Bekisting balok dan plat lantai dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran balok dan plat lantai yang akan
dicor.
Bahan-bahan yang Higunakan untuk membuat bekisting balok dan plat lantai adalah multiplex dengan
tebal 15 mm, dan kayu ukuran 5/7 untuk menahan bekisting agar tidak jebol saat pengecoran. Pembuatan bekisting
balok dan plat lantai dilakukan di lokasi proyek menyesuaikan dengan panjang dan lebar balok dan plat lantaj yang
akan di cor. Setelah penulangan balok dan plat lantai selesai dirangkai dan bekisting telah selesai dibuat, maka
selanjutnya adalah pemasangan bekisting.
Tahap-tahap pemasangan bekisting balok dan plat lantai adalah sebagai berikut :
Perlu diketahui bahwa pekerjaan pemasangan bekisting plat lantai dilakukan setclah proses pemasangan
bekisting balok selesai.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada proses pengecoran balok dan plat lantai, diantaranya :
a. Pemeriksaan bekisting
Pengecekan posisi dan kondisi bekisting harus dilakukan untuk menghindari kesalahan saat pengecoran.
Bakisting juga harus di tes kekuatannya, agar tidak texjadi pergeseran atau jebol karena tekanan saat proses
pengecoran berlangsung.
b. Pemeriksaan tulangan
Pemeriksaan tulangan Jika bekisting sudah tertata dengan benar, tahap kedua yang harus dilakukan
adalah pemeriksaan tulangan. Tulangan harus dicek, apakah sudah selesai atau belum. Pemeriksaan tulangan
ditujukan untuk mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, serta pengaitan antar tulangan,
sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang kuat dan sesuai dengann spesifikasi.
c. Pemberian beton decking
Setelah bekisting dan tulangan selesai diperiksa, maka hal terakhir yang harus dilakukan sebelum proses
pengecoran adalah pemasangan bcton decking, beton decking dipasang dengan tujuan agar posisi tulangan
tidak goyah saat di cor dan sebagai penentu tebal selimut baton.
d. Pemberian besi keong
Sama halnya dengan beton decking, pemberian besi keong juga dimaksudkan agar tulangan plat lantai
tidak goyah saat di cor dan tidak melendut.
2. Pemasangan tulangan
a. Tulangan tangga dipasang menyesuaikan dengan stek tulangan pondasi tangga yang sudah ada untuk lantai
dasar, dan tulangan stek lantai dua yang telah ditanam sebelumnya. Tulangan disambung dengan tulangan
yang telah difabrikasi sesuai dengan bentuk tangga.
b. Tulangan-tulangan tadi dijadikan tulangan pokok yang ada didasar atau bagian bawah anak tangga. Untuk
tulangan anak tangga dibuat dari fabrikasi tulangan yang dibentuk sesuai dengan gambar rencana.
c. Untuk tulangan bordes hampir sama dengan tulangan pada plat. Hanya saja tidak menggunakan wire mesh
tetapi menggunakan tulangan besi ulir biasa.
Pekerjaan pembuatan tulangan tangga pada proyek ini tardiri dari 2 tipe, yaitu :
a. Tipe l tulangan pokok. Detail penulangan Ø16-150
b. Tip: 2 tulangan bordes. Detail penulangan Ø8-150
3. Pcmasangan bekisting
a. SeteIah perancah selesai dipasang, papan multiplek dipotong sesuai ukuran dan dipasang dibawah tulangan
tangga.
b. Pada bagian tepi-tepi tangga dipasangi subcoat untuk memperkuat tepi bekisting agar tidak jebol pada saat
dicor.
c. Anak-anak tangga dipasangi setelah bekisting demarking oleh surveyor untuk menyamakan pail ketinggian
dengan gambar kerja.
4. Pengecoran
a. Proses pengecoran pada tangga dilakukan dengan cara beton dibawa dengan gerobak dorong menuju tempat
pengecoran dan diratakan manual dengan tangan manusia.
b. Setelah beton dituangkan, dan diarahkan ke cetakan tangga dan diratakan, beton dengan sendirinya akan
mengisi bagian tangga yang lebih rendah dari bagian yang Iain.
Panama potong dan bengkokan tulangan yang akan digunakan sesuai dengan bentuk dan panjang yang
diinginkan. Kcmudian, potong dan bentuk bagel sesuai dengan gambar rencana. Setelah itu, bawa tulangan
dan begel ke Iokasi pembesian. Pasang tulangan dan masukan begel untuk di rangkai sedemikian rupa dengan
cara diikat menggunakan bendrat.
Pekerjaan pembesian balok plat atap dilakukan serentak oleh 5-7 pekerja, hal ini bertujuan untuk
mempercepat waktu peketjaan. Pekrljaan pembesian balok plat Iantai dilakukan setelah proses pekerjaan
kolom lantai dua dan pekerjaan balok dan plat lantai selesai dikerjakan.
Gambar … Pemasangan Tulangan Balok Plat Atap ???
Bekisting balok plat atap dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran balok plat atap yang akan di cor.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting balok plat atap adalah multiplex dengan tebal 15 mm, dan
kayu ukuran 5/7 untuk menahan bekisting agar tidak jebol saat pengecoran. Pembuatan bekisting balok plat atap
dilakukan di lokasi proyek menyesuaikan dengan panjang dan lebar balok plat atap yang akan dj cor. Setelah
penulangan balok plat atap selesai dirangkai dan bekisting telah selesai dibuat, maka selanjumya adalah
pemasangan bekisting.
Perlu diketahui bahwa pekerjaan pemasangan bekisting balok plat atap dilakukan setelah proses
pekerjaan kolom lantai dua dan balok dan plat lantai selesai.
Gambar … Pemasangan bikisting balok atap ???
3. Pengecoran
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada proses pengecoran balok plat atap, yaitu :
a. pemariksaan bakisting
pengecekan posisi dan kondisi bekisting harus dilakukan untuk manghindari kesalahan saat pengecoran.
Bekisting juga harus di tes kekuatannya, agar tidak terjadi pergeseran atau jebol karma tekanan saat proses
pengecoran berlangsung.
b. Pemeriksaan tulangan
lika bekisting sudah tertata dengan benar, tahap kedua yang harus dilakukan adalah pemeriksaan
tulangan. Tulangan harus dicek, apakah sudah selesai atau belum. Pemeriksaan tulangan ditujukan untuk
mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangam serta pengaitan antar tulangan, sehingga akan
terbentuk konstruksi beton yang kuat dan sesuai dengann spcsifikasi.
Setelah bekisting dan tulangan selesai diperiksa, maka hal terakhir yang harus dilakukan sebelum proses
pengecoran adalah pcmasangan beton decking, baton decking dipasang dengan tujuan agar posisi tulangan
tidak goyah saat di cor dan sebagai penentu tebal selimut baton.
Hal-hal panting yang perlu diperhatikan dalam pengendalian proyek dan harus diutamakan didalam
setiap proyek demi mencapai keberhasilan proyek adalah :
a. Pengendalian Mutu.
b. Pengendalian Waktu.
c. Pengendalian Teknis.
d. Pengendalian Biaya.
e. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kelja (K3).
Secara umum, pengendalian proyek meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan dari segi kualitas dan
ketepatan waktu.
b. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekajaan untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan dari hasil pekerjaan.
c. Perbmdingan, yaitu mcmbandingkan hasil pekerjaan yang telah dietahui dan dicapai dcngan rencana
yang ditentukan digambar rencana. Dari perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan prayek
berjalan lancar atau mengalami keterlambatan (deviasi).
d. Tindakan korektif, yaitu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek. Bila ada kesalahan atau
penyimpangan maka perlu dipikirkan cara pemecahannya dan pelaksanaan yang harus dilakukan
selanjutnya.
Pengendalian Mutu adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Tujuan dan pegendalian mutu
adalah untuk menjamin kekuatan struktur yang telah dirancang oleh konsultan perencana. Dengan adanya
pengendalian mutu yang baik, maka akan dihasilkan struktur yang sesuai standar dan dapat
dipertanggungiawabkan. Untuk memperoleh hasil tersebut, mutu bahan yang digunakan untuk struktur dan
finishing bangunan tersebut harus sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.