Anda di halaman 1dari 20

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS

STRUKTUR KELUARGA MAHASISWA ITS

Keterangan Garis :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

: Koordinatif
: Aspiratif
: Instruktif Koordinatif
: Kontrol
: Rekomendasi / Rujukan
: Pertanggungjawaban

[1]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


KONSTITUSI DASAR KELUARGA MAHASISWA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)
BAGIAN PERTAMA
MUKADIMAH
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan karunia dan
bukanlah sebuah ruang hampa sehingga harus diisi dengan pembangunan manusia dan
masyarakat Indonesia secara paripurna.
Mahasiswa ITS sebagai bagian integral dari mahasiswa Indonesia selaku pemilik sah
kedaulatan Republik Indonesia, berperan aktif dalam menentukan perjalanan sejarah
kehidupan dan masa depan bangsa dan negara.
Sebagai generasi muda terdidik dan kader penerus bangsa, selalu berusaha menempa
diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat memberikan dharma bakti terbaik
pada masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan Tri Darma perguruan Tinggi dan
wawasan almamater.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan kesadaran akan peran dan hakekat
mahasiswa maka dibentuklah keluarga mahasiswa sebagai sistem yang menaungi organisasi
kemahasiswaan yang mandiri, profesional, demokratis dan proaktif sebagai institusi unggulan
yang dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai kejuangan Sepuluh Nopember serta
nilai kerakyatan untuk mewujudkan kesempurnaan pendidikan dalam rangka membentuk
pribadi mahasiswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki integritas pribadi,
moralitas, sikap kecendekiawanan, sikap kemandirian, sikap kepemimpinan, sikap
keteladanan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berdaya saing tinggi, serta rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan,

[2]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


BAGIAN KEDUA
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN
KELUARGA MAHASISWA (KM) ITS
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Keluarga Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut KM ITS ialah sistem yang menaungi
seluruh aktifitas organisasi kemahasiswaan dalam lingkup institusi pendidikan ITS.
Pasal 2
KM ITS didirikan di Surabaya pada tanggal 1 September 2001 hingga waktu yang tidak
ditentukan.
Pasal 3
KM ITS berkedudukan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Pasal 4
KM ITS diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa ITS.
Pasal 5
KM ITS terdiri dari Organisasi Kemahasiswaan yang meliputi Eksekutif Mahasiswa,
Legislatif Mahasiswa, Yudikatif Mahasiswa, Lembaga Minat Bakat, Lembaga Swadaya
Mahasiswa, Daerah Otonomi Politeknik.
Pasal 6
Kedaulatan tertinggi KM ITS berada di tangan mahasiswa ITS dan dilaksanakan menurut
Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS.
Pasal 7
Visi KM ITS:
Mewujudkan Keluarga Mahasiswa ITS yang mandiri, professional, demokratis dan
dinamis yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan YME, nilai kejuangan sepuluh nopember
serta nilai kerakyatan dalam rangka mempelopori pengembangan Ilmu Pengetahuan, Seni,
dan Teknologi bagi kesejahteraan masa depan almamater, masyarakat dan bangsa.
Misi KM ITS:
1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi segenap mahasiswa.
2. Membina kebersamaan dan kekeluargaan diantara seluruh mahasiswa dengan dilandasi
sikap keterbukaan dan kemitraan.
3. Membentuk mahasiswa yang memiliki sikap kecendekiawanan dan integritas pribadi yang
dilandasi kebenaran dan keadilan.
[3]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


4. Membangun sikap kepemimpinan, keorganisasian, dan kemampuan manajerial bagi
seluruh mahasiswa.
5. Melaksanakan kebebasan dan mimbar akademik dalam rangka penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
6. Menumbuhkembangkan rasa peka dan peduli terhadap masalah-masalah sosial
kemasyarakatan.
7. Meningkatkan potensi penalaran, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa.
8. Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, seni dan budaya mahasiswa.
9. Mempelopori pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bagi kesejahteraan masa
depan almamater, masyarakat, dan bangsa.
BAB II
EKSEKUTIF MAHASISWA

1.

2.

Pasal 8
Eksekutif Mahasiswa
Eksekutif Mahasiswa ITS terdiri atas Himpunan Mahasiswa Jurusan, Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas, Badan Eksekutif Mahasiswa ITS, dan Eksekutif Daerah Otonomi
Politeknik.
Eksekutif Mahasiswa ITS wajib menjunjung tinggi Konstitusi Dasar KM ITS dan Haluan
Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS.

Pasal 9
Badan Eksekutif Mahasiswa ITS
1. Badan Eksekutif Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut BEM ITS ialah lembaga
eksekutif tertinggi di KM ITS.
2. BEM ITS terdiri dari presiden sebagai pimpinan eksekutif dan perangkat kelengkapan lain
yang dianggap perlu.

1.
2.
3.

Pasal 10
Tugas BEM ITS
Mengesahkan anggota Mahkamah Mahasiswa ITS berdasarkan hasil penilaian uji
kelayakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa ITS.
Mengkoordinasikan aktifitas kemahasiswaan di lingkup KM ITS.
Melakukan koordinasi dengan Lembaga Minat Bakat dalam hal pengembangan sumber
daya mahasiswa ITS dan keselarasan pelaksanaan program kerja.

Pasal 11
Hak dan Wewenang BEM ITS
1. Menyampaikan keberatan atas Rancangan Undang-Undang yang disampaikan oleh
Dewan Perwakilan Mahasiswa ITS.
2. Mengesahkan Rancangan Undang-Undang menjadi Undang-Undang.
[4]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


3. Melakukan koordinasi dan instruksi terhadap HMJ, BEM Fakultas dan eksekutif Daerah
Otonomi Politeknik.
4. Menjalankan aktifitas kemahasiswaan dalam bidang sosial politik.
5. Mewakili KM ITS keluar atas persetujuan Dewan Perwakilan Mahasiswa ITS dalam
bidang sosial politik.
6. Mengambil keputusan-keputusan yang dianggap perlu dalam menerjemahkan Garis Besar
Haluan Kerja yang telah ditetapkan dalam Kongres ITS.

1.
2.
3.

1.
2.
3.
4.
5.

Pasal 12
Presiden BEM ITS
Presiden BEM ITS dipilih langsung oleh mahasiswa ITS dengan masa jabatan selama
satu periode kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali.
Presiden BEM ITS bertanggung jawab kepada mahasiswa ITS melalui Kongres ITS.
Jika presiden tidak dapat melaksanakan tugasnya maka Kongres Luar Biasa ITS
menunjuk pejabat sementara sebagai pelaksana sisa kepengurusan.
Pasal 13
Presidium BEM ITS
Presidium BEM ITS adalah Forum koordinasi presiden BEM ITS dengan pimpinan BEM
Fakultas, HMJ dan Eksekutif DOP sesuai ranah dan kebutuhan.
Presidium BEM ITS dapat mengadakan forum presidium BEM ITS sewaktu-waktu.
Anggota Presidium BEM ITS terikat kepada kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan.
Forum Presidium BEM ITS dapat melakukan proses pengambilan kebijakan yang akan
dijalankan oleh BEM Fakultas, Eksekutif DOP dan HMJ.
Apabila dianggap perlu presidium bisa mengundang elemen terkait.

Pasal 14
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
1. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut BEM Fakultas, ialah
lembaga eksekutif mahasiswa di tingkat Fakultas.
2. BEM Fakultas terdiri atas pimpinan BEM Fakultas dan perangkat kelengkapan lain yang
dianggap perlu.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pasal 15
Tugas dan Wewenang BEM Fakultas
Bertugas melaksanakan Garis Besar Haluan Kerja yang ditetapkan di Kongres Fakultas.
Berwenang melakukan koordinasi dan instruksi terhadap HMJ di tingkat fakultas.
Menjalankan aktifitas kemahasiswaan dalam bidang sosial masyarakat
Wajib melaksanakan instruksi dari BEM ITS.
Melakukan penguatan daya dukung terhadap BEM ITS.
Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada mahasiswa fakultas melalui Kongres
Fakultas.

[5]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS

1.
2.

1.
2.

1.
2.

1.
2.
3.

Pasal 16
Ketua BEM Fakultas
Ketua BEM Fakultas dipilih secara langsung di tingkat fakultas dengan masa jabatan
satu periode kepengurusan dan tidak dapat dipilih kembali.
Jika Ketua BEM Fakultas tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka diadakan Kongres
Fakultas Luar Biasa untuk menunjuk pejabat sementara sebagai pelaksana sisa
kepengurusan.
Pasal 17
Himpunan Mahasiswa Jurusan
Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya disebut HMJ ialah lembaga yang
menaungi aktifitas kemahasiswaan di tingkat jurusan di bidang keprofesian.
Pimpinan HMJ bertanggung jawab langsung kepada anggotanya melalui mekanisme
internal masing-masing HMJ tersebut.
Pasal 18
Tugas HMJ
Wajib melaksanakan instruksi dari BEM Fakultas dan / atau BEM ITS.
Memberikan daya dukung kepada BEM Fakultas dan BEM ITS.
Pasal 19
Hak dan wewenang HMJ
Mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangga organisasinya sendiri.
Berhak nengadakan aktifitas di luar keprofesian dalam lingkup jurusan.
Berhak mengadakan aktifitas di luar keprofesian dan bergerak di luar lingkup jurusan
dengan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan elemen-elemen KM ITS yang terkait.
BAB III
DAERAH OTONOMI POLITEKNIK

Pasal 20
Daerah Otonomi Politeknik
1. Daerah Otonomi Politeknik yang selanjutnya disebut DOP merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari KM ITS dan mempunyai kewenangan penuh untuk mengatur rumah
tangganya sendiri.
2. Eksekutif DOP wajib melaksanakan instruksi dari BEM ITS.
BAB IV
LEGISLATIF MAHASISWA
Pasal 21
Legislatif Mahasiswa

[6]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


1.
2.

1.
2.

Legislatif Mahasiswa terdiri dari Dewan Perwakilan Mahasiswa ITS dan Dewan
Perwakilan Mahasiswa Fakultas.
Legislatif Mahasiswa wajib menjunjung tinggi Konstitusi Dasar KM ITS dan Haluan
Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS.
Pasal 22
Dewan Perwakilan Mahasiswa ITS
Dewan Perwakilan Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut DPM ITS merupakan
lembaga legislatif di tingkat Institut yang bersifat representatif terhadap mahasiswa ITS.
DPM ITS bertanggung jawab kepada massa pemilihnya.
Pasal 23
Struktur DPM ITS
DPM ITS terdiri dari ketua yang berfungsi sebagai koordinator dan anggota-anggota.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.
3.
4.

Pasal 24
Tugas DPM ITS
Melakukan kontrol tehadap kinerja BEM ITS.
Melakukan penjaringan aspirasi.
Mengesahkan draft RUU menjadi RUU.
Mengajukan RUU kepada BEM ITS untuk disahkan menjadi Undang-Undang.
Melakukan penjaringan, dan uji kelayakan kandidat anggota Mahkamah Mahasiswa ITS.
Melakukan penjaringan dan uji kelayakan kandidat anggota Komisi Pemilihan Umum.
Wajib memberikan laporan keaktifan dan hasil kinerja masing-masing kepada massa
pemilihnya melalui forum di distrik asal.
Menyelenggarakan Kongres ITS, Musyawarah Mahasiswa ITS, dan Musyawarah Tingkat
Tinggi ITS.
Pasal 25
Hak dan Wewenang DPM ITS
Meminta penjelasan kepada presiden BEM ITS atas kebijakan-kebijakan yang diambil
oleh BEM ITS.
Menjatuhkan memorandum kepada Presiden BEM ITS.
Memberikan usulan-usulan kepada BEM ITS dengan memperhatikan aspirasi mahasiswa
ITS.
Menyelenggarakan Musyawarah Tingkat Tinggi Luar Biasa.

Pasal 26
Keanggotaan dan Masa Jabatan DPM ITS
1. Anggota DPM ITS dipilih secara langsung melalui Pemilu dengan sistem distrik kuota.
2. Anggota DPM ITS tidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai pengurus ormawa
yang lain.

[7]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


3. DPM ITS memegang jabatannya dalam satu periode yang berlangsung selama satu
periode kepengurusan.
4. Keanggotaan DPM ITS berakhir apabila:
a) Mengundurkan diri.
b) Periode jabatannya berakhir.
c) Berhalangan tetap.
d) Mengalami mekanisme pergantian anggota.

1.
2.
3.

4.

Pasal 27
Musyawarah Mahasiswa ITS
Musyawarah Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut MUSMA ITS diselenggarakan
oleh DPM ITS sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.
MUSMA ITS dihadiri oleh anggota KM ITS.
MUSMA ITS berfungsi sebagai wadah penjaringan dan komunikasi aspirasi bagi semua
potensi KM ITS untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam
lingkup KM ITS.
MUSMA ITS berhak memberikan rekomendasi terhadap pihak-pihak terkait.

Pasal 28
Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas
1. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut DPM Fakultas
merupakan lembaga legislatif di tingkat fakultas yang bersifat representatif terhadap
mahasiswa jurusan di fakultas yang bersangkutan.
2. DPM Fakultas merupakan perwakilan mahasiswa yang didelegasikan oleh Himpunan
Mahasiswa Jurusan dan dikoordinasikan sebelumnya dengan mahasiswa jurusan terkait.
3. DPM Fakultas bertanggung jawab kepada mahasiswa jurusan melalui forum yang
difasilitasi oleh HMJ yang bersangkutan.
Pasal 29
Struktur DPM Fakultas
DPM Fakultas terdiri dari ketua yang berfungsi sebagai koordinator dan anggota-anggota.

1.
2.
3.
4.
5.

Pasal 30
Tugas DPM Fakultas
Melakukan kontrol tehadap kinerja BEM Fakultas.
Menjaring aspirasi mahasiswa fakultas.
Menyelenggarakan KONGRES Fakultas.
Memberikan laporan keaktifan dan hasil kinerja masing-masing anggotanya secara
periodik kepada HMJ sebagai wujud pertanggungjawaban kepada mahasiswa ITS.
Membentuk kelengkapan pemilihan umum fakultas.
Pasal 31
Hak dan wewenang DPM Fakultas
[8]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


1.
2.
3.

1.
2.
3.
a)
b)
c)
d)

Memberikan usulan-usulan kepada BEM Fakultas dengan memperhatikan aspirasi


mahasiswa fakultas untuk memperlancar pelaksanaan GBHK bagi BEM Fakultas.
Meminta penjelasan kepada Ketua BEM Fakultas atas kebijakan-kebijakan yang diambil
oleh BEM Fakultas.
Menyelenggarakan KONGRES Fakultas Luar Biasa.
Pasal 32
Keanggotaan dan Masa Jabatan DPM Fakultas
Anggota DPM Fakultas tidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai pengurus
lembaga yang lain di KM ITS.
DPM Fakultas memegang jabatannya dalam satu periode kepengurusan.
Anggota DPM Fakultas mengalami gugur status keanggotaannya apabila:
Mengundurkan diri.
Periode jabatannya berakhir.
Berhalangan tetap.
Mengalami pergantian anggota atas rekomendasi HMJ.

Pasal 33
Kongres Fakultas
Kongres Fakultas diselenggarakan oleh DPM Fakultas sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu periode kepengurusan.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pasal 34
Tugas dan Wewenang Kongres Fakultas
Memutuskan Tata Tertib Kongres Fakultas.
Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Kerja yang selanjutnya disebut GBHK bagi BEM
Fakultas.
Mengukuhkan Ketua BEM Fakultas.
Kongres Fakultas berfungsi sebagai forum pertanggungjawaban BEM Fakultas.
Menetapkan aturan tentang pemilihan ketua BEM Fakultas.
Menetapkan kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu di tingkat fakultas.

Pasal 35
Kepesertaan Kongres Fakultas
1. Peserta Kongres Fakultas terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau, dan peserta
undangan.
2. Peserta penuh terdiri dari seluruh anggota DPM Fakultas dan pimpinan HMJ.
3. Peserta peninjau dan undangan ditetapkan oleh DPM Fakultas dengan memperhatikan
kondisi masing-masing fakultas.
Pasal 36
Kongres Fakultas Luar Biasa

[9]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


1.
2.
3.

Kongres Fakultas Luar Biasa yang selanjutnya disebut KFLB dapat diselenggarakan
apabila Ketua BEM Fakultas tidak mampu melaksanakan tugasnya.
KFLB diselenggarakan oleh DPM Fakultas.
Syarat-syarat pelaksanaan KFLB ditentukan dalam aturan selanjutnya oleh DPM
Fakultas yang ditetapkan dalam Kongres Fakultas.
BAB V
YUDIKATIF MAHASISWA

Pasal 37
Yudikatif Mahasiswa ITS
1. Yudikatif Mahasiswa ITS yang kemudian dinamakan Mahkamah Mahasiswa ITS dan
selanjutnya disebut MM ITS menjalankan fungsi yudikatif mahasiswa ITS yang bersifat
normatif dan memegang kekuasaan kehakiman.
2. MM ITS wajib menjunjung tinggi Konstitusi Dasar KM ITS dan Haluan Dasar
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS.
Pasal 38
Struktur MM ITS
MM ITS terdiri dari ketua dan anggota-anggota.

1.
2.
3.

Pasal 39
Keanggotaan MM ITS
Kriteria anggota MM ITS diatur dalam undang-undang.
Jumlah maksimal anggota MM ITS ialah 11 orang.
MM ITS terdiri atas ketua dan perangkat kelengkapan lain yang dianggap perlu.

Pasal 40
Masa Jabatan MM ITS
Anggota MM ITS memegang jabatannya dalam satu periode kepengurusan.

1.
2.
3.
4.
5.

Pasal 41
Tugas MM ITS
Melakukan interpretasi terhadap perundang-undangan KM ITS berdasarkan data dan
informasi yang diperlukan jika terjadi konflik pemahaman antar lembaga.
Melakukan hak uji materi terhadap undang-undang, hasil pemilu dan aturan-aturan yang
dianggap bertentangan dengan KDKM ITS.
Mengadili baik kepada personal ataupun lembaga terhadap penyimpangan perundangundangan KM ITS.
Melakukan perumusan hukum positif ditetapkan untuk menjaga dan menegakkan norma
maupun etika yang ada dalam KM ITS.
Memberikan konsekuensi bagi pelanggar berdasar hukum positif.

[10]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


6. Menyampaikan laporan kronologis dan hasil putusan persidangan kepada mahasiswa ITS
dalam rangka mewujudkan mekanisme peradilan yang adil dan transparan.
7. Memberikan fatwa atas laporan KPU ITS.
8. Mengesahkan LSM sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
BAB VI
LEMBAGA MINAT DAN BAKAT

1.

2.
3.
4.

Pasal 42
Lembaga Minat dan Bakat ITS
Lembaga Minat dan Bakat yang selanjutnya disebut sebagai LMB ialah lembaga
mahasiswa yang mengkoordinasikan Unit Kegiatan Mahasiswa yang selanjutnya disebut
UKM dalam bidang penalaran, minat, bakat, dan kegemaran di ITS.
LMB dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih melalui mekanisme internal LMB.
LMB wajib menjunjung tinggi Konstitusi Dasar KM ITS dan Haluan Dasar
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa dalam setiap aktivitasnya.
LMB mempunyai kewenangan penuh dalam mengatur rumah tangga organisasinya
sendiri.

Pasal 43
Tugas LMB ITS
1. Ketua LMB bertanggungjawab kepada presidium UKM melalui mekanisme internal
LMB.
2. LMB dan BEM ITS saling berkoordinasi dalam hal Pengembangan Sumber Daya
Mahasiswa dan keselarasan program kerja yang akan dilaksanakan.
BAB VII
LEMBAGA SWADAYA MAHASISWA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pasal 44
Lembaga Swadaya Mahasiswa ITS
Lembaga Swadaya Mahasiswa yang selanjutnya disebut LSM ialah komunitas mahasiswa
yang tumbuh dan berkembang di ITS.
LSM wajib menjunjung tinggi Konstitusi Dasar KM ITS dan Haluan Dasar
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa dalam setiap aktivitasnya.
LSM mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri.
Pendirian LSM dilakukan atas inisiatif internal komunitas mahasiswa ITS
LSM tidak boleh mengeluarkan pernyataan sikap politik keluar dalam bentuk apapun.
Syarat-syarat tentang pendirian dan keberadaan LSM diatur dalam Undang-undang dan
keberadaannya disahkan oleh MM ITS.
LSM berhak menggunakan fasilitas dalam lingkup kewenangan ormawa dalam aktifitas
kerjanya dengan koordinasi dan persetujuan pihak terkait.

[11]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


BAB VIII
KONGRES ITS
Pasal 45
Kongres ITS
Kongres ITS merupakan forum musyawarah wakil-wakil mahasiswa yang duduk dalam DPM
ITS, perwakilan BEM ITS, perwakilan setiap BEM Fakultas, perwakilan setiap HMJ, dan
setiap eksekutif DOP.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
2.
3.

4.

Pasal 46
Tugas dan Wewenang Kongres ITS
Memutuskan Tata Tertib Kongres ITS.
Melakukan penilaian kinerja Presiden BEM ITS.
Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Kerja yang selanjutnya disebut GBHK bagi BEM
ITS.
Mengukuhkan Presiden BEM ITS dan DPM ITS untuk kepengurusan selanjutnya.
Menetapkan syarat dan kriteria calon anggota DPM ITS dan calon Presiden BEM ITS.
Menetapkan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Pasal 47
Kepesertaan Kongres ITS
Peserta Kongres ITS terdiri dari Peserta penuh, Peserta peninjau dan peserta undangan
Peserta penuh memiliki hak suara dan hak bicara terdiri dari seluruh anggota DPM ITS
Peserta Peninjau memiliki hak bicara terdiri dari satu orang perwakilan setiap BEM
Fakultas, satu orang perwakilan setiap HMJ, dan satu orang perwakilan setiap eksekutif
DOP.
Peserta undangan memiliki hak bicara setelah mendapatkan izin dari forum

Pasal 48
Kongres Luar Biasa Mahasiswa ITS
1. Kongres Luar Biasa mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut KLB ITS dapat
diselenggarakan apabila presiden BEM ITS tidak mampu melaksanakan tugasnya.
2. KLB ITS diselenggarakan oleh DPM ITS.
3. Syarat-syarat pelaksanaan KLB ITS ditetapkan dalam aturan selanjutnya.
BAB IX
MUSYAWARAH TINGKAT TINGGI ITS

1.

Pasal 49
Musyawarah Tingkat Tinggi ITS
Musyawarah Tingkat Tinggi ITS yang selanjutnya disebut MTT ITS merupakan forum
musyawarah wakil-wakil mahasiswa yang duduk dalam DPM ITS, perwakilan BEM ITS,

[12]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS

2.
3.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.

3.
4.

perwakilan setiap BEM Fakultas, perwakilan setiap HMJ, perwakilan setiap eksekutif
DOP, perwakilan LMB, dan Perwakilan setiap UKM.
MTT dilaksanakan oleh DPM ITS.
MTT ITS diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Pasal 50
Tugas dan Wewenang MTT ITS
Memutuskan Tata Tertib MTT ITS.
Melakukan pengkajian terkait pelaksanaan Konstitusi Dasar KM ITS dan / atau Haluan
Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS.
Merumuskan dan mengevaluasi rencana strategis KM ITS dalam jangka satu tahun.
Berhak mengusulkan untuk diselenggarakannya MUBES ITS.
Menetapkan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Pasal 51
Kepesertaan MTT ITS
Peserta MTT ITS terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau dan peserta undangan.
Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara terdiri dari Presiden BEM ITS,
Seluruh anggota DPM ITS, satu orang perwakilan LMB ITS, satu orang perwakilan
eksekutif DOP, dan satu orang perwakilan setiap BEM Fakultas.
Peserta peninjau mempunyai hak bicara terdiri dari satu orang perwakilan setiap HMJ,
satu orang perwakilan MM ITS, dan satu orang perwakilan setiap UKM.
Peserta undangan memiliki hak bicara setelah mendapatkan izin dari forum.
BAB X
MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA ITS

Pasal 52
Musyawarah Besar Mahasiswa ITS
Musyawarah Besar Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut MUBES ITS merupakan forum
musyawarah tertinggi wakil-wakil lembaga dalam lingkup KM ITS.

1.
2.
3.
4.

Pasal 53
Mekanisme Penyelenggaraan MUBES ITS
MUBES ITS diselenggarakan oleh BEM ITS.
Pelaksanaan MUBES ITS diselenggarakan berdasarkan rujukan dari MTT ITS.
Tim Penyusun materi MUBES ITS dibentuk oleh DPM ITS.
Penetapan Tim Penyusun materi dilakukan dalam MTT ITS.

Pasal 54
Tugas dan Wewenang MUBES ITS
1. Memutuskan tata tertib MUBES ITS.

[13]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


2. Menetapkan perubahan Konstitusi Dasar KM ITS dan / atau Haluan Dasar Pengembangan
Sumber Daya Mahasiswaan KM ITS.
3. Menetapkan pembubaran KM ITS.
4. Menetapkan hal-hal yang dianggap perlu.

1.
2.
3.

4.

5.

Pasal 55
Kepesertaan MUBES ITS
Peserta MUBES ITS ialah wakil-wakil mahasiswa dalam lingkup KM ITS.
Peserta MUBES ITS terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau, dan peserta undangan
Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara terdiri dari anggota-anggota DPM
ITS, presiden BEM ITS, satu orang perwakilan setiap BEM Fakultas, satu orang
perwakilan setiap HMJ, lima orang perwakilan LMB, dan satu orang perwakilan setiap
Eksekutif DOP.
Peserta peninjau mempunyai hak bicara terdiri dari kepala-kepala departemen BEM ITS,
DPM Fakultas, satu orang perwakilan setiap HMJ, satu orang perwakilan setiap HMJ
dalam DOP, dua orang perwakilan setiap BEM Fakultas, satu orang perwakilan MM ITS,
dan panitia penyusun materi.
Peserta undangan mempunyai hak bicara setelah mendapat izin dari forum.
BAB XI
TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 56
Tata urutan perundang-undangan yang berlaku di KM ITS ialah :
1. Ketetapan MUBES ITS.
2. Ketetapan MTT ITS.
3. Ketetapan Kongres ITS.
4. Undang-Undang.
5. Keputusan Presiden BEM ITS.
Pasal 57
Peraturan lain di KM ITS tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan tata urutan
perundang-undangan.
BAB XII
KEANGGOTAAN
Pasal 58
Anggota
Anggota KM ITS ialah mahasiswa ITS.
Pasal 59
Hak dan Kewajiban Anggota
[14]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


1. Anggota KM ITS berhak berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat baik secara
lisan dan tulisan yang diatur dalam perundang-undangan.
2. Anggota KM ITS berhak melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Konstitusi Dasar
KM ITS dan Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS, serta peraturan
pelaksana di bawahnya.
3. Anggota KM ITS berhak dan wajib memahami, menghayati, serta melaksanakan segala
sesuatu yang telah ditetapkan sebagai perundang-undangan KM ITS.
4. Anggota KM ITS wajib menjaga nama baik KM ITS.
Pasal 60
Hilangnya Status Keanggotaan
Anggota KM ITS gugur status keanggotaannya apabila yang bersangkutan kehilangan status
kemahasiswaannya.
BAB XIII
PERBENDAHARAAN

1.
2.

Pasal 61
Keuangan
Keuangan KM ITS dapat diperoleh dari usaha-usaha yang dianggap sah, halal, dan
tidak mengganggu independensi.
Pengelolaan Keungan KM ITS berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
BAB XIV
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 62
Hal Lambang dan atribut akan diatur dalam undang-undang.
BAB XV
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 63
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
Nilai-nilai pengembangan sumberdaya mahasiswa ITS berpedoman pada ketetapan Haluan
Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS.
Pasal 64
Pembubaran KM ITS
1. Hal pembubaran KM ITS ditetapkan melalui MUBES ITS setelah didahului referendum
yang diselenggarakan oleh DPM ITS.
2. Pengusulan referendum ditetapkan dalam MTT ITS.

[15]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


3. Hasil referendum untuk pembubaran KM ITS dapat dianggap sah apabila sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah mahasiswa ITS menggunakan hak pilihnya dan 2/3 dari jumlah
tersebut menyatakan setuju.
Pasal 65
Pembentukan Organisasi Mahasiswa di KM ITS
Pembentukan organisasi mahasiswa di KM ITS diatur dalam Undang-Undang.
Pasal 66
Perubahan Konstutusi Dasar KM ITS dan Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya
Mahasiswa ITS
Perubahan terhadap Konstitusi Dasar KM ITS dan Haluan Dasar Pengembangan Sumber
Daya Mahasiswa ITS dilakukan pada MUBES ITS.

1.
2.
3.
4.

Pasal 67
Aturan Eksternal
Aturan eksternal mengatur hubungan elemen KM ITS dengan elemen lain dalam lingkup
institusi ITS.
Setiap elemen KM ITS melakukan koordinasi dengan elemen lain di luar KM ITS dalam
lingkup institusi ITS dalam rangka menjaga nama baik ITS.
Pembahasan terkait aturan eksternal diatur dalam MTT ITS.
Segala bentuk organisasi ekstra kampus dan / atau partai politik dilarang berkegiatan
dalam lingkup institusi ITS.
BAB XVI
ATURAN PERALIHAN

Pasal 68
Seluruh Organisasi Kemahasiswaan dan peraturan-peraturan yang ada masih berlaku hingga
diadakan sistem dan peraturan yang baru menurut hasil MUBES IV ITS.
Pasal 69
Dalam waktu maksimal satu tahun sesudah MUBES IV ITS berakhir, ORMAWA periode
2011/2012 mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam MUBES IV
ITS.

[16]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


BAGIAN KETIGA
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN ORMAWA DI ITS
BAB I
PEMILIHAN UMUM
Pasal 1
Asas
Prinsip dasar yang harus diterapkan dan dipegang teguh dalam pelakaksanaan pemilihan
umum ialah :
1. Langsung, artinya setiap pemilih yang memenuhi kriteria menggunakan haknya secara
langsung tidak diwakilkan.
2. Umum, artinya proses pemilihan dapat diikuti secara umum oleh mahasiswa ITS.
3. Bebas, artinya pemilih bebas menentukan pilihan sesuai haknya tanpa mendapat tekanan.
4. Rahasia, artinya dalam menggunakan haknya setiap pemilih dijamin kerahasiaannya.
5. Jujur, artinya dilakukan sesuai dengan kebenaran dan hati nurani.
6. Adil, artinya berpihak pada kebenaran dan aturan yang berlaku.
7. Transparan, artinya proses dan hasilnya dapat diketahui oleh semua pihak.
8. Rasional, artinya memberikan pendidikan politik untuk menciptakan rasionalitas
pemilihnya.
Pasal 2
Sifat
1. Pemilihan anggota DPM ITS dan Presiden BEM ITS bersifat serentak di lingkup ITS.
2. Pemilihan dan pembentukan badan kelengkapan di luar ayat 1 diserahkan pada lembaga
yang bersangkutan.
Pasal 3
Hak Memilih
1. Anggota KM ITS yang sudah memenuhi kriteria memiliki hak untuk memilih dalam
proses Pemilihan Umum.
2. Pemilih dapat menggunakan haknya dalam proses Pemilihan Umum terhadap calon
anggota DPM ITS dan calon presiden BEM ITS jika telah memenuhi kriteria.
3. Kriteria pemilih diatur dalam undang-undang.
Pasal 4
Hak Dipilih
1. Anggota KM ITS yang memenuhi kriteria, memiliki hak untuk dipilih menjadi calon
anggota DPM ITS dan calon Presiden BEM ITS.
2. Syarat dan kriteria calon anggota DPM ITS dan calon presiden BEM ITS diatur dalam
ketetapan Kongres ITS.
Pasal 5
Pelaksanaan Pemilihan Umum
[17]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


1. Proses Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu dalam penyelenggaraannya
menjadi tanggung jawab Presiden BEM ITS.
2. Perangkat Pemilu terdiri dari Komisi Pemilihan Umum, Badan pemeriksa Dana
Kampanye, Panitia Pemilihan Umum, Panitia Pengawas Pemilihan Umum dan Pemantau
Pemilihan Umum.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pasal 6
Komisi Pemilihan Umum
Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut KPU bertugas sebagai panitia
pengarah pada proses pemilu.
KPU bertugas membuat aturan-aturan Pemilu sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
KPU bertugas menetapkan hasil akhir proses Pemilu.
Anggota KPU ialah mahasiswa ITS berjumlah maksimal 11 orang.
Proses pemilihan anggota KPU melalui mekanisme uji kelayakan oleh DPM ITS dan
disahkan oleh Presiden BEM ITS.
KPU dipimpin oleh seorang koordinator yang dipilih oleh anggota KPU lainnya.
KPU melaporkan hasil Pemilu kepada BEM ITS, MM ITS, dan seluruh mahasiswa ITS
tentang hasil kerja yang dilakukan.
KPU berwenang memberikan sanksi kepada peserta Pemilu atas setiap pelanggaran yang
terjadi.
KPU berwenang mengangkat anggota Panitia Pemilihan Umum dan Panitia Pengawas
Pemilihan Umum.
Pasal 7
Badan Pemeriksa Dana Kampanye Pemilihan Umum ITS
Proses pemeriksaan dana kampanye calon Presiden BEM ITS dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Dana Kampanye Pemilu ITS yang selanjutnya disebut BPDK Pemilu ITS.
Penjaringan anggota BPDK Pemilu ITS dan penetapan jumlahnya dilakukan oleh DPM
ITS.
Keanggotan BPDK Pemilu ITS terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dibantu
seorang wakil ketua merangkap anggota dan para anggota.
Ketua BPDK Pemilu ITS dipilih dari dan oleh anggota.
Masa keanggotaan BPDK Pemilu ITS adalah sampai dengan disahkannya hasil Pemilu
oleh Presiden BEM ITS.
Tata kerja dan teknik pelaksanaan BPDK Pemilu ITS disusun dan ditetapkan oleh DPM
ITS.

Pasal 8
Panitia Pemilihan Umum
1. Panitia Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut PPU, berfungsi sebagai fasilitator pada
proses pemilu dan bertanggungjawab kepada KPU.

[18]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS


2. Anggota PPU ialah mahasiswa ITS yang merupakan perwakilan tiap-tiap HMJ dengan
jumlah yang sama.
3. Anggota PPU ditetapkan oleh KPU dengan difasilitasi oleh BEM ITS.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.

Pasal 9
Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Panwaslu berfungsi
melakukan pengawasan terhadap jalannya Pemilu.
Anggota Panwaslu terdiri dari dua orang perwakilan tiap-tiap HMJ.
Panwaslu berhak memberikan peringatan kepada PPU dan pelaku pelanggaran secara
langsung apabila terjadi pelanggararan terhadap ketentuan Pemilu.
Panwaslu berhak mengeluarkan rekomendasi kepada KPU yang didasarkan atas fakta
kronologis yang ditemukan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan.
Panwaslu wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada KPU.
Pasal 10
Pemantau Pemilu
Pemantau Pemilu berfungsi melakukan pengawasan terhadap jalannya proses Pemilu.
Pemantau Pemilu ialah pengawas pemilu independen.
Pemantau pemilu bersifat non struktural dan keberadaannya disahkan oleh BEM ITS
setelah terlebih dahulu melalui mekanisme pemberitahuan dan verifikasi.
Pemantau pemilu berhak mengeluarkan rekomendasi kepada KPU yang didasarkan atas
fakta kronologis yang ditemukan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan .
BAB II
MEMORANDUM

Pasal 11
Memorandum merupakan hak legislatif untuk meminta keterangan kepada pihak eksekutif.
Pasal 12
Mekanisme jatuhnya memorandum
1. Memorandum I dijatuhkan apabila presiden diduga menyimpang Konstitusi Dasar KM
ITS, Ketetapan Kongres ITS, Undang-Undang dan GBHK.
2. Apabila dalam jangka waktu satu bulan tidak ditanggapi atau respon yang diberikan tidak
memenuhi harapan, maka DPM ITS dapat menjatuhkan Memorandum II.
3. Apabila dalam jangka waku dua minggu setelah memorandum II jatuh, tidak ditanggapi
atau tidak memenuhi harapan, maka DPM ITS dapat memutuskan untuk
menyelenggarakan KLB ITS.
BAB III
MEKANISME PERGANTIAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA
ITS
[19]

DRAFT MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS

Pasal 13
1. DPM ITS mencabut keanggotaan yang bersangkutan dan menggantinya dengan calon dari
distrik yang sama berdasarkan rekomendasi yang diterima dari HMJ atau DOP.
2. Pimpinan HMJ atau pimpinan eksekutif DOP mengirimkan surat rekomendasi pergantian
anggota DPM ITS dari distriknya apabila didukung oleh minimal 10 % dari jumlah
anggota distrik.
BAB IV
KELENGKAPAN KERJA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA ITS
Pasal 14
Dalam menjalankan tugasnya DPM ITS dibantu kelengkapan kerja yang dapat berupa staf,
staf ahli, badan pekerja dan lain-lain yang keberadaannya merupakan kewenangan DPM ITS.
BAB V
FORMALITAS PROSES LEGISLATIF
Pasal 15
1. Draft RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh DPM ITS diajukan kepada BEM ITS.
2. RUU disahkan menjadi UU setelah mendapat persetujuan dari Presiden BEM ITS.
3. RUU bisa menjadi UU tanpa persetujuan BEM ITS, apabila dalam waktu dua minggu
setelah diajukan presiden BEM ITS tidak memberikan tanggapan baik berupa keberatan
ataupun pengesahan terhadap RUU kepada DPM ITS.

[20]

Anda mungkin juga menyukai