh Affiliasi yang SALAH:
• Universitas Sumatra Utara (Sumatra berbeda dengan Sumatera)
• University of North Sumatera
• North Sumatera University
Artikel internasional yang berhak mendapat insentif adalah jika sudah tercatat pada database
Scopus dan atau WoS dan telah masuk kedalam Afiliasi Universitas Sumatera Utara.

6.2. Jurnal International dengan Quartile Scimagojr


Scimagojr merupakan sebuah lembaga international yang melakukan perankingan
terhadap jurnal-jurnal international di dunia. Untuk melihat Quartile (biasa disingkat “Q”)
suatu jurnal maka dilakukan pengecekan ke website perankingan Journal International
Scimagojr (www.scimagojr.com). Pada Gambar 13 ditunjukkan contoh tampilan Scimagojr
dari sebuah jurnal.

22
Gambar 13. Contoh Nilai Quartile Menurut Scimagojr

6.3. Menentukan Q (Quartile) suatu Artikel Jurnal terindeks Scopus


Kelompok quartile sebuah jurnal adalah bersifat dinamis dan dapat saja berubah seiring
dengan berjalannya waktu dan hasil evaluasi terhadap jurnal tersebut. Artinya nilai quartile
sebuah jurnal bisa saja berbeda saat disubmit dan saat terbit. Sementara proses evaluasi sebuah
jurnal memerlukan waktu. Kemudian, meskipun pada tahun yang sama, quartile sebuah jurnal
juga bisa berbeda pada disiplin ilmu yang masih di cover oleh jurnal tersebut. Agar proses
penentuan quartile bersifat baku dan tidak menimbulkan ambigu maka diberlakukan aturan
berikut: (a) tahun penentuan Quartile sebuah jurnal adalah tahun terbit artikel dikurangi 2.
Misalnya sebuah artikel yang terbit pada tahun 2022 di jurnal A. Maka nilai quartile jurnal
dihitung pada tahun 2022 – 2 = 2020 (tahun 2020), dan (b) jika Q memiliki variasi keilmuan
maka akan diambil Q tertinggi dari variasi yang ada. Apabila sebuah jurnal tidak memiliki
quartile, maka jurnal tersebut disebut non-quartile.

6.4. Menentukan nilai Impact Factor (IF)


Impact Factor merupakan indeks pengukuran dampak terhadap suatu jurnal. Semakin
tinggi IF suatu jurnal diasumsikan lebih memiliki bobot, serta lebih memiliki dampak bagi ilmu
pengetahuan. Syarat utama dari insentif jenis ini adalah jurnal internasional yang terindeks
WoS dan sudah memiliki nilai Faktor Dampak (Impact Factor) yang dikeluarkan oleh WEB
OF SCIENCE THOMSON REUTERS / JOURNAL CITATION REPORTS THOMSON
REUTERS BUKAN OLEH PIHAK LAIN. Untuk melihat nilai impact factor adalah dengan
melihat tabel IF yang dikeluarkan resmi oleh WoS Thomson Reuters pada tahun terbit dikurangi
1. Contoh: Terbitan tahun 2022 akan menggunakan IF tahun 2021.

23
6.5. Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
HKI terbagi menjadi beberapa jenis yaitu, Paten, Paten Sederhana, Hak Cipta, Merek
Dagang, Rahasia Dagang, Desain Produk Industri, Indikasi Geografis, Perlindungan Varietas
Tanaman, dan Desain Tata Letak Sirkut Terpadu. Untuk pengajuan insentif Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) maka terdapat syarat utama yang harus dipenuhi adalah telah keluarnya
sertifikat nasional maupun internasional. Selain syarat utama, terdapat syarat tambahan yakni:
a. Dosen/peneliti juga wajib memasukkan sertifikat HKI tersebut kedalam SINTA
(https://SINTA3.kemdikbud.go.id/);
b. Sertifikat HKI yang didaftarkan harus tercantum pemegang HKI, Universitas Sumatera
Utara;
c. Produk atau karya yang di-HKI-kan untuk mendukung pembelajaran daring, maka perlu
dibuktikan telah ditampilkan dalam SPADA;

6.6. Editor in Chief/Editor/Advisory Board/Associate Editor/Academic Editor di Jurnal


Terindeks Scopus atau WoS
Untuk menunjang academic reputation Universitas Sumatera Utara, maka para dosen
dan peneliti dihimbau untuk bergabung dengan jurnal internasional dan memberikan kontribusi
sebagai Editor in Chief/Editor/Advisory Board/Associate Editor/Academic Editor, sehingga
nama Universitas Sumatera Utara semakin dikenal di internasional. Dosen/penulis USU
tersebut harus membawa nama affiliasi Universitas Sumatera Utara dan dapat dilihat secara
daring di website jurnal terindeks Scopus/WoS tersebut.

Gambar 14. Contoh Editorial Board

6.7. Reviewer Jurnal Internasional Terindeks Scopus/WoS dengan kategori Q1


Menjadi reviewer di jurnal international terindeks Scopus/WoS dengan reputasi sangat
baik merupakan prestasi dan prestise tersendiri sebagai dosen/peneliti. Oleh karena itu setiap

24
dosen/peneliti yang diundang menjadi reviewer jurnal internasional terindeks Scopus/WoS
dengan kategori Q1 akan diberikan insentif.

6.8. Produk Inovasi


Didalam menentukan kategori dan level suatu produk inovasi, Kemenristek-BRIN telah
membangun instrumen penilaian melalui website penilaian yaitu Katsinov
(https://data.inovasi.ristekbrin.go.id/). Berdasarkan proses penilaian maka klasifikasi suatu
produk inovasi dibagi menjadi 6 level, yaitu Katsinov 1 sampai Katsinov 6. Untuk syarat
pengajuan insentif Produk Inovasi maka Dosen/Peneliti harus sudah memasukkan dan mengisi
sistem Katsinov (https://data.inovasi.ristekbrin.go.id/) dan sudah mendapatkan verifikasi dan
penetapan level Katsinov produk inovasi tersebut dari Kementrian – BRIN.

6.9. Kriteria Buku


1. Jenis Buku
a. Buku Monograf berisi satu topik atau lebih yang saling berkaitan. Monograf ditulis oleh
satu orang. Selain itu, monograf juga merupakan terbitan tunggal yang selesai dalam
satu jilid dan tidak berkelanjutan.
b. Buku Teks atau Buku Referensi Buku yang berisi satu bidang ilmu, substansi
pembahasan berfokus pada satu bidang ilmu. Buku teks menjelaskan topik yang luas.
Urutan materi dan struktur buku teks disusun berdasarkan logika bidang ilmu (content
oriented), dan dipublikasikan secara resmi oleh penerbit profesional untuk dipasarkan.
c. Book Chapter, Berdasarkan Pedoman Karya Tulis Ilmiah LIPI (2012), didefinisikan
sebagai kumpulan KTI dengan satu topik permasalahan dengan pendekatan dari
beberapa aspek/sudut pandang keilmuan. Masing-masing bab dapat berdiri sendiri
dengan susunan KTI lengkap dan ada benang merah yang mengkaitkan keseluruhan bab.

2. Format Penulisan Buku


a. Buku memiliki ISBN dan diedarkan (disebarluaskan).
b. Tebal paling sedikit 40 halaman cetak (menurut standar UNESCO) tidak termasuk
bagian preliminaries dan postliminaries.
Ket.
• (Preliminaries = Halaman Perancis, Judul Utama, Halaman Hak Cipta, Halaman
Persembahan, Halaman Ucapan Terimakasih (acknowledgments), Kata Sambutan,
Halaman Kata Pengantar, Halaman Prakata, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar
Gambar, Daftar Singkatan, Halaman Pendahuluan);
• (Postliminaries = Lampiran, Epilog, Daftar Istilah (Glosarium), Halaman Indeks
(disarankan), Biografi Penulis).
c. Ukuran minimal 15,5 cm x 23 cm (Standar UNESCO).
d. Diterbitkan oleh badan ilmiah/organisasi/perguruan tinggi atau penerbit yang kredibel.

3. Kriteria Penulis Pengusul


a. Penulis adalah Dosen dan Tenaga Kependidikan USU.

25
b. Tim penulis tidak lebih dari 3 orang Dosen dan Tenaga Kependidikan yang memiliki
NIDN dan akun SINTA (khusus dosen) untuk jenis Referensi/Book Chapter, kecuali
penulis buku monograph (terdiri 1 penulis).
c. Penulis yang melakukan kolaborasi adalah Dosen dan Tenaga Kependidikan yang
memiliki bidang ilmu terkait.
d. Dalam satu tahun hanya dapat mengusulkan 5 buku (Referensi/Monograph/Book
Chapter) dengan judul yang berbeda.
e. Apabila penulis lebih dari 1 yang merupakan Dosen dan Tenaga Kependidikan USU
maka, buku hanya boleh di klaim oleh satu orang yang diurutkan dari posisi penulis
yang lebih dulu dituliskan.

4. Syarat Pengajuan Buku


a. Setiap buku yang akan diajukan insentifnya harus sudah menyampaikan 2 (dua)
eksemplar ke Perpustakaan USU sebagai koleksi deposit
b. Buku Referensi/Monograph dan Buku Ajar sudah di upload pada SINTA.
c. Buku sudah mendapatkan Hak Cipta buku (IPR) dan sudah diupload pada SINTA.
d. Book Chapter bereputasi Scopus dan WoS.
e. Book Chapter sudah diupload pada SINTA di Menu Scopus Document (Book) dan WOS.
f. Memiliki ISBN/E-ISBN.

6.10. Ketentuan Syarat Tambahan


Berdasarkan tuntukan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemdikbudristek yang
mewajibkan seluruh ilmiah yang direkognisi internasional tersimpan pada database SISTER.
Insentif hanya diberikan kepada Dosen dan Tenaga Kependidikan USU yang mengusulkan
insentif dan telah mendaftarkan karya yang akan diajukan ke SISTER (khusus dosen) dan
dibuktikan dengan Screenshoot yang menunjukkan bahwa karya yang diusulkan sudah terdapat
pada account Sister pengusul. Kemudian, untuk menghindari para peneliti USU dari tuduhan
misconduct maka formula penentuan penerimaan insentif telah disusun menghindari praktek
misconduct ini. Pada intinya insentif hanya akan diberikan secara penuh kepada Dosen dan
Tenaga Kependidikan USU yang benar benar menghasilkan karya ilmiah tersebut dan Karya
ilmiah tersebut merupakan karya milik Dosen dan Tenaga Kependidikan USU.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka formulasi porsi insentif karya ilmiah yang
berbentuk jurnal dan prosiding berlaku ketentuan berikut:
a. Sebuah karya ilmiah hanya menerima satu kali insentif. Besaran Insentif akan diberikan
penuh (100%) kepada Dosen dan Tenaga Kependidikan USU yang merupakan Penulis
Utama. Pengertian Penulis Utama adalah penulis yang bertanggung jawab penuh
terhadap isi tulisan dan melakukan proses submisi yang dapat dibuktikan dengan
menunjukkan bukti melakukan proses submisi dan proses menjawab review
(Corresponding Author). Selain ketentuan ini, syarat tambahan yang harus dipenuhi
adalah sebagai berikut:
i. Harus mencantumkan alamat email @usu.ac.id sebagai korespondensi dan diberi
tanda asterisk (*) atau tanda lainnya yang diatur resmi dalam format penulisan
penerbit jurnal atau prosiding sebagai penanda penulis korespondensi;

26
ii. Apabila penulis korespondensi lebih dari 1 orang maka, hak insentif akan dibagi
dibagi dengan seluruh penulis korespondensi dan hanya Dosen dan Tenaga
Kependidikan USU yang mendapat bagian sesuai pembagian. Misalnya terdapat 2
orang penulis korespondensi (satu Dosen dan Tenaga Kependidikan USU dan satu
lagi bukan Dosen dan Tenaga Kependidikan USU) maka hanya Dosen dan Tenaga
Kependidikan USU yang mendapat insentif sebesar 50% insentif.

Jika point a di atas tidak terpenuhi maka berlaku poin berikut:


a. Besar insentif diberikan sebesar 50% jika pengusul adalah penulis pertama dan bukan
Corresponding Author.
b. Besar insentif akan diberikan sebesar 25% jika pengusul adalah penulis kedua dan
seterusnya apabila penulis pada urutan sebelumnya tidak masuk kriteria syarat penerima
insentif (misalnya dosen luar USU atau mahasiswa USU).

Mekanisme pengusulan sebagai berikut:


1. Pengusul yang mempunyai Nomor Induk Dosen Nasional terverifikasi pada SINTA
(https://SINTA3.kemdikbud.go.id/) sebagai dosen Universitas Sumatera Utara. Pengusul
adalah sebagai dosen tetap berdasarkan SK Rektor atau Tenaga Kependidikan di
lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan SK Rektor.
2. Pengusul harus memasukkan karya nya ke SISTER dan mengupload bukti masuk ke
SISTER ke sipustaha.
3. Pengusul mengisi borang usulan secara daring melalui SIPUSTAHA USU dan
mengunggah kelengkapan yang diminta, dan semua karya ilmiah terdaftar pada SINTA
(kecuali sistem ini tidak menyediakan fasilitas terkait), atau mencantumkan alamat daring
(URL address) dari karya ilmiah yang diajukah insentifnya.
4. Khusus untuk setiap judul buku, penulis menyerahkan 2 (dua) rangkap tambahan kepada
Perpustakaan USU sebagai deposit dan 1 (satu) rangkap tambahan kepada Lembaga
Penelitian USU, dan memasukkannya ke dalam SINTA (kecuali sistem ini tidak
menyediakan fasilitas terkait).
5. Khusus pengusul korespondensi, mengunggah bukti melakukan proses submisi dan
melakukan proses review.
6. Khusus pengusul reviewer melampirkan bukti melakukan proses review.
7. Publikasi yang telah disetujui, insentif diberikan melalui rekening bank pengusul.

Dalam hal mekanisme ini belum dapat diimplementasi ke dalam sistem atau khusus Tenaga
Kependidikan yang tidak memiliki akun SISTER dan SINTA atau sistem lainnya yang hanya
berlaku untuk dosen, usulan dapat dilakukan secara manual.

6.11. Hal Ketidakwajaran atau dugaan Misconduct


Jika pada proses verifikasi ditemukan adanya dugaan scientific misconduct seperti
ketidakwajaran data, tema artikel yang jauh dari bidang keilmuan, plagiarisme, fabrication,
falsification, author purchasing, kepengarangan yang tidak sah (seperti menggabungkan diri
sebagai pengarang bersama tanpa memberikan kontribusi dalam karya, menghilangkan nama

27
seseorang yang mempunyai kontribusi dalam karya, menyuruh orang lain untuk membuat
karya sebagai karyanya tanpa memberikan kontribusi), dan atau tindakan lainnya yang diatur
oleh kementerian terkait, maka tim Verifikator wajib melaporkan temuan tersebut kepada
Rektor untuk dilajutkan ke proses penelurusan pelanggaran kepada tim etik. Pemberian insentif
akan diputuskan oleh Tim Etik.

6.12. Batasan Kewajaran


Besar insentif maksimum yang dapat diterima oleh Dosen dan Tenaga Kependidikan
USU dalam 1 (satu) tahun terbitan adalah sebesar Rp 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).

6.13. Tahun Terbitan Insentif


Publikasi ilmiah yang mendapat insentif adalah yang merupakan terbitan Tahun 2020,
Tahun 2021 dan Tahun 2022. Formula insentif karya ilmiah diberikan berdasarkan Panduan
pada Tahun terbitan.

6.14. Proses Pengajuan Insentif


Proses pengajuan insentif akan dilakukan secara online melalui sistem informasi
SIPUSTAHA USU. Pengajuan akan diverifikasi oleh tim Afirmasi yang ditetapkan oleh Rektor
USU. Proses pengajuan insentif diilustrasikan pada Gambar 15.

28
Mulai

Karya Lainnya Karya Terindeks


(Non Scopus) Scopus
Menunggu

Sudah masuk Belum


Author Preview
Scopus?

Sudah

Input ke Sister

Input ke Sipustaha

Tim Verifikasi

Perbaikan

Memenuhi
SK Rektor
tentang Ditolak
insentif?
Belum/Tidak

Memenuhi
Terbitkan SK
Rektor

Keuangan melakukan
Pembayaran

Dosen menerima
insentif

Selesai

Gambar 15. Alur Pengajuan Insentif

29
6.15. Perkiraan Jumlah Insentif
Secara terperinci besaran insetif Tahun 2022 ditampilkan pada Lampiran 1. Berdasarkan
history perjalanan publikasi USU tahun sebelumnya maka jumlah insentif tahun 2022 ini
diperkirakan sama dengan Rp 19.000.000.000,- dengan sebaran seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Perkiraan Insetif Tahun 2022


Satuan Insentif
Quartile Kategori Perkiraan Jumah
(Rp/judul) (Rp)
>10 75.000.000 2 150.000.000
5<IF<=10 65.000.000 5 325.000.000
Q1
1<IF<=5 55.000.000 20 1.100.000.000
<=1 45.000.000 10 450.000.000
>=5 40.000.000 5 200.000.000
Q2 1<=IF<5 35.000.000 40 1.400.000.000
<1 30.000.000 60 1.800.000.000
>=5 25.000.000 100 2.500.000.000
Q3
<5 20.000.000 100 2.000.000.000
Q4 15.000.000 100 1.500.000.000
Scopus Non 10.000.000
Quartile 50 500.000.000

Special Issue 9.000.000 50 450.000.000


7.000.000
Proceeding 700 4.900.000.000
Chapter Book 12.000.000 40 480.000.000
Jurnal Nasional 3.000.000 70 210.000.000
Buku 7.000.000 50 350.000.000
PATEN 27.000.000 20 540.000.000
Lainnya 200.000.000
Total Rp 19.005.000.000

30
BAB VII - PENUTUP

Panduan ini merupakan naskah akademik latar belakang dan penjelasan pemberian insentif
bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan USU yang berhasil melakukan peningkatan reputasi
USU melalui luaran penelitian. Pemberian insentif didasarkan pada amanat dari RJP dan
Renstra USU untuk memberikan efek akselerasi keunggulan akademik dan tuntutan menjadi
salah satu World Class University di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah dan kulitas
luaran penelitian khususnya jurnal bereputasi diharapkan akan membetikan kontribusi yang
sangat positif bagi pencapaian USU pada periode 2020-2024.

31
Lampiran Tabel SBM (Standar Biaya Masukan)

Tabel 1a. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Artikel Jurnal dan Prosiding Terbit
Tahun 2022
No Kategori Besaran Satuan

1. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks


pangkalan data Scopus dan atau Web of Science (disingkat WoS),
memiliki dampak faktor (impact factor, IF) dari Thomson Routers
Journal Citation Reports edisi terbaru dan/atau memiliki SJR
dengan peringkat Quartile pada Scimago (selanjutnya disebut
Quartile) dengan kriteria:
a. Quartile 1 (selanjutnya disingkat Q1) dan memiliki IF ≥ Rp. 75.000.000 Judul
10.0
b. Q1 dan memiliki 5.0 ≤ IF < 10 Rp. 65.000.000 Judul
c. Q1 dan memiliki 1.0 ≤ IF < 5 Rp. 55.000.000 Judul
d. Q1 dan IF <1 (termasuk IF=NA) Rp. 45.000.000 Judul
e. Q2 dan memiliki IF ≥ 5 Rp. 40.000.000 Judul
f. Q2 dan memiliki 1.0 ≤ IF < 5 Rp. 35.000.000 Judul
g. Q2 dan memiliki IF <1 (termasuk IF=NA) Rp. 30.000.000 Judul
h. Q3 dan memiliki IF ≥ 5 Rp. 25.000.000 Judul
i. Q3 dan memiliki IF <5 (Termasuk NA) Rp. 20.000.000 Judul
j. Artikel dengan Kategori Q4 Rp. 15.000.000 Judul

k. Artikel terindeks Scopus dan atau WoS tetapi tidak Rp. 10.000.000 Judul
memiliki Quartile dan atau tidak ada IF
2. Makalah prosiding terindeks Scopus atau Web of Science
(WoS) yang disampaikan pada pertemuan ilmiah
(conference) yang penerbitnya memenuhi salah satu kriteria
berikut:
a. Jurnal internasional pada bagian special Rp. 9.000.000 Judul
issue/thematic issue, atau sejenisnya
b. Procedia Elsevier
c. Lecture Note dalam Springer-Verlag,
d. Proceeding yang terbit pada asosiasi keilmuan
bereputasi seperti IEEE
4. Makalah prosiding terindeks Scopus atau Web of Science
(WoS) yang disampaikan pada pertemuan ilmiah
Rp. 7.000.000 Judul
(conference) dan diterbitkan dalam terbitan jenis Conference
Series bereputasi
5. Book Chapter yang terindeks Scopus Rp. 12.000.000 Judul
Artikel dipublikasikan di jurnal yang dimiliki Universitas
Sumatera Utara dan dikelola sesuai dengan ketentuan
6. penerbitan jurnal internasional/nasional, serta:
a. Terakreditasi SINTA-1 Rp. 6.000.000 Judul
b. Terakreditasi SINTA-2 Rp. 5.000.000 Judul

32
c. Terakreditasi SINTA-3 Rp. 4.000.000 Judul
d. Terakreditasi SINTA-4 Rp. 3.000.000 Judul
e. Terakreditasi SINTA-5, SINTA-6 dan belum terakreditasi Rp. 2.000.000 Judul

Tabel 1b. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Artikel Jurnal dan Prosiding Terbit
Tahun 2020 dan Tahun 2021
No Kategori Besaran Satuan
Tahun 2020 Tahun 2021
1. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal
internasional terindeks pangkalan data
Scopus atau Web of Science (WoS) dan
bereputasi. Semuanya memiliki dampak
faktor (impact factor, IF) dari Thomson
Routers Journal Citation Reports dan/atau
memiliki SJR dengan peringkat Quartile
pada Scimago edisi terbaru dengan kriteria:
a. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan Rp. 75.000.000 Rp. 75.000.000 Judul
memiliki IF WoS >= 3.0
b. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan Rp. 65.000.000 Rp. 65.000.000 Judul
memiliki 1.0 < IF WoS ≤ 3.0
c. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan Rp. 55.000.000 Rp. 55.000.000 Judul
memiliki IF WoS ≤ 1.0
d. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000 Judul
memiliki IF WoS >= 3.0
e. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan Rp. 45.000.000 Rp. 45.000.000 Judul
memiliki 1.0 < IF WoS ≤ 3.0
f. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000 Judul
memiliki IF WoS ≤ 1.0
g. Quartile 3 (Q3) pada Scimago dan Rp. 35.000.000 Rp. 35.000.000 Judul
memiliki IF WoS
h. Quartile 3 (Q3) pada Scimago dan tidak Rp. 25.000.000 Rp. 25.000.000 Judul
memiliki IF WoS
i. Quartile 4 (Q4) pada Scimago dan Rp. 20.000.000 Rp. 16.000.000 Judul
memiliki IF WoS
j. Quartile 4 (Q4) pada Scimago dan tidak Rp. 16.000.000 Rp. 14.000.000 Judul
memiliki IF WoS
2. Artikel jurnal yang dipublikasikan dalam Rp. 14.000.000 Rp. 12.000.000 Judul
jurnal internasional terindeks pangkalan data
Scopus atau Web of Science (WoS) yang
tidak ada Quartile dan tidak ada IF WoS
3. Makalah prosiding yang disampaikan pada Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000 Judul
pertemuan ilmiah (conference) dan
diterbitkan dalam prosiding yang menjadi
special isu di jurnal internasional terindeks

33
pada pangkalan data Scopus atau Web of
Science (WoS)

4. Makalah prosiding terindeks Scopus yang Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000


dipublikasikan melalui Proceeding Special
Issue Bereputasi, Proceeding diterbitkan
sebagai Procedia Elsevier, Proceeding
diterbitkan sebagai Lecture Note dalam
Springer-Verlag, Proceeding yang terbit
pada IEEE.
5. Makalah prosiding terindeks Scopus atau Rp. 8.000.000 Rp. 8.000.000 Judul
Web of Science (WoS) yang disampaikan
pada pertemuan ilmiah (conference) dan
diterbitkan dalam prosiding bereputasi
6. Book Chapter yang terindeks Scopus Rp.10.000.000 Rp.10.000.000
7. Artikel Terindeks DOAJ yang Rp. 6.000.000 --- Judul
dipublikasikan melalui Jurnal Nasional
Terakreditasi (SINTA 2)
8. Artikel jurnal dipublikasikan pada jurnal Judul
bidang ilmu yang dimiliki Universitas
Sumatera Utara dan dikelola sesuai dengan
ketentuan penerbitan jurnal internasional /
nasional:
a. Terindeks SINTA-1 (disesuaikan dengan
artikel pada kategori 1a-1j).
b. Terindeks SINTA-2. ---- Rp. 5.000.000
c. Terindeks SINTA-3 Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000 Judul
d. Terindeks SINTA-4 Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Judul
e. Terindeks SINTA-5, SINTA-6 dan belum Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Judul
terindeks SINTA

34
Tabel 2. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Paten/ Paten Sederhana / HKI
No. Kategori Besaran Besaran Satuan
Tahun ≤ 2021 Tahun 2022
1. Paten internasional yang terdaftar dalam pangkalan data internasional dan Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000 Sertifikat Paten
memiliki sertifikat.
2. Paten nasional yang terdaftar dalam pangkalan data nasional dan memiliki Sertifikat Paten
Rp. 16.000.000 Rp. 16.000.000
sertifikat.
3. Paten nasional biasa (Paten Sederhana) yang terdaftar dalam pangkalan data Sertifikat Paten
Rp. 14.000.000 Rp. 14.000.000
dan memiliki sertifikat.
4. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) selain paten yang terdaftar dalam pangkalan Sertifikat Paten
Rp. 8.000.000 Rp. 8.000.000
data internasional dan memiliki sertifikat internasional. Sederhana
5. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Hak Cipta yang terdaftar dalam Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI Hak
pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional (tidak termasuk Cipta
Karya ilmiah Jurnal, Artikel Ilmiah Populer, Makalah Prosiding, Skripsi,
Thesis, dan Disertasi).
6. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Merek Dagang yang terdaftar dalam Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional. Merek Dagang
7. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Rahasia Dagang yang terdaftar Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
dalam pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional. Rahasia Dagang
8. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Desain Produk Industri yang Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
terdaftar dalam pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional. Desain
Produk Industri
9. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Indikasi Geografis yang terdaftar Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
dalam pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional. Indikasi Geografis
10. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Perlindungan Varietas Tanaman Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
yang terdaftar dalam pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat Perlindungan
nasional. Varietas Tanaman

35
Tabel 3. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Inovasi, Sertifikat Penghargaan, Reviewer dan Editor
No. Kategori Tahun 2022 Satuan
12. Memperoleh penghargaan teknologi inovasi dibuktikan dengan sertifikat Rp. 8.000.000 Inovasi
penghargaan internasional.
13. Memperoleh penghargaan teknologi inovasi dibuktikan dengan sertifikat Rp. 5.000.000 Inovasi
penghargaan nasional.
14. Mendapat penghargaan menjadi presenter/penulis terbaik (Best Paper / Best
Presenter) pada pertemuan ilmiah/konferensi internasional terindeks Scopus
atau Web of Science (WoS) dengan kriteria:
Terbaik I Rp. 1.500.000 Penghargaan
Terbaik II Rp. 1.000.000 Penghargaan
Terbaik III Rp. 750.000 Penghargaan
15. Reviewer Jurnal Internasional terindeks Scopus atau WoS dengan kategori Rp. 1.000.000 Per judul
Q1
16. Menjadi Editor in Chief / Chief Editor / yang setara di Jurnal International Rp. 10.000.000 Per jurnal per tahun
Terindeks Scopus atau Web of Science (WoS).
17. Menjadi Editor/Editorial Board / Advisory Board / Associate Editor / Rp. 5.000.000 Per jurnal per tahun
Academic Editor /yang setara di Jurnal International Terindeks Scopus atau
Web of Science (WoS).

Tabel 4. SBM (Standar Biaya Masukan) Produk Inovasi


No Kategori Besaran Satuan
Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
1. Produk Inovasi yang sudah didaftarkan dan sudah
memenuhi syarat dan verifikasi dari Kemenristek
BRIN. (Produk yang sama akan dibayar mengikut setiap
level yang sudah memenuhi syarat dan verifikasi dari
Kemenristek BRIN / berlaku kumulatif ).
36
a. Level Katsinov 1. ----- Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Produk
b. Level Katsinov 2 ----- Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Produk
c. Level Katsinov 3. ----- Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Produk
d. Level Katsinov 4 ----- Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Produk
e. Level Katsinov 5. ----- Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Produk
f. Level Katsinov 6. ----- Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Produk

Tabel 5. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Buku


No Kategori Besaran Satuan
Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
1. Buku Ajar (memiliki ISBN, harus memiliki Rp. 7.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 9.000.000 Judul
sertifikat Hak Cipta dan terdaftar di SINTA)
2. Buku referensi/monograf (memiliki ISBN/ISSN, Rp. 4.000.000 Rp. 7.000.000 Rp. 7.000.000 Judul
harus memiliki sertifikat Hak Cipta dan terdaftar di
SINTA)

Ditetapkan di Medan
Rektor,

MURYANTO AMIN

37

Anda mungkin juga menyukai