Dari kerja praktek ini dapat memberikan pelajaran bahwa terdapat perbedaan
yang cukup signifikan antara teori yang didapatkan dari perkuliahan dengan
pelaksanaan dan keadaan sesungguhnya di lapangan. Dengan mengikuti kerja
praktek diharapkan wawasan yang berhubungan dengan teknik sipil dapat
berkembang lebih luas lagi.
5.2 Kesimpulan
1. Keberhasilan pelaksanaan proyek tidak lepas dari strategi dan cara kerja
pelaksanaan kegiatan proyek, serta perencanaan yang matang baik
perencanaan struktur maupun arsitetektur dan juga mengantisipasi faktor-
faktor kesulitan yang ditemui di lapangan
70
2. Pada proyek Proyek Pembangunan Gedung Parkir Bandara Ahmad Yani
Semarang menggunakan sistem swakelola dimana desain dan
pembangunan di lapangan bertumpu pada pemilik proyek yang kemudian
setiap pekerjaan akan di laksanakan oleh kontraktor Abipraya-
Jayakonstruksi KSO dengan porsi PT. Brantas Abipraya 65%, PT.
Jayakonstruksi 35% dengan pengawasan dari konsultan yang ditunjuk
oleh owner dan tim teknis owner sendiri.
3. Administrasi berupa ijin kerja kontraktor pada pengawas (request), shop
drawing, dan dokumentasi teknis lainnya perlu diperhatikan dalam
proyek ini. Mengingat proyek Proyek Pembangunan Gedung Parkir
Bandara Ahmad Yani Semarang adalah milik PT. Angkarasa Pura I.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan selalu dibuat oleh kontraktor dan
pengawas dari konsultan yang telah ditunjuk dan dilaporkan kepada
pemilik proyek.
5. Keamanan dan keselamatan dalam pekerjaan di lapangan dalam proyek
Pembangunan Gedung Parkir Bandara Ahmad Yani Semarang masih
tergolong kurang. Hal itu ditunjukkan oleh para pekerja yang tidak
menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap seperti helm proyek,
sepatu safety, rompi, dan sabuk keselamataan saat bekerja pada
ketinggian lebih dari dua meter.
6. Progress time schedule pekerjaan di proyek Pembangunan Gedung Parkir
Bandara Ahmad Yani Semarang mengikat secara total. Artinya seluruh
pekerjaan gedung dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, maka dari itu pihak owner menunjuk kontrakor untuk
mengerjakan sesuai target atau jangka waktu yang telah ditetapkan.
5.3 Saran
71
1. Administrasi proyek berupa ijin kerja kontraktor pada pengawas
(request), shop drawing, dan dokumentasi teknis lainnya perlu lebih
ditekankan.
2. Mutu material bangunan yang akan digunakan haruslah mendapat
perhatian yang besar sebab akan sangat besar pengaruhnya terhadap mutu
dari bangunan itu sendiri.
3. Alat pelindung diri dan alat pengaman proyek lainnya harus lebih
ditingkatkan demi meminimalisir korban jiwa dan materi.
4. Untuk meningkatkan mutu dan standar kerja perlu dibuat time schedule
yang lebih merinci tidak hanya berdasarkan progress di lapangan saja.
Mengingat semakin panjang proyek itu berlangsung dana yang
dikeluarkan akan semakin besar.
5. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara semua pihak yang terkait
dalam kegiatan pelaksanaan di lapangan, agar tidak terjadi kesalahan
dalam pengambilan keputusan atau tidak saling menyalahkan pihak satu
dengan pihak lain yang terkait dalam proyek apabila terjadi kesalahan
atau terjadi keterlambatan pelaksanaan kegiatan pekerjaan di lapangan.
6. Perlu ditingkatkan kerapihan dan kebersihan proyek terutama untuk
bongkaran–bongkaran material yang masih banyak diletakkan
disembarang tempat dan sampah-sampah bekas makanan dan minuman
para pekerja yang tidak dibuang pada tempat sampah yang telah
disediakan.
72