Anda di halaman 1dari 43

KONSTITUSI DASAR KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAGIAN PERTAMA

MUKADIMAH

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan karunia


dan bukanlah sebuah ruang hampa sehingga harus diisi dengan pembangunan
manusia dan masyarakat Indonesia secara paripurna.

Mahasiswa ITS sebagai bagian integral dari mahasiswa Indonesia selaku


pemilik sah kedaulatan Republik Indonesia, berperan aktif dalam menentukan
perjalanan sejarah kehidupan dan masa depan bangsa dan negara.

Sebagai generasi muda terdidik dan kader penerus bangsa, selalu berusaha
menempa diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat memberikan
dharma bakti terbaik pada masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan Tri Darma
perguruan Tinggi dan wawasan almamater.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan kesadaran akan
peran dan hakekat mahasiswa maka dibentuklah keluarga mahasiswa sebagai
sistem yang menaungi organisasi kemahasiswaan yang mandiri, profesional,
demokratis dan proaktif sebagai institusi unggulan yang dijiwai nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai kejuangan Sepuluh Nopember serta nilai
kerakyatan untuk mewujudkan kesempurnaan pendidikan dalam rangka
membentuk pribadi mahasiswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki integritas pribadi, moralitas, sikap kecendekiawanan, sikap kemandirian,
sikap kepemimpinan, sikap keteladanan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, berdaya saing tinggi, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
BAGIAN KEDUA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN

KELUARGA MAHASISWA ITS

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Keluarga Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut KM ITS ialah sistem yang
menaungi seluruh aktivitas organisasi kemahasiswaan dalam lingkup institusi
pendidikan ITS.

Pasal 2

KM ITS didirikan di Surabaya pada tanggal 1 September 2001 hingga waktu yang
tidak ditentukan.

Pasal 3

KM ITS berkedudukan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Pasal 4

KM ITS diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa ITS.

Pasal 5

KM ITS terdiri dari Organisasi Kemahasiswaan yang meliputi Eksekutif


Mahasiswa, Legislatif Mahasiswa, Yudikatif Mahasiswa, Lembaga Minat Bakat,
Lembaga Swadaya Mahasiswa, dan Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa.

Pasal 6

Kedaulatan tertinggi KM ITS berada di tangan mahasiswa ITS dan dilaksanakan


menurut Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS.
Pasal 7

Visi KM ITS

Mewujudkan Keluarga Mahasiswa ITS yang mandiri, profesional, demokratis dan


dinamis yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan YME, nilai kejuangan Sepuluh
Nopember serta nilai kerakyatan dalam rangka mempelopori pengembangan Ilmu
Pengetahuan, Seni, dan Teknologi bagi kesejahteraan masa depan almamater,
masyarakat dan bangsa

Pasal 8

Misi KM ITS

1. Menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama.


2. Membina kebersamaan dan kekeluargaan diantara seluruh Anggota KM ITS
dengan dilandasi sikap keterbukaan dan kemitraan.
3. Membentuk mahasiswa yang memiliki sikap kecendekiawanan dan integritas
pribadi yang melandasi kebenaran dan keadilan.
4. Membangun sikap kepemimpinan, keorganisasian, dan kemampuan
manajerial bagi seluruh Anggota KM ITS.
5. Melaksanakan kebebasan dan mimbar akademik dalam rangka penguasaan
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
6. Menumbuhkembangkan rasa peka dan peduli terhadap masalah-masalah
sosial kemasyarakatan.
7. Mengembangkan potensi penalaran, minat, bakat, seni, dan budaya Anggota
KM ITS.
8. Menumbuhkan Nilai Kejuangan Sepuluh Nopember bagi segenap Anggota
KM ITS.

Pasal 9

Nilai Kejuangan 10 Nopember


Nilai Kejuangan 10 Nopember merupakan nilai yang bertujuan untuk menanamkan
perjuangan para pendiri ITS sebagai dasar perjuangan anggota KM ITS. Pada Nilai
Kejuangan 10 Nopember tersimpul tekad dan keikhlasan untuk berkorban bagi
negara, serta diiringi rasa persatuan dan semangat gotong royong.

BAB II

EKSEKUTIF MAHASISWA

Pasal 10

Eksekutif Mahasiswa

1. Eksekutif Mahasiswa ITS terdiri atas Himpunan Mahasiswa Departemen,


Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, dan Badan Eksekutif Mahasiswa ITS.
2. Eksekutif Mahasiswa ITS wajib menjunjung tinggi Ketetapan Musyawarah
Besar

Pasal 11

Badan Eksekutif Mahasiswa ITS

1. Badan Eksekutif Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut BEM ITS adalah
lembaga eksekutif tertinggi di KM ITS.
2. BEM ITS terdiri dari presiden sebagai pimpinan eksekutif dan perangkat
kelengkapan lain yang dianggap perlu.

Pasal 12

Tugas dan Wewenang BEM ITS

1. Mengesahkan anggota Mahkamah Mahasiswa ITS berdasarkan hasil


penilaian uji kelayakan oleh Badan Legislatif Mahasiswa ITS.
2. Melakukan koordinasi dengan organisasi mahasiwa di lingkup KM ITS
berkaitan dengan aktivitas kemahasiswaan dalam bidang sosial politik.
3. Berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Badan Legislatif
Mahasiswa ITS.
4. Mengesahkan rancangan undang-undang menjadi undang-undang bersama
Badan Legislatif Mahasiswa ITS.
5. Melakukan koordinasi dan instruksi terhadap HMD dan BEM Fakultas.
6. Mewakili KM ITS keluar atas persetujuan Badan Legislatif Mahasiswa ITS
dalam bidang sosial politik.
7. Mengambil keputusan yang dianggap perlu dalam menerjemahkan Garis
Besar Haluan Kerja yang telah ditetapkan di dalam MTT ITS.
8. Pola koordinasi BEM ITS dengan masing-masing ormawa yang dimaksudkan
pada ayat ke-3 diatur dalam struktur organisasi di KM ITS
9. Ketentuan lebih lanjut tentang rancangan undang-undang diatur lebih lanjut
dalam undang-undang.

Pasal 13

Presiden BEM ITS

1. Presiden BEM ITS dipilih langsung oleh mahasiswa ITS dengan masa jabatan
selama satu periode kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali.
2. Presiden BEM ITS bertanggung jawab kepada mahasiswa ITS melalui MTT
ITS.
3. Jika Presiden BEM ITS tidak dapat melaksanakan tugasnya maka MTT Luar
Biasa ITS menunjuk pelaksana tugas sementara sebagai pelaksana sisa
kepengurusan.
4. Syarat-syarat untuk menjadi presiden BEM ITS diatur dalam MTT ITS.

Pasal 14

Presidium Eksekutif KM ITS

1. Forum Presidium Eksekutif KM ITS adalah forum koordinasi presidium


organisasi-organisasi kemahasiswaan lembaga eksekutif di KM ITS.
2. Presidium Eksekutif KM ITS yang dimaksud adalah pimpinan tertinggi BEM
ITS, BEM Fakultas, dan HMD di KM ITS
3. Presidium Eksekutif KM ITS dapat mengadakan forum presidium KM ITS
sewaktu-waktu.
4. Apabila dianggap perlu Presidium Eksekutif KM ITS dapat mengundang
elemen terkait pada forum presidium eksekutif KM ITS.
Pasal 15

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

1. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut BEM


Fakultas, ialah lembaga eksekutif mahasiswa di tingkat Fakultas.
2. BEM Fakultas terdiri atas pimpinan BEM Fakultas dan perangkat
kelengkapan lain yang dianggap perlu.
3. Syarat-syarat untuk mendirikan BEM Fakultas baru yang sah di KM ITS
diatur dalam undang-undang.

Pasal 16

Tugas dan Wewenang BEM Fakultas

1. Melakukan koordinasi dengan organisasi mahasiwa di lingkup fakultas


berkaitan dengan aktivitas kemahasiswaan dalam bidang sosial masyarakat.
2. Berhak mengajukan rancangan undang-undang fakultas kepada Badan
Legislatif Mahasiswa Fakultas.
3. Mengesahkan rancangan undang-undang fakultas menjadi undang-undang
bersama Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas.
4. Melakukan koordinasi dan instruksi terhadap HMD.
5. Wajib melaksanakan instruksi dari BEM ITS.
6. Melakukan penguatan daya dukung terhadap BEM ITS.
7. Mengambil keputusan yang dianggap perlu dalam menerjemahkan Garis
Besar Haluan Kerja yang telah ditetapkan di dalam MTT Fakultas.
8. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada mahasiswa fakultas
melalui MTT Fakultas.
9. Ketentuan lebih lanjut tentang undang-undang fakultas diatur lebih lanjut
dalam undang-undang.

Pasal 17

Ketua BEM Fakultas

1. Ketua BEM Fakultas dipilih secara langsung di tingkat fakultas dengan masa
jabatan satu periode kepengurusan dan tidak dapat dipilih kembali.
2. Jika Ketua BEM Fakultas tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka diadakan
MTT Fakultas Luar Biasa untuk menunjuk pejabat sementara sebagai
pelaksana sisa kepengurusan.

Pasal 18

Himpunan Mahasiswa Departemen

1. Himpunan Mahasiswa Departemen yang selanjutnya disebut HMD adalah


lembaga yang menaungi aktivitas kemahasiswaan di tingkat departemen
dalam bidang keprofesian.
2. Pimpinan HMD bertanggung jawab langsung kepada anggotanya melalui
mekanisme internal masing-masing HMD.
3. Syarat-syarat untuk mendirikan HMD baru yang sah di KM ITS diatur dalam
undang-undang.

Pasal 19

Tugas dan wewenang HMD

1. Melakukan koordinasi dengan organisasi mahasiswa di lingkup departemen


berkaitan dengan aktivitas kemahasiswaan dalam bidang keprofesian.
2. Wajib melaksanakan instruksi dari BEM ITS dan/atau BEM Fakultas.
3. Memberikan daya dukung kepada BEM Fakultas dan BEM ITS.
4. Berhak mengadakan aktivitas di luar keprofesian dalam lingkup departemen.
5. Berhak menetapkan peraturan di lingkup himpunan sesuai dengan tata cara
himpunan masing-masing.
6. Berhak mengadakan aktivitas di luar keprofesian dan bergerak di luar lingkup
departemen dengan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan elemen-elemen
KM ITS yang terkait.
BAB III

LEGISLATIF MAHASISWA

Pasal 20

Legislatif Mahasiswa

1. Legislatif Mahasiswa terdiri dari Badan Legislatif Mahasiswa ITS dan Badan
Legislatif Mahasiswa Fakultas.
2. Legislatif Mahasiswa wajib menjunjung tinggi ketetapan MUBES ITS.

Pasal 21

Badan Legislatif Mahasiswa ITS

1. Badan Legislatif Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut BLM ITS


merupakan lembaga legislatif di tingkat Institut yang bersifat representatif
terhadap mahasiswa ITS.
2. BLM ITS terdiri dari Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa.

Pasal 22

Struktur BLM ITS

1. BLM ITS terdiri dari satu Ketua Umum dan dua Sekretaris Jendral yang
berfungsi sebagai koordinator dan anggota-anggota.
2. Ketua Umum yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) adalah berasal dari Dewan
Mahasiswa dan dua Sekretaris Jendral yang dimaksud pada ayat 1 (satu)
masing-masing berasal dari Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa.

Pasal 23

Tugas BLM ITS

1. Melakukan kontrol tehadap kinerja BEM ITS.


2. Melakukan penjaringan aspirasi.
3. Mengesahkan draft Rancangan Undang-Undang menjadi Rancangan
Undang-Undang.
4. Melakukan penjaringan, dan uji kelayakan kandidat anggota Mahkamah
Mahasiswa ITS.
5. Melakukan penjaringan dan uji kelayakan kandidat anggota Komisi
Pemilihan Umum dan Badan kelengkapan yang dianggap perlu.
6. Menyelenggarakan Musyawarah Mahasiswa ITS dan Musyawarah Tingkat
Tinggi ITS.
7. Memasyarakatkan Ketetapan MUBES kepada KM ITS

Pasal 24

Tugas Senat Mahasiswa

1. Berkoordinasi dengan Ketua HMD untuk penjaringan aspirasi pada


departemen masing-masing.
2. Memberikan laporan keaktifan dan hasil kinerja kepada Ketua HMD masing-
masing.

Pasal 25

Tugas Dewan Mahasiswa

1. Mengesahkan draft RUU menjadi RUU.


2. Menjaring aspirasi dari masa pemilih masing-masing.
3. Berkordinasi dengan Presiden BEM ITS untuk mengesahkan Rancangan
Undang-Undang menjadi Undang-Undang.
4. Memberikan laporan keaktifan dan hasil kinerja kepada masa pemilihnya.

Pasal 26

Hak dan Wewenang BLM ITS

1. Meminta penjelasan kepada presiden BEM ITS atas kebijakan-kebijakan


yang diambil oleh BEM ITS melalui surat ketua BLM ITS.
2. Memberikan Surat Peringatan dan Menjatuhkan memorandum kepada
Presiden BEM ITS.
3. Menguji kelayakan komunitas/organisasi yang akan menjadi LSM.
4. Memberikan usulan-usulan kepada BEM ITS dengan memperhatikan aspirasi
mahasiswa ITS.
5. Menyelenggarakan Musyawarah Tingkat Tinggi dan Musyawarah Tingkat
Tinggi Luar Biasa.
Pasal 27

Hak dan Wewenang Senat Mahasiswa

Mengusulkan draft RUU kepada Dewan Mahasiswa.

Pasal 28

Hak dan Wewenang Dewan Mahasiswa

Mengusulkan pembuatan draft RUU kepada Senat Mahasiswa.

Pasal 29

Keanggotaan dan Masa Jabatan BLM ITS

1. Anggota BLM ITS terdiri dari Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa.
2. Anggota Senat Mahasiswa dipilih oleh setiap HMD melalui mekanisme
internal departemen.
3. Anggota Dewan Mahasiswa dipilih secara langsung melalui pemilu dengan
sistem distrik kuota.
4. Anggota BLM ITS tidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai
pengurus ormawa yang lain.
5. BLM ITS memegang jabatannya dalam satu periode yang berlangsung
selama satu periode kepengurusan.

Pasal 30

Musyawarah Mahasiswa ITS

1. Musyawarah Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut MUSMA ITS


diselenggarakan oleh BLM ITS sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
tahun.
2. MUSMA ITS dihadiri oleh anggota KM ITS.
3. MUSMA ITS berfungsi sebagai wadah penjaringan dan komunikasi aspirasi
bagi semua potensi KM ITS untuk menjadi pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan dalam lingkup KM ITS.
4. MUSMA ITS berhak memberikan rekomendasi terhadap pihak-pihak
terkait.
Pasal 31

Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas

1. Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut BLM


Fakultas merupakan lembaga legislatif di tingkat fakultas yang bersifat
representatif terhadap mahasiswa jurusan di fakultas yang bersangkutan.
2. BLM Fakultas merupakan perwakilan mahasiswa yang didelegasikan oleh
Himpunan Mahasiswa Departemen dan dikoordinasikan sebelumnya
dengan mahasiswa jurusan terkait.

Pasal 32

Struktur BLM Fakultas

BLM Fakultas terdiri dari ketua yang berfungsi sebagai koordinator dan
anggota-anggota.

Pasal 33

Tugas BLM Fakultas

1. Melakukan kontrol tehadap kinerja BEM Fakultas.


2. Menjaring aspirasi mahasiswa fakultas.
3. Menyelenggarakan Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas dan Musyawarah
Tingkat Tinggi Luar Biasa Fakultas.
4. Mengesahkan draft RUU Fakultas menjadi RUU Fakultas.
5. Mengajukan RUU Fakultas kepada BEM Fakultas untuk disahkan menjadi
Undang-Undang Fakultas.
6. BLM Fakultas bertanggung jawab memberikan laporan keaktifan dan hasil
kinerja kepada mahasiswa departemen masing-masing.
7. Membentuk kelengkapan pemilihan umum fakultas.
Pasal 34

Hak dan Wewenang BLM Fakultas

1. Memberikan usulan-usulan kepada BEM Fakultas dengan memperhatikan


aspirasi mahasiswa fakultas untuk memperlancar pelaksanaan GBHK bagi
BEM Fakultas.
2. Meminta penjelasan kepada Ketua BEM Fakultasatas kebijakan-kebijakan
yang diambil oleh BEM Fakultas.
3. Menjatuhkan memorandum kepada Ketua BEM Fakultas dengan
mekanisme yang disesuaikan dalam Undang-Undang Fakultas masing-
masing.

Pasal 35

Keanggotaan dan Masa Jabatan BLM Fakultas

1. Anggota BLM Fakultas tidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai


pengurus lembaga yang lain di KM ITS.
2. BLM Fakultas memegang jabatannya dalam satu periode kepengurusan.

Pasal 36

Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas

1. Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas diselenggarakan oleh BLM Fakultas


sekurang-kurangnya satu kali dalam satu periode kepengurusan.
2. Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas merupakan forum tertinggi di
tingkat Fakultas.

Pasal 37

Tugas dan Wewenang Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas

1. Memutuskan Tata Tertib Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas.


2. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Kerja yang selanjutnya disebut
GBHK bagi BEM Fakultas.
3. Mengukuhkan Ketua BEM Fakultas.
4. Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas berfungsi sebagai forum
pertanggungjawaban BEM Fakultas.
5. Menetapkan aturan tentang pemilihan Ketua BEM Fakultas.
6. Menetapkan kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu di tingkat fakultas.

Pasal 38

Kepesertaan Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas

1. Peserta Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas terdiri dari peserta penuh,


peserta peninjau, dan peserta undangan.
2. Peserta penuh terdiri dari seluruh anggota BLM Fakultas dan pimpinan
HMD.
3. Peserta peninjau dan undangan ditetapkan oleh BLM Fakultas dengan
memperhatikan kondisi masing-masing fakultas.

Pasal 39

Musyawarah Tingkat Tinggi Luar Biasa Fakultas

1. Musyawarah Tingkat Tinggi Luar Biasa Fakultas \yang selanjutnya disebut


MTTLB F dapat diselenggarakan apabila Ketua BEM Fakultas tidak mampu
melaksanakan tugasnya.
2. MTTLB F diselenggarakan oleh BLM Fakultas.
3. Syarat-syarat pelaksanaan MTTLB F ditentukan dalam aturan selanjutnya
oleh BLM Fakultas yang ditetapkan dalam Musyawarah Tingkat Tinggi
Fakultas.

BAB IV

YUDIKATIF MAHASISWA

Pasal 40

Yudikatif Mahasiswa ITS

Yudikatif Mahasiswa ITS yang kemudian dinamakan Mahkamah Mahasiswa ITS


dan selanjutnya disebut MM ITS menjalankan fungsi yudikatif mahasiswa ITS
yang bersifat normatif dan memegang kekuasaan kehakiman.
Pasal 41

Struktur MM ITS

MM ITS terdiri dari ketua dan anggota-anggota.

Pasal 42

Keanggotaan MM ITS

1. Kriteria anggota MM ITS diatur dalam undang-undang.


2. Jumlah maksimal anggota MM ITS ialah 11 orang.
3. MM ITS dapat membentuk kelengkapan lain yang dianggap perlu
dengan mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang.

Pasal 43

Masa Jabatan MM ITS

Anggota MM ITS memegang jabatannya dalam satu periode kepengurusan.

Pasal 44

Tugas dan Wewenang MM ITS

1. Melakukan interpretasi terhadap perundang-undangan KM ITS berdasarkan


data dan informasi yang diperlukan jika terjadi konflik pemahaman antar
lembaga.
2. Melakukan hak uji materi terhadap peraturan perundang-undangan
kepada Ketetapan Musyawarah Besar.
Pasal Penjelas : Peraturan perundang-undangan yang dimaksud adalah
peraturan perundang-undangan yang dibuat dalam lingkup institut dan
fakultas
3. Memutus sengketa hasil pemilu
4. Mengadili baik kepada personal ataupun lembaga terhadap penyimpangan
perundang-undangan KM ITS.
5. Melakukan perumusan hukum positif ditetapkan untuk menjaga dan
menegakkan norma maupun etika yang ada dalam KM ITS dan
memberikan konsekuensi bagi pelanggar berdasar hukum positif.
6. Menyampaikan laporan kronologis dan hasil putusan persidangan kepada
mahasiswa ITS dalam rangka mewujudkan mekanisme peradilan yang adil
dan transparan.
7. Memberikan fatwa tertulis atas laporan KPU ITS yang berlaku sampai pemilu
selesai dilaksanakan.
8. MM ITS wajib menjunjung tinggi Ketetapan Musyawarah Besar
sebagai konstitusi dalam KM ITS

BAB V

LEMBAGA MINAT BAKAT

Pasal 45

Lembaga Minat Bakat

1. Lembaga Minat dan Bakat yang selanjutnya disebut sebagai LMB ialah
lembaga mahasiswa yang Mengkoordinasi dan Menginstruksikan UKM.

2. UKM yang selanjutnya disebut Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan


organisasi yang berada dalam bidang penalaran, minat, bakat, dan
kegemaran di ITS

3. LMB dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih melalui mekanisme internal
LMB dan dilantik dalam MTT.

4. LMB wajib menjunjung tinggi Ketetapan Musyawarah Besar dalam setiap


aktivitasnya.

5. LMB mempunyai kewenangan dalam mengatur rumah tangga organisasinya


sendiri.

Pasal 46

Tugas LMB ITS

1. Ketua LMB bertanggungjawab kepada KM ITS melalui MTT.


(pasal penjelas : Peratnggung jawaban yang dimaksud ialah
pertanggung jawaban akan kinerja LMB selama satu periode yang
merupakan rekomendasi dari MTT sebelumnya jika ada)

2. LMB dan BEM ITS saling berkoordinasi dalam hal Pengembangan Sumber
Daya Mahasiswa dan keselarasan program kerja yang akan dilaksanakan.

BAB VI

LEMBAGA SWADAYA MAHASISWA

Pasal 47

Lembaga Swadaya Mahasiswa

1. Lembaga Swadaya Mahasiswa yang selanjutnya disebut LSM ialah


organisasi atau komunitas mahasiswa yang tumbuh dan berkembang di ITS.

2. LSM wajib menjunjung tinggi Ketetapan MUBES dalam setiap aktivitasnya

3. LSM mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

4. Organisasi atau komunitas mahasiswa ITS dapat menjadi LSM melalui uji
kelayakan oleh BLM ITS dan disahkan oleh Presiden BEM ITS

5. LSM tidak boleh mengeluarkan pernyataan sikap politik keluar dalam bentuk
apapun.

6. Syarat-syarat tentang pendirian dan keberadaan LSM diatur dalam Undang-


Undang.

7. LSM berhak menggunakan fasilitas dalam lingkup kewenangan ormawa


dalam aktivitas kerjanya dengan koordinasi dan persetujuan pihak terkait.

BAB VII

MAJELIS WALI AMANAT WAKIL MAHASISWA


Pasal 48

Umum

Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember


yang selanjutnya disingkat MWA-WM ITS adalah lembaga KM ITS yang mewakili
KM ITS dalam menetapkan, memberikan pertimbangan pelaksanaan kebijakan
umum, dan melaksanakan pengawasan dibidang nonakademik dalam MWA ITS

Pasal 49

Tugas dan Wewenang

1. Melakukan advokasi mahasiswa di bidang non-akademik sesuai dengan


wewenang MWA ITS
2. Mewakili mahasiswa dalam pemberian pendapat dan pengambilan keputusan
di MWA ITS atas persetujuan BEM ITS dan BLM ITS
3. Mengenai mekanisme perwakilan MWA-WM ITS kepada KM ITS akan
diatur dalam undang-undang
4. Melakukan koordinasi dengan BEM ITS dalam menjaring aspirasi
mahasiswa dan dalam pembentukan BK MWA-WM ITS
5. Melakukan pencerdasan dan transparansi peraturan-peraturan yang
dikeluarkan MWA ITS kepada mahasiswa
6. Membuat laporan pertanggung jawaban di akhir tahun kepada KM ITS
melalui MTT
7. Membentuk alat kelengkapan demi kelancaran tugas, atas sepengetahuan
BEM ITS dan BLM ITS
8. Membuat peraturan internal yang berkaitan dengan kebutuhan MWA-WM
ITS dalam menjalankan tugasnya
9. Ikut serta sebagai peserta peninjau di dalam forum MTT ITS
10. Berhak melakukan koordinasi kepada Organisasi Mahasiwa di lingkup KM
ITS berkaitan dengan pemenuhan tugasnya

Pasal 50

Mekanisme Pemilihan MWA-WM ITS


1. Pemilihan MWA-WM ITS dilaksanakan dengan mekanisme Pemilihan
Umum yang dilakukan oleh KPU
2. Hal-hal selanjutnya yang terkait dengan pemilihan MWA-WM ITS diatur
dalam Undang-Undang KM ITS

BAB VIII

UNDANG-UNDANG

Pasal 51

Undang-undang adalah kumpulan produk hukum yang menyangkut


kebijakan pelaksanaan sistem KM ITS sebagai amanat Musyawarah Besar

Pasal 52

1. Rancangan undang-undang (RUU) dapat diusulkan oleh lembaga


eksekutif atau lembaga legislatif
2. RUU dapat disahkan menjadi UU atas persetujuan antara lembaga
eksekutif dan lembaga legislatif
3. Undang-undang secara sah akan berlaku setelah melalui uji materi oleh
MM ITS
4. Undang-undang dapat direvisi dengan undang-undang yang baru dan
melalui mekanisme yang telah ditetapkan

BAB IX

MUSYAWARAH TINGKAT TINGGI ITS

Pasal 53

Musyawarah Tingkat Tinggi ITS

1. Musyawarah Tingkat Tinggi ITS yang selanjutnya disebut MTT ITS


merupakan forum musyawarah wakil-wakil mahasiswa yang duduk dalam
DPM ITS, perwakilan BEM ITS, MWA WM ITS, perwakilan LMB,
DPM Fakultas, perwakilan setiap BEM Fakultas, perwakilan setiap
HMJ, dan perwakilan setiap UKM
2. MTT ITS dilaksanakan oleh DPM ITS.
3. MTT ITS diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

Pasal 54

Tugas dan Wewenang MTT ITS

1. Memutuskan Tata Tertib MTT ITS.


2. Melakukan pengajian terkait pelaksanaan Ketetapan MUSYAWARAH
BESAR
3. Merumuskan dan mengevaluasi rencana strategis KM ITS dalam jangka satu
tahun.
4. Berhak mengusulkan untuk diselenggarakannya MUSYAWARAH BESAR
ITS.
5. Melakukan penilaian kinerja Presiden BEM ITS.
6. Sebagai forum pertanggung jawaban ketua LMB dan MWA WM
7. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Kerja yang selanjutnya disebut GBHK
bagi BEM ITS.
8. Mengukuhkan Presiden BEM ITS , DPM ITS, dan ketua LMB ITS
untuk kepengurusan selanjutnya.
9. Menetapkan syarat dan kriteria calon anggota DPM ITS, calon Presiden
BEM ITS, dan calon MWA WM ITS
10. Sebagai forum laporan hasil pemilu dari KPU
11. Menetapkan hal-hal lain yang dianggap perlu.

Pasal 55

Kepesertaan MTT ITS

1. Peserta MTT ITS terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau dan peserta
undangan.
2. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara terdiri dari Presiden BEM
ITS, Seluruh anggota DPM ITS, satu orang perwakilan LMB ITS, DPM
Fakultas, dan satu orang perwakilan setiap BEM Fakultas.
3. Peserta peninjau mempunyai hak bicara terdiri dari MWA WM, satu orang
perwakilann LSM, satu orang perwakilan setiap HMJ, dan satu orang
perwakilan setiap UKM.
4. Peserta undangan memiliki hak bicara setelah mendapatkan izin dari peserta
penuh

Pasal 56

MTT Luar Biasa Mahasiswa ITS

1. MTT Luar Biasa mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut MTT LB ITS dapat
diselenggarakan apabila presiden BEM ITS tidak mampu melaksanakan
tugasnya.
2. MTT LB ITS diselenggarakan oleh DPM ITS.

BAB X

MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA ITS

Pasal 57

Musyawarah Besar Mahasiswa ITS

Musyawarah Besar Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut Musyawarah


Besar ITS merupakan forum musyawarah tertinggi wakilwakil lembaga
dalam lingkup KM ITS.

Pasal 58

Mekanisme Penyelenggaraan Musyawarah Besar ITS

1. MUSYAWARAH BESAR ITS diselenggarakan oleh BEM ITS.


2. Pelaksanaan MUSYAWARAH BESAR ITS diselenggarakan berdasarkan
rujukan dari MTT ITS.
3. Tim Penyusun materi MUSYAWARAH BESAR ITS dibentuk oleh DPM
ITS.
4. Penetapan Tim Penyusun materi dilakukan dalam MTT ITS.
Pasal 59

Tugas dan Wewenang MUSYAWARAH BESAR ITS

1. Memutuskan tata tertib MUSYAWARAH BESAR ITS.


2. Menetapkan perubahan Konstitusi Dasar KM ITS dan / atau Haluan Dasar
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswaan KM ITS.
3. Menetapkan pembubaran KM ITS.
4. Menetapkan hal-hal yang dianggap perlu.

Pasal 60

Kepesertaan Musyawarah Besar ITS

1. Peserta Musyawarah Besar ITS ialah wakil-wakil mahasiswa dalam lingkup


KM ITS.
2. Peserta Musyawarah Besar ITS terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau,
dan peserta undangan
3. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara terdiri dari anggota-
anggota MM ITS, DPM ITS, presiden BEM ITS, lima orang perwakilan
LMB, MWA WM ITS, satu perwakilan LSM, DPM Fakultas, satu orang
perwakilan setiap BEM Fakultas, dan satu orang perwakilan setiap
HMD.
4. Peserta peninjau mempunyai hak bicara terdiri dari kepala-kepala
departemen BEM ITS, satu orang perwakilan setiap HMJ, satu orang
perwakilan setiap HMJ dalam DOP, dua orang perwakilan setiap BEM
Fakultas, dan panitia penyusun materi.
5. Peserta undangan mempunyai hak bicara setelah mendapat izin dari forum.

BAB XI

TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 61

Tata urutan perundang undangan yang berlaku di KM ITS ialah :

1. Ketetapan MUSYAWARAH BESAR ITS.


2. Ketetapan MTT ITS.
3. Undang-Undang.
4. Keputusan Presiden BEM ITS.

Pasal 62

Peraturan lain di KM ITS tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan tata
urutan perundang-undangan

BAB XII

KEANGGOTAAN

Pasal 63

Anggota

Anggota KM ITS ialah mahasiswa ITS.

Pasal 64

Hak dan Kewajiban Anggota

1. Anggota KM ITS berhak berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat


baik secara lisan dan tulisan yang diatur dalam perundang-undangan.
2. Anggota KM ITS berhak melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Konstitusi Dasar KM ITS dan Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya
Mahasiswa ITS, serta peraturan pelaksana di bawahnya.
3. Anggota KM ITS berhak dan wajib memahami, menghayati, serta
melaksanakan segala sesuatu yang telah ditetapkan sebagai perundang-
undangan KM ITS.
4. Anggota KM ITS wajib menjaga nama baik KM ITS.

Pasal 65

Hilangnya Status Keanggotaan

Anggota KM ITS gugur status keanggotaannya apabila yang bersangkutan


kehilangan status kemahasiswaannya.
BAB XIII

PERBENDAHARAAN

Pasal 66

Keuangan

1. Keuangan KM ITS dapat diperoleh dari usaha-usaha yang dianggap sah,


halal, dan tidak mengganggu independensi.
2. Pengelolaan Keungan KM ITS berdasarkan prinsip transparansi dan
akuntabilitas.

BAB XIV

LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 67

Hal Lambang dan atribut akan diatur dalam undang-undang.

BAB XV

ATURAN PERALIHAN

Pasal 68

Seluruh Organisasi Kemahasiswaan dan peraturanperaturan yang ada masih


berlaku hingga diadakan sistem dan peraturan yang baru menurut hasil MUBES V
ITS.

Pasal 69

Dalam waktu maksimal enam bulan sesudah MUBES V ITS berakhir, seluruh
ormawa dalam KM ITS wajib mempersiapkan dan melaksanakan peraturan
sesuai Ketetapan MUBES V ITS
BAB XVI

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 70

Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa Nilai-nilai pengembangan sumber daya


mahasiswa ITS berpedoman pada ketetapan Haluan Dasar Pengembangan Sumber
Daya Mahasiswa ITS.

Pasal 71

Pembubaran KM ITS

1. Hal pembubaran KM ITS ditetapkan melalui MUBES ITS setelah didahului


referendum yang diselenggarakan oleh DPM ITS.
2. Pengusulan referendum ditetapkan dalam MTT ITS.
3. Hasil referendum untuk pembubaran KM ITS dapat dianggap sah apabila
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah mahasiswa ITS menggunakan hak
pilihnya dan 2/3 dari jumlah tersebut menyatakan setuju.

Pasal 72

Pembentukan Organisasi Mahasiswa di KM ITS Pembentukan organisasi


mahasiswa di KM ITS diatur dalam Undang-Undang.

Pasal 73

Aturan Eksternal

1. Aturan eksternal mengatur hubungan elemen KM ITS dengan elemen


eksternal.
2. Pembahasan terkait aturan eksternal diatur dalam MTT ITS.
3. Segala bentuk organisasi ekstra kampus dan / atau partai politik dilarang
berkegiatan dalam lingkup institusi ITS.
BAGIAN KETIGA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAHASISWA

BAB I

PEMILIHAN UMUM

Pasal 1

Asas

Prinsip dasar yang harus diterapkan dan dipegang teguh dalam pelakaksanaan
pemilihan umum ialah :

1. Langsung, artinya setiap pemilih yang memenuhi kriteria menggunakan


haknya secara langsung tidak diwakilkan.
2. Umum, artinya proses pemilihan dapat diikuti secara umum oleh mahasiswa
ITS.
3. Bebas, artinya pemilih bebas menentukan pilihan sesuai haknya tanpa
mendapat tekanan.
4. Rahasia, artinya dalam menggunakan haknya setiap pemilih dijamin
kerahasiaannya.
5. Jujur, artinya dilakukan sesuai dengan kebenaran dan hati nurani.
6. Adil, artinya berpihak pada kebenaran dan aturan yang berlaku.
7. Transparan, artinya proses dan hasilnya dapat diketahui oleh semua pihak.
8. Rasional, artinya memberikan pendidikan politik untuk menciptakan
rasionalitas pemilihnya.

Pasal 2

1. Pemilihan anggota BLM ITS, Presiden BEM ITS, dan MWA-WM ITS
bersifat serentak di lingkup ITS.
2. Pemilihan dan pembentukan badan kelengkapan Pemilihan Umum
diserahkan pada BLM ITS.
Pasal 3

Hak Memilih

1. Anggota KM ITS yang sudah memenuhi kriteria memiliki hak untuk


memilih dan menggunakan haknya dalam proses Pemilihan Umum
2. Kriteria pemilih diatur dalam undang-undang.

Pasal 4

Hak Dipilih

1. Anggota KM ITS yang memenuhi kriteria, memiliki hak untuk dipilih


menjadi calon anggota BLM ITS, calon Presiden BEM ITS, dan calon
MWA-WM ITS.
2. Syarat dan kriteria calon anggota BLM ITS, calon Presiden BEM ITS,
dan calon MWA-WM ITS diatur dalam Ketetapan MTT ITS.

Pasal 5

Pelaksanaan Pemilihan Umum

1. Proses Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu dalam


penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab Presiden BEM ITS.
2. Badan kelengkapan Pemilu terdiri dari Komisi Pemilihan Umum, Badan
Pemeriksa Dana Kampanye, Panitia Pemilihan Umum, Panitia
Pengawas Pemilihan Umum, dan Pemantau Pemilihan Umum.

Pasal 6

Komisi Pemilihan Umum

1. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut KPU bertugas


sebagai penyelenggara pada proses pemilu.
2. KPU bertugas membuat aturan-aturan Pemilu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
3. KPU bertugas menetapkan hasil akhir proses Pemilu.
4. Anggota KPU ialah mahasiswa ITS berjumlah maksimal 19 orang.
5. Proses pemilihan anggota KPU melalui mekanisme uji kelayakan oleh DPM
ITS dan disahkan oleh Presiden BEM ITS.
6. KPU dipimpin oleh seorang koordinator yang dipilih oleh anggota KPU
lainnya.
7. KPU melaporkan hasil Pemilu kepada MM ITS dan dalam Forum MTT
ITS tentang hasil kerja yang dilakukan.
8. KPU berwenang memberikan sanksi kepada peserta Pemilu atas setiap
pelanggaran yang terjadi.
9. KPU berhak mengusulkan anggota Panitia Pemilihan Umum dan
Panitia Pengawas Pemilihan Umum.

Pasal 7

Badan Pemeriksa Dana Kampanye Pemilihan Umum ITS

1. Proses pemeriksaan dana kampanye calon Presiden BEM ITS, calon BLM
ITS, dan calon MWA-WM ITS dilakukan oleh Badan Pemeriksa Dana
Kampanye Pemilu ITS yang selanjutnya disebut BPDK Pemilu ITS.
2. Penjaringan anggota BPDK Pemilu ITS dan penetapan dilakukan oleh BLM
ITS.
3. Keanggotan BPDK Pemilu ITS terdiri atas seorang ketua merangkap anggota
dibantu seorang wakil ketua merangkap anggota dan para anggota.
4. Ketua BPDK Pemilu ITS dipilih dari dan oleh anggota.
5. Masa keanggotaan BPDK Pemilu ITS adalah sampai dengan disahkannya
hasil Pemilu oleh Presiden BEM ITS.
6. Tata kerja dan teknik pelaksanaan BPDK Pemilu ITS disusun dan ditetapkan
oleh BLM ITS

Pasal 8

Panitia Pemilihan Umum

1. Panitia Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut PPU, berfungsi sebagai


fasilitator pada proses pemilu dan bertanggung jawab kepada KPU.
2. Anggota PPU ialah mahasiswa ITS yang merupakan perwakilan tiap-tiap
HMD dengan jumlah yang sama.
3. Anggota PPU diusulkan oleh KPU dan ditetapkan oleh BLM ITS dengan
difasilitasi oleh BEM ITS.
Pasal 9

Panitia Pengawas Pemilihan Umum

1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Panwaslu


berfungsi melakukan pengawasan terhadap jalannya Pemilu.
2. Anggota Panwaslu terdiri dari dua orang perwakilan tiap-tiap HMD.
3. Panwaslu berhak memberikan peringatan kepada PPU dan pelaku
pelanggaran secara langsung apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan
Pemilu.
4. Panwaslu berhak mengeluarkan rekomendasi kepada KPU yang didasarkan
atas fakta kronologis yang ditemukan sebagai pertimbangan pengambilan
keputusan.
5. Panwaslu wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya
kepada KPU.

Pasal 10

Pemantau Pemilu

1. Pemantau Pemilu berfungsi melakukan pengawasan terhadap jalannya proses


Pemilu.
2. Pemantau Pemilu ialah pengawas pemilu independen.
3. Pemantau Pemilu bersifat non struktural dan keberadaannya disahkan oleh
BEM ITS setelah terlebih dahulu melalui mekanisme pemberitahuan dan
verifikasi.
4. Pemantau Pemilu berhak mengeluarkan rekomendasi kepada KPU yang
didasarkan atas fakta kronologis yang ditemukan sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan .
BAB II

MEMORANDUM

Pasal 11

Memorandum merupakan hak legislatif untuk meminta keterangan kepada pihak


eksekutif.

Pasal 12

Mekanisme jatuhnya memorandum

1. Memorandum I dijatuhkan apabila Presiden BEM ITS menyimpang


Konstitusi Dasar KM ITS, Ketetapan MTT ITS, Undang-Undang dan
GBHK.
2. Apabila dalam jangka waktu satu bulan tidak ditanggapi atau respon yang
diberikan tidak memenuhi harapan, maka BLM ITS dapat menjatuhkan
Memorandum II.
3. Apabila dalam jangka waku dua minggu setelah memorandum II jatuh, tidak
ditanggapi atau tidak memenuhi harapan, maka BLM ITS dapat memutuskan
untuk menyelenggarakan MTT Luar Biasa ITS.
4. BLM Fakultas dapat menjatuhkan memorandum kepada Ketua BEM
Fakultas sesuai dengan mekanisme yang ada dalam fakultas masing-
masing.

BAB III

MEKANISME PERGANTIAN ANGGOTA BADAN LEGISLATIF


MAHASISWA ITS DAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA
FAKULTAS

Pasal 13

1. Anggota BLM ITS dan BLM Fakultas dapat berhenti dari jabatannya
karena :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan.
2. Anggota BLM ITS dan BLM Fakultas diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c apabila :
a. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap sebagai anggota BLM ITS dan BLM Fakultas
selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apa pun
b. Mengambil cuti akademik
c. Kehilangan status kemahasiswaan dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
d. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan MM ITS

BAB IV

KELENGKAPAN KERJA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA ITS

Pasal 14

Dalam menjalankan tugasnya DPM ITS dibantu kelengkapan kerja yang dapat
berupa staf, staf ahli, badan pekerja dan lain-lain yang keberadaannya merupakan
kewenangan DPM ITS.

BAB V

FORMALITAS PROSES LEGISLATIF

Pasal 15

Formalitas Proses Legislatif Tingkat Institut

1. Draft RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh BLM ITS diajukan
kepada BEM ITS melalui surat ketua BLM ITS.
2. Draft RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh Presiden BEM ITS
diajukan kepada BLM ITS melalui surat Presiden BEM ITS.
3. RUU disahkan menjadi UU setelah mendapat persetujuan dari Presiden
BEM ITS dan BLM ITS.
4. RUU yang diajukan BLM ITS kepada Presiden BEM ITS atau
sebaliknya harus direspon selambat-lambatnya dalam waktu dua
minggu setelah diajukan.
5. Apabila tidak ada respon dari BLM ITS atau Presiden BEM ITS terkait
RUU yang diajukan, maka BLM ITS atau Presiden BEM ITS
dinyatakan telah melanggar konstitusi.

Pasal 16

Formalitas Proses Legislatif Tingkat Fakultas

1. Draft RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh BLM Fakultas
diajukan kepada BEM Fakultas melalui surat ketua BLM Fakultas.
2. Draft RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh Presiden BEM
Fakultas diajukan kepada BLM Fakultas melalui surat Ketua BEM
Fakultas.
3. RUU disahkan menjadi UU setelah mendapat persetujuan dari Ketua
BEM Fakultas dan BLM Fakultas.
4. RUU yang diajukan BLM Fakultas kepada Ketua BEM Fakultas atau
sebaliknya harus direspon selambat-lambatnya dalam waktu dua
minggu setelah diajukan.
5. Apabila tidak ada respon dari BLM Fakultas atau Ketua BEM Fakultas
terkait RUU yang diajukan, maka BLM Fakultas atau Ketua BEM
Fakultas dinyatakan telah melanggar konstitusi.
STRUKTUR KELUARGA MAHASISWA ITS
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KELUARGA MAHASISWA ITS
HALUAN DASAR PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAHASISWA
ITS

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Deskripsi

Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa yang selanjutnya disebut


HDPSDM adalah sebuah aturan umum yang meliputi : dasar pengembangan, pola
pengembangan, tujuan pengembangan, dan pencapaian dalam pengembangan
sumber daya mahasiswa. HD-PSDM ini juga merupakan bagian dari sistem yang
menaungi mahasiswa ITS, yang berorientasi pada pengembangan diri mahasiswa
menuju generasi yang berkualitas dalam segi manajerial, keilmiahan, ataupun minat
bakat. HD-PSDM ini bersifat mengikat secara umum pada seluruh elemen Keluarga
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember, yang merujuk pada cita-cita
besar pendidikan demi menghasilkan generasi penerus yang memiliki kecerdasan
intelektual, emosional, dan spiritual, dengan tetap menjunjung tinggi asas tri
dharma perguruan tinggi.

Pasal 2

Tujuan

1. Membentuk mahasiswa yang berkualitas dalam segi manajerial, keilmiahan,


ataupun minat bakat.
2. Membentuk mahasiswa yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional,
dan spiritual.
3. Membentuk mahasiswa yang mampu mengaktualisasikan dirinya atau
berkontribusi sesuai dengan potensi yang dimiliki, pada berbagai bidang di
masyarakat.
Pasal 3

Fungsi

HD-PSDM memberikan sebuah arahan yang jelas dalam pengembangan sumber


daya mahasiswa di ITS, baik dari segi dasar, pola, tujuan, dan proses
pencapaiannya.

Pasal 4

Pelaksana HD-PSDM

Pelaksana HD-PSDM adalah elemen-elemen yang tergabung dalam KM ITS,


dalam pelaksanaannya dapat berkoordinasi dengan elemen-elemen atau
perseorangan diluar KM ITS.

Pasal 5

Sasaran

HD-PSDM ditujukan kepada anggota KM ITS

BAB II

DASAR PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAHASISWA

Pasal 6

Umum

Asas pengembangan sumber daya mahasiswa adalah prinsip pokok yang harus
diterapkan dan dipegang teguh dalam proses pengembangan mahasiswa yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh
sistem Keluarga Mahasiswa ITS.

Pasal 7

Asas Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa

1. Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; bahwa
segala usaha dan kegiatan kemahasiswaan ITS dengan dijiwai, dilaksanakan,
dan dilandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dalam upaya membentuk kerangka spiritual, moral, dan
etika aktivitas kemahasiswaan.
2. Asas Kejuangan Sepuluh Nopember; bahwa dalam penyelenggaraan aktivitas
kemahasiswaan ITS harus berlandaskan nilai-nilai kejuangan Sepuluh
Nopember, demi kepentingan ITS serta bangsa dan negara.
3. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; bahwa agar aktivitas kemahasiswaan
dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi mahasiswa ITS dan
seluruh rakyat Indonesia, maka dalam penyelenggaraannya perlu menerapkan
nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebebasan akademik dalam
upaya mendorong pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab dengan memperhatikan
norma-norma agama.
4. Asas Manfaat ; bahwa segala usaha dan aktivitas kemahasiswaan ITS harus
dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, kesejahteraan seluruh
mahasiswa, pengembangan kepribadian mahasiswa, serta mendukung
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Asas Demokrasi; bahwa aktivitas kemahasiswaan ITS adalah dari, oleh dan
untuk mahasiswa. Dalam setiap proses pelaksanaan aktivitas harus dilandasi
semangat musyawarah untuk mufakat, keterbukaan, kesetaraan serta
partisipasi aktif dari seluruh mahasiswa ITS.

Pasal 8

Aspek Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa

1. Aspek potensi dasar individu mahasiswa


a. Aspek jasmani dan rohani (spiritual)
b. Aspek intelektual
c. Aspek sosial (moralitas dan emosional)
2. Unsur potensi dalam skala kemampuan :
a. Potensi Intrakurikuler : Akademis (Penalaran ilmiah)
b. Potensi Ekstrakurikuler : Manajemen, Talenta (minat bakat)
Pasal 9

Model Mahasiswa Ideal

Dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Mahasiswa sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa haruslah senantiasa mensyukuri karunia yang
diberikan sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Dengan dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa diharapkan tercipta keseimbangan, keserasian dan
keselarasan dalam segenap aktivitasnya dengan adanya sinergisitas rohaniyah
dalam diri masing-masing mahasiswa.
2. Kapasitas pemikiran intelektual yang memadai Mahasiswa selaku kader
penerus bangsa yang dipundaknya terpikul amanah masa depan bangsa
haruslah mempunyai pemikiran intelektual dan wawasan yang luas, dengan
demikian generasi penerus diharapkan mampu berpikir jauh ke depan dalam
rangka memberikan sumbangsih bagi masyarakat.
3. Kecerdasan emosional Kemampuan merasakan, memahami, dan secara
selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai pengaruh dalam
berinteraksi dengan publik dan hubungan sosial yang baik. Apabila
mahasiswa pandai menyesuaikan diri dengan individu yang lain atau dapat
berempati, mahasiswa tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang
baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri / beradaptasi dengan
lingkungannya.
4. Integritas diri Sebagai aset bangsa maka mahasiswa haruslah memiliki
integritas diri yang utuh. Hanya dengan dilandasi nilai-nilai moral yang
senantiasa dipegang teguh maka mahasiswa akan memiliki sebuah integritas
pribadi yang utuh ketika harus berperan sebagai apapun di masyarakat.
Dengan kondisi seperti itu maka diharapkan mahasiswa akan senantiasa
menjadi sosok yang dapat dijadikan panutan dan teladan masyarakat.
5. Jasmani yang kuat Kekuatan jasmani akan sangat menentukan berhasil
tidaknya pelaksanaan amanah yang dibebankan kepada mahasiswa dengan
baik, mengingat begitu besar tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh
mahasiswa ini. Karena hanya dengan jasmani yang kuat maka pencapaian
tugas akan lebih optimal dan maksimal.
6. Bertanggung jawab dalam bertindak Kesungguhan dalam melakukan setiap
aktivitas menunjukkan lebih jauh adanya iktikad baik, tekad yang kuat dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan amanah yang diembankan kepada
mahasiswa. Dengan dorongan niat dan keinginan yang kuat maka diharapkan
hasil yang dicapai dapat memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan
bangsa ini.

BAB III

POLA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAHASISWA

Pasal 10

1. Pola pengembangan sumber daya mahasiswa merupakan penjabaran tahapan


yang harus ditempuh guna mencapai tujuan HD-PSDM dalam setiap bidang
pola pengembangan sumber daya mahasiswa ITS. Untuk itu pola
pengembangan sumber daya mahasiswa harus ada tahapan yang jelas,
terukur, dapat dicapai, dan relevan untuk dilaksanakan.
2. Tahapan yang dipakai dalam pola pengembangan SDM adalah sebagai
berikut :
3. Tahap Pengenalan Merupakan tahap untuk mengenalkan lingkungan baru
agar mahasiswa dapat beradaptasi pada kehidupan kampus dengan
memberikan materi dasar kemahasiswan dan pengembangan diri.
4. Tahap Pemahaman dan Pengembangan Tahap untuk memahami nilai-nilai
dan menerapkannya sesuai dengan bidang yang dipilih. Merupakan tahap
untuk melakukan implementasi nilai-nilai dengan melakukan peran sesuai
bidang yang dipilih.
5. Tahap Pengabdian Merupakan tahapan pematangan personal dengan
memberikan kontribusi pada bidang yang dipilih dan manfaat / pemberdayaan
bagi lingkungan sekitar sebagai aplikasi ilmu yang telah diperoleh, sehingga
tercipta suatu tindakan yang mencerminkan bentuk dari nilai pengabdian.
Pasal 11

Bidang-bidang pengembangan mahasiswa Pola pengembangan sumber daya


mahasiswa ITS terdiri dari 3 bidang, yaitu :
a). Bidang Keilmiahan
b). Bidang Manajerial
c). Bidang Minat dan Bakat

Pasal 12

Bidang Keilmiahan

1. Pola pengembangan sumber daya mahasiswa ITS bidang keilmiahan berisi


sebuah alur keilmiahan yang berfungsi sebagai pedoman ideal mahasiswa ITS
dalam menumbuh kembangkan potensinya di bidang keilmiahan untuk
terwujudnya budaya ilmiah mahasiswa ITS
2. Tahapan pada Pola pengembangan sumber daya mahasiswa ITS bidang
keilmiahan :
a. Tahap Pengenalan. Pada tahap ini, mahasiswa ITS akan diperkenalkan
dengan kegiatan kemahasiswaan dalam bidang keilmiahan. Pengenalan
disini meliputi pengenalan wadah bidang keilmiahan di ITS, wawasan
keilmiahan, pelatihan dasar keilmiahan serta dasar keilmuan jurusan
masing-masing. Tujuannya adalah mengenalkan keilmiahan kepada
mahasiswa ITS dan pembentukan pola pikir ilmiah.
b. Tahap Pemahaman dan Pengembangan. Pada tahap ini, mahasiswa ITS
diarahkan untuk mendapatkan pemahaman melalui pendampingan dan
mengaktualisasikan potensi keilmiahannya dengan mengikuti
serangkaian kegiatan keilmiahan. Tujuan dari tahap ini adalah
memberikan pemahaman dasar terkait aktualisasi pola pikir ilmiah.
c. Tahap Pengabdian. Mahasiswa diarahkan untuk menanamkan budaya
ilmiah di ITS serta dapat mengimplementasikannya pada masyarakat.
Tujuan dari tahap ini adalah berlangsungnya transfer ilmu keilmiahan.
Pasal 13

Bidang Manajerial

1. Pola Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS Bidang Manajerial


dirancang dengan tujuan memberikan sebuah alur kaderisasi yang ideal bagi
mahasiswa ITS dalam mengembangkan potensi diri dalam bidang manajerial.
2. Tahapan pada bidang manajerial :
a. Tahap Pengenalan. Pada tahap ini, mahasiswa ITS secara umum akan
diberi pengenalan awal kehidupan kampus, pengembangan diri,
pelatihan manajerial, dan diharapkan memiliki nilai Juang Sepuluh
Nopember terhadap almamater ITS, bangsa, dan negara.
b. Tahap Pemahaman dan Pengembangan. Pada tahap ini mahasiswa ITS
didorong untuk berperan aktif dalam kegiatan manajerial dan/atau
menjadi bagian dari kepengurusan suatu kegiatan kemahasiswaan.
c. Tahap Pengabdian. Pada tahap ini, mahasiswa ITS diharapkan mampu
mengaktualisasikan diri pada suatu ormawa di KM ITS, serta mampu
menyalurkan ilmu pada generasi selanjutnya dan/atau melakukan
evaluasi pada bidang tersebut.

Pasal 14

Bidang Minat Dan Bakat

1. Pola Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS Bidang Minat Bakat


dirancang dengan tujuan memberikan sebuah alur yang jelas bagi mahasiswa
ITS dalam mengembangkan potensi diri dalam bidang minat dan bakat.
2. Tahapan pada bidang minat dan bakat :
a. Tahap Pengenalan. Pada tahap ini, mahasiswa ITS secara umum akan
diberikan gambaran mengenai kegiatan kemahasiswaan dalam bidang
minat bakat. Pengenalan yang dimaksud meliputi pengenalan wadah
bidang minat bakat beserta aktivitasnya sekaligus fasilitas-fasilitas
bidang minat bakat yang ada di ITS, dan mulai ada pemetaan berdasarkan
potensi diri di bidang minat bakat.
b. Tahap Pemahaman dan Pengembangan. Pada tahap ini mahasiswa ITS
akan mengembangkan diri dengan mengikuti pembinaan serta
berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan di dalam atau di luar lingkup
ITS yang sesuai dengan bidang minat bakat terkait.
c. Tahap Pengabdian. Pada tahap ini, Mahasiswa ITS dituntut dapat
berkarya dan berprestasi guna mengharumkan nama almamater ITS,
bangsa, dan negara, serta berkontribusi aktif dalam lembaga terkait
dengan menularkan pengalaman yang diperolehnya.

BAB IV

PENCAPAIAN

Pasal 15

Sifat Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa Kegiatan Pengembangan


sumber daya mahasiswa di ITS bersifat terbuka untuk seluruh mahasiswa ITS,
berdasarkan pada kesadaran, tanggung jawab pribadi serta tidak melanggar Hak
Azasi Manusia.

Pasal 16

Bentuk Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa Bentuk kegiatan


pengembangan sumber daya mahasiswa dirumuskan secara bersama oleh perangkat
sistem yang diperlukan pada KM ITS yang meliputi bentuk acara dan standar yang
berlaku.

Pasal 17

Diharapkan dengan melaksanakan Pola Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa


ITS ini mampu mengasah kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual serta
mampu mengaktualisasikan dirinya untuk berkontribusi sesuai dengan potensi yang
dimiliki pada berbagai bidang di masyarakat.
HDPSDM

- Pengantar
- Pasal-pasal
- Bagan pengembangan

Pasal Penjelas

Pasal ...
1. Uji kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide
bisnistentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan.
3. Sosial politik diambil dari sosiologi politik yang berarti ilmu tentang
asas-asas sosial dari kekuasaan dalam segala pranata yang ada di
masyarakat.

Pasal ...

1. Pelaksana tugas sementara merupakan salah satu dari perangkat


kelengkapan yang secara sah diangkat oleh Presiden BEM ITS.

Pasal ...

4. Mekanisme yang telah ditetapkan mengacu pada pasal 2 Ayat 1-3)


(Pasal Penjelas : Peraturan lain yang dimaksud adalah peraturan-
peraturan yang dibuat dalam tataran institut dan fakultas)

(Pasal Penjelas : Mahasiswa ITS adalah mahasiswa diploma (D3 dan D4) dan
sarjana (S1))

1. elemen eksternal adalah elemen di luar KM ITS yang tidak berafiliasi


dengan politik praktis dan partai politik)

Form UJI PUBLIK

- List formulir yg diterima


- KDKM
- HDPSDM
-

Anda mungkin juga menyukai