Disusun oleh :
RYAN DWIYANTO
NRP : 33312101034
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata
kuliah Rencana Umum (General Arrangement). Tidak sedikit kendala yang
menghadang penyusun dalam menyelesaikan tugasnya, namun berkat, rahmat dan
hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan
salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Bangunan kapal – Politeknik Negeri
Madura ini.
Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat
Ahli Madya pada jurusan Teknik Bangunan Kapal – Politeknik Negeri Madura.
Penyusun harus mengakui, laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun
sebagai manusi. Untuk itu penyusun memohon maaf atas semua kekurangan dan
kesalahan yang terjadi di dalam penyusunan laporan dan gambar Rencana Umum
ini.
Namun penyusun tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun secara privadidan semuanya pada
umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR PUSTAKA
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 3
2.2.1 EHP (Efective Hours Power) ........... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 BHP (Break House Power) .............. Error! Bookmark not defined.
iii
3.1 Perhitungan Dasar Ganda (Double Bottom) ........................................... 12
BAB IV ................................................................................................................. 15
BAB V................................................................................................................... 19
iv
5.1.12 Engine Casing ............................................................................. 23
BAB VI ................................................................................................................. 28
v
7.2.3 Menghitung gaya rudder ................................................................. 45
BAB IX ................................................................................................................. 55
BAB X................................................................................................................... 59
Deadweight Tonnage (DWT) .............................................................................. 59
vi
10.1 Pengertian deadweight tonnage dan lightweight tonnage .................. 59
PENUTUP ............................................................................................................ 66
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
General Arrangement dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan
didalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan
yang dimaksud seperti ruang muat, ruang akomodasi, ruang kamar mesin serta
ruangan pada bangunan atas atau superstructure. Disamping itu juga
direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan jalan serta beberapa
sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam perencanaan General Arrangement terdapat beberapa hal yang perlu
dijadikan pertimbangan, antara lain :
Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan ruang mesin
memiliki dimensi ruang sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang
luas.
Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja optmal
pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
Penentuan ruangan akomodasi dan ruangan lainnya termasuk kamar mesin
dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
1
1.4 Data Utama Kapal
1. Nama Kapal = MV. Alexandra.
2. Type Kapal = CONTAINER
3. Rute pelayaran = Tanjung Trisakti – Tanjung
Perak (495 mil laut)
4. Panjang kapal (Lpp) = 102 m
5. Panjang kapal (Lwl) = 106,08m
6. Lebar kapal (B) = 16,3 m
7. Tinggi kapal (H) = 9,3 m
8. Sarat kapal (T) = 5,94 m
9. Koefisien block (Cb) = 0,78
10. Koefisien prismatik (Cp) = 0,79
11. Koefisien midship = 0,98
12. Kecepatan Dinas = 11 knots = 5,66 m/s
13. Jenis muatan = peti kemas
2
BAB II
(ReferensiTahanan dan Propulsi Kapal Sv. Aa. Harvald halaman 133 formula
(5.5.31)
3
Catatan: Perkiraan temperatur perairan asia timur 200 C
=1,14
4
Koreksi Cr
LCBstandar = 1,5% x Lpp
= 1,5% x 102
= 1,53
LCBdspl = e% x Ldspl
= 0,48% x 104,04
= 0,499392
LCB nsp = LCBdspl – 1,5%Lpp
= 0,499392– 1,5% x 102
= 0, 499392– 1,53
= -1,030608
∆ LCB = LCBnsp - LCBstandar
= -1,030608– 1,53
= 0.841
Perlu adanya koreksi terhadap LCB sebagai berikut
103 Cr = LCB standar + ϑ103 Cr / ϑ LCB x ˄ LCB
103 Cr = -1,6994 + ( 0,26 x (0.841) )
= -1,6994 + 0,219
= -1,481 =1,481
Koreksi 𝟏𝟎𝟑 Cr Terhada Badan Kapal
103 Cr = 103 Cr(STANDAR) + (103 Cr(APP) x 3% )
= 1,481 + (-1,6994 x 3% )
= 1,4 + 0.050982
= 1.532 =0,001532
Tahanan Tambahan (Ca)
1000 0,6
7895,737 x
1000 0,4
(Ca) = 0,6 + (7895,737-1000) / (10000-1000) x (0,4-0,6)
=0.45
= 0.00045
5
Tahanan Udara dan Tahanan Kemudi
103 Cr Caa = 0,07
103 Cr Cas = 0,04
Koefisien Tahanan Total Kapal
Ct = CF + CR + CA + CAA + CAS
= 0,0017+ 0,00125+ 0,00045+ 0,07 + 0,04
= 0,00344 = 3,44 x 10−3
Tahanan Kapal dalam Kondisi Melintang
Rt = Ct ( ½ x 1,025 ton/m x V2 x S )
kg
= 3.44 x10-3 (1/2 x 1025 x (5,66 m/s )2 x 2384.995 m 2
m3
= 134,7 KN
Tahanan Kapal dalam Kondisi Melintang
Rt (service) = Rt + 15% x Rt
= 134,7 + 15% x 134,7
= 154,905 = 155
Tahanan Kapal dalam Kondisi Melintang
PE Service = Rt(Service) x Vs(m/s)
= 154,905 x 5,66
= 876,762 Kw
= 1175,738 HP
6
T =txw
Va = Vs ( 1 – w )
B/L = 16,3 / 102
= 0.159803921
7
DHP = EHP / 𝑝𝑐
= 1.259,373 / 0,51007
= 2.469,019 kW
THP = EHP / ɳh
= 1.259,373 / 1,0005
= 1.258,743 kW
Shaft Power (SHP) = DHP / ɳb
= 2469,019 / 0,98
= 2519,408 kW
Power Break (BHP scr) = 2.570,824
Power Break (Pb mcr) = (BHP scr) / 0,85
=2519,408 / 0,85
= 3024,499 ( 1 HP = 0,745 KW )
= 2256,277 Hp
Maka mesin induk (main engine) yg dipilih adalah
=>Engine type = MAN B& W DIESEL A/S
=>Daya Motor = 2400 kW / 3270 HP
=> Bore = 260 mm
=> Stroke = 980 mm
=> Cylinder = 6 Pcs
=>Engine speed = 250 rpm
=>SFOC = 179 g/KWh
=>Panjang = 3.9 m
=>Lebar = 4.9 m
=>Tinggi = 1.8 m
8
Gambar 2.1 Type mesin MAN B&W
BAB III
PERHITUNGAN KONTRUKSI
9
3.1 Perhitungan Dasar Ganda (Double Bottom)
Menurut BKI 2014 Volume II section 8:
h = 350 + 45 B ( mm )
= 350 + 45 (16,3) = 1.083,5 mm, diambil tinggi double bottom normal (h)
=1.090 mm
= 1,09 m
Jarak Gading di Depan Sekat Tubrukan dan di Belakang Sekat Ceruk Buritan
Menurut BKI vol II section 9 A.1.1, jarak antara 2 gading yang terdapat di
belakang Sekat Ceruk Buritan dan di depan Sekat Tubrukan tidak boleh melebihi
600 mm. Dalam perencanaan ini diambil jarak gading sebesar 600 mm.
10
b. Sekat Ceruk Buritan
BKI Vol. II 2014, menyebutkan bahwa sekat tabung buritan (stern tube
bulkhead) secara umum terletak paling sedikit tiga (3) jarak frame diukur dari
bagian depan boss, berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya untuk
mencukupi kebutuhan ruang untuk kamar mesin, maka sekat tabung buritan
diletak pada frame 10.
11
Ruang muat III terletak pada frame 100 sampai dengan 135, dengan panjang
ruang muat 21 m.
Ruang muat IV terletak pada frame 135 sampai dengan 160, dengan panjang
ruang muat 15 m.
12
4 BAB IV
Dimana:
Cst = koefisien steward deck ( 1,2 – 1,3 )
Diambil Cst = 1,2
Cdk = koefisien deck department ( 11,5 – 14,5 )
Diambil Cdk = 11,5
Ceng = koefisien engine department ( 8,5 – 11,0 )
Diambil Ceng = 8,5
BHP = tenaga mesin
Diambil BHP = 1860 KW
= 2530 HP
Cadets = perwira tambahan / tamu = 1
Jadi didapat :
1 1
2530 3 356
+ 1]
𝑍𝑐 = 1,2 [8,5 ( 5 ) + 11,5 (84,97× 14 × 7,5 × 5 )+1
10 10
𝑍𝑐 = 23
13
4.2 Penentuan jumlah abk dan tugasnya
Jumlah ABK merupakan fungsi terkait dari pelayanan terhadap system
– system yang berada di dalam kapal.Penentuan jumlah ditentukan oleh
pemilik kapal dan badan – badan terkait dengan pembuatan kapal. Tingkat
otomatisasi sebuah kapal juga akan sangat berpengaruh pada jumlah
ABKnya.
Perencanaan jumlah ABK dan pembagian menurut fungsinya:
1. Master
Captain : 1 orang
2. Deck Departement
1. Chief Officer : 1 orang
2. Second Officer : 1 orang
3. Radio Operator : 1 orang
4. Quarter Master : 1 orang
5. Seaman : 2 orang
3. Engine Departement
1. Chief Engineer : 1 orang
2. Second Engineer : 1 orang
3. Electrican : 2 orang
4. Fire Man : 2 orang
4. Steaward Department
1. Chief Cook : 1 orang
2. Assistant Cook : 1 orang
3. Steward : 1 orang
4. Boys : 2 orang
5.Bintara
1. Fire Man :1 orang
2. Oiler :1 orang
3. Pumpan :1 orang
5. Cadet : 1 orang +
Jumlah : 21 orang
14
a. Deck Departement
15
b. Engineering Departement
Chief Engineer.
Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan nahkoda
atau master.Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan operasionalnya
besrta segala isinya.
Engineer
Mempunyai kedudukan diatas mekanik.Bertanggungjawab terhadap
operasional kamar mesin.
Technician.
Bertugas menangani workshop dan pengoperasian peralatan – peralatan
didalamnya.Sebagai tugas sekundernya adalah memberikan bantuan pada
mekanik untuk pekerjaan – pekerjaan tertentu.
Mechanic.
Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan
perbaiakan permesinan dikamar mesin dan system penunjangnya.Waktu tugas
normalnya adalah 8 jam.
c. Service Departement
Chief Cook.
Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak makanan
untuk seluruh anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda ( master ).
Assistent Cook.
Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh anak
buah kapal dan menyajikannya ke pantry.
Utility Man / Boys.
Melakukan tugas – tugas kerumahtanggaan seperti membersihkan kabin
anak buah kapal, laundry dan setrika
16
5 BAB V
17
5.1.2 Mess Room (Ruang makan)
Dalam menentukan rancangan ruang makan sebaiknya dipertimbangkan
berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk kapal dengan crew lebih dari 15 orang harus memiliki klinik
khusus untuk pelayanan kesehatan ABK
2. Sedapat mungkin hospital dekat dengan ruangan-ruangan lainnya di
kapal (mudah dijangkau)
3. Sirkulasi udara di hospital harus dijamin baik dan lancar.
18
5.1.5 Store (gudang)
Dalam menentukan rancangan gudang sebaiknya dipertimbangkan
berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Galley letaknya harus dekat dengan mess room, bila berjauhan harus ada
pantry yang berdekatan dengan mess room.
2. Galley harus dilengkapi dengan exhaust van.
1. Wheel house harus diletakkan pada deck teratas dan memiliki ketinggian
sedemikian rupa, sehingga pandangan ke arah samping dan depan tidak
terganggu. Pandangan ke arah depan tidak boleh kurang dari 1,25 Lpp.
2. Flying bridge dibuat pada sisi samping wheel house sehingga pandangan
ke arah belakang, depan,dan samping harus bebas.
19
3. Pintu samping kanan dan kiri wheel house pada umumnya menggunakan
pintu geser.
- Pintu :
Lebar pintu keluar : 600 – 700 mm
- Jendela :
Tinggi : 250 – 350 mm
20
Lebar : 400 – 500 mm
21
5. Daya lampu 500 watt.
b. Side Light dengan spesifikasi sebagai berikut :
22
3. Warna lampu putih
4. Daya lampu 1000 Watt
5. Sudut penyinaran 1800
6. Posisi di haluan kapal
23
10. Hyglene room ( 9,94 m2)
11. Portable water suplies (9,01 m2)
12. Mosque (16,78 m2 )
13. Safety equipment locker (1,95 m2 )
24
2. Pantry (8,40 m2 )
3. Smoking room (8,40 m2 )
4. Library (16,80 m2 )
5. Office room (10,50 m2)
6. Gym (12,60 m2 )
7. Hospital (23,30 m2)
8. Toilet &bath room (12,60 m2 )
9. Safety equipment locker (1,95 m2 )
25
BAB VI
26
5.4 Perencanaan tankiminyak pelumas (LO )
Wlo = (4% - 5% ) X Wfo ( ton )
Dimana:
Wfo = 50,263
maka :
Wlo = 4,5% x Wfo
= 4 , 5 % x 50,263
= 2,26 ton
Cadangan Wlo = (10-30)% Wlo diambil : 30%
= 30% 2,26
= 0,67 ton
Wlo = 2,26 + 0,67
= 2,93 ton
Menentukan volume minyak pelumas ( lubricating oil ):
Vlo = Wlo / lo ( m3 ) dimana: lo = 0,90 ton/m3
=2,26 / 0,90
= 2,51m3
Tanki LO terletak pada frame 39-43
Tabel 6.2 Perhitungan volume tanki LO
No WL A F A x Fs
s
0 14.00 1 14.00
0.55 16.92 4 67.69
1.1 17.75 1 17.75
Σ 99.44
V 39.78 m3
27
= 880 mil
13x24mil / jam
28
Tabel 6.3 Perhitungan tanki potable water
No WL A Fs A x Fs
5,95 1.5938 1 1,5938
6,73 2.42975 4 9,719
7,5 3.2657 1 3,2657
Σ 14,5785
V 7,532 m3
BHP ME = 2400 KW
= 3270 HP
Bongkar muat = 3270 x 4 x 4
= 0,52 ton
29
W2 = 0,38 + 0,52
= 0,90 ton
Menentukan volume tanki fresh water
Vfw
Vfw w1+w2
=
ρair tawar
7,2+0,90
=
1
dimana : 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑟
= 1 𝑡𝑜𝑛⁄𝑚3Vfw = 8,1 ton
No WL A fs A x Fs
5,95 3.8001 1 3.8001
6,73 6.0118 4 24,0472
7,5 8.2234 1 8.2234
Σ 36,0707
V 18,637 m3
31
7.2 Perencanaan ruang
Ruang muat kapal dibagi menjadi 4 bagian dengan masing masing ruang
muat harus memiliki panjang kurang dari 20 m. Berikut pembagian ruang muat
tersebut :
a. Ruang muat 1
Terletak pada frame 30 – 65
Tabel 6.9 Perhitungan volume ruang muat 1
WL A Fs A x Fs
2 86.169 1 86.169
3 90.238 4 360.952
4 92.863 2 185.726
5 95.070 4 380.282
5,94 95.428 2 190.855
8,7 99.690 4 398.761
9,3 99.470 1 99.470
∑ 1702.21
Voleme 680.885 m^3
b. Ruang Muat 2
Terletak pada frame 65– 100
Tabel 6.10 Perhitungan volume ruang muat 2
WL A Fs A x Fs
2 170.4994 1 170.499
3 170.472 4 681.888
4 170.478 2 340.956
5 170.3866 4 681.546
5.94 170.3991 2 340.798
8.7 170.6271 4 682.508
9.3 170.7015 1 170.702
∑ 3068.90
Voleme 1227.559 m^3
32
c. Ruang Muat 3
Terletak pada frame 100– 135
Tabel 6.11 Perhitungan volume ruang muat 3
WL A Fs A x Fs
2 171.1768 `1 171.177
3 171.1767 4 684.707
4 171.1753 2 342.351
5 171.1751 4 684.700
5.94 171.1874 2 342.375
8.7 171.1941 4 684.776
9.3 171.1948 1 171.195
∑ 3081.28
Voleme 1232.5122 m^3
d.Ruang Muat 4
Terletak pada frame 135 – 160
Tabel 6.12 Perhitungan volume ruang muat 4
WL A Fs A x Fs
2 161.9004 1 161.900
3 162.191 4 648.764
4 163.0756 2 326.151
5 163.6454 4 654.582
5.94 164.5083 2 329.017
8.7 167.2599 4 669.040
9.3 168.126 1 168.126
∑ 2957.58
Voleme 1183.032 m^3
Total Volume Ruang Muat = Vol. ruang muat 1 + Vol. ruang muat 2 +
Vol. ruang muat 3+Vol. ruang muat 4
= 2073,739+ 2271,18+ 2155,223+ 1255,341
= 7.755,482 m3
33
BAB VII
Z = 1024,727
Dengan hasil tersebut, maka perlengkapan yang digunakan berdasarkan BKI 2014 Vol II tabel
18.2, untuk harga Z = 754,2 adalah:
Dengan hasil tersebut, maka perlengkapan yang digunakan berdasarkan BKI 2014
Vol II tabel 18.2, untuk harga Z = 754,2 adalah:
34
Gambar 7.1 Jangkar
35
1. Jangkar
Jumlah jangkar = 2 buah
Berat Jangkar = 3060 kg
2. Rantai Jangkar
Panjang rantai = 495 m
Diameter rantai = 56 mm
3. Tali Tarik
Panjang = 200 m
Beban putus = 600 kN
4. Tali Tambat
Jumlah = 4 buah
Panjang = 180 m
Beban putus = 230 kN
36
5.8.3 Perhitungan Daya Windlass
Berdasarkan buku Marine Auxiliary Machinery And System hal 401
a. Gaya Tarik Angkat Jangkar (Tcl)
Tcl = 2 fh (Ga + (Pa x La)) x ( 1 – ( γw / γa))
Dimana :
fh = factor akibat gesekan pada hawse pipe dan stopper
= ( 1,28 – 1,35 ), diambil 1,3
Ga = berat jangkar ( kg )
= 3060 kg
Pa = berat rantai jangkar tiap meter ( kg )
Stud link chain = Pa = 0.0218 dc2
dc = diameter rantai = 50 mm =0.05 m
Pa = 0,0218 . 0,052
= 0.000109
La = panjang rantai yang menggantung (m) (dari jangkar sampai dengan
chain locker)
= 90 m
γa = density material jangkar
= 7750 kg / m3
γw = density air laut
= 1025 kg / m3
Maka :
1025
𝑇𝑐𝑙 = 2 × 1,35 × (3060 + (0,000109 × 90)) × (1 − ( ))
7750
𝑇𝑐𝑙 = 21584,77 𝑘𝑔
37
b. Torsi pada kabel lifter ( Mcl )
TclxDcl
Mcl =
2xcl
Tcl =4529,88 kg
Dcl = diameter penarik jangkar
= 13,6 dc
= 13,6 x 0,056
= 0.76 m
ηcl = effisiensi kabel lifter
= 0.9 – 0.92 (diambil 0.91)
Maka :
5550,1× 0,76
𝑀𝑐𝑙 =
2 × 0,91
𝑀𝑐𝑙 = 4529,88 𝑘𝑔. 𝑚
38
ia = perbandingan putaran poros motor windlass dengan putaran poros
kabel lifter
- putaran kabel lifter (ncl ) = 300 / dc = 5,36 RPM
- putaran motor penggerak (nm) pada buku Marine Auxiliary
Machinery and System, table 61 hal 409. Untuk jenis electric
windlass diperoleh harga nm antara 780 – 840 RPM dengan
perbandingan gigi mekanis 105 – 250 . Dalam perencanaan ini
diambil 1000 RPM, sehingga :
ia = nm / ncl
= 1000 / 5,36
= 186,67
ηa `= effisiensi peralatan
untuk mekanisme penggerak dipilih type worm gearing
dengan harga effieiensi peralatan adalah 0,70 – 0,85.
(Dalam perencanaan diambil 0,85)
Maka :
4529,88
Mm `` =
186,67x 0,85
= 28,55 Kg.m
d. Daya Motor Penggerak Windlass
Mmxnm
Ne =
716,2
13,37148 x1000
Ne =
716,2
= 39,86 Hp
39
( PRINCIPAL SHIPBUILDING B,1957)
b. Gaya Tarik Pada Capstan ( Twb )
Twb = Rbr / 6
= 22556 / 6
= 376kg
c. Putaran Pada Poros Penggulung Capstan ( Nw )
19,1 Vw
Nw = RPM
Dw dw
Dimana:
Vw = kecepatan tali capstan = 0,25 m/s
dw = diameter tali = 0,02 m
Dw = diameter penggulung tali = ( 5-8) dw
40
(Diambil 5)
Dw = 5 x 0,05
= 0,25 m
19,1 0,25
Nw =
0,25 0,05
= 64,5 RPM
d. Momen Torsi Penggulung Capstan (Mm)
Twbx(Dw dw)
Mm = kg.m
2xiwxw
Dimana :
ηw = effisiensi motor penggulung capstan
= 0,9
iw = nm / Nw
nm = putaran motor capstan jenis electric antara 800-1450 RPM, diambil 1200
RPM
iw = 1200/64,5
= 18,60
sehingga :
376 x (0.25 0.05)
Mm =
2x18,60x0.9
= 3,369176 kg.m
e. Daya Motor Capstan (Nc)
Mmxnm
Nc =
716,2
3,369 x1200
=
716,2
= 5,645 Hp
41
7.4.1 Luas Permukaan Daun Kemudi
Jenis kemudi yang digunakan adalah kemudi jenis menggantung, maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
1,75xLxT 2
A = c1 x c2 x c3 x c4 x m
100
Dimana :
c1 : koefisien factor untuk tipe kapal
: 1,0 untuk umum
: 0,9 untuk bulk carrier dan tanker yang mempunyai displacemen
lebih dari 50.000 ton
: 1,7 untuk yug dan trawlers
c2 : factor untuk tipe rudder
: 1,0 untuk umum
: 0,9 untuk semi spade rudder
: 0,8 untuk double rudder
: 0,7 untuk untuk high lift rudder
c3 : factor untuk bentuk profil rudder
: 1,0 untuk profil NACA dan plate rudder
: 0,8 untuk hollow profiles
c4 : factor untuk sususnan rudder
: 1,0 untuk rudder di dalam propeller jet
: 1,5 untuk rudder di luar propeller jet
Maka:
1,75x102x5.94
A = 1,0 x 1,0 x 0,8 x 1,5 x m2
100
= 8,48 m2
A =bxc dimana :
42
λ = b/c c = lebar rudder
1,8 = b/c
c2 = 8,51/1,8
b = 1,8 c
b = 1,8 . 2,17
43
= 1,27
k2 = coefficient, depending on the type of the rudder and
the rudder profile according to table 14.1 BKI Vol. II
2014 section 14
= 1,1
k3 = coefficient, depending on the location of the rudder
= 0,8 for rudder outside the propeller jet
= 1,15 for rudder aft of the propeller nozzle
= 1 elsewhere, including also rudders within
the propeller jet
Kt = coefficient depending on the thrust coefficient ct
= 1 Normally
Maka :
CR = 132 x 8,51 x (11^2) x 1,27 x 1,1 x 1 x 1
= 188768,3 N
QR = CR . R
Dimana :
CR = 188768,3 N
R = c (α-kb)
dimana : α = 0,33 for ahead condition
= 0,55 for astern condition ,diambil 0,1
44
maka :
QR = 188768,3 x O,543
= 102444,8 m
Dt = 4,2 √QR . kr
Dimana :
Kr = (235/ReH)^0,75 ReH = 240 N/mm2
= 0,8 N/mm2
45
BAB VIII
46
Gambar 8.1 Sekoci
47
Gambar 8.2 Life buoy
Jadi jumlah life bouy dikapal aliev berjumlah 12 dan di letakkan di setiap
pinggir pagar kapal agar dapat mudah di jangkau
2. Baju Penolong (Life Jacket)
Persyaratan baju penolong:
a. Mampu mengapung selama 24 jam dengan beban 7,5 kg besi.
b. Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan
minyak serta dilengkapi dengan peluit.
Jadi jumlah life jacket dikapal aliev menyesuaikan jumlah crew yang ada
yang berjumlah 22 dan di letakkan di setiap safety locker yang ada di setiap deck.
48
6.3 Tanda Bahaya dengan Sinyal atau Radio
a. Bila berupa signal dapat beruap cahaya, misal lampu menyala, asap, roket,
lampu sorot, kaca dsb.
b. Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto
amateur resque signal transmitter dsb.
49
Gambar 8.4 sistem pemadam kebakaran dengan air
b. Pemadam Kebakaran Foam, Secara Kimia dan Mekanik
Merupakan salah satu dari macam-macam alat pemadam kebakaran di kapal
yang cocok untuk kebakaran kelas B yakni area cairan yang mudah terbakar
seperti minyak pelumas dan bahan bakar. Pada foam kimia, komponen utama
penyusunnya adalah Natrium bikarbonat dan aluminium sulfat. Tabung utamanya
berisi natrium bikarbonat sedangkat tabung kecilnya berisi alumunium sulfat.
Sistem kerjanya adalah dengan megaktifkan plunger untuk melepas tutup
sehingga kedua bahan kimia dapat tercampur dan mengeluarkan foam. Namun,
saat ini kegunaannya sudah jarang karena dipercaya dapat menimbulkan efek
beracun.
Sedangkan untuk foam mekanik, dimana juga memiliki dua tabung dimana
tabung pusat diisi dengan karbon doksida dan foam sedangkan pada bagian
luarnya diisi dengan air. Saat plunger dilepas maka dapat melepaskan karbon
dioksida dan mendorong busa dan ar dapat bercampur. Selanjutnya busa dan air
tersebut akan keluar melalui nozzle untuk memadamkan kebakaran.
50
c. Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida
Alat pemadam kebakaran ini digunakan pada kelas B atau kelas C yakni
cairan yang mudah terbakar dan keterlibatan peralatan listrik energi seperti motor,
switch, kabel dll pada suatu kapal. Gas ini cukup pekat sehingga kurang baik jika
digunakan pada ruangan yang sempit dan kurang oksigen. Alat ini banyak kita
temukan terutama pada ruangan mesin. Gas karbon dioksida tersebut disimpan
pada tabung dalam bentuk cair, selanjutnya dengan menekan plunger akan
melepaskannya dalam bentuk gas.
51
Gambar 8.7 sistem pemadam kebakaran dengan powder (serbuk)
52
7 BAB IX
53
Gambar 9.2 lampu buritan
54
Warna : Starboard Side : Hijau
Port Side : Merah
Visibilitas : 2 mil ( minimal )
Sudut sinar : 112,5ohorizontal
Letak : Navigasi deck (pada fly
wheel house)
55
Gambar 9.5 pengukur kedalaman
7.8 Compas
Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan
gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak
di wheel house.
56
8 BAB X
57
𝐿𝑊𝑇 = 𝑃𝑠𝑡 + 𝑃𝑒𝑞 + 𝑃𝑒𝑛𝑔
8.3 Perhitungan DT
8.3.1 Berat Bahan Bakar Mesin Induk ( Wfo ) ME
Bahan bakar yang di gunakan untuk mesin induk adalah HFO dengan massa
jenis 0,95 ton/m3.
Wfo = BHPme x Waktu x SFOC( ton )
58
Dimana:
BHPme = Daya mesin induk (KW)
= 2400 KW
Waktu = 90 jam
SFOC = spesifik konsumsi bahan bakar mesin induk
= 179 g/KWh
Maka :
Wfo =2400 x 90 x 179
=38664000 g
= 38664 kg
= 38,6 ton
Cadangan Wfo = (10-30) % Wfo diambil : 30 %
=30% 38,664
= 11,599
Wfo total = 38,6 + 11,599
= 50,1 m3
8.3.2 Berat Minyak Pelumas ( Wlo )
Wlo = BHPme x waktu x SLOC ( ton )
Dimana:
SLOC = 1,5 g/KWh
maka :
Wlo = 2400 x 4 x 1,5
= 14400 g
= 14,4 kg
= 0,0144 ton
Cadangan Wlo = (10-30)% Wlo diambil : 30%
= 30% 0,0144
= 0,004 ton
Wlo = 0,014 + 0,004
= 0,018 ton
59
8.3.3 Berat Air Tawar
Jumlah anak kapal = 23 orang
Radius pelayaran = 990 mil laut
Kecepatan dinas kapal = 11 knot
S
Lama pelayaran =
Vs.24
990𝑚𝑖𝑙 𝑙𝑎𝑢𝑡
=
11 𝑘𝑛𝑜𝑡 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Berat total :
Wpw =W1 + W2
= 1,52 + 0,552
= 2,072 ton
60
b. Tanki Fresh Water
- Untuk sanitary (MCK) 60-200 kg/org.h. Diambil 80 kg
Layar = Zc x Cpd x waktu
= 23 x 150 x 4
= 13,3 ton
Bongkar muat = Zc x Cpd x waktu dimana: waktu = 2 hari
= 23 x 150 x 2
= 2,94 ton
W1 = 13,3 + 2,94
= 14,094 ton
- Untuk cooling system
61
Berat total :
Wfw =W1 + W2
= 14,094 + 0,90
= 14,994 ton
8.3.4 Berat Bahan Makanan ( Wp )
Wp = 5 kg / orang hari
= ( 5 . Jml ABK . S ) / ( 24 . Vs )
= (5 . 23 . 990) / (24.11)
= 431,25 kg = 0,43 ton
62
=39,37ton
8.5.1 Perhitungan Berat Muatan Bersih (Wpc)
Berat keseluruhan yang direncanakan
DT = Wfo + Wlo + Wpw+ Wfw + Wp + Wcp + Wr
= 50,1 + 0,018 + 2,072 +14,994 + 0,43 + 2,3 + 39,37
= 109,284 ton
63
PENUTUP
64
DAFTAR PUSTAKA
65