Anda di halaman 1dari 15

3.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakaninstrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2015:14).

Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada populasi atau

sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana

untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat

dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui

pengumpulan data lapangan menggunakan instrumen penelitian. Selanjutnya,

data dianalisis secara kuantitatif untuk disimpulkan hipotesis yang dirumuskan

terbukti atau tidak (Sugiyono, 2015:14).

Penelitian ini bertujuan untuk mencari data, fakta, dan penggambaran

atau keadaan bagaimana pengaruh customer experience dan brand image

terhadap kepuasan dan loyalitas penagunjung Hotel Kesambi Hijau Semarang.

3.2.Populasi

Menurut Sudjana (2005), populasi merupakan totalitas semua nilai yang

mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan

jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pengunjung Hotel Kesambi Hijau Semarang yang belum diketahui

jumlahnya.

3.3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil harus benar-benar

representative (mewakili) (Sugiyono, 2014:118). Sedangkan menurut Sudjana

(2005:4) sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dari

penelitian ini diambil dari perwakilan seluruh pengunjung yang pernah

menggunakan jasa Hotel Kesambi Hijau Semarang sekurang – kurangnya dua kali

dengan jumlah populasi yang belum diketahui.

Cara menentukan jumlah sampel menggunakan yaitu menggunakan rumus

literasi dari Ating Soemantri, karena jumlah populasinya yang tidak diketahui.

Menurut Soemantri (2006, 96-97) bila penelitian bertujuan untuk menguji

kebermaknaan korelasi, maka rumus yang dipakai ialah:

(𝑧1−𝛼 + 𝑧1−𝛽 )²
𝑛= +3
(∪ 𝜌)²

ρ = rho = perkiraan koefisien korelasi yang terjadi antara variabel bebas dan

variabel terikat (diambil dari koefisien korelasi terkecil, apabila tidak diketahui

disarankan 0,30).

Pada iterasi pertama menggunakan rumus :

1 1+𝜌
Uρ = 𝐿𝑛 [ ]
2 1−𝜌
Pada iterasi kedua menggunakan rumus:

1 1+𝜌 𝜌
Uρ = 2 𝐿𝑛 [1−𝜌] + [2(𝑛−1)]

Keterangan:

𝑍1−𝛼 = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal

𝑍1−𝛽 = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal

Dimana 𝑍1−𝛼 + 𝑍1−𝛽 merupakan konstanta yang diperoleh dari distribusi

normal.

Operasi rumus diatas adalah iteratif (dioperasikan secara berulang-ulang sampai

diperoleh n yang stabil atau konvergen). Apabila ukiran sampel minimal pada iterasi

pertama dan kedua harganya sama maka iterasi berhenti. Apabila belum sama perlu

diadakan iterasi ketiga dengan menggunakan rumus seperti pada iterasi kedua.

Berdasarkan rumus tersebut, maka sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut:

𝜌 ditetapkan sebesar 0,30

Taraf signifikansi (α) ditetapkan sebesar 5%

Kuasa Uji (1-β) ditetapkan sebesar 5%

Maka 𝑍1−𝛼 = 1, 645 dan 𝑍1−𝛽 = 1,645

Angka tersebut dimsukkan kedalam rumus iterasi sehingga memperoleh nilai sebagai

berikut:

a) Menghitung iterasi pertama

1 1+𝜌
𝑈𝜌 = 2 𝐿𝑛 [1−𝜌]

1 1+0,30
𝑈1 𝜌 = 2 𝐿𝑛 [1−0,30]

U𝜌 = 0.3095196042031

Maka
(𝑧1−𝛼 + 𝑧1−𝛽 )²
𝑛= +3
(∪ 𝜌)²

(1.645 − 1.645 )²
𝑛= +3
(0.30952)²

𝑛 = 115,98361681062

𝑛 = 116

b) Cara menghitung iterasi kedua

1 1+𝜌 𝜌
𝑈𝜌 = 𝐿𝑛 [ ]+ [ ]
2 1−𝜌 2(𝑛 − 1)

1 1 + 0.30 0.30
𝑈𝜌 = 𝐿𝑛 [ ]+ [ ]
2 1 − 0.30 2(116 − 1)

𝑈𝜌 = 0,3108239520292

Maka
(𝑧1−𝛼 + 𝑧1−𝛽 )²
𝑛= +3
(∪ 𝜌)²

(1,645 + 1,645)²
𝑛= +3
(0,3108239520292)²

𝑛 = 115,03735304333

𝑛 = 115

c) Cara menghitung iterasi kedua

1 1+𝜌 𝜌
𝑈𝜌 = 𝐿𝑛 [ ]+ [ ]
2 1−𝜌 2(𝑛 − 1)

1 1 + 0.30 0.30
𝑈𝜌 = 𝐿𝑛 [ ]+ [ ]
2 1 − 0.30 2(115 − 1)

𝑈𝜌 = 0,3108353936768

Maka
(𝑧1−𝛼 + 𝑧1−𝛽 )²
𝑛= +3
(∪ 𝜌)²
(1,645 + 1,645)²
𝑛= +3
(0,3108353936768)²

𝑛 = 115,02910515171

𝑛 = 115

d) 𝑛 = 115

Untuk penelitia ini sampel minimal yang akan diambil adalah 115

responden dari seluruh pengunjung Hotel Kesambi Hijau Semarang. Penelitian ini

menggunakan teknik sampling Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur

atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2014:122).

Metode purposive sampling dan sampling kuota menjadi metode pengambilan

sampel. Menurut Ferdinand (2011:23) Purposive sampling yaitu sampel bertujuan

secara subyektif yang dilakukan karena mungkin saja peneliti telah memahami

bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok sasaran

tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki karena mereka

memang memiliki informasi seperti itu dan mereka memenuhi kriteria yang

ditentukan peneliti. Sedangkan, Sampling kuota merupakan teknik untuk

menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah

(kuota) yang diinginkan.

3.4.Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Metode Observasi


Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan

kuesioner. Wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan

orang,maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek

alam yang lain (Sugiyono, 2014:203). Pada penelitian ini, observasi

dilakukan pada pihak Hotel Kesambi Hijau.

3.4.2. Metode Wawancara

Menurut Sugiyono (2014: 194) Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apa bila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk melakukan permasalahan yang ingin diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondenyang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit atau kecil. Pada penelitian ini, wawancara

dilakukan pada pihak Hotel Kesambi Hijau Semarang.

3.4.3. Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur

dan tahu apa yang diharapkan oleh responden. Selain itu, kuesioner juga

cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar

diwilayah yang luas. Kuesioner dapatberupa pertanyaan atau pernyataan

tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung

ataupun dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono, 2014:199).

Pengukuran jawaban responden dalam penelitian ini, digunakan

skala likert yang tampak pada tabel berikut ini:


Jawaban Skor atau Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Ghozali (2013:47)

Menurut Ferdinand (2014:232) dengan menggunakan kriteria

tiga kotak (Three-box Method), maka nilai indeks dapat dihiyung

dengan menggunakan rumus berikut:

Nilai indeks:
(%F1 X 1 )+(%F2 X 2)+(%F3 X 3) + (%F4 X 4) + (%F5 X 5)
5

Keterangan: F1 : Frekuensi responden menjawab 1 (STS)

F2 : Frekuensi responden menjawab 2 (TS)

F3 : Frekuensi responden menjawab 3 (KS)

F4 : Frekuensi responden menjawab 4 (S)

F5 : Frekuensi responden menjawab 5 (SS)

Angka indeks yang dihasilkan dimulai dengan angka 10 hingga

100 dengan rentang 90, tanpa angka 0. Dengan menggunakan metode

tiga kriteria kotak (three-box method), maka rentang sebesar 90 dibagi

3 sehingga menghasilkan rentang sebesar 30 yang akan digunakan

sebagai dasar interpretasi indeks dlam penelitian ini, yang akan

ditunjukkan oleh tabel dibawah


No Rentang Kelas Kriteria

1 10.00 – 40.00 Rendah

2 40.01 – 70.00 Sedang

3 70.01 – 100.00 Tinggi

Sumber: Ferdinand (2014:232)

Dari kriteria metode deskriptif yang telah diuraikan, maka

peneliti dapat mengkoreksi jawaban kuesioner dari responden dan

menghitung frekuensi jawaban responden berdasarkan nilai prosentase

masing-masing kategori. Sehingga besarnya hasil jawaban kuesioner

dapat diketahui prosentase dari skala sangat baik sampai dengan sangat

tidak baik untuk menggambarkan tanggapan responden pada kondisi

objek yang diteliti.

3.5. Uji Instrumen Penelitian

Pengajuan instrumen penelitian dilakukan untuk menguji

kelayakan instrumen melalui uji validitas dan uji realibilitas (Ghozali,

2013: 47). Instrumen perlu untuk diuji sebelum digunakan untuk

memperoleh data. Uji instrumen penelitian dilakukan untuk menguji

validitas dan reabilitas dari instrumen penelitian karena instrumen yang

baik adalah instrumen yang memenuhi syarat validitas dan reliabitas.

Dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen, peneliti

menggunakan alat bantu SPSS 21.

3.5.1. Uji Validitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur sah dan valid tidaknya

suatu kuesioner (Ghozali, 2013:52). Instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapat data (mengukur) itu valid. Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2015:172). Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkansesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji

Product Moment dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r table untuk degree of freedom (df) = n – b2, dengan n adalah

jumlah sampel.

Untuk menguji apakah masing-masing indikator valid

atau tidak, lihat tampilan output Cronbach Alpha pada kolom

Correlated Item- Total Correlation. Bandingkan nilai Corelation item –

Total Correlation dengan hasil perhitungan r tabel. Pengujian validitas

dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS.

3.5.2. Uji Reliabitas

Reliabilitas merupakan alat ukur yang dipakai untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari tiap tiap variabel. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali 2013:47).

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

caran One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pegukurannya

hanya sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.


Salah satu program SPSS memberikan fasilitas untuk mempermudah

dalam mengukur uji statistic Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1967

dalam Ghozali, 2013: 48).

Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Apabila hasil koefisien alpha > taraf signifikan 70% atau 0,70

maka kuesioner tersebut reliabel.

b. Apabila hasil koefisien alpha < taraf signifikan 70% atau 0,70

maka kuesioner tersebut tidak reliabel.

3.6.Metode Analisis Data

3.6.1. Uji Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2015:207) Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Data penelitian masing-masing variabel dideskripsikan

dalam bentuk deskriptif presentase.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model

regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai alat produksi yang baik.

Uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji

heterokedastisitas, dan uji normalitas.

1. Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (indeenden).


Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen (Ghozali, 2011: 105). Salah satu metode untuk

mendiagnosa adanya multicolinearity adalah dengan menganalisis

nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih

yang btidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai

tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi, karena VIF=

1/Tolerance. Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance kurang dari 0,1 atau sama

dengan VIF lebih dari 10 (Ghozali, 2013:106).

2. Uji Heterokedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokesdastisitas atau tidak

heterokesdastisitas (Ghozali, 2013: 139).

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel

residual dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau

tidak. Uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual


berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik (Ghozali, 2013:160).

3.6.3. Analisis Jalur (Path Analysis)

Menurut Ghozali (2013 : 249) Analisis jalur merupakan

penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antara

variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis jalur

ini tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat

digunakan sebagai subtituasi bagi peneliti untuk melihat hubungan

kausalitas antar variabel.

Di dalam menggambarkan diagram jalur perlu diperhatikan anak

panah berkepala satu merupakan hubungan regresi dan arah anak panah

kepala dua adalah hubungan korelasi. Jika didalam model penelitian

terdapat lebih dari satu variabel exogen, maka variabel exogen ini harus

dihubungkan dengan anak panah berkepala dua atau korelasi (Ghozali,

2013: 250). Persamaan dalam model ini yaitu:

1. Y1 = β1 X1 + β2 X2 +e1

2. Y2 = β1 X1 + β2 X2 + β3 Y1 + e1

Keterangan:

Y2: Loyalitas Pengunjung

Y1: Kepuasan Pengunjung

X1: Customer Experience

X2: Brand Image

β1: Koefisien regresi variabel X1 (Customer Experience)

β2: Koefisien regresi variabel X2 (Brand Image)

e: Residual (error)
Menurut Ghozali (2013: 251) Hubungan langsung terjadi jika

satu variabel mempengaruhi variabel lain tanpa ada variabel ketiga

yang memediasi (intervening) hubungan kedua variabel tadi.

Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ke tiga yang

memediasi hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap

variabel endogen (endogen) akan ada anak panah yang menuju ke

variabel mediasi dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah variance

yang tidak dapat dijelaskan oleh vriabel tersebut.

Hubungan variabel Customer Experience dan Brand Image

terhadap loyalitas pengunjung melalui kepuasan pengunjung

digambarkan dalam path analysis sebagai berikut:

Customer

Experience p3

p1 p1xp5

Kepuasan
Loyalitas
e1
Pengunjung p5 Pengunjung

Brand
p2 p2xp5

Image p4

Gambar 2. Model Path Analysis

Keterangan:
p1 : Pengaruh langsung Customer Experience terhadap kepuasan pengunjung

p2 : Pengaruh langsung brand image terhadap kepuasan pengunjung

p3 : Pengaruh langsung Customer Experience terhadap Loyalitas Pengunjung

p4 : Pengaruh langsung Brand Image terhadap Loyalitas Pengunjung

p1xp5 : Pengaruh tidak langsung Customer Experience terhadap Loyalitas Pengunjung

p2xp5 : Pengaruh tidak langsung Brand Image terhadap Loyalitas Pengunjung

e : Residual

Menurut Ghozali (2013: 63) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan mengenai

ada tidaknya hubungan mediasi didasarkan pada:

1. Jika nilai pengaruh total koefisien jalur > nilai pengaruh langsungnya, maka terhadap

hubungan mediasi.

2. Jika nilai pengaruh total koefisien jalur < nilai pengaruh langsungnya, maka tidak

terdapat hubungan mediasi.

3.6.4. Uji Hipotesis

Data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk data interval dan

untuk menguji hipotesis yang telah disusun, peneliti menggunakan uji

signifikansi parameter individual (uji t) Ghozali (2013: 98) menyatakan uji

statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel independen. Pengujian dilakukan dengan signifikansi level 5% (a=

0,05). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


Ho: Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap

variabel independen.

Ha: Variabel independen secara parsial berpengaruhterhadap variabel

dependen

Terdapat tiga kriteria yang digunakan untuk mengetahui bagaimana

suatu hipotesis diterima atau ditolak. Kriteria tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Jika nilai t hitung > t tabel atau sig hitung <sig tabel (a = 0,05) maka

Ho ditolak Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan

antara variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai t hitung < t tabel nilai sig hitung >sig tabel (a = 0,05), maka

Ho diterima dan Ha ditolak berarti terdapat pengaruh signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

3. Menentukan t tabel dapat dinilai dari degree of freedom (df) = n-2,

dalam hal ini (n) adalah jumlah sampel (Ghazali, 2013:53). Sehingga

dalam peelitian ini besarnya (df) dihitung 120-2 = 118. Dengan alpha

0,05 dan uji dua sisi dapat dilihat t tabel sebesar 91,98), tabel lengkap

terlampir.1

Anda mungkin juga menyukai