Anda di halaman 1dari 13

2.

Pemasangan bekisting balok dan plat lantai

Bekisting balok dan plat lantai dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran balok dan plat lantai yang akan
dicor.

Bahan-bahan yang Higunakan untuk membuat bekisting balok dan plat lantai adalah multiplex dengan
tebal 15 mm, dan kayu ukuran 5/7 untuk menahan bekisting agar tidak jebol saat pengecoran. Pembuatan bekisting
balok dan plat lantai dilakukan di lokasi proyek menyesuaikan dengan panjang dan lebar balok dan plat lantaj yang
akan di cor. Setelah penulangan balok dan plat lantai selesai dirangkai dan bekisting telah selesai dibuat, maka
selanjutnya adalah pemasangan bekisting.

Tahap-tahap pemasangan bekisting balok dan plat lantai adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan scaffolding atau bambu sebagai penyangga terhadap lantai dibawahnya.

b. Bersihkan bekisting balok dan plat lantai.

c. Pasang bekisting balok dan plat lantai sesuai dengan posisi.

Perlu diketahui bahwa pekerjaan pemasangan bekisting plat lantai dilakukan setclah proses pemasangan
bekisting balok selesai.

Gambar … Pemasangan Bekisting Balok

Gambar … Pemasangan Bekisting Plat Lantai


3. Pengecoran balok:dan plat lantai

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada proses pengecoran balok dan plat lantai, diantaranya :

a. Pemeriksaan bekisting
Pengecekan posisi dan kondisi bekisting harus dilakukan untuk menghindari kesalahan saat pengecoran.
Bakisting juga harus di tes kekuatannya, agar tidak texjadi pergeseran atau jebol karena tekanan saat proses
pengecoran berlangsung.
b. Pemeriksaan tulangan
Pemeriksaan tulangan Jika bekisting sudah tertata dengan benar, tahap kedua yang harus dilakukan
adalah pemeriksaan tulangan. Tulangan harus dicek, apakah sudah selesai atau belum. Pemeriksaan tulangan
ditujukan untuk mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, serta pengaitan antar tulangan,
sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang kuat dan sesuai dengann spesifikasi.
c. Pemberian beton decking
Setelah bekisting dan tulangan selesai diperiksa, maka hal terakhir yang harus dilakukan sebelum proses
pengecoran adalah pemasangan bcton decking, beton decking dipasang dengan tujuan agar posisi tulangan
tidak goyah saat di cor dan sebagai penentu tebal selimut baton.
d. Pemberian besi keong
Sama halnya dengan beton decking, pemberian besi keong juga dimaksudkan agar tulangan plat lantai
tidak goyah saat di cor dan tidak melendut.

Gambar … Pemberian besi keong


Proses pelaksanaan pengecoran balok adalah sebagai berikut :
a. Setelah adonan baton selesai di buat, kemudian adonan beton dikeluarkan dan dibawa ke Iokasi pengecoran
dengan menggunakan ember.
b. Berikumya, beton dituangkan kedalam bekisting, pastikan beton dituang secara merata.
c. Pcmadatan dilakukan dengan menggunakan kayu.
Proses pelaksanaan pengecoran plat lamai dilakukan setelah pelepasan bekisting balok, dengan urutan
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pengecoran plat lantai menggunakan bantuan concrete pump untuk menyalurkan beton dati mixer
truck kc tempat pengecoran.
b. Saat pengecoran, beton dipadatkan menggunakan concrete vibrator dengan maksud agar beton benar-benar
padat.
c. Kemudian adukan diratakan menggunakan penggaruk dan kayu.

Gambar … Pengecoran Balok dan Plat Lantai


4. Pelepasan bekisting
Pelepasan bekisting balok dan plat lamai dilakuan setelah ±7 hari kerja jika diatasnya tidak ada pekerjaan
yang menumpu pada struktur balok atau plat tersebut. Proses pelepasan bekisting tersebut menggunakan alat
linggis untuk membantu memudahkan pelepasan.
IV.3.4. Pekerjaan Tangga
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada proses pekerjaan tangga adalah sebagai berikut :
l. Pemasangan parancah
a. Pemasangan perancah pada tangga dimulai pada posisi bordes, kemudian dipasang framelainya berjajar
semakin pendek ke arah tangga terendah.
b. Untuk tangga dari bordes ke lantai atasanya, perancah dipasang di arah berbeda, dimana perancah dipasang
semakin tinggi menyesuaikan alur tangga.
c. Pada dasarnya system pemasangan perancah ini hampir sama dengan plat, hanya saja untuk tangga,
perancah dipasang dengan ketinggian yang berbeda pada setiap framenya, mengikuti alur ketinggian tangga.

2. Pemasangan tulangan
a. Tulangan tangga dipasang menyesuaikan dengan stek tulangan pondasi tangga yang sudah ada untuk lantai
dasar, dan tulangan stek lantai dua yang telah ditanam sebelumnya. Tulangan disambung dengan tulangan
yang telah difabrikasi sesuai dengan bentuk tangga.
b. Tulangan-tulangan tadi dijadikan tulangan pokok yang ada didasar atau bagian bawah anak tangga. Untuk
tulangan anak tangga dibuat dari fabrikasi tulangan yang dibentuk sesuai dengan gambar rencana.
c. Untuk tulangan bordes hampir sama dengan tulangan pada plat. Hanya saja tidak menggunakan wire mesh
tetapi menggunakan tulangan besi ulir biasa.
Pekerjaan pembuatan tulangan tangga pada proyek ini tardiri dari 2 tipe, yaitu :
a. Tipe l tulangan pokok. Detail penulangan Ø16-150
b. Tip: 2 tulangan bordes. Detail penulangan Ø8-150

3. Pcmasangan bekisting
a. SeteIah perancah selesai dipasang, papan multiplek dipotong sesuai ukuran dan dipasang dibawah tulangan
tangga.
b. Pada bagian tepi-tepi tangga dipasangi subcoat untuk memperkuat tepi bekisting agar tidak jebol pada saat
dicor.
c. Anak-anak tangga dipasangi setelah bekisting demarking oleh surveyor untuk menyamakan pail ketinggian
dengan gambar kerja.

Gambar … Pemasangan Bekisting

4. Pengecoran
a. Proses pengecoran pada tangga dilakukan dengan cara beton dibawa dengan gerobak dorong menuju tempat
pengecoran dan diratakan manual dengan tangan manusia.
b. Setelah beton dituangkan, dan diarahkan ke cetakan tangga dan diratakan, beton dengan sendirinya akan
mengisi bagian tangga yang lebih rendah dari bagian yang Iain.

IV.4.5. Pakerjaan Balok Plat Atap


Pekerjaan balok plat atap dilaksanakan seteIah pekerjaan kolom Iantai 2, balok dan plat lantai selesai
dilakukan. Pekerjaan balok plat atap meliputi beberapa hal, diantaranya pembesian balok plat atap, pemasagan
bekisting balok plat atap, pengecoran balok plat atap, serta pembongkaran bekisting balok plat atap.
Langkah-langkah pengeljaan back plat atap adalah sebagai berikut;
1. Pennhngan balok plat atap
Pekerjaan pembuatan tulangan balok dan plat lantai pada proyek ini terdiri dari 7tipe,yaitu:
a. Tips BI dengan ukuran dimensi 20x30 cm2, 20x35 cm2, dan 12x12 cm2
 Detail penulangan l potongan A-A :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detail penulangan 2 potongan B-B :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detail penulangan 3 potongan C-C :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detail penulangan 4 potongan D-D :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
b. Tips 81' dengan ukuran dimensi 20x35 mm2 dan 20x30 cm2
 Detail penillangan I powngan C’-C’ :
Tulangan Utama :
Tulangan Scngkang :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detail penulangan 2 pomngan D’-D’ :
Tulangan Utama :
Tulangan Sangkang :
Tulangan Utama ;
Tulangan Sengkang :
c. Tipe B2 dengan ukuran dimensi 20x30 cm2
 Detail penulangan I potongan A-A :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detail penulangan 2 potongan B-B :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
d. Tipe B3 dengan ukuran dimensi 20x30 cm2 dan 20x52 cm2
 Detail penulangan 1 potongan A-A :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detail penulangan 2 potongan B-B :
Tulangan Utama :
Tuiangan Sengkang :
 Detail penulangan 3 potongan C-C :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detail penulangan 4 potongan D-D ;
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
e. Tipe B.a dengan ukuran dimensi 20x30 cm2 dan 20x25 cm2
 Detail penulangan 1 potongan A-A dan potongan B-B :
Tulangan Utama :
Tuiangan Scngkang :
 Detail penulangan 2 potongan C-C dan potongan D-D :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
f. Tipe B.b dengan ukuran dimensi 30x70 cm2 dan 20x40 cm2 :
 Detail pcnulangan 1 potongan A-A:
Twangan Utama :
Tulangan Sengkang :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detail penulangan 2 potongan B-B :
Twangan Utama :
Twangan Sengkang :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
g. Tipe B.c dengan ukuran dimensi 20x25 cm2 dan 20x40 cm2
 Detail penulangan 1 potongan C-C :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detaii penulangan 2 potongan D-D :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkan :
 Detail penulangan 1 potongan E-E :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
Tulangan Utama :
Tulangan Sengkang :
 Detail penulangan 2 potongan F --F :
Tu1angan Utama :
Tulangan Sengkang ;
 Detail penulangan 1 potongan G-G:
Tulangan Utama :
Tulangan Scngkang :

Panama potong dan bengkokan tulangan yang akan digunakan sesuai dengan bentuk dan panjang yang
diinginkan. Kcmudian, potong dan bentuk bagel sesuai dengan gambar rencana. Setelah itu, bawa tulangan
dan begel ke Iokasi pembesian. Pasang tulangan dan masukan begel untuk di rangkai sedemikian rupa dengan
cara diikat menggunakan bendrat.

Pekerjaan pembesian balok plat atap dilakukan serentak oleh 5-7 pekerja, hal ini bertujuan untuk
mempercepat waktu peketjaan. Pekrljaan pembesian balok plat Iantai dilakukan setelah proses pekerjaan
kolom lantai dua dan pekerjaan balok dan plat lantai selesai dikerjakan.
Gambar … Pemasangan Tulangan Balok Plat Atap ???

Gambar … Pemasangan Tulangan Plat Atap ???

2. Pemasangan bekisting baiok plat atap

Bekisting balok plat atap dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran balok plat atap yang akan di cor.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting balok plat atap adalah multiplex dengan tebal 15 mm, dan
kayu ukuran 5/7 untuk menahan bekisting agar tidak jebol saat pengecoran. Pembuatan bekisting balok plat atap
dilakukan di lokasi proyek menyesuaikan dengan panjang dan lebar balok plat atap yang akan dj cor. Setelah
penulangan balok plat atap selesai dirangkai dan bekisting telah selesai dibuat, maka selanjumya adalah
pemasangan bekisting.

Tahap-tahap pemasangan bekisting balok plat atap adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan bambu sebagai penyangga bekisting balok plat atap.


b. Bersihkan bekisting balok plat atap.
c. Pasang bekisting balok plat atap sesuai dengan povinsi.

Perlu diketahui bahwa pekerjaan pemasangan bekisting balok plat atap dilakukan setelah proses
pekerjaan kolom lantai dua dan balok dan plat lantai selesai.
Gambar … Pemasangan bikisting balok atap ???

3. Pengecoran
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada proses pengecoran balok plat atap, yaitu :
a. pemariksaan bakisting
pengecekan posisi dan kondisi bekisting harus dilakukan untuk manghindari kesalahan saat pengecoran.
Bekisting juga harus di tes kekuatannya, agar tidak terjadi pergeseran atau jebol karma tekanan saat proses
pengecoran berlangsung.
b. Pemeriksaan tulangan

lika bekisting sudah tertata dengan benar, tahap kedua yang harus dilakukan adalah pemeriksaan
tulangan. Tulangan harus dicek, apakah sudah selesai atau belum. Pemeriksaan tulangan ditujukan untuk
mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangam serta pengaitan antar tulangan, sehingga akan
terbentuk konstruksi beton yang kuat dan sesuai dengann spcsifikasi.

c. Pemberian baton decking

Setelah bekisting dan tulangan selesai diperiksa, maka hal terakhir yang harus dilakukan sebelum proses
pengecoran adalah pcmasangan beton decking, baton decking dipasang dengan tujuan agar posisi tulangan
tidak goyah saat di cor dan sebagai penentu tebal selimut baton.

d. Pemborian hesi keong


Sama halnya dengan baton decking. pemberian besi keong juga dimaksudkan agar tulangan plat atap
tidak goyah saat di cor dan tidak malendut.
Proses pelaksanaan pengccoran balok plat atap adalah sabagai betik :
a. Pelaksanaan pengecoran balok plat atap menggunakan bantuan concrete pump untuk menyalurkan
baton dari mixer truck ke tempat pengecoran.
b. Saat pengecoran, beton dipadatkan menggunakan concrete vibrator dengan maksud agar beton benar-
benar padat.
c. Kemudian adukan diratakan menggunakan penggaruk dan kayu.
4. Pelepasan bekisting
Pelepasan bekisting balok plat atap dilakuan setelah : ±7 hari kerja jika diatasnya tidak ada pekerjaan
yang menumpu pada struktur balok atau plat tersebut. Proses pelepasan bekisting tersebut menggunakan
alat linggis untuk membantu memudahkan pelepasan.

lV.4. Pengendalian Proyek

IV.4.1. Gambaran Umum.


Pengendalian Proyek merupakan salah satu tahapan dalam manajemen proyek. Arti dari pengendalian
proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal hingga akhir pekerjaan proyek yang bersifat menjamin adanya
kesesuaian antara suatu rencana dengan hasil kerja serta melakukan tindakan-tindakan korektif terhadap
penyimpangan yang dijumpai dalam pelaksanaan baik mengenai mutu, waktu, maupun biaya.
Pengawasan (supervising) adalah suatu proses peng-evaluasian atau perbaikan terhadap pelaksanaan
kegiatan dengan berpedoman kepada standard dan peraturan yang berlaku dengan bertujuan agar hasil dari
kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan proyek. Sedangkan pengendalian (controlling) adalah usaha
yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem
informasi, membandingkan pelaksanaan dengan sistem standar, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan agar sunnber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Maksud dari adanya pelaksanaan dan pengendalian proyek adalah:
a. Menekan dan mengurangi kemungkinan adanya penyimpangan.
b. Lebih jeli dan peka dalam mengamati masalah yang mungkin timbul pada pelaksanaan pekerjaanan.
c. Lebih mudah dalam memilih metode yang paling baik dan sesuai untuk memecahkan masalah yang
teljadi.

Hal-hal panting yang perlu diperhatikan dalam pengendalian proyek dan harus diutamakan didalam
setiap proyek demi mencapai keberhasilan proyek adalah :
a. Pengendalian Mutu.
b. Pengendalian Waktu.
c. Pengendalian Teknis.
d. Pengendalian Biaya.
e. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kelja (K3).
Secara umum, pengendalian proyek meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan dari segi kualitas dan
ketepatan waktu.
b. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekajaan untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan dari hasil pekerjaan.
c. Perbmdingan, yaitu mcmbandingkan hasil pekerjaan yang telah dietahui dan dicapai dcngan rencana
yang ditentukan digambar rencana. Dari perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan prayek
berjalan lancar atau mengalami keterlambatan (deviasi).
d. Tindakan korektif, yaitu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek. Bila ada kesalahan atau
penyimpangan maka perlu dipikirkan cara pemecahannya dan pelaksanaan yang harus dilakukan
selanjutnya.

IV.4.1. Pengendalian Mutu

Pengendalian Mutu adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Tujuan dan pegendalian mutu
adalah untuk menjamin kekuatan struktur yang telah dirancang oleh konsultan perencana. Dengan adanya
pengendalian mutu yang baik, maka akan dihasilkan struktur yang sesuai standar dan dapat
dipertanggungiawabkan. Untuk memperoleh hasil tersebut, mutu bahan yang digunakan untuk struktur dan
finishing bangunan tersebut harus sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.

Pengendalian Mutu meliputi :

a. Pengendalian mutu bahan,


b. Pengendalian mutu pekerjaan,
c. Pengendalian mum peralatan,
d. Pengendalian mutu tenaga kerja.
A. Pengendalian mutu bahan
Pengendalian mutu bahan sangat erat kaitannya dengan mntu bahan/material yang digunakan
dalam pebangunan suatu proyek. Pengawasan perlu dilakukan guna mengetahui sesuai atau tidaknya
mutu bahan yang digunakan dengan spesifikasi mutu bahan yang telah disepakati dalam dokumen
kontrak.
Pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman ini,
pengadaan material yang dibutuhkan ssangat diperhatikan waktunya. Pengadaan material tersebut selalu
dijadwalkan oleh bagian material control (logistik). Sebagai contoh, untuk semua material yang
dibutuhkan dalam setiap pekerjaan selalu dibuatkan surat. Permintaan Barang (SPB) yang ditujukan ke
kantor pusat,
pembuatan SPB ini bisanya dibut sekitar empat hari sebelum material akan digunakan, dengan demikian
peluang terjadinya kehabisan material semakin kacil dan jaraug terjadi. Namun, terkadang keterlambatan
kedatangan material juga masih terjadi dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu.
Pendatangan material juga harus memperhatikan waktu, kapan material itu digunakan. Hal ini
bertujuan agar material tidak disimpan terlalu lama dilapangan, karena dapat memengaruhi kualitas dari
material tersebut. Misal, jika besi tulangan disimpan terlalu lama dilapangan dengan kondisi terbuka,
terkena air hujan dan bersentuhan langsung dengan tanah, maka besi tulangan tersebut lama kelamaan
akan berkarat. Penyimpanan besi tulangan ini harus benar-benar diperhatikan, besi tulangan harus diberi
kayu dibawahnya agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah dan ditempatkan ditempat yang
terhindar dari hujan langsung. Sehingga, besi tersebut tidak cepat berkarat.
Adapun persyaratan dan ketentuan material demi pengendalian kualitas bahan agar sesuai
dengan spesifikasi, sudah terangkum lengkap dalam acuan-acuan pelaksanaan konstruksi dan harus
memenuhi standar SNI maupun SI. Dalam hal ini N.I-3 tentang Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan
Indonesia adalah acuannya. Misalnya untuk beton bertulang, maka digunakan FBI-1997 N.I-2 tantang
Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
Pengendalian mutu dilapangan meliputi inspeksi dan test, pengendalian produk yang tidak
sesuai, serta pengendalian catatan mutu. Material yang perlu diawasi untuk mengendalikan mutu, adalah
sebagai berikut :
1. Beton.
a. Pengujian di lapangan
Banyak orang berkomentar mengenai kekentalan atau ke enceran baton ready mix tanpa
mambandingkannya terlebih dahulu. Untuk menghindari hal buruk tentang pendapat ini, maka
dilakukanlah pengujian guna menilai kekentalan atau ke enceran beten tersebut. Pengujian itu disebut
dengan uji slump, dimana basil yang didapat untuk beton ready mix pada proyek pembangunan Gedung
Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman ini adalah 12:2 cm.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan uji slump adalah sebagai berikut :
 Menyiapkan kerucut Abrams, yaitu kerucut berlubang yang berdiameter atas 10 cm dan alas 20 cm
dengan ketinggian 30 cm.
 Cuci bersih kerucut abrams sebelum melakukan test. Hal ini bertujuan agar tidak ada kotoran atau
bekas test sebelumnya di alat tersebut.
 Tata kerucut abrams diatas bidang datar yang keras seperti plat agar air tidak terserap.
 Ambil sampel beton dari concrete mixer truck dan dimasukan kedalam alat dengan tiga tahap (per 10
cm) dan setiap tahapnya harus digecrok 25 kali dengan togkat baja, sehingga adukan menjadi padat.
 Setelah penuh, permukaan atasnya harus diratakan dan kemudian kerucut abrams diangkat vertikal
kc atas secara peralahan.
 Kemudian ukur penurunan beton dari puncak kerucut beton, setelah mengalami settlemen terhadap
tinggi semula.
 Apabila nilai slump yang didapatkan telah sesuai dengan ketentuan, maka dapat dilanjutkan ke proses
selanjutnya, namun jika sebaliknya maka baton ready mix akan direject dan dikembalikan lagi ke
batching plannya.
b. Pengujian di laboratorium
Pengujian di Iaboratorium terhadap silinder baton berguna untuk mengetahui kuat tekan
beton karaktaristik. Kuat tekan beton karakteristik adalah tekanan maksimum yang dapat diterima
oleh baton sampai mengalami kehacuran. Proses pengujian mutu beton ini di lakukan di UNIT
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN KONSTRUKSI di Karangnanas, Sokaraja,
Purwokerto.
Adapun langkah-langkah dalam pengujian kuat tekan beton karakteristik ini adalah
sebagai berikut :
 Menyiapkan cetakan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, alat tersbut harus
dalam keadaan bersih dan sudah diolesi minyak pelumas didalamnya.
 Kemudian adukan beton dimasukkan kedalam cetakan dalam tigs lapisan, dengan masing
tinggi lapisan yaitu 10 cm dan digecrok sebanyak 25 kali disetiap lapisnya dan ditusuk
sebanyak 10 kali dengan tongkat baja disetiap lapisnya.
 Ratakan bagian atas dan beri nomor ata kode tanggal pembuatan.
 Diamkan benda uji selama 24 jam, setelah itu buka cetakan dan letakan bahan uji didalam air
sesuai waktu yang diinginkan.
 Pengujian dilakukan setiap baton bemmur 7, 14 dan 28 harii. Dengan kuat tekan yang
disyaratkan adalah 18 Mpa.
 Benda uji yang telah berumur 28 hari akan dibawa ke laboratorium untuk di timbang
beratnya.

Anda mungkin juga menyukai