Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bahrul Anam

NRP : 2314030087

Gagasan untuk Mubes V ITS


MUBES atau Musyawarah Besar sudah tidak asing lagi ditelinga mahasiswa ITS
bila mereka mendengarkan kata tersebut. Sejak zaman dahulu kala saat mahasiswa baru
pun kita sudah mulai dikenalkan dengan landasan hukum yang ada di ITS ini. Sejarah
Mubes pertama kali pada tahun 1994, lalu mengalami perubahan menjadi Mubes II, dan
menjadi Mubes III pada tahun 2001, hingga akhirnya mengalami perubahan lagi menjadi
Mubes IV pada 2011 saat kepengurusan Presiden BEM yaitu mas Dalu. Mubes kerap
mengalami berbagai perubahan-perubahan karena dinilai sudah tidak relevan lagi
terhadap perkembangan zaman yang ada dan perlu adanya tambahan. Mubes IV yang saat
ini digunakan oleh Keluarga Mahasiswa ITS pun sudah banyak ditemukan ketidak
relevanan. Sudah banyak yang menggagas dan mengevaluasi ketidak relevanan Mubes IV
namun belum ada kejelasan mengenai kapan menggagas untuk memunculkan Mubes V,
tetapi kegalauan itu akan berakhir pada waktunya nanti karena saat ini akan dibentuk tim
Ad-Hoc guna untuk mengkaji Mubes IV dan untuk mengagas terbentuknya Mubes V bagi
KM ITS.
Beberapa ketidakrelevanan yang ada pada Mubes IV telah dapat kita temukan
seperti sering kita jumpai pada berbagai kegiatan yang ada di ITS bahwa banyak kegiatan
yang menurut saya sudah menyalahi ranah dan tugas dari organisasi tersebut. BEM dan
HMJ yang saling menyalahi aturan dan mengambil ranah satu sama lain. Terkadang tak
jarang kita menemukan ada HMJ yang melakukan kegiatan sosial masyarakat namun
tanpa adanya koordinasi dengan pihak BEM Fakultas yang notabene berbasis sosial
masyrakat serta melakukan kajian strategis tetapi tanpa ada koordinasi juga dengan BEM
ITS yang berbasis politik. BEM dan HMJ melakukan kegiatan minat bakat guna
menunjang internalisasi antar anggotanya itu memang sangatlah baik baik internal
masing-masing. Namun, yang perlu diingat bahwa kegiatan minat bakat seharusnya
menjadi ranah dari LMB tetapi kurangnya koordinasi antara berbagai elemen membuat
mereka lebih memikirkan organisasinya sendiri-sendiri sehingga menimbulkan keegoisan
dari berbagai pihak. Perlunya koordinasi yang jelas dan terstrutur agar kesalahan tersebut
tidak terjadi lagi. Maka dari itu nantinya diharapkan di Mubes V terdapat peraturan yang
mengatur koordinasi yang jelas guna mewujudkan hal tersebut karena sebenarnya hal
tersebut sudah tidak asing lagi bahkan sudah klasik sejak Mubes III. Perlu kesadaran pula
dari semuanya.
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum atau yang lebih dikenal dengan PTNBH merupakan status yang diberikan kepada perguruan tinggi yang menurut Dikti sudah
layak karena prestasi yang didapat, mencetak alumni-aumni yang hebat, kontribusi untuk
Indonesia dll. Saat ini ITS sedang mengalami masa transisi ke PTN-BH dan juga
mempunyai 17 anggota Majelis Wali Amanah (MWA). Salah satu anggota dari ke-17
orang tersebut terdapat 1 orang yang menjadi wakil dari mahasiswa. Menurut hasil dari
Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) kemarin saat menentukan wakil mahasiswa itu tidak
boleh berasal dari BEM ITS karena sudaah mempunyai tugas tersendiri bagi BEM. MWA
merupakan tugas baru yang akan di emban oleh mahasiswa ITS namun belum adanya
peraturan yang mengatur tentang wakil mahasiswa tersebut dan belum adanya koordinasi
yang jelas. Wakil mahasiswa sebagai perwakilan dari seluruh mahasiswa ITS di MWA

untuk mengawal dan mengatur segala kebijakan yang ada di kampus. Namun, kita juga
tidak bisa memberikan kewenangan penuh kepada wakil mahasiswa tadi. Di perlukan
adanya peraturan yang mengatur dan koordinasi yang jelas dan terstruktur antara seluruh
mahasiswa ITS dengan wakil mahasiswa ini. Sehingga nantinya diharapkan kita sebagai
mahasiswa ITS juga mampu mengawal segala kebijakan yang ada. Diharapkan
kedepannya wakil mahasiswa ini berdiri sendiri independen tetapi dengan adanya
koordinasi semuanya. Terkait teknis dalam pengambilan kebijakan nanti kita dapat
pikirkan bersama - sama lagi.
ITS dikenal dengan Kampus Perjuangan. Mungkin karena memang butuh
perjuangan masuk ITS ataupun butuh pejuangan pula di ITS saat menghadapi
pengkaderan begitu cukup lamanya hingga mencapai 6-8 bulan itu. Memang ITS dikenal
dengan pengkaderannya tetapi tidak menutup juga bahwa hasil pengkaderan selama ini
berbuahkan hasil yang bagus. Namun, sangat disayangkan proses pengkaderan ini hanya
berlangsung dan sangat kental di jurusan masing-masing sedangkan di tingkatan Institut
pun pengkaderan masih sangatlah kurang dan hampir tidak ada. Memang saat mahasiswa
baru kita tahu ada Gerigi, Interval, Red Formation dll, tetapi menurut saya dan semua
kalangan ini hanyalah bersifat eventual dan tidak ada dampak yang signifikan terhadap
pengkaderan tersebut karena pengkaderan lebih didominasi oleh jurusan. Apabila
pengkaderan seperti ini diteruskan begitu saja maka dampaknya nanti arogansi dari
masing-masing jurusan akan semakin kuat dan euphoria terhadap ITSnya sendiri kurang.
Maka dari itu, diharapkan ada koordinasi yang jelas mengatur pengkaderan pada
tingkatan institute dengan cara berkoordinasi langsung dengan setiap HMJ untuk
melakukan pengkaderan bersama dan tidak hanya eventual saja. LKMM pra-TD sudah
sangatlah bagus guna meningkat SOB pada fakultas. Mungkin bisa juga membuat
pelatihan serupa pengkaderan pada tingkat Institut guna meningkatkan SOB pada ITS.
Tidak ada yang salah selama ini kita hanya perlu memperbaiki sistemnya sedikit terkait
koordinasi antara BEM dengan seluruh HMJ.
Triaspolitika di ITS sangatlah bagus hingga saat ini cukup lengkaplah. Ada BEM
sebagai eksekutif, DPM sebagai legislative, dan MM sebagai yudikatif. 3 elemen tersebut
sangatlah berharga dan bermanfaat dalam kehidupan berorganisasi di ITS. Tetapi, akan
sangat disayangkan bila kinerja dari ketiganya ini belum maksimal semua. Saat ini yang
sering kita tahu mungkin terlihat BEM kerjanya sangat banyak dan lembaga yang sangat
penting di ITS sehingga kinerja DPM dan MM terlupakan oleh KM ITS. Sesungguhnya
baik DPM maupun MM itu juga mempunyai tugasnya masing-masing. Kalau DPM
bertugas dalam mengontrol kinerja BEM, melakukan penjaringan aspirasi, dan
mengesahkan draft RUU, dll. Tetapi, yang kurang maksimal dan kurang terlihat pada
bagian penjaringan aspirasi karena kalau misal dilihat lagi melalui rapat presidium saja
kita sudah bisa cukup menyalurkan aspirasi kita. Maka dari itu, perlu dimaksimalkan lagi
proses penjaringan aspirasi guna meningkatkan SOB pada seluruh mahasiswa ITS dan
koordinasi dengan HMJ. Tugas MM tidak begitu terlihat di KM ITS, pada tugasnya
dijelaskan bahwasanya tugas MM ialah mengadili baik kepada personal atau lembaga
terhadap penyimpangan perundang-undangan. Kinerja tersebut tidak terlihat dalam KM
ITS selama ini, mungkin memang belum ada masalah yang harus di selesaikan oleh MM

atau mungkin kurangnya kesadaran dari KM ITS untuk lebih mengoptimalkan lagi fungsi
MM. Perlu adanya pasal atau point baru atau pihak guna mengatur atau mengotrol kinerja
MM kedepannya dalam KM ITS. Diperlukan adanya kesadaran dalam diri mahasiswa
ITS pula mengontrol dan mengoptimalkan kinerja dari MM sehingga lebih bermanfaat
lagi nanti ini.
Tugas MM tidak begitu terlihat di KM ITS, mungkin karena masih belum ada masalah
yang bisa di selesaikan oleh anggota MM atau mungkin KM ITS yang kurang
mengoptimalkan fungsi dan kinerja MM. Mungkin asumsi kedua-duanya memang benar
terkait tidak terlihatnya kinerja dari MM. pada tugasnya dijelaskan bahwasanya tugas
MM ialah mengadili baik kepada personal atau lembaga terhadap penyimpangan
perundang-undangan serta merumuskan hokum positif ditetapkan untuk menjaga dan
menegakkan norma maupun etika yang ada dalam KM ITS. Kinerja tersebut tidak terlihat
dalam KM ITS selama ini, mungkin memang belum ada masalah yang harus di selesaikan
oleh MM atau mungkin kurangnya kesadaran dari KM ITS untuk lebih mengoptimalkan
lagi fungsi MM. mungkin pasal tersebut bisa dikaji lagi atau diubah agar tugas MM di
KM ITS lebih terlihat. Yang sering mahasiswa tanyakan ialah tidak adanya pihak terkait
yang mengontrol atau memantau kinerja MM sehingga kita tidak tahu apa dan tidak dapat
mengontrol kinerja MM. Perlu adanya pasal atau point baru atau pihak guna mengatur
atau mengotrol kinerja MM kedepannya dalam KM ITS. Diperlukan adanya kesadaran
dalam diri mahasiswa ITS pula mengontrol dan mengoptimalkan kinerja dari MM
sehingga lebih bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai