PERENCANAAN STRUKTUR
44
150 150 150 150 150
Jurai 2L 70.70.7
Gording C 125.50
1700
150 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 150
165
Genteng
173
Reng 2/3
173
Usuk 5/7
445
173 Gording C 125.50
173 Kuda - Kuda 2L 70.70.7
Listplank 2/20
1500
45
4.1.1 Data Teknis Perencanaan Struktur Atap
Bentang kuda-kuda (L) : 15.00 m
Spesifikasi kuda-kuda
o Wx = Wy : 8,43 cm3
o Ix = Iy : 42,4 cm4
o ix = iy : 2,12 cm
o Wx = Wy : 8,41 cm3
o Ix = Iy : 34,9 cm4
46
o ix = iy : 1,78 cm
Spesifikasi Gording
Gording : C 125.50.20.4,5
Wx : 38,0 cm3
Wy : 10,1 cm3
Ix : 238 cm4
Iy : 33,5 cm4
ix : 4,74 cm
iy : 1,78 cm
47
Gambar 4.3. Rencana Kuda-Kuda
= 50 . 0,25
= 12,5 kg/m
= 0,338 kgm
= 33,8 kgcm
48
My = 1/8 . qr . sinα . (Ju)2
= 0,195 kgm
= 19,5 kgcm
3. Pendimensian reng
Wx = 1/6 . b . h2
= 1/6 . 2/3h . h2
= 1/9 h3
Wy = 1/6 . b2 . h
= 1/6 . (2/3h)2 . h
= 2/27h3
σlt =
150 = +
150 = +
150 =
h3 =
h3 = 3,78
h = 1,56 cm
h ≈ 3 cm
49
jadi tinggi reng (h) dipakai kayu ukuran 3 cm, maka:
b = 2/3h
b = 2/3 . 3
b = 2 cm
fijin = 1/200 . Ju
= 1/200 . 50
= 0,25 cm
Ix = 1/12 . b . h3
= 1/12 . 2 . 33
= 4,5 cm4
Iy = 1/12 . b3 . h
= 1/12 . 23 . 3
= 2 cm4
fx =
= 0,016 cm
fy =
= 0,020 cm
fmax =
= 0,026 cm
50
Syarat fmax ≤ fijin
σytb = +
= +
= +
= 11,27 + 9,75
= 21,02 kg/cm2
= 50 . 0,5
= 25 kg/m
= 25 x 10-2 kg/cm
51
qx = qu . cosα
= 25 . cos 30o
= 21,65 kg/m
qy = qu . sinα
= 25 . sin 30o
= 12,5 kg/m
Px = P . cosα
= 86,602 kg
Py = P . sinα
= 50 kg
= 4,68 kgm
= 468 kgcm
52
MxLL = ¼ . P . cosα . Jg
= 37,46 kgm
= 3746 kgcm
MyLL = ¼ . P . sinα . Jg
= 21.63 kgm
= 2163 kgcm
α = 30o
= + 2,5 kgm
= +0,94 kgm
Menurut PMI 1970 pasal 4.3.b koefisien angin hisap pada sudut kemiringan α
= -5 kgm
53
Mahsp = 1/8 . Wahsp . (Jg)2
= -1,87 kgm
3. Pendimensian usuk
Wx = 1/6 . b . h2
= 1/6 . 2/3h . h2
= 1/9 h3
Wy = 1/6 . b2 . h
= 1/6 . (2/3h)2 . h
= 2/27h3
54
σlt = +
150 =
h = 8,01 cm
h ≈ 12 cm
b = 2/3h
b = 2/3 . 12
b = 8 cm
b ≈ 8 cm
fijin = 1/200 . Jg
= 1/200 . 173
= 0,865 cm
Ix = 1/12 . b . h3
= 1/12 . 8 . 123
= 864 cm4
Iy = 1/12 . b3 . h
= 1/12 . 83 . 12
= 216 cm4
fx = +
= 0,068 cm
55
fy = +
= 0,040 cm
fmax =
= 0,079 cm
σytb = +
= 44,768 kg/cm2
56
Spesifikasi Gording
Gording : C 125.50.20.4,5
Wx : 38,0 cm3
Wy : 10,1 cm3
Ix : 238 cm4
Iy : 33,5 cm4
ix : 4,74 cm
iy : 1,78 cm
= 50 . 1,73
= 86,5 kg/m
= 8,32 + 86,5
= 94,82 kg/m
57
= 94,82 x 10-2 kg/cm
= 10% . 94,82
= 9,482 kg/m
= 94,82 + 9,482
= 104,302 kg/m
o qx = qgtot. cosα
= 90,328 kg/m
o qy = qgtot . sinα
= 52,151 kg/m
o Px = P . cosα
= 86,602 kg
o Py = P . sinα
= 50 kg
58
1. Momen yang terjadi pada gording
= 11,291 kgm
= 1129,1 kgcm
MxLL = ¼ . P . cosα . Jk
= 21,651 kgm
= 2165,1 kgcm
= 6,25 kgm
= 625 kgcm
Menurut PMI 1970 pasal 4.3.b koefisien angin tekan = (+0,02α – 0,4), dimana
α = 30o
= + 8,65 kgm
59
Momen yang terjadi akibat beban angin tekan:
= + 1,081 kgm
Menurut PMI 1970 pasal 4.3.b koefisien angin hisap pada sudut kemiringan α
= - 17,3 kgm
= - 2,163 kgm
My
6,519 6,25 0 0 11,769 11,769
(kgm)
60
Kontrol tegangan pada gording
σytb = +
= 206,059 kg/cm2
fijin = Jk/250
= 100/250
= 0,4 cm
fx = +
= 0,018 cm
fy = +
= 0,043 cm
61
fmax =
= 0,047 cm
δijin = Jk/500
= 100/500
= 0,2 cm
δx =
= 0,0019 cm
δy =
= 0,0036 cm
δmax =
= 0,0041 cm
δmax =
= 0,004 cm
62
= 0,04 mm
Syarat δmax ≤ 25 mm
0,04 mm ≤ 25 mm (OK)
Jadi baja profil light lip channels 125.50.20.4,5 memenuhi syarat tegangan dan
lendutan maka baja profil light lip channels 125.50.20.4,5 dapat digunakan sebagai
gording.
= 1,73 . 50 . 1,00
= 86,5 kg
= 8,32 . 1,00
= 8,32 kg
= 221,40 kgm
= 18 . 1,00
= 18 kgm
qtot = qa + qg + qk + qpf
= 334,22 kg
63
Berat braching (qb) = 10% . qtot
= 10% . 334,22
= 33,422 kg
= 334,22 + 33,422
= 367,642 kg
64
menurut PMI 1970 pasal 4.3.b koefisien angin hisap dengan sudut kemiringan α
< 65o = (-0,4), dimana α = 30o
Koefisien anginhisap (c2) = -0,4
Angin hisap (Whsp) = Wang . c2 . Jg . Jk
= 25 . (-0,4) . 1,73 . 1,00
= -17,3 kg
Proyeksi beban angin tekan (untuk data input SAP pada sudut 30o) sebagai
berikut:
Arah x = Whsp . cosα
= (-17,3) . cos 30o
= -14,98 kg
Arah z = Whsp . sinα
= (-17,3) . sin 30o
= -8,65 kg
65
Gambar 4.5. Hasil Analysis Run
Hasil reaksi pembebanan yang terjadi pada kuda-kuda ditunjukkan pada gambar hasil dari
program SAP 2000 v15 di bawah ini.
= 690 kg
Beban mati (DL) pada perhitungan didapat beban mati sebesar 115 kg pada input
SAP 2000 v15.
66
4.1.7 Perhitungan Profil dan Sambungan
1. Cek penampang profil 2L 70.70.7
7 10 7
λ =
145,34
= ≤ 240
1,78
= 81,65 ≤ 240 (OK)
≤ 75% σ
4. Pendimensian batang tekan dipakai profil siku siku sama kaki 2L.70.70.7 dengan:
P batang tekan : 4246.66 kg
lk batang tekan : 125 cm
67
ix = iy : 1,78 cm
λg : 111
imin =
= 125
111
= 1,13 cm
λ =
125
=
1,13
= 110,6
Syarat λ < λg
110,6 < 111 (OK)
Kontrol tegangan terhadap sumbu x dan sumbu y
λ = 110,6 maka ω = 1,822 (faktor tekuk (ω) untuk mutu baja 37 buku
pedoman perencanaan bangunan baja untuk gedung).
Syarat:
ω. <σ
60
60 60
68
P batang tarik : +3195.47 kg
lk batang tarik : 125 cm
Mutu baja : Bj 37
5. Pendimensian batang tarik dipakai profil siku siku sama kaki 2L.60.60.6 dengan:
An : 6,91 cm2 ( luas bersih )
ix = iy : 1,78 cm
λ =
125
= ≤ 240
1,78
= 70,22 ≤ 240 (OK)
≤ 75% σ
3195,47
≤ 75% . 1600 kg/cm2
2 . 6,91
231,22 kg/cm2 ≤ 1200 kg/cm2 (OK)
6. Hitung sambungan baut
Diambil pada contoh pada batang 16 dengan gaya batang maksimum 4835 kg.
baut akan di atur dalam 2 baris
Diketahui :
Tebal plat = 10 mm
Diameter baut = 16 mm
1) Menghitung kekuatan plat tengah
Ag = 10 x 150 = 1500
An = [ 150 – 2 . ( 16 + 3,2 )] . 10 = 1116 mm
Ae = An
Leleh = .Tn = . fy . Ag = 0,9 . 240 . 1500 = 324000 Nmm
Fraktur = .Tn = . fu . An = 0,75 . 370 . 1116 = 309690 Nmm
2) Tahanan geser baut
r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser
f = 0,75
M = jumlah bidang geser = 2
69
= tegangan tarik putus baut = 825 MPa
70
1 2 3 4 5 6 7
A
150 150
B
200 200
C
200 200
400 400
E 1950
VOID
400 400
400 400
G
200 200
H
400 200 300 200 400
1500
71
-
Berat finishing = 150 kg/m2
-
Total (DL) = 438 kg/m2
2. Beban hidup (LL)
Beban hidup sebesar 250 kg/m2 untuk bangunan perkantoran.
Kombinasi beban
Kombinasi beban untuk beban mati (DL) dan beban hidup (LL), yaitu 1,2
DL+1,6LL.
3. Beban Gempa (EQL)
1) Prosedur Analisis Beban Seismik SNI Gempa 1726:2012 pada
Bangunan Gedung
Struktur bangunan gedung terdiri dari struktur atas dan bawah.
Struktur atas adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang berada di atas
muka tanah. Struktur bawah adalah bagian dari struktur bangunan gedung
yang terletak di bawah muka tanah, yang dapat terdiri dari struktur besmen,
dan/atau struktur fondasinya. Struktur bangunan gedung harus memiliki
sistem penahan gaya lateral dan vertikal yang lengkap, yang mampu
memberikan kekuatan, kekakuan, dan kapasitas disipasi energi yang cukup
untuk menahan gerak tanah desain dalam batasan-batasan kebutuhan
deformasi dan kekuatan yang disyaratkan. Berikut ini penjelasan langkah-
langkah analisis beban seismik berdasarkan SNI Gempa 1726:2012 untuk
bangunan gedung.
2) Menentukan Kategori Resiko Struktur Bangunan (I-IV) dan faktor
keutamaan (Ie)
Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non
gedung sesuai Tabel 4.4 pengaruh gempa rencana terhadapnya harus
dikalikan dengan suatu faktor keutamaan Ie menurut Tabel 4.5.
72
Tabel 4.4. Kategori Risiko Bangunan Gedung Dan Non Gedung Untuk Beban Gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah terhadap I
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk, antara lain :
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam II
kategori resiko I, III, IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara
lain :
- Perumahan ; rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/rumah rusun
- Pusat perbelanjaan/mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko tinggi terhadap jiwa III
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk, antara lain :
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit
gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
73
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung tidak termasuk kedalam kategori IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar
dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-
hari bila terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk,
antara lain :
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung tidak termasuk kedalam kategori rseiko
IV, (termasuk, tapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur,
proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat
pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya,
limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang
mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah
kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh
instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang IV
penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk, anatara lain :
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki
fasilitas bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadaman kebakaran, ambulans, dan kantor polisi,
serta garasi kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan
tempat perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas
lainnya untuk tanggap darurat
74
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan pada keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun
listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau
struktur pendukung air atau material atau peralatan pemadam
kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan
darurat
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi struktur bangunan lain yang masuk kedalam kategori resiko
IV.
Tabel 4.6. Faktor R, Cd, Dan Ω0 Untuk Sistem Penahan Gaya Gempa (Contoh Untuk
Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen )
C.Sistem rangka
pemikul momen
(C.5). Rangka
TB TB TB TB TB
beton bertulang
8 3 5½
pemikul momen
khusus
(C.6). Rangka
beton bertulang
5 3 4½ TB TB TI TI TI
pemikul momen
menengah
(C.7). Rangka
beton bertulang
3 3 2½ TB TI TI TI TI
pemikul momen
biasa
76
5) Jenis Tanah Dasar
Jenis tanah ditetapkan sebagai tanah keras, tanah sedang dan tanah lunak, apabila
untuk lapisan setebal maksimum 30 m paling atas dipenuhi syarat-syarat yang tercantum
dalam tabel dibawah.
Tabel 4.7. Jenis-Jenis Tanah
Jenis tanah
Kuat geser
Kecepatan Nilai hasil Test
niralir
rambat Penetrasi
Jenis tanah rata-rata
gelombang geser Standar rata-rata
u(kPa)
rata-rata, s
(m/det)
Tanah Keras s ≥ 350 ≥ 50 u ≥ 100
Tanah Sedang 175 ≤ s< 350 15 ≤ < 50 50 ≤ u< 100
Pada hasil penyelidikan tanah, lima titik sondir hingga kedalaman ± 20 m tidak
terdapat tanah keras dan daya dukung tanah ke lima titik sondir hampir sama. Dari ke lima
titik sondir nilai < 15, data kelima sondir dilampirkan pada lampiran. Namun pada hasil
nilai spektra pada kota semarang berada pada tanah sedang.
Dengan hasil perhitungan pada tanah tersebut dapat diketahui jenis tanah apa yang
terdapat pada lokasi tersebut. Klasifikasi situs tanah harus dilakukan dengan menggunakan
dua dari tiga parameter , , dan . Klasifikasi situs tanah dapat dilihat dari Tabel 4.7.
Klasifikasi Situs dari SNI 1726:2012 dibawah ini.
77
Tabel 4.8. Klasifikasi Situs
Kelas Situs s (m/detik) atau ch u (kPa)
78
Faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getaran perioda 1 detik (Fv)
Fv = 1,460
Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek (SMS)
SMS = Fa x Ss
= 1,094 x 1,015
= 1,110 g
Parameter spektrum respons percepatan pada perioda 1 detik (SM1)
SM1 = Fv x Ss
= 1,460 x 1,015
= 0,496 g
Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek (SDS)
SDS =
= 0,740 g
Parameter percepatan spektral desain untuk perioda 1 detik (SD1)
SD1 =
= 0,331 g
Pembuatan kurva spektrum respons desain:
T0 = 0,2 x
= 0,2 x
= 0,089 detik
Ts =
= 0,447 detik
79
Untuk perioda yang lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan desain, Sa =
SDS (0,4 + 0,6 ); Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain, Sa= SDS; Untuk perioda lebih
besar dari Ts, spektrum respons percepatan desain, Sa = SD1/T.
Tabel 4.9. Respon Spektrum Gedung Perkantoran 5 lantai di Kota Semarang
T T
SA (g)
(detik) (detik)
0 0 0,296
T0 0,089 0,740
TS 0,447 0,740
TS+0,1 0,547 0,605
TS+0,2 0,647 0,511
TS+0,3 0,747 0,443
TS+0,4 0,847 0,391
TS+0,5 0,947 0,349
TS+0,6 1,047 0,316
TS+0,7 1,147 0,289
TS+0,8 1,247 0,265
TS+0,9 1,347 0,246
TS+1 1,447 0,229
TS+1,1 1,547 0,214
TS+1,2 1,647 0,201
TS+1,3 1,747 0,189
TS+1,4 1,847 0,179
TS+1,5 1,947 0,170
TS+1,6 2,047 0,162
TS+1,7 2,147 0,154
TS+1,8 2,247 0,147
TS+1,9 2,347 0,141
TS+2 2,447 0,135
TS+2,1 2,547 0,130
80
TS+2,2 2,647 0,125
TS+2,3 2,747 0,120
TS+2,4 2,847 0,116
TS+2,5 2,947 0,112
TS+2,6 3,047 0,109
TS+2,7 3,147 0,105
TS+2,8 3,247 0,102
TS+2,9 3,347 0,099
4 4 0,083
Gambar 4.100. Spektum Respon Desain Untuk Gedung Perkantoran 5 lantai di Kota
Semarang.
6) Batasan Perioda fundamental struktur (T)
Perioda fundamental struktur (T) , tidak boleh melebihi hasil koefisien untuk
batasan atas pada perioda yang dihitung (Cu) dari Tabel 3.7 dan perioda
fundamental pendekatan, ( Ta). Sebagai alternatif pada pelaksanaan analisis
81
untuk menentukan perioda fundamental struktur, (T), diijinkan secara langsung
dengan, hn adalah ketinggian struktur, dalam (m), di atas dasar sampai tingkat
tertinggi struktur, dan koefisien Ct dan x ditentukan dari Tabel 3.8.
Tabel 4.10. Koefisien Untuk Batas Atas Pada Period Yang Dihitung
Parameter percepatan respon spektral
Koefisien Cu
desain pada 1 detik, SD1
≥0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤0,1 1,7
Dari hasil analisis beban gempa di SAP 2000 v.15.0.0 diperoleh hasil Periode
Fundamental atau Time Periode ragam adalah T = 0.709943. Sementara itu, kalau
menggunakan rumus dengan persamaan :
82
Ta = Ct .
= 0,0466 x 180,9
= 0,628
Tmax = Ta x Cu
= 0,628 x 1,4
= 0,879
Syarat Tmax > T
0,879 > 0.709943 (Ok, memenuhi)
Jadi, hasil Periode Fundamental pada bangunan struktur memenuhi syarat.
Dimana :
V = geser dasar prosedur gaya lateral akivalen.
Vt = geser dasar dari kombinasi ragam yang disyaratkan.
Geser dasar dirumuskan dengan VD > 85% VS. Bila hal tersebut tidak terpenuhi maka
perlu diberikan skala gaya.
Analisa Geser Statis dan Dinamis
Defleksi yang terjadi dari hasil analisis SAP 2000 v.15.0.0 :
Geser dasar statis arah X
Kolom globalfx Vsx = 9994,97 kg
Geser dasar dinamis arah X
Kolom globalfx VDx = 9773,56 kg
Cek geser dasar struktur
0,85 x VSX < VDX
0,85 X 9994,97 kg < 9773,56 kg
8495,7245 kg < 9773,56 kg (OK)
83
Geser dasar statis arah Y
Kolom globalfy Vsy = 9993,94 kg
Geser dasar dinamis arah Y
Kolom globalfy VDY = 9708,55 kg
Cek geser dasar struktur
0,85 x VSY < VDY
0,85 X 9993,94 kg < 9708,55 kg
8494,849 kg < 9773,56 kg (OK)
84
∆ = < ∆a
= < 100 mm
= 16,923 mm < 100 mm (OK, memenuhi syarat)
Lantai 2
⸹2 = 2,692 mm
⸹1 = 3,077 mm
Simpangan antar lantai maximal
∆a = 0,025 x hx
= 0,025 x 3500
= 87,5 mm
Syarat simpangan antar lantai yang terjadi
∆ = < ∆a
= < 87,5 mm
= - 14,232 mm < 87,5 mm (OK, memenuhi syarat)
Lantai 3
⸹2 = 2,692 mm
⸹1 = 2,692 mm
Syarat simpangan antar lantai yang terjadi
∆ = < ∆a
= < 87,5 mm
= 5,5 mm < 87,5 mm (OK, memenuhi syarat)
Lantai 4
⸹2 = 2,692 mm
⸹1 = 2,692 mm
Syarat simpangan antar lantai yang terjadi
∆ = < ∆a
85
= < 87,5 mm
= 5,5 mm < 87,5 mm (OK, memenuhi syarat)
Lantai 5
⸹2 = 2,692 mm
⸹1 = 2,692 mm
Syarat simpangan antar lantai yang terjadi
∆ = < ∆a
= < 87,5 mm
= 5,5 mm < 87,5 mm (OK, memenuhi syarat)
86
4.2.3 Permodelan Pelat
M22
M11
Gambar 4.11. Momen Arah 1-1 Dan 2-2 Pada Pelat Lantai
1. Analisis Pelat
Momen dari hasil analisis SAP 2000 v.15.0.0 :
1) Tulangan arah 1-1
87
Momen arah 1-1 maksimum = 5,48 kNm
Momen arah 1-1 minimum = 4,48 kNm
2) Tulangan arah 2-2
Momen arah 2-2 maksimum = 6,20 kNm
Momen arah 2-2 minimum = 4,34 kNm
Sesuai perhitungan diatas direncanakan tulangan diameter 10 mm dengan jarak
150 mm (Ø10-150).
Luas tulangan
As = 8Ø10 = 628,32 mm2
Tinggi blok regangan
a =
150796,8
=
21250
= 7,09 mm
Momen nominal
Mn = As × fy × (d-( )) × 10-6
= 628,32 x 240 x (100 – (7,09/2)) x 10-6
= 14,545 kNm
Syarat ϕMn ˃ Mu
0,8 × 14,545 ˃ 6,20
11,636 ˃ 6,20 (OK)
Jadi digunakan tulangan berdiameter 10 mm dengan jarak 150 mm (D10-150).
88
Gambar 4.12. Denah Penulangan Plat Lantai 1-5 ( Typical )
89
Dimensi kolom sebagai berikut:
Tabel 4.12. Dimensi Kolom
Lebar balok (b) Tinggi balok(h)
No Nama Kolom
Cm cm
1 K1 40 40
90
200 200 200 300 200 400
KP KP KP KP KP
200 200
400 400
400 400
400 400
1500
91
1 2 3 4 5 6 7
TB.20.35
TB.20.35
200
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35 TB.20.35 TB.20.35
B 400
TB.20.35
TB.20.35
200
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
400 400
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
400 400
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
TB.20.35
400 400
92
1 2 3 4 5 6 7
B2.20.30
B2.20.30
B2.20.30
B2.20.30
B2.20.30
B2.20.30
150 150
B1.20.40 B1.20.40 B1.20.40 B1.20.40 B1.20.40
B
B1.20.40
B1.20.40
200 200
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B.20.30 B.20.30
C
B1.20.40
B1.20.40
200 200
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
400 400
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
400 B.20.30 400
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
400 400
B2.20.30
200 200
B2.20.30
H
400 200 300 200 400
1500
93
1 2 3 4 5 6 7
B2.20.30
B2.20.30
B2.20.30
B2.20.30
B2.20.30
B2.20.30
150 150
B1.20.40 B1.20.40 B1.20.40 B1.20.40 B1.20.40
B
B1.20.40
B1.20.40
200
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B.20.30 B.20.30
C B1.20.40
400
B1.20.40
200
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
400 400
1750
B1.20.40 B1.20.40 B1.20.40 B1.20.40 B1.20.40
E
VOID
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
400 B.20.30 400
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
B1.20.40
400 400
94
1 2 3 4 5 6 7
B3.15.25
B3.15.25
200
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25 B3.15.25
B 400
B3.15.25
200
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
400 400
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
400 400
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
B3.15.25
400 400
95
Tabel 4.13. Dimensi Balok
LebarBalok (b) Tinggi Balok
No Nama Balok
Cm (h) Cm
1 B1.20.40 20 40
2 B2.20.30 20 50
3 B3.15.25 15 25
4 TB.20.35 20 35
=6. . 132
= 795,99 mm2
=3. . 132
= 397,99 mm2
96
Maka digunakan tulanagan 3 D 13 dengan luasan 397,995 mm2
=6. . 132
= 795,99 mm2
c. Tulangan sengkang
2. Balok B2.20.30
Tulangan Tumpuan
Tulangan Lapangan
Tulangan Sengkang
3. Balok B3.15.25
Tulangan Tumpuan
Tulangan Lapangan
97
Tul atas (momen positif) = 0,022 cm2. = 2 D 10
Tulangan Sengkang
4. Balok TB.20.35
Tulangan Tumpuan
Tulangan Lapangan
Tulangan Sengkang
98
mengalami patah, karena akan sulit untuk memperbaiki suatu system pondasi. Selain itu
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain struktur pondasi yaitu
kapasitas dukung tiang yang mampu menahan beban. Oleh karena itu perlunya pengujian
tanah dan pengujian tiang untuk untuk mendapatkan kapasitas dukung tiang sesuai dengan
persyaratan. Pengujian tiang berfungsi sebagai pengecekkan kapasitas dukung tiang yang
sudah direncanakan tetapi hanya dipilih beberapa titik pondasi saja, sehingga perlu
pengecekkan kapasitas dukung tiang berdasarkan pengujian tanah.
Struktur bawah tidak boleh gagal dari struktur atas. Desain detail kekuatan (strength)
struktur bawah harus memenuhi persyaratan beban gempa rencana berdasarkan Kombinasi
beban untuk metoda ultimit.
Analisis deformasi dan analisis lain seperti likuifaksi, rambatan gelombang,
penurunan total dan diferensial, tekanan tanah lateral, deformasi tanah lateral, reduksi kuat
geser, reduksi daya dukung akibat deformasi, reduksi daya dukung aksial dan lateral
pondasi tiang, pengapungan (flotation) struktur bawah tanah, dan lain-lain, dapat dilakukan
sesuai dengan persyaratan beban kerja (working stress) yang besarnya minimum sesuai
dengan Kombinasi beban untuk metoda tegangan ijin.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain struktur pondasi adalah :
1. Ekonomis
2. Kapasitas dukung tanah
3. Penurunan tanah.
4. Perubahan musim
5. Permasalahan konstruksi
6. Dampak lingkungan
Untuk memenuhi persyaratan kapasitas dukung tanah dan penurunan tanah, maka
perlu dilihat terlebih dahulu seberapa besar beban yang akan didukung oleh tanah. Jika
tanah pendukung sangat kompresible dan terlalu lemah mendukung struktur atas, maka
penggunaan pondasi tiang sangat disarankan.
Selain itu faktor ekonomis, kemudahan pelaksanaan, dan dampak lingkungan
merupakan bahan pertimbangan untuk pemilihan beberapa sistem pondasi yang masih
memenuhi persyaratan kapasitas dukung tanah dan penurunan tanah.
Berikut adalah hasil penyelidikan tanah :
99
Gambar 4.18. Hasil Penyelidikan Tanah
100
Data yang diperoleh dari SAP2000 v15 :
1. Beban aksial kolom (P) = 2130 kN
2. Momen memutar sumbu x (Mx) = 10 kNm
3. Momen memutar sumbu y (My) = 8.9 kNm
Desain pondasi tiang pancang menggunakan data CPT dengan mutu beton yang digunakan
K-400 dan tulangan digunakan BJTD39.
= 1 1890, 43 4 1 33 x 4 3 1 4
= 1,126
102
5. Menghitung Tinggi Pile Cap dan Penulangannya
Data yang diperlukan unutk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser
pons, yaitu:
Dimensi kolom = 40 cm
Beban aksial kolom (P) = 2130 kN
Mutu bahan yang digunakan:
Mutu beton = K-400 (f’c = 33,2 MPa)
Mutu tulangan baja fy = 390 Mpa
105