Anda di halaman 1dari 5

Nama : Caroline Agustina

NRP : 04311840000005
Departemen : Teknik Kelautan- FTK
PERADABAN KELUARGA MAHASISWA ITS
Menurut MUBES V Pasal (1) “Keluarga Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut
KM ITS ialah sistem yang menaungi seluruh aktivitas organisasi kemahasiswaan dalam
lingkup institusi pendidikan ITS.” Berdasarkan Ketetapan Musyawarah Besar V
Mahasiswa ITS (MUBES V ITS) No. 01/TAP/MUBES V/XI/2018 tentang Konstitusi
Dasar Keluarga Mahasiswa ITS pada poin (b) menjelaskan Bahwa untuk kelancaran dan
kesinambungan organisasi kemahasiswaan di ITS maka dipandang perlu adanya
Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS. Keluarga mahasiswa ini berperan sebagai
sistem yang menaungi organisasi kemahasiswaan yang mandiri, profesional, demokratis
dan proaktif. Pada pasal 75 MUBES V tentang Pembentukan Organisasi Mahasiswa di
KM ITS bahwa "Pembentukan organisasi mahasiswa di KM ITS diatur dalam UU."
KM ITS berdiri pada 1 September 2001 sampai waktu yang tidak ditentukan di
Surabaya, menurut Mukadimah MUBES V keluarga mahasiswa ITS dibentuk agar KM
ITS mampu berperan sebagai sistem yang menaungi organisasi kemahasiswaan yang
mandiri, profesional, demokratis dan proaktif sebagai institusi unggulan yang dijiwai
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai kejuangan Sepuluh Nopember serta nilai
kerakyatan untuk mewujudkan kesempurnaan pendidikan dalam rangka membentuk
pribadi mahasiswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki integritas
pribadi, moralitas, sikap kecendekiawanan, sikap kemandirian, sikap kepemimpinan,
sikap keteladanan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berdaya saing tinggi,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. KM ITS diselenggarakan
berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa ITS, yang mana terdiri dari
Organisasi Kemahasiswaan yang meliputi Eksekutif Mahasiswa, Legislatif Mahasiswa,
Yudikatif Mahasiswa, Lembaga Minat Bakat, Lembaga Swadaya Mahasiswa, dan
Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa. Kedaulatan tertinggi KM ITS berada di tangan
mahasiswa ITS dan dilaksanakan menurut Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS.
Pada tahun 1957 ITS berdiri dengan nama YPTT (Yayasan Perguruan Tinggi
Teknik), saat itu hanya terdapat dua fakultas, yaitu Fakultas Teknik Sipil (FTS) dan
Fakultas Teknik Mesin (FTM). Karena masih seumur jagung, belum ada organisasi yang
berdiri, namun mahasiswa masih ada yang memikirkan pergerakan saat itu hingga
mendirikan Senat Mahasiswa yang nantinya menjadi Student Government di ITS. Pada
1961 seluruh perwakilan Senat Mahasiswa melakukan konsolidasi pembentukan Dewan
Mahasiswa, di penghujung tahun Dewan Mahasiswa ITS diresmikan oleh Senat
Mahasiswa dari lima fakultas. Dewan Mahasiswa berperan sebagai Badan Eksekutif
tertinggi pada saat itu. Meski sudah ada Senat Mahasiswa dan Dewan Perwakilan
Mahasiswa, untuk memperkuat KM ITS pada 2 Januari 1971 AD/ART KM ITS disahkan
secara resmi oleh rector ITS, Prof. Soemadijo. 1979 pertama kali dibentuknya Organisasi
Mahasiswa Ektra Kampus (ORMEK) berdasarkan SK Badan Koordinasi Kemahasiswaan
(BKK), dan lahirlah SK mengenai Normalisasi kehidupan kampus, Karena pada saat itu
masilah zaman pemerintahan Pak Soeharto, SK tersebut ialah SK No.
0156/U/1978/Normaliasi Kehidupan Kampus (NKK), akibat kebijakan ini kehidupan
mahasiswa dibatasi, hal ini karena pada saat itu mahasiswa dianggap akan melakukan
pemberontakan yang melawan pemerintah, sehingga harus dibatasi.
Nama : Caroline Agustina
NRP : 04311840000005
Departemen : Teknik Kelautan- FTK
Pada tahun 1990 keluarlah SK No. 0457/O/1990/Senat Mahasiswa Perguruan
Tinggi (SM PT). Pada tahun 1994 pertama kalinya dilaksanakan Musyawarah Besar
(MUBES I) berdasarkan PPSM ITS dan Malaga September 1993 yang dilakukan oleh
Senat Mahsiswa. Pada tahun 1998 lahirlah MUBES II ITS dengan memiliki tujuan yaitu
visi dan misi organisasi mahasiswa dan pola hubungan ormawa ITS nantinya, namun
kegiatan ini memiliki kendala yaitu bingkai ormawa terlalu formal, yudikatif yang tidak
jelas, pola structural dan non struktural tidak jelas. Pada September 2001 dilaksanakan
kembali MUBES III membahas tentang haluan dasar KM ITS, di sinilah lahirnya KM
ITS, serta haluan dasar pengembangan mahasiswa di ITS. Namun pada realitanya HDPK
tidak dilaksanakan dengan baik, kedudukan LMF tak jelas, ranah kerja ormawa dan non
ormawa tidak jelas juga, dan masih banyak lagi ketidak jelasan lainnya sehingga lahirlah
MUBES IV pada Juni 2011, namun karena adanya kebijakan pemerintah yang melarang
adanya kampus dalam kampus atau bisa dikatakan politeknik dalam kampus membuat
PPNS lepas dari ITS pada tahun 2012, hingga akhirnya mengharuskan ITS melaksanakan
kembali MUBES V pada September 2018 dan cetakan pertama keluar pada Februari
2019, namun muai diberlakukan serentak pada 7 Desember 2019. Namun MUBES V ini
sendiri masih memiliki kecacatan, dimana dari 11 RUU yang ada, hanya 1 RUU yang
disahkan, terlebih proses MUBESnya cukup lama karena adanya penundaan sementara,
terjadi penurunan gelora dengan KM ITS dari masa dulu ke sekarang.
Berdasarkan kondisi kekinian yang ada di KM ITS, HDPSDM menjadi acuan
pengembangan sumber daya mahasiswa yang terdapat dalam MUBES V ITS. HDPSDM
merupakan aturan umum ormawa di ITS dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Pola Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa. HDPSDM bertujuan untuk menjadi
landasan ormawa dalam merealisasikan sistem pengembangan mahasiswa di ITS.
HDPSDM memiliki kondisi ideal berupa aktualisasi diri. HDPSDM sendiri memiliki 17
pasal yang terdiri dari:
 BAB 1 Ketentuan Umum: Deskripsi, Tujuan, Fungsi dan Manfaat, Pelaksana
HD-PSDM, dan Sasaran.
 BAB 2 Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa: Asas Pengembangan
SDM, Wawasan Integralistik, dan Model Mahasiswa Ideal.
 BAB 3 Pola Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa: Pola Pengembangan,
Bidang pengembangan, dan Tahapan Pengembangan.
 BAB 4 Pencapaian : Sifat Kegiatan, dan Bentuk KegiatanDalam pelaksanaannya
ditemukan beberapa permasalahan mengenai proses pengembangan mahasiswa
yang terjadi di KM ITS saat iniadalah pelaksanaan pengembangan yang pada
sebagian besar ormawa hanya difokuskan pada mahasiswa tahun pertama.
Hal ini dilihat dari adanya suatu konsep khusus yang disusun ormawa untuk
mengembangkan mahasiswa tahun pertama mereka. Namun untuk mahasiswatahun
lanjut (tahun kedua hingga keempat), sebagian besar ormawa cenderung
mengembangkan mahasiswanya hanya dengan cara memberi wadah bergerak seperti
pemberian posisi fungsionaris ormawa ataupun melalui program kerja mereka. Hal ini
menyebabkan proses pengembangan mahasiswa tahun lanjut cenderung tidak terarah dan
kurang menyeluruh sehingga proses pengembangan tidak berjalan optimal.Wadah yang
Nama : Caroline Agustina
NRP : 04311840000005
Departemen : Teknik Kelautan- FTK
terbatas serta tidak adanya arahan khusus untuk mahasiswa tahun lanjut juga menjadikan
proses pengembangan kurang mampu merangkul seluruh mahasiswa yang ada sehingga
tidak semua mahasiswa ITS terkembangkan dengan baik. Di sisi lain, proses pelaksanaan
pengembangan mahasiswa tahun pertama yang dilakukan ormawa cenderung berlingkup
pada kepentingan ormawa tersebut dan mengesampingkan kepentingan institut ataupun
bangsa. Hal ini dilaksanakan tanpa diseimbangkan dengan pemberian nilai yang
berlingkup institut ataupun kenegaraan sehingga terjadi beberapa masalah seperti
loyalitas ormawa yang lebih besar dariloyalitas institut serta model lulusan yang berdiri
sebagai kader ormawa, bukan institut. Selain itu masih belum adanya hal yang teknis
untuk turunan HDPSDM secara menyeluruh berbagai elemen, menyebabkan kurangnya
terimplementasinya pasal-pasal tersebut, tentu perlu adanya perbaikan dalam hal ini.
Permasalahan tersebut diperparah dengan adanya mekanisme kontrol yang
dibebankan kepada lembaga terkait untuk melakukan pengawalan pelaksanaan
HDPSDM. Selain HDPSDM KDKM pun masih memiliki kecacatan pada bagian
penjelasan oramawa antara badan legislatif, yudikatif, dan eksekutif. Selain itu pada
MUBES V menjelaskan bahwa masa transisi 13 bulan, tapi hal ini dianggap tidak
realistis. Dan banyak pasal yang tidak sesuai dimana terjadi tumpang tindih kewajiban,
dan badan yudikatif yang belum berjalan dengan baik, seperti MM tentang tugas dan
wewenangnya melakukan judicial review untuk pengesahan undang-undang apakah
sudah bisa dilaksanakan atau belum, padahal jika berkaca dengan Indonesia judicial
review dilaksanakan karena RUU (Rencana Undang-undang) yang sudah diberlakukan
tidak sesuai, lalu sang pemohon mengajukan pada Majelis Konstitusi, tetapi di ITS justru
melakukan judicial review baru disahkan, padahal jika sudah disahkan dengan BLM dan
BEM undang-undang tersebut telah sah, tidak perlu lagi disahkan melalui MM, jika
seperti itu namanya bukan rangkaiannya maka kegiatan tersebut bukan me-review tetapi
preview.
Undang-undang di ITS sebelum diberlakukan pada 7 Desember 2019, diuji coba
dahulu dengan melakukan persebaran link intip.in/Mubesv, namun tanggapan dari KM
ITS hanya ± 10 orang, dan akhirnya disahkan. Namun masih dilakukan Peninjauan
Kembali (PK), hal ini menjadi pertanyaan, mengapa harus seperti ini? Selain itu juga
banyak mahasiswa yang melanggar aturan MUBES V dimana pada pasal 31 tentang
Keanggotaan dan Masa Jabatan BLM poin (4) menjelaskan bahwa “Anggota BLM ITS
tidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai pengurus ormawa yang lain.” Namun
pada nyatanya ada beberapa anggota BLM yang merangkap ganda. Mungkin sistem
BLM ini lebih baik daripada sistem DPM kemarin dimana seharusnya setiap himpunan
mengirimkan perwakilan untuk menjadi DPM tetapi tidak dilaksanakan. Meski BLM ini
baru beradaptasi, tetapi tidak menutup kemungkinan agar BLM ini segera bebenah diri.
Selain itu pun terkait Muswarah Mahasiswa yang menurut MUBES V pada pasal
32 tentang Musyawarah Mahasiswa ITS, pada poin (1) menjelaskan bahwa "Musyawarah
Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut MUSMA ITS diselenggarakan oleh BLM ITS
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun." pada poin (2) "MUSMA ITS dihadiri
oleh anggota KM ITS." dan pada poin (3) "MUSMA ITS berfungsi sebagai wadah
penjaringan dan komunikasi aspirasi bagi semua potensi KM ITS untuk menjadi
Nama : Caroline Agustina
NRP : 04311840000005
Departemen : Teknik Kelautan- FTK
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam lingkup KM ITS." Namun pada
nyatanya Musma Normalisasi MUBES V yang datang sepi, karena harus tidak memenuhi
syarat forum, Musma harus ditunda, yang seharusnya tidak boleh. Jiwa organisasi KM
ITS saat ini patut pertanyakan apakah benar untuk tujuan mulia atau untuk eksistensi
semata. Dapat dibuktikan pada saat pendaftaran BEM ITS yang mendaftar banyak, tetapi
saat BEM mengadakan forum, atau bahkan forum pemilu sepi bahkan harus di-pending,
ada apa sebenarnya? Apakah saat ini mahasiswa hanya menginginkan almamater BEM
ITS semataa? Marilah kita memperbaikinya bersama dengan hati yang tulus bergelora.
Kesimpulan dari essay ini adalah KM ITS tak akan bisa menjadi ideal tanpa ada
keikutsertaan kita secara nyata, mengapa perjuangan saat ini justru menurun disbanding
masa 1900-an? Marilah kita memperbaiki bersama KM ITS, jangan hanya mengejar
eksistensi semata, tetapi konstribusi nyata bagi ormawa terlebih ITS membutuhkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Hadi. 2018. Naskah Akademik Dan Penyusunanmusyawarah Besar Vhalauan
Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswainstitut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya: ITS.
MUBES V KDKM-HDPSDM Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2019. Surabaya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Statuta Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Pramastyo, Nurfahmi (Kahima Teknik Kelautan). 2020. Keadaan KM ITS dan MM ITS
Saat Ini. Wawancara oleh Caroline Agustina pada 3 Maret 2020 pukul 14.00
Kalbuadhi, Fathaluddin (MWA-WM ITS). 2020. Keadan KM ITS Saat Ini. Wawancara
oleh Caroline Agustina pada 6 Maret 2020 pukul 16.00

Anda mungkin juga menyukai