DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Rencana Jangka Panjang USU 2015 – 2039.......................................... 1
1.2 Rencana Strategis USU.......................................................................... 3
BAB II PROGRAM PRIORITAS REKTOR USU 2021-2026 ........................... 6
BAB III WORLD CLASS UNIVERSITY ............................................................... 8
3.1 Kriteria Internasionalisasi .................................................................... 8
3.2 Pencapaian USU .................................................................................... 10
BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA ......................................................... 13
BAB V KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH USU ........................................... 15
BAB VI PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM ....................................... 21
6.1 Artikel Jurnal dan Prosiding terindeks database Scopus dan Web of
Science ................................................................................................... 21
6.2 Jurnal Internasional dengan Quartile Scimagojr ................................... 22
6.3 Menentukan Q (Quartile) Suatu Artikel Jurnal Terindeks Scopus ........ 22
6.4 Menentukan Nilai Impact Factor .......................................................... 23
6.5 Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ........................................................... 24
6.6 Editor in Chief/Editor/Advisory Board/Associate Editor/Academic
Editor di Jurnal Terindeks Scopus atau Web of Science (WoS) ............ 24
6.7 Reviewer Jurnal Internasional Terindeks Scopus/WoS dengan kategori
Q1 ......................................................................................................... 24
6.8 Produk Inovasi ....................................................................................... 25
6.9 Kriteria Buku ......................................................................................... 25
6.10 Ketentuan Syarat Tambahan ................................................................ 26
6.11 Hal Ketidakwajaran atau dugaan Misconduct .................................... 27
6.12 Batasan Kewajaran .............................................................................. 27
6.13 Tahun Terbitan Insentif ....................................................................... 27
6.14 Proses Pengajuan Insentif .................................................................... 27
6.15 Perkiraan Jumlah Insentif .................................................................... 30
BAB VII PENUTUP ............................................................................................... 31
Lampiran Tabel SBM (Standar Biaya Masukan)................................................. 32
Tabel 1a. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Artikel Jurnal dan
Prosiding Terbit Tahun 2022 ................................................................. 32
Tabel 1b. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Artikel Jurnal dan
Prosiding Terbit Tahun 2020 dan Tahun 2021 ....................................... 33
Tabel 2. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Paten/Paten Sederhana/
HKI ......................................................................................................... 35
Tabel 3. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Inovasi, Sertifikat
Penghargaan, Reviewer dan Editor ......................................................... 36
Tabel 4. SBM (Standar Biaya Masukan) Produk Inovasi ............................ 36
Tabel 5. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Buku .............................. 37
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I - PENDAHULUAN
1
seperti padi, ubi kayu, jagung, dan lain-lain. Dengan sedikit pengecualian, varietas
tanaman ini kebanyakan merupakan produk pengembangan dari luar Sumatera Utara.
Hasil produk pertanian cenderung dimanfaatkan sebagai bahan mentah. Pertambahan
nilai dari bahan mentah belum menjadi prioritas pengembangan sebagai hasil dari
produk hilir. USU perlu membangun bidang agroindustri di tempatnya sendiri. Di
samping pendekatan pertanian secara umum juga diperlukan pendekatan ekonomi,
budaya, keteknikan, MIPA, sosial politik, dan hukum dalam pengembangan
agroindutri.
3. Local Wisdom
Dengan keragaman suku yang luar biasa, Sumatera Utara harus merasa sangat
beruntung bisa menjadi contoh interaksi dan toleransi yang sangat baik. Tiap-tiap suku
membawa local wisdom yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga dan memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa. Local wisdom dapat saja diserap dalam kehidupan
demokrasi modern sehingga tidak kehilangan jatidiri. Peran ilmu sosial politik, hukum,
psikologi, bahkan ekonomi akan membuat telaah local wisdom menjadi menarik.
4. Energy (Sustainable)
Masalah energi dan ketersediaannya merupakan masalah yang sedang dihadapi dunia
sekarang dan masa yang akan datang. Perubahan konsumsi bahan bakar fosil harus
dilakukan akibat krisis bahan bakar unrenewable ini. Sumatera Utara dengan geografi
dan topografi yang beragam, dan sumber daya alam hayati dan nonhayati yang
melimpah adalah tempat yang sangat tepat untuk mengembangkan energi alternatif.
Pengembangan dan pemanfaatan sumber energi terbarukan secara berkelanjutan
merupakan hasil kerja sama ilmu keteknikan, ilmu pertanian, MIPA, sosial politik,
budaya, hukum, dan ekonomi.
5. Natural Resources (Biodiversity, Forest, Marine, Mine, Tourism)
Sumber daya alam yang berlimpah mencakup keanekaragaman hayati, hutan, laut,
tambang, dan bentang alam dengan keunikan yang dimiliki Sumatera Utara. Sumber
sandang pangan dan papan, serta obat-obatan baru dapat berasal dari keanekaragaman
hayati di hutan dan di laut. Bahan tambang yang terkandung di bumi Sumatera Utara
belum dieksplorasi secara optimal sehingga potensi bahan tambang dan turunannya
belum dimanfaatkan dengan baik oleh rakyat. Nanoteknologi dan advanced material
dapat dikembangkan dari sumber daya alam yang beragam ini. Bentang alam yang
indah memiliki potensi untuk dikelola sebagai tujuan wisata. Bidang keilmuan seperti
pertanian, MIPA, keteknikan, ilmu budaya, sosial, hukum, dan ekonomi dapat
memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam mengembangkan kemanfaatan dan
keberlanjutan sumber daya alam ini.
6. Technology (Appropriate)
Teknologi tepat guna merupakan teknologi praktis yang dapat langsung digunakan oleh
masyarakat. Teknologi ini dapat berupa program, alat, dan jasa. Pengembangan
teknologi ini memerlukan kerja sama yang baik antara perancang dan pengguna. Oleh
karenanya, penting dilibatkan pendekatan sosial budaya dalam penerapannya. Bidang
keilmuan seperti keteknikan, TIK, MIPA, hukum, dan ekonomi merupakan cabang
ilmu yang sangat berperan dalam pengembangan teknologi ini.
7. Arts (Ethnic)
2
Sumatera Utara dengan keberagaman etnis menyumbang keragaman seni dan budaya.
Banyak hal yang bersifat seni etnis dapat mewarnai kehidupan. Seni yang ada, termasuk
seni etnis, belum dikaji secara optimal. Telaah seni perlu melibatkan disiplin ilmu,
antara lain, antropologi, sosiologi, ilmu budaya, keteknikan, TIK, dan MIPA.
Tata nilai utama BINTANG ini harus terinternalisasi ke segenap sivitas akademika USU
dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi. RJP USU 2015 – 2039 telah dijadikan roadmap
dalam penyelenggaraan USU untuk menuju visinya.
3
perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2015, USU baru menempati posisi rangking 38
nasional atau berada di Kluster II. Setelah itu USU terus berbenah menaikkan peringkatnya
hingga akhirnya masuk di Kluster I.
Pada saat ini USU baru saja memasuki periode kedua dari pengembangan jangka
panjangnya yaitu Renstra USU 2020 – 2024. Desain ideal yang diharapkan pada periode ini
adalah USU menjadi universitas berstandar internasional berciri keunggulan lokal. Pada desain
ideal tahap II ini ada dua terminologi yang harus didefenisikan. Pertama adalah ukuran dari
standar internasional dan kedua ciri keunggulan lokal. Berdasarkan perkembangan yang ada
serta tuntutan dari Kemendikbud, indikator terukur dari standar internasional adalah masuk
dalam Top 500 Q–S–Word University Rank. Kemudian terminologi berciri keunggulan lokal
yang dimaksud pada rumusan tersebut adalah keunggulan akademik TALENTA. Kedua hal
inilah yang menjadi penjabaran target pada desain ideal USU periode 2020 – 2024.
Keberhasilan pencapaian USU pada Renstra tahap kedua ini dinyatakan dengan 96 buah
indikator. Beberapa indikator utama yang dijadikan ukuran keberhasilan ditampilkan pada
Tabel 1. Pada tabel dapat dilihat bahwa ukuran internasionalisasi di USU dinyatakan dengan
masuknya USU pada peringkat Top 500 QS WUR. Sinkron dengan target ini, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia juga telah menetapkan target bahwa pada
tahun 2024 harus ada 6 Perguruan Tinggi dari Indonesia yang masuk dalam jajaran Top 500
QS-WUR. Untuk mencapai target ini Kemendikbud sedang melakukan pembinaan terhadap 13
PT yang akan dipersiapkan untuk masuk ke dalam Top 500 WCU dan USU adalah salah
satunya. Fakta ini menunjukkan adanya keselarasan antara target Kemendikbud dengan target
Renstra USU 2020-2024.
4
Base
Sumber
Indikator - 2021 2022 2023 2024
Data
line
1. Peringkat USU dalam QS QS
N/A 750 650 550 500
University Rangkings Rankings
2. Peringkat di QS QS
University Rangkings by Rankings N/A - - 500 <500
Subject
3. Persentase Program Studi BAN-PT/
43 60 65 70 75
Terakreditasi Unggul (A) LAM-PT
4. Persentase Program Studi
Terakreditasi sia.usu.ac.id 2 15 20 25 30
Internasional
5. Jumlah Publikasi Scopus,
1.300 1.500 1.600 1.700 1.800
Internasional WoS
6. Jumlah Sitasi SINTA 20.500 35.000 40.000 45.000 50.000
Hal mendasar yang menjadi penentu utama sebuah perguruan tinggi masuk dalam
jajaran WCU adalah kualitas luaran penelitiannya. Penelitian yang baik harus memberikan
kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan juga terhadap pembangunan
masyarakat. Indikator sebuah WCU didominasi oleh reputasi sebuah perguruan tinggi. Reputasi
ini diperoleh dari kontribusi luaran penelitian yang memiliki impact atau pengaruh secara
global. Indikator Renstra yang berhubungan dengan luaran penelitian berupa artikel ilmiah
bereputasi serta jumlah sitasi juga ditampian pada tabel di atas. Indikator sitasi dapat digunakan
untuk menunjukkan kualitas sebuah luaran penelitian.
Dokumen perencanaan diatas menunjukkan bahwa USU sebagai sebuah PT yang
sedang berkembang menuju sebuah WCU harus memiliki luaran penelitian berjenis jurnal
internasional yang memiliki kualitas yang sangat baik. Atas dasar itu, maka dipandang perlu
memberikan insentif kepada peneliti USU yang memberikan kontribusi terhadap
perkembangan USU pada setiap tahapan Renstra tersebut. Tujuan dari pemberian insentif ini
adalah agar terjadi percepatan kuantitas dan juga kualitas dari luaran penelitian yang dihasilkan
oleh dosen USU. Pada akhirnya nanti hal ini akan memberikan kontribusi yang sangat
signifikan bagi perkembangan USU dan juga reputasi USU di dunia internasional.
5
BAB II - PROGRAM PRIORITAS REKTOR USU 2021 – 2026
Pada tahun 2021 USU telah sukses melaksanakan pergantian pucuk pimpinan dengan
dilantiknya Rektor Dr. Muryanto Amin S.Sos., M.Si. Sejalan dengan Renstra USU Tahap II
dan untuk memberikan percepatan, Rektor USU telah menggulirkan 6 (enam) Program
Prioritas seperti yang ditampilkan pada Gambar 2. Program prioritas pertama adalah
melakukan reorganisasi dan penguatan struktur dan tatakelola agar adaftif untuk merespon
perubahan yang cepat. Indikator capaiannya adalah tersedianya dokumen KPI (Key
performance index) pada seluruh jabatan struktural dan fungsional organisasi di USU. Program
Prioritas kedua adalah adaptasi tugas tridharma, dimana pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat dilaksanakan secara integratif. Hal yang perlu dilakukan untuk ini adalah
menyesuaikan peraturan akademik dan peraturan non akademik yang mendukung kegiatan
Merdeka Belajar, Menambah inovasi ke tahapan produk hilisasi seperti PATEN dan HAKI,
Meningkatkan prestasi mahasiswa melalui produk inovasi, Memperbanyak dosen dari praktisi
sebagai role model dan Penguatan Human Capital yaitu meningkatnya karir/pendapatan dosen
dan tenaga kependidikan.
Program prioritas ketiga adalah Penataan Infrastruktur. Pada program ini termasuk
melakukan revitalisasi aset universitas untuk mendukung proses pembelajaran, melakukan
standarisasi infrastruktur untuk memenuhi penilaian akreditasi internasional dan membangun
interkoneksi di wilayah kampus. Agar hal ini dapat berjalan secara optimal maka harus
dilakukan pemetaan dan sharing resources salah satunya dengan cara membangun co-working
space untuk mengurangi dominasi penggunaan aset universitas. Program digitalisasi kampus
menjadi program prioritas yang keempat. Hal-hal yang dilakukan adalah mengintegrasikan
6
teknologi dan informasi dalam bentuk digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan mutu
kampus. Pusat Teknologi informasi akan dijadikan sentra big data analytic universitas serta
menguatkan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) USU secara profesional dengan menerapkan
elearning, e-finance, dan lainnya secara optimal. Program prioritas kelima adalah Enterprise
Kampus untuk memperkuat branding USU di lingkup nasional maupun internasional.
Kegiatannya antara lain memaksimalkan produk inovasi dosen dan mahasiswa yang dapat
memasuki segmen pasar. Melakukan pengembangan Sociopreneur, inkubasi bisnis, dan
teaching industry serta memperkuat unit usaha yang ada melalui penilaian kontrak kinerja dan
memaksimalkan relasi kelembagaan. Program prioritas keenam adalah Kerjasama dimana hal
ini akan difokuskan pada membangun community services agar dapat memberikan solusi
terbaik terhadap masalah yang dialami oleh masyarakat terutama yang ada disekita kampus
USU dan melakukan kolaborasi untuk mengoptimalkan dana CSR, Filantropi, dan Institusi
Global (Global Exposure).
Program kerja prioritas ini sinkron dengan rencana pengambangan yang telah
dirumuskan oleh Kemendikbud dan juga Renstra USU 2020-2024. Hal ini diharapkan akan
memberikan akselerasi dalam pemenuhan target dari kedua dokumen perencanaan tersebut.
Program kerja prioritas ini akan diukur dengan ekspektasi kinerja yang dicanangkan oleh
Rektor pada tahun 2025 seperti yang ditampilkan pada Gambar 3. Salah satu indikator yang
sudah ditetapkan adalah USU harus masuk pada jajaran Top 500 WCU. Versi rangking yang
disebutkan adalah versi QS WUR.
7
BAB III - WORLD CLASS UNIVERSITY
8
Faculty dan International Student. Distribusi bobot penilaian masing-masing indikator
QSWUR ini ditampilkan pada Gambar 4.
10
WUR telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. THE IMPACT adalah pemeringkatan yang
dilakukan THE dengan pencapaian/pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs).
Pembagian pemeringkatan ini ditampilkan pada Gambar 5.
Pada periode tahun 2020 dan 2021 USU telah berhasil menorehkan beberapa capaian
baik di tingkat Asia pada QS-AUR dan tingkat dunia QS-WUR. Perjalanan nilai dan peringkat
USU pada QS-AUR ditampilkan pada Tabel 2. Indikator ini menunjukkan nilai tertinggi yang
dimiliki oleh USU adalah pada Faculty Student Ratio. Sementara pada indikator Academic
Reputation dan Citation masih cukup rendah. Hal ini menjadi pusat perhatian untuk
pengembangan dan perlu peningkatan.
11
11 Outbound Exchange Students 2.9 3.0
Tabel 3 menunjukkan pencapaian peringkat dan nilai setiap indikator pada QS-WUR.
Pada pemeringkatan ini, nilai dan peringkat USU pada tahun 2020 belum ada atau belum masuk
peringkat pada QS-WUR. Pada tahun 2021, posisi USU sudah jelas dapat digambarkan berada
pada posisi 1201+ dan sudah terdapat nilai pada setiap indikatornya. Sama halnya dengan QS-
AUR nilai yang tertinggi ditunjukkan oleh Faculty Student Ratio. Sementara untuk nilai
Academic Reputation masih cukup rendah. Hal ini perlu ditingkatkan di masa yang akan
datang. Kemudian untuk Citation pe Faculty nilainya juga masih sangat rendah. Kegiatan
meningkatkan Citation perlu digalakkan agar terjadi peningkatan nilai pada indikator ini.
Kedua hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas luaran penelitian serta kolaborasi
agar terjadi peningkatan yang signifikan pada Academic Reputation dan Citation.
Berdasarkan data yang diperoleh dari QS-analytic pada tahun 2021, ada 232 responden
yang memberikan penilaian terbaik bagi USU. Asal respopnden didominasi dari Indonesia
sebannyak 197 responden dan diikuti Malaysia ada 23 responden dan UK 2 responden. Secara
total ada 12 negara diluar Indonesia yang menyatakan USU adalah institusi terbaik. Hal ini perlu
mandapat perhatian untuk mencapai peningkatan reputasi.
12
BAB IV – INDIKATOR KINERJA UTAMA
Visi Indonesia 2045 untuk menjadi negara maju dengan PDB terbesar kelima di dunia,
perlu disokong oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
siap bersaing di tingkat internasional. Permasalahan bangsa, juga peluang kerja di masa
mendatang tidak akan lagi bertumpu terhadap sumber daya alam, tetapi justru pada kemampuan
manusianya dalam bekerja. Perguruan tinggi sebagai lembaga ilmu, pengetahuan, penelitian,
serta pengabdian kepada masyarakat, dituntut untuk dapat lebih fokus dalam merealisasikan
target kinerjanya. Salah satu kunci dalam mengatur kinerja perguruan tinggi ialah melalui
Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri (IKU-PTN) yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengembangan pendidikan tinggi sendiri telah diamanatkan melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Terdapat tiga sasaran
pengembangan, yaitu: 1) Meningkatnya kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan tinggi;
2) Meningkatnya kualitas dosen dan tenaga kependidikan; dan 3) Terwujudnya tata kelola
Ditjen Pendidikan Tinggi yang berkualitas. Perguruan tinggi diharapkan dapat
memanifestasikan ketiga sasaran ini melalui peningkatan kapasitas dan kualitas proses dan
pengelolaan pendidikan yang menjadi tanggung-jawabnya. IKU-PTN yang ditetapkan harus
mampu fokus terhadap tiga amanat pengembangan tersebut.
Selain berdasarkan amanat pengembangan pendidikan tinggi, IKU-PTN harus mampu
menjadi alat ukur sekaligus akselerator untuk pengembangan kebijakan Merdeka Belajar:
Kampus Merdeka yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 3, 4, 5, 6, dan 7 tahun 2020. Melalui kebijakan tersebut, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berupaya menjamin lembaga pendidikan tinggi
untuk memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman, lebih berdampak
langsung bagi masyarakat, serta mampu mencapai standar perguruan tinggi internasional.
Jaminan kemudahan dan target yang lebih tajam juga diberikan kepada dosen sebagai sumber
daya utama di perguruan tinggi. Gedung yang megah akan serasa kopong tanpa diisi oleh dosen
berkualitas. Dosen didorong untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang berbasis
permasalahan, kolaboratif, dan tidak hanya mengandalkan pembelajaran di dalam kelas.
Sebagai hasil akhir, kebijakan Kampus Merdeka diharapkan memberikan iklim yang baik
terhadap pengembangan minat dan bakat mahasiswa. Mahasiswa dapat mengasah kemampuan
mereka dalam situasi pembelajaran inovatif, fleksibel, berbasis keingintahuan dan minat
mahasiswa, serta sesuai dengan permasalahan di masyarakat dan/atau kebutuhan industri.
Sehingga ketika mahasiswa lulus, mereka mampu menjadi sumber daya manusia yang siap
belajar sepanjang hayat, adaptif, dan memiliki daya saing tinggi.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita pendidikan tinggi tersebut, harus dilaksanakan
perubahan dalam penilaian performa PTN yang akan dinilai berdasarkan IKU yang menjadi
kontrak kinerja antara PTN dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
IKU terbaru yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
3/M/2021 memiliki tiga indikator utama. Pertama, kualitas lulusan yang diukur dengan Lulusan
mendapat pekerjaan yang layak, dan Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus. Kedua,
kualitas dosen dan pengajar yang diukur dengan Dosen berkegiatan di luar kampus, Praktisi
13
mengajar di dalam kampus, dan Hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan dapat rekognisi
internasional. Ketiga, kualitas kurikulum yang memiliki subindikator antara lain program studi
bekerjasama dengan mitra kelas dunia, Kelas yang kolaboratif dan partisipatif, serta adanya
program studi berstandar internasional.
Pada panduan ini, khusus yang mendapat perhatian adalah IKU 5 yaitu Hasil Kerja
dosen yang digunakan oleh masyarakat atau Hasil Kerja Dosen yang mendapat rekognisi
Internasional. Hasil kerja dosen ini meliputi hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat.
Sehingga dosen tetap memiliki tugas untuk menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Semua hasilnya nanti akan menentukan apakah perguruan tinggi sudah
memenuhi IKU kelima ini atau belum. Yakni melihat pemanfaatannya oleh masyarakat,
sehingga hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat memang memberikan hasil sesuai
harapan. Selain itu semua hasil kerja dosen juga diharapkan mampu rekognisi internasional.
Pengakuan ini penting untuk membantu lulusan perguruan tinggi yang dibimbing oleh dosen
yang bersangkutan diakui prestasinya secara internasional.
Pada IKU hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi
internasional, atribut data yang berhubungan terdiri dari karya tulis ilmiah, karya terapan, dan
karya seni. Data untuk keperluan IKU ini akan didapatkan dari aplikasi SISTER (Sistem
Informasi Sumberdaya Terintegrasi). Data input untuk IKU 5 dilakukan dari akun dosen
masing-masing atau dari operator perguruan tinggi juga dapat membantu dosen melakukan
input data. Setelah data dimasukkan, admin di masing-masing perguruan tinggi kemudian dapat
melakukan sinkronisasi data sehingga data dapat dimanfaatkan untuk perhitungan IKU 5.
Pada IKU hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi
internasional, atribut data yang berhubungan terdiri dari karya tulis ilmiah, karya terapan, dan
karya seni. Data untuk keperluan IKU ini nantinya akan didapatkan dari PDDikti yang akan
bersumber dari beberapa aplikasi yaitu Sister PDDikti. Kedaireka (kedaireka.id) dan atau
aplikasi eksternal kementerian yaitu aplikasi SINTA pada laman SINTA.ristekbrin.go.id. IKU
5 di sistem milik universitas dapat di input melalui sipustaha.usu.ac.id dan simpel.usu.ac.id.
Strategi dalam meningkatkan pencapaian pada IKU 5 ini adalah:
1. Pendampingan pada dosen dalam menuliskan karya ilmiah berupa jurnal, artikel dan
buku ajar;
2. Meningkatkan Paten HKI dan Haki; dan
3. Memberikan insentif karya ilmiah yang bereputasi yang memenuhi IKU 5 ini.
14
BAB V - KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH USU
Pada bagian ini akan dijabarkan karakteristik karya ilmiah USU selama periode 2016 –
2021. Sebagai bentuk benchmarking juga akan dilakukan perbandingan pertumbuhan dengan
beberapa PT yang sedang dipersiapkan oleh Kemendikbudristek untuk masuk dalam Top 500
QS-WUR. Pada Gambar 6 ditampilkan produktivitas karya ilmiah USU yang terindeks di
Scopus selama periode 2016-2021. Selama periode ini jumlah publikasi USU ada sebanyak
6.878 judul artikel. Jumlah terbanyak adalah tahun 2018 dengan jumlah 1.708 artikel. Pada
tahun 2021 sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2020. Sementara
pada periode yang sama jumah sitasi ada sebanyak 17.217 sitasi. Secara rata-rata jumlah sitasi
per artikel ada sebanyak 2,5 sitasi.
Gambar 6. Jumlah Publikasi dan Sitasi USU Selama Periode 2016 – 2021
Produktivitas publikasi USU per tahun dibandingkan dengan beberapa PTN BH lainnya
ditampilkan pada Gambar 7. Pada saat ini yang tertinggi di Indonesia adalah UI yang mencapai
puncaknya pada tahun 2020 dengan jumlah 4446 judul publikasi per tahun. Kemudian disusul
oleh Unair yang mencapai puncaknya tahun 2020 dengan jumlah judul 3127 artikel per tahun.
Unair menunjukkan peningkatan yang cukup pesat selama 3 tahun terekhir. Pada awal nya,
produktivitas USU tidak berbeda jauh dengan Unair, tetapi pada 3 tahun terakhir Unair telah
mampu menghasilkan publikasi lebih dari 2000 judul per tahun. Selama periode 2016 – 2021
jumlah rata-rata artikel yang dihasilkan per tahun tertinggi dihasilkan oleh UI sebesar 3.413
judul per tahun, disusul oleh UGM dan ITB masing masing pada angka 2155 dan 2075 judul
artikel per tahun. Kemudian menyusul Unair dengan produktivitas rata-rata 1550 judul per
tahun. Fakta ini menunjukkan adanya korelasi antara produktivitas publikasi ilmiah per tahun
dengan peringkat pada QS-WUR. Keempat PT ini adalah PT asal Indonesia yang saat ini berada
pada Top 500 QS-WUR. Dimana UGM, ITB, dan UI adalah PT yang sudah lebih dulu berada
pada peringkat Top 500 QS-WUR yang kemudian disusul oleh Unair yang berada pada
peringkat 465 QS-WUR. Dengan kata lain, sebuah PT yang dapat bersaing di Top 500 QS-
WUR dengan hasil yang baik harus mampu menghasilkan publikasi ilmiah dengan jumlah yang
bisa melebihi angka 2000 judul per tahun. Sementara USU sampai dengan saat ini meskipun
tetap menunjukkan konsistensi produktivitas, tetapi belum pernah melebihi angka 2000 judul
per tahun. Hal ini akan menjadi pusat perhatian dalam pengembangan USU ke depan yang
diselaraskan dengan target pencapaian peringkat USU pada QS-WUR.
15
Gambar 7. Produktivitas publikasi per tahun USU dan beberapa PTN BH
Selama beberapa tahun terakhir USU telah memberikan insentif publikasi bagi dosen
yang mampu menerbitkan artikel internasional bereputasi. Besaran insentif bervariasi
berdasarkan jenis pengindeks dan kategori Quartile dan nilai Impact Factor. Pengindeks
internasional bereputasi yang digunakan ada 2 yaitu Scopus dan Web of Science (WoS).
Sementara pembagian kelas jurnalnya menggunakan 2 indikator, yaitu Scimago Journal Rank
(SJR) dan Impact Factor oleh ISI WoS. Pada Tabel 4 ditampilkan besaran insentif artikel
terindeks bereputasi sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Karya yang dijadikan fokus
pembahasan pada tabel tersebut adalah Jurnal dan Prosiding terindeks internasional bereputasi.
Kedua jenis karya ilimiah ini yang merupakan karya terbanyak yang dihasilkan USU. Pada tabel
dapat dilihat bahwa pola klasifikasi insentif selalu mengalami perubahan. Pada tahun 2017
hanya dibedakan atas SJR dan IF tanpa menggunakan quartile. Sementara pada Tahun 2018
sudah memperkenalkan quartile tetapi hanya merupakan pilihan dari nilai IF. Sementara sejak
tahun 2019, terjadi peningkatan nilai insentif maksimum ke angka Rp 75.000.000,- dan sudah
diklassifikasikan atas quartile dan IF. Pada tahun 2020 dan 2021, nilai insentif relatif sama.
Prosiding terindeks tidak mengalami perubahan sejak tahun 2018. Jika diperhatikan jumlah
artikel maksimum yang dicapai USU adalah tahun 2018 sebanyak 1.708 judul pada saat nilai
maksimum insetif adalah Rp 20.000.000,- tetapi prosiding telah mengalami kenaikan.
Perubahan insentif ini akan dijadikan acuan dalam menentukan besaran insentif pada tahun
2022.
16
Karya Ilmiah yang terbit di jurnal internasional bereputasi terindeks
oleh Scopus serta memiliki nilai SJR dari Scimago Journal and
Country Rank paling rendah Q3 (quartile tiga) atau terindek oleh
Web of Science serta mempunyai faktor dampak IF (impact factor)
2017 lebih besar dari 0 dari ISI WoS (Thomson Reuters). Besaran insentif
dibagi atas
a. IF atau SJR >= 5 Rp.25.000.000
b. 0,1 <= IF atau SJR < 5 Rp.20.000.000
Prosiding Terindeks Rp 7.000.000
Meliputi artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional
terindeks pangkalan data Scopus atau Web of Science (WoS) dan
bereputasi, bab buku yang dipublikasi dalam buku/buku berseri
internasional terindeks pangkalan data Scopus atau Web of Science
(WoS) dan bereputasi, makalah dari pertemuan ilmiah (conference)
dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks pangkalan data
Scopus atau Web of Science (WoS) dan bereputasi, atau artikel yang
dipublikasikan dalam jurnal nasional terakreditasi A terindeks
2018 pangkalan data Scopus atau Web of Science (WoS). Semuanya
memiliki dampak faktor (impact factor, IF) dari Thomson Routers
Journal Citation Reports dan/atau memiliki SJR dengan peringkat
Quartile pada Scimago edisi terbaru dengan kriteria:
a. IF >= 3.0 atau Quartile 1 (Q1) pada Scimago Rp.20.000.000
b. 1.0 <= IF < 3.0 atau Quartile 2 (Q2) Rp.18.000.000
c. 0.1 <= IF < 1.0 atau Quartile 3 (Q3) Rp.16.000.000
d. Quartile 4 (Q4) pada Scimago Rp.14.000.000
Prosiding Terindeks Rp 8.000.000
Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks
pangkalan data Scopus atau Web of Science (WoS) dan bereputasi.
2019 Semuanya memiliki dampak faktor (impact factor, IF) dari Thomson
2020 Routers Journal Citation Reports dan/atau memiliki SJR dengan
2021 peringkat Quartile pada Scimago edisi terbaru dengan kriteria:
a. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan memiliki IF WoS >= 3.0 Rp.75.000.000
b. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan memiliki 1.0 < IF WoS ≤ 3.0 Rp. 65.000.000
Note: c. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan memiliki IF WoS ≤ 1.0 Rp. 55.000.000
2022 dan d. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan memiliki IF WoS >= 3.0 Rp.50.000.000
2021 ada e. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan memiliki 1.0 < IF WoS ≤ 3.0 Rp. 45.000.000
perubahan f. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan memiliki IF WoS ≤ 1.0 Rp. 40.000.000
besaran g. Quartile 3 (Q3) pada Scimago dan memiliki IF WoS Rp.35.000.000
pada h. Quartile 3 (Q3) pada Scimago dan tidak memiliki IF WoS Rp. 25.000.000
kategori i i. Quartile 4 (Q4) pada Scimago dan memiliki IF WoS Rp. 20.000.000
dan j
j. Quartile 4 (Q4) pada Scimago dan tidak memiliki IF WoS Rp.16.000.000
Prosiding Terindeks Rp 8.000.000
Seiring dengan meningkatnya produktivitas artikel dan jumlah besaran insentif per judul
artikel nilai total insentif yang telah disalurkan USU setiap tahun mengalami peningkatan. Nilai
total insentif selama periode 2017 sampai dengan 2021 ditampilkan pada Gambar 8. Pada
gambar juga ditampilkan besaran insentif yang diterima oleh jurnal dan prosiding. Insentif yang
17
disalurkan ke prosiding mengalami penurunan, tetapi insentif untuk jurnal mengalami kenaikan.
Hal ini seharusnya menunjukkan kualitas artikel yang semakin baik dan seharusnya diikuti
dengan peningkatan jumlah sitasi yang signifikan. Tetapi, jika dilakukan perbandingan antara
Gambar 8 dengan Gambar 6 terlihat bahwa besaran insentif yang tinggi pada jurnal belum
memberikan efek yang signifikan pada jumlah sitasi. Pada Gambar 8 jelas terlihat terjadi
kenaikan yang sangat besar pada jumlah insetif yang berjenis jurnal, tetapi jumlah sitasi yang
diperoleh USU belum dapat didongkrak dengan baik. Hal ini diperkirakan karena batasan
pembagian jurnal berdasarkan pembagian IF belum memberikan gambaran kualitas jurnal.
Berdasarkan data yang dirilis WoS, nilai IF jurnal tertinggi adalah 508 dan yang
terendah adalah 0.0 dan ada juga beberapa jurnal yang tidak memiliki IF atau disebut NA.
Distribusi jurnal berdasarkan IF ditampilkan pada Gambar 9.
18
Gambar 9. Sebaran IF Jurnal Tahun 2021
Pada gambar dapat dilihat bahwa sebaran jurnal paling banyak adalah pada daerah
dengan IF antar 0 dan 3. Sementara selama ini batasan insetif yang tertinggi yang diberikan
USU adalah 3. Hal menunjukkan, sebuah jurnal yang terbit pada Q1 kemungkinan besar akan
berada pada level insentif tertinggi sementara hal itu belum menjamin kualitas jurnal yang
tertinggi. Berdasarkan fakta ini akan diusulkan pembagian insentif berdasarkan pembagian IF
seperti pada Gambar 10. Sebaran quartile akan dibagi atas 4 (empat) kelompok.
Berdasarkan pembagian IF yang digunakan pada Gambar 10, maka diajukan pembagian
insentif berdasarkan IF yang ditampilkan pada Tabel 5. Pada pembagian ini nilai maksimum
insentif sebesar Rp 75 juta, tetapi batasan untuk mendapatkan insentif ini adalah nilai IF ≥ 10.0.
Berdasarkan jumlah jurnal yang ada, kategori ini dipenuhi oleh 439 jurnal terbaik di dunia atau
19
3,6% dari jurnal yang memiliki IF. Setelah nilai ini setiap penurunan IF akan dikenakan
penurunan besaran insentif. Strategi ini diharapkan dapat mendorong para penulis USU untuk
meningkatkan kualitas publikasi dan menerbitkannya pada jurnal internasional bereputasi. Pada
akhirnya strategi ini diharapkan akan memberikan jumlah sitasi yang signifikan bagi USU di
masa yang akan datang. Data yang ada pada tabel ini akan dijadikan acuan penyusunan besaran
insentif. Sementara untuk prosiding yang terindeks nilai insentif akan diurangi menjadi Rp.
7.000.000,- per judul artikel.
20
BAB VI - PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM
Proses pemberian insentif harus memiliki kriteria yang jelas dan dasar penentuan
nominal harus menggunakan aturan yang baku. Pada bagian ini akan dituliskan kriteria baku
menggolongkan sebuah karya ilmiah dan penentuan persentase nilai insentif yang berhak
diterima pengusul. Dasar penentuan nominal dan kriteria penerimaan disusun berdasarkan
aturan yang ada tahun sebelumnya dan juga mengacu kepada azas peningkatan reputasi USU.
Pengertian dan ketentuan umum luaran yang mendapatkan insentif dijelaskan sebagai berikut.
6.1. Artikel Jurnal dan Prosiding terindeks database Scopus dan Web of Science
Pengindeks Scopus merupakan salah satu database indeksasi abstrak yang menjadi
acuan oleh Kemendikbudristek RI dalam mengukur kinerja seorang dosen. Scopus
menghimpun artikel jurnal, makalah prosiding dan buku yang bereputasi, melakukan indeksasis
terhadap judul, penulis, dan abstrak, kemudian Scopus juga menghitung sitasi serta h-indeks
terhadap karya setiap penulisnya. Database Scopus digunakan badan pemeringkat internasional
baik QS dan THE. Pengindeks ini digunakan untuk dasar pemberian insentif oleh USU. Gambar
13 menunjukkan contoh artikel yang terindeks pada Scopus.
21
(https://mjl.clarivate.com/home). Gambar 12 menunjukkan contoh sebuah artikel yang
terindeks pada WoS.
Penentuan suatu artikel jurnal/prosiding dikategorikan terindeks Scopus dan atau WoS,
maka harus memenuhi syarat berikut ini:
1. Artikel jurnal dan prosiding yang sudah masuk pada database pengindeks bereputasi yang
dapat di cek pada www.scopus.com dan atau www.webofscience.com.
2. Artikel jurnal dan prosiding tersebut harus juga masuk kedalam Scopus/WoS Affiliation ID
Universitas Sumatera Utara. Bagi artikel jurnal dan prosiding yang tidak masuk ke dalam
Affiliation Universitas Sumatera Utara, agar pengusul mengajukan permohonan perubahan
affiliasi terlebih dahulu kepada pengindeks. Oleh karena itu penulisan Affiliasi di Artikel
Jurnal dan Prosiding menjadi sangat penting.
Affiliasi RESMI dan BENAR adalah Universitas Sumatera Utara.
Contoh Affiliasi yang SALAH:
• Universitas Sumatra Utara (Sumatra berbeda dengan Sumatera)
• University of North Sumatera
• North Sumatera University
Artikel internasional yang berhak mendapat insentif adalah jika sudah tercatat pada database
Scopus dan atau WoS dan telah masuk kedalam Afiliasi Universitas Sumatera Utara.
22
Gambar 13. Contoh Nilai Quartile Menurut Scimagojr
23
6.5. Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
HKI terbagi menjadi beberapa jenis yaitu, Paten, Paten Sederhana, Hak Cipta, Merek
Dagang, Rahasia Dagang, Desain Produk Industri, Indikasi Geografis, Perlindungan Varietas
Tanaman, dan Desain Tata Letak Sirkut Terpadu. Untuk pengajuan insentif Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) maka terdapat syarat utama yang harus dipenuhi adalah telah keluarnya
sertifikat nasional maupun internasional. Selain syarat utama, terdapat syarat tambahan yakni:
a. Dosen/peneliti juga wajib memasukkan sertifikat HKI tersebut kedalam SINTA
(https://SINTA3.kemdikbud.go.id/);
b. Sertifikat HKI yang didaftarkan harus tercantum pemegang HKI, Universitas Sumatera
Utara;
c. Produk atau karya yang di-HKI-kan untuk mendukung pembelajaran daring, maka perlu
dibuktikan telah ditampilkan dalam SPADA;
24
dosen/peneliti yang diundang menjadi reviewer jurnal internasional terindeks Scopus/WoS
dengan kategori Q1 akan diberikan insentif.
25
b. Tim penulis tidak lebih dari 3 orang Dosen dan Tenaga Kependidikan yang memiliki
NIDN dan akun SINTA (khusus dosen) untuk jenis Referensi/Book Chapter, kecuali
penulis buku monograph (terdiri 1 penulis).
c. Penulis yang melakukan kolaborasi adalah Dosen dan Tenaga Kependidikan yang
memiliki bidang ilmu terkait.
d. Dalam satu tahun hanya dapat mengusulkan 5 buku (Referensi/Monograph/Book
Chapter) dengan judul yang berbeda.
e. Apabila penulis lebih dari 1 yang merupakan Dosen dan Tenaga Kependidikan USU
maka, buku hanya boleh di klaim oleh satu orang yang diurutkan dari posisi penulis
yang lebih dulu dituliskan.
26
ii. Apabila penulis korespondensi lebih dari 1 orang maka, hak insentif akan dibagi
dibagi dengan seluruh penulis korespondensi dan hanya Dosen dan Tenaga
Kependidikan USU yang mendapat bagian sesuai pembagian. Misalnya terdapat 2
orang penulis korespondensi (satu Dosen dan Tenaga Kependidikan USU dan satu
lagi bukan Dosen dan Tenaga Kependidikan USU) maka hanya Dosen dan Tenaga
Kependidikan USU yang mendapat insentif sebesar 50% insentif.
Dalam hal mekanisme ini belum dapat diimplementasi ke dalam sistem atau khusus Tenaga
Kependidikan yang tidak memiliki akun SISTER dan SINTA atau sistem lainnya yang hanya
berlaku untuk dosen, usulan dapat dilakukan secara manual.
27
seseorang yang mempunyai kontribusi dalam karya, menyuruh orang lain untuk membuat
karya sebagai karyanya tanpa memberikan kontribusi), dan atau tindakan lainnya yang diatur
oleh kementerian terkait, maka tim Verifikator wajib melaporkan temuan tersebut kepada
Rektor untuk dilajutkan ke proses penelurusan pelanggaran kepada tim etik. Pemberian insentif
akan diputuskan oleh Tim Etik.
28
Mulai
Sudah
Input ke Sister
Input ke Sipustaha
Tim Verifikasi
Perbaikan
Memenuhi
SK Rektor
tentang Ditolak
insentif?
Belum/Tidak
Memenuhi
Terbitkan SK
Rektor
Keuangan melakukan
Pembayaran
Dosen menerima
insentif
Selesai
29
6.15. Perkiraan Jumlah Insentif
Secara terperinci besaran insetif Tahun 2022 ditampilkan pada Lampiran 1. Berdasarkan
history perjalanan publikasi USU tahun sebelumnya maka jumlah insentif tahun 2022 ini
diperkirakan sama dengan Rp 19.000.000.000,- dengan sebaran seperti pada Tabel 6.
30
BAB VII - PENUTUP
Panduan ini merupakan naskah akademik latar belakang dan penjelasan pemberian insentif
bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan USU yang berhasil melakukan peningkatan reputasi
USU melalui luaran penelitian. Pemberian insentif didasarkan pada amanat dari RJP dan
Renstra USU untuk memberikan efek akselerasi keunggulan akademik dan tuntutan menjadi
salah satu World Class University di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah dan kulitas
luaran penelitian khususnya jurnal bereputasi diharapkan akan membetikan kontribusi yang
sangat positif bagi pencapaian USU pada periode 2020-2024.
31
Lampiran Tabel SBM (Standar Biaya Masukan)
Tabel 1a. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Artikel Jurnal dan Prosiding Terbit
Tahun 2022
No Kategori Besaran Satuan
k. Artikel terindeks Scopus dan atau WoS tetapi tidak Rp. 10.000.000 Judul
memiliki Quartile dan atau tidak ada IF
2. Makalah prosiding terindeks Scopus atau Web of Science
(WoS) yang disampaikan pada pertemuan ilmiah
(conference) yang penerbitnya memenuhi salah satu kriteria
berikut:
a. Jurnal internasional pada bagian special Rp. 9.000.000 Judul
issue/thematic issue, atau sejenisnya
b. Procedia Elsevier
c. Lecture Note dalam Springer-Verlag,
d. Proceeding yang terbit pada asosiasi keilmuan
bereputasi seperti IEEE
4. Makalah prosiding terindeks Scopus atau Web of Science
(WoS) yang disampaikan pada pertemuan ilmiah
Rp. 7.000.000 Judul
(conference) dan diterbitkan dalam terbitan jenis Conference
Series bereputasi
5. Book Chapter yang terindeks Scopus Rp. 12.000.000 Judul
Artikel dipublikasikan di jurnal yang dimiliki Universitas
Sumatera Utara dan dikelola sesuai dengan ketentuan
6. penerbitan jurnal internasional/nasional, serta:
a. Terakreditasi SINTA-1 Rp. 6.000.000 Judul
b. Terakreditasi SINTA-2 Rp. 5.000.000 Judul
32
c. Terakreditasi SINTA-3 Rp. 4.000.000 Judul
d. Terakreditasi SINTA-4 Rp. 3.000.000 Judul
e. Terakreditasi SINTA-5, SINTA-6 dan belum terakreditasi Rp. 2.000.000 Judul
Tabel 1b. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Artikel Jurnal dan Prosiding Terbit
Tahun 2020 dan Tahun 2021
No Kategori Besaran Satuan
Tahun 2020 Tahun 2021
1. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal
internasional terindeks pangkalan data
Scopus atau Web of Science (WoS) dan
bereputasi. Semuanya memiliki dampak
faktor (impact factor, IF) dari Thomson
Routers Journal Citation Reports dan/atau
memiliki SJR dengan peringkat Quartile
pada Scimago edisi terbaru dengan kriteria:
a. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan Rp. 75.000.000 Rp. 75.000.000 Judul
memiliki IF WoS >= 3.0
b. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan Rp. 65.000.000 Rp. 65.000.000 Judul
memiliki 1.0 < IF WoS ≤ 3.0
c. Quartile 1 (Q1) pada Scimago dan Rp. 55.000.000 Rp. 55.000.000 Judul
memiliki IF WoS ≤ 1.0
d. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000 Judul
memiliki IF WoS >= 3.0
e. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan Rp. 45.000.000 Rp. 45.000.000 Judul
memiliki 1.0 < IF WoS ≤ 3.0
f. Quartile 2 (Q2) pada Scimago dan Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000 Judul
memiliki IF WoS ≤ 1.0
g. Quartile 3 (Q3) pada Scimago dan Rp. 35.000.000 Rp. 35.000.000 Judul
memiliki IF WoS
h. Quartile 3 (Q3) pada Scimago dan tidak Rp. 25.000.000 Rp. 25.000.000 Judul
memiliki IF WoS
i. Quartile 4 (Q4) pada Scimago dan Rp. 20.000.000 Rp. 16.000.000 Judul
memiliki IF WoS
j. Quartile 4 (Q4) pada Scimago dan tidak Rp. 16.000.000 Rp. 14.000.000 Judul
memiliki IF WoS
2. Artikel jurnal yang dipublikasikan dalam Rp. 14.000.000 Rp. 12.000.000 Judul
jurnal internasional terindeks pangkalan data
Scopus atau Web of Science (WoS) yang
tidak ada Quartile dan tidak ada IF WoS
3. Makalah prosiding yang disampaikan pada Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000 Judul
pertemuan ilmiah (conference) dan
diterbitkan dalam prosiding yang menjadi
special isu di jurnal internasional terindeks
33
pada pangkalan data Scopus atau Web of
Science (WoS)
34
Tabel 2. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Paten/ Paten Sederhana / HKI
No. Kategori Besaran Besaran Satuan
Tahun ≤ 2021 Tahun 2022
1. Paten internasional yang terdaftar dalam pangkalan data internasional dan Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000 Sertifikat Paten
memiliki sertifikat.
2. Paten nasional yang terdaftar dalam pangkalan data nasional dan memiliki Sertifikat Paten
Rp. 16.000.000 Rp. 16.000.000
sertifikat.
3. Paten nasional biasa (Paten Sederhana) yang terdaftar dalam pangkalan data Sertifikat Paten
Rp. 14.000.000 Rp. 14.000.000
dan memiliki sertifikat.
4. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) selain paten yang terdaftar dalam pangkalan Sertifikat Paten
Rp. 8.000.000 Rp. 8.000.000
data internasional dan memiliki sertifikat internasional. Sederhana
5. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Hak Cipta yang terdaftar dalam Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI Hak
pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional (tidak termasuk Cipta
Karya ilmiah Jurnal, Artikel Ilmiah Populer, Makalah Prosiding, Skripsi,
Thesis, dan Disertasi).
6. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Merek Dagang yang terdaftar dalam Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional. Merek Dagang
7. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Rahasia Dagang yang terdaftar Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
dalam pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional. Rahasia Dagang
8. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Desain Produk Industri yang Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
terdaftar dalam pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional. Desain
Produk Industri
9. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Indikasi Geografis yang terdaftar Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
dalam pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat nasional. Indikasi Geografis
10. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Perlindungan Varietas Tanaman Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Sertifikat HKI
yang terdaftar dalam pangkalan data nasional dan memiliki sertifikat Perlindungan
nasional. Varietas Tanaman
35
Tabel 3. SBM (Standar Biaya Masukan) Insentif Inovasi, Sertifikat Penghargaan, Reviewer dan Editor
No. Kategori Tahun 2022 Satuan
12. Memperoleh penghargaan teknologi inovasi dibuktikan dengan sertifikat Rp. 8.000.000 Inovasi
penghargaan internasional.
13. Memperoleh penghargaan teknologi inovasi dibuktikan dengan sertifikat Rp. 5.000.000 Inovasi
penghargaan nasional.
14. Mendapat penghargaan menjadi presenter/penulis terbaik (Best Paper / Best
Presenter) pada pertemuan ilmiah/konferensi internasional terindeks Scopus
atau Web of Science (WoS) dengan kriteria:
Terbaik I Rp. 1.500.000 Penghargaan
Terbaik II Rp. 1.000.000 Penghargaan
Terbaik III Rp. 750.000 Penghargaan
15. Reviewer Jurnal Internasional terindeks Scopus atau WoS dengan kategori Rp. 1.000.000 Per judul
Q1
16. Menjadi Editor in Chief / Chief Editor / yang setara di Jurnal International Rp. 10.000.000 Per jurnal per tahun
Terindeks Scopus atau Web of Science (WoS).
17. Menjadi Editor/Editorial Board / Advisory Board / Associate Editor / Rp. 5.000.000 Per jurnal per tahun
Academic Editor /yang setara di Jurnal International Terindeks Scopus atau
Web of Science (WoS).
Ditetapkan di Medan
Rektor,
MURYANTO AMIN
37