BAGIAN PERTAMA
MUKADIMAH
Sebagai generasi muda terdidik dan kader penerus bangsa, selalu berusaha
menempa diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat memberikan
dharma bakti terbaik pada masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan Tri Darma
perguruan Tinggi dan wawasan almamater.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan kesadaran akan
peran dan hakekat mahasiswa maka dibentuklah keluarga mahasiswa sebagai
sistem yang menaungi organisasi kemahasiswaan yang mandiri, profesional,
demokratis dan proaktif sebagai institusi unggulan yang dijiwai nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai kejuangan Sepuluh Nopember serta nilai
kerakyatan untuk mewujudkan kesempurnaan pendidikan dalam rangka
membentuk pribadi mahasiswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki integritas pribadi, moralitas, sikap kecendekiawanan, sikap kemandirian,
sikap kepemimpinan, sikap keteladanan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, berdaya saing tinggi, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
BAGIAN KEDUA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Keluarga Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut KM ITS ialah sistem yang
menaungi seluruh aktivitas organisasi kemahasiswaan dalam lingkup institusi
pendidikan ITS.
Pasal 2
KM ITS didirikan di Surabaya pada tanggal 1 September 2001 hingga waktu yang
tidak ditentukan.
Pasal 3
Pasal 4
KM ITS diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa ITS.
Pasal 5
Pasal 6
Visi KM ITS
Pasal 8
Misi KM ITS
Pasal 9
BAB II
EKSEKUTIF MAHASISWA
Pasal 10
Eksekutif Mahasiswa
Pasal 11
1. Badan Eksekutif Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut BEM ITS adalah
lembaga eksekutif tertinggi di KM ITS.
2. BEM ITS terdiri dari presiden sebagai pimpinan eksekutif dan perangkat
kelengkapan lain yang dianggap perlu.
Pasal 12
Pasal 13
1. Presiden BEM ITS dipilih langsung oleh mahasiswa ITS dengan masa jabatan
selama satu periode kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali.
2. Presiden BEM ITS bertanggung jawab kepada mahasiswa ITS melalui MTT
ITS.
3. Jika Presiden BEM ITS tidak dapat melaksanakan tugasnya maka MTT Luar
Biasa ITS menunjuk pelaksana tugas sementara sebagai pelaksana sisa
kepengurusan.
4. Syarat-syarat untuk menjadi presiden BEM ITS diatur dalam MTT ITS.
Pasal 14
Pasal 16
Pasal 17
1. Ketua BEM Fakultas dipilih secara langsung di tingkat fakultas dengan masa
jabatan satu periode kepengurusan dan tidak dapat dipilih kembali.
2. Jika Ketua BEM Fakultas tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka diadakan
MTT Fakultas Luar Biasa untuk menunjuk pejabat sementara sebagai
pelaksana sisa kepengurusan.
Pasal 18
Pasal 19
LEGISLATIF MAHASISWA
Pasal 20
Legislatif Mahasiswa
1. Legislatif Mahasiswa terdiri dari Badan Legislatif Mahasiswa ITS dan Badan
Legislatif Mahasiswa Fakultas.
2. Legislatif Mahasiswa wajib menjunjung tinggi ketetapan MUBES ITS.
Pasal 21
Pasal 22
1. BLM ITS terdiri dari satu Ketua Umum dan dua Sekretaris Jendral yang
berfungsi sebagai koordinator dan anggota-anggota.
2. Ketua Umum yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) adalah berasal dari Dewan
Mahasiswa dan dua Sekretaris Jendral yang dimaksud pada ayat 1 (satu)
masing-masing berasal dari Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa.
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 28
Pasal 29
1. Anggota BLM ITS terdiri dari Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa.
2. Anggota Senat Mahasiswa dipilih oleh setiap HMD melalui mekanisme
internal departemen.
3. Anggota Dewan Mahasiswa dipilih secara langsung melalui pemilu dengan
sistem distrik kuota.
4. Anggota BLM ITS tidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai
pengurus ormawa yang lain.
5. BLM ITS memegang jabatannya dalam satu periode yang berlangsung
selama satu periode kepengurusan.
Pasal 30
Pasal 32
BLM Fakultas terdiri dari ketua yang berfungsi sebagai koordinator dan
anggota-anggota.
Pasal 33
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
BAB IV
YUDIKATIF MAHASISWA
Pasal 40
Struktur MM ITS
Pasal 42
Keanggotaan MM ITS
Pasal 43
Pasal 44
BAB V
Pasal 45
1. Lembaga Minat dan Bakat yang selanjutnya disebut sebagai LMB ialah
lembaga mahasiswa yang Mengkoordinasi dan Menginstruksikan UKM.
3. LMB dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih melalui mekanisme internal
LMB dan dilantik dalam MTT.
Pasal 46
2. LMB dan BEM ITS saling berkoordinasi dalam hal Pengembangan Sumber
Daya Mahasiswa dan keselarasan program kerja yang akan dilaksanakan.
BAB VI
Pasal 47
4. Organisasi atau komunitas mahasiswa ITS dapat menjadi LSM melalui uji
kelayakan oleh BLM ITS dan disahkan oleh Presiden BEM ITS
5. LSM tidak boleh mengeluarkan pernyataan sikap politik keluar dalam bentuk
apapun.
BAB VII
Umum
Pasal 49
Pasal 50
BAB VIII
UNDANG-UNDANG
Pasal 51
Pasal 52
BAB IX
Pasal 53
Pasal 54
Pasal 55
1. Peserta MTT ITS terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau dan peserta
undangan.
2. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara terdiri dari Presiden BEM
ITS, Seluruh anggota DPM ITS, satu orang perwakilan LMB ITS, DPM
Fakultas, dan satu orang perwakilan setiap BEM Fakultas.
3. Peserta peninjau mempunyai hak bicara terdiri dari MWA WM, satu orang
perwakilann LSM, satu orang perwakilan setiap HMJ, dan satu orang
perwakilan setiap UKM.
4. Peserta undangan memiliki hak bicara setelah mendapatkan izin dari peserta
penuh
Pasal 56
1. MTT Luar Biasa mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut MTT LB ITS dapat
diselenggarakan apabila presiden BEM ITS tidak mampu melaksanakan
tugasnya.
2. MTT LB ITS diselenggarakan oleh DPM ITS.
BAB X
Pasal 57
Pasal 58
Pasal 60
BAB XI
Pasal 61
Pasal 62
Peraturan lain di KM ITS tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan tata
urutan perundang-undangan
BAB XII
KEANGGOTAAN
Pasal 63
Anggota
Pasal 64
Pasal 65
PERBENDAHARAAN
Pasal 66
Keuangan
BAB XIV
Pasal 67
BAB XV
ATURAN PERALIHAN
Pasal 68
Pasal 69
Dalam waktu maksimal enam bulan sesudah MUBES V ITS berakhir, seluruh
ormawa dalam KM ITS wajib mempersiapkan dan melaksanakan peraturan
sesuai Ketetapan MUBES V ITS
BAB XVI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 70
Pasal 71
Pembubaran KM ITS
Pasal 72
Pasal 73
Aturan Eksternal
BAB I
PEMILIHAN UMUM
Pasal 1
Asas
Prinsip dasar yang harus diterapkan dan dipegang teguh dalam pelakaksanaan
pemilihan umum ialah :
Pasal 2
1. Pemilihan anggota BLM ITS, Presiden BEM ITS, dan MWA-WM ITS
bersifat serentak di lingkup ITS.
2. Pemilihan dan pembentukan badan kelengkapan Pemilihan Umum
diserahkan pada BLM ITS.
Pasal 3
Hak Memilih
Pasal 4
Hak Dipilih
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
1. Proses pemeriksaan dana kampanye calon Presiden BEM ITS, calon BLM
ITS, dan calon MWA-WM ITS dilakukan oleh Badan Pemeriksa Dana
Kampanye Pemilu ITS yang selanjutnya disebut BPDK Pemilu ITS.
2. Penjaringan anggota BPDK Pemilu ITS dan penetapan dilakukan oleh BLM
ITS.
3. Keanggotan BPDK Pemilu ITS terdiri atas seorang ketua merangkap anggota
dibantu seorang wakil ketua merangkap anggota dan para anggota.
4. Ketua BPDK Pemilu ITS dipilih dari dan oleh anggota.
5. Masa keanggotaan BPDK Pemilu ITS adalah sampai dengan disahkannya
hasil Pemilu oleh Presiden BEM ITS.
6. Tata kerja dan teknik pelaksanaan BPDK Pemilu ITS disusun dan ditetapkan
oleh BLM ITS
Pasal 8
Pasal 10
Pemantau Pemilu
MEMORANDUM
Pasal 11
Pasal 12
BAB III
Pasal 13
1. Anggota BLM ITS dan BLM Fakultas dapat berhenti dari jabatannya
karena :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan.
2. Anggota BLM ITS dan BLM Fakultas diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c apabila :
a. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap sebagai anggota BLM ITS dan BLM Fakultas
selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apa pun
b. Mengambil cuti akademik
c. Kehilangan status kemahasiswaan dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
d. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan MM ITS
BAB IV
Pasal 14
Dalam menjalankan tugasnya DPM ITS dibantu kelengkapan kerja yang dapat
berupa staf, staf ahli, badan pekerja dan lain-lain yang keberadaannya merupakan
kewenangan DPM ITS.
BAB V
Pasal 15
1. Draft RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh BLM ITS diajukan
kepada BEM ITS melalui surat ketua BLM ITS.
2. Draft RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh Presiden BEM ITS
diajukan kepada BLM ITS melalui surat Presiden BEM ITS.
3. RUU disahkan menjadi UU setelah mendapat persetujuan dari Presiden
BEM ITS dan BLM ITS.
4. RUU yang diajukan BLM ITS kepada Presiden BEM ITS atau
sebaliknya harus direspon selambat-lambatnya dalam waktu dua
minggu setelah diajukan.
5. Apabila tidak ada respon dari BLM ITS atau Presiden BEM ITS terkait
RUU yang diajukan, maka BLM ITS atau Presiden BEM ITS
dinyatakan telah melanggar konstitusi.
Pasal 16
1. Draft RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh BLM Fakultas
diajukan kepada BEM Fakultas melalui surat ketua BLM Fakultas.
2. Draft RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh Presiden BEM
Fakultas diajukan kepada BLM Fakultas melalui surat Ketua BEM
Fakultas.
3. RUU disahkan menjadi UU setelah mendapat persetujuan dari Ketua
BEM Fakultas dan BLM Fakultas.
4. RUU yang diajukan BLM Fakultas kepada Ketua BEM Fakultas atau
sebaliknya harus direspon selambat-lambatnya dalam waktu dua
minggu setelah diajukan.
5. Apabila tidak ada respon dari BLM Fakultas atau Ketua BEM Fakultas
terkait RUU yang diajukan, maka BLM Fakultas atau Ketua BEM
Fakultas dinyatakan telah melanggar konstitusi.
STRUKTUR KELUARGA MAHASISWA ITS
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KELUARGA MAHASISWA ITS
HALUAN DASAR PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAHASISWA
ITS
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Deskripsi
Pasal 2
Tujuan
Fungsi
Pasal 4
Pelaksana HD-PSDM
Pasal 5
Sasaran
BAB II
Pasal 6
Umum
Asas pengembangan sumber daya mahasiswa adalah prinsip pokok yang harus
diterapkan dan dipegang teguh dalam proses pengembangan mahasiswa yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh
sistem Keluarga Mahasiswa ITS.
Pasal 7
1. Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; bahwa
segala usaha dan kegiatan kemahasiswaan ITS dengan dijiwai, dilaksanakan,
dan dilandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dalam upaya membentuk kerangka spiritual, moral, dan
etika aktivitas kemahasiswaan.
2. Asas Kejuangan Sepuluh Nopember; bahwa dalam penyelenggaraan aktivitas
kemahasiswaan ITS harus berlandaskan nilai-nilai kejuangan Sepuluh
Nopember, demi kepentingan ITS serta bangsa dan negara.
3. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; bahwa agar aktivitas kemahasiswaan
dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi mahasiswa ITS dan
seluruh rakyat Indonesia, maka dalam penyelenggaraannya perlu menerapkan
nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebebasan akademik dalam
upaya mendorong pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab dengan memperhatikan
norma-norma agama.
4. Asas Manfaat ; bahwa segala usaha dan aktivitas kemahasiswaan ITS harus
dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, kesejahteraan seluruh
mahasiswa, pengembangan kepribadian mahasiswa, serta mendukung
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Asas Demokrasi; bahwa aktivitas kemahasiswaan ITS adalah dari, oleh dan
untuk mahasiswa. Dalam setiap proses pelaksanaan aktivitas harus dilandasi
semangat musyawarah untuk mufakat, keterbukaan, kesetaraan serta
partisipasi aktif dari seluruh mahasiswa ITS.
Pasal 8
1. Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Mahasiswa sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa haruslah senantiasa mensyukuri karunia yang
diberikan sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Dengan dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa diharapkan tercipta keseimbangan, keserasian dan
keselarasan dalam segenap aktivitasnya dengan adanya sinergisitas rohaniyah
dalam diri masing-masing mahasiswa.
2. Kapasitas pemikiran intelektual yang memadai Mahasiswa selaku kader
penerus bangsa yang dipundaknya terpikul amanah masa depan bangsa
haruslah mempunyai pemikiran intelektual dan wawasan yang luas, dengan
demikian generasi penerus diharapkan mampu berpikir jauh ke depan dalam
rangka memberikan sumbangsih bagi masyarakat.
3. Kecerdasan emosional Kemampuan merasakan, memahami, dan secara
selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai pengaruh dalam
berinteraksi dengan publik dan hubungan sosial yang baik. Apabila
mahasiswa pandai menyesuaikan diri dengan individu yang lain atau dapat
berempati, mahasiswa tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang
baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri / beradaptasi dengan
lingkungannya.
4. Integritas diri Sebagai aset bangsa maka mahasiswa haruslah memiliki
integritas diri yang utuh. Hanya dengan dilandasi nilai-nilai moral yang
senantiasa dipegang teguh maka mahasiswa akan memiliki sebuah integritas
pribadi yang utuh ketika harus berperan sebagai apapun di masyarakat.
Dengan kondisi seperti itu maka diharapkan mahasiswa akan senantiasa
menjadi sosok yang dapat dijadikan panutan dan teladan masyarakat.
5. Jasmani yang kuat Kekuatan jasmani akan sangat menentukan berhasil
tidaknya pelaksanaan amanah yang dibebankan kepada mahasiswa dengan
baik, mengingat begitu besar tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh
mahasiswa ini. Karena hanya dengan jasmani yang kuat maka pencapaian
tugas akan lebih optimal dan maksimal.
6. Bertanggung jawab dalam bertindak Kesungguhan dalam melakukan setiap
aktivitas menunjukkan lebih jauh adanya iktikad baik, tekad yang kuat dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan amanah yang diembankan kepada
mahasiswa. Dengan dorongan niat dan keinginan yang kuat maka diharapkan
hasil yang dicapai dapat memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan
bangsa ini.
BAB III
Pasal 10
Pasal 12
Bidang Keilmiahan
Bidang Manajerial
Pasal 14
BAB IV
PENCAPAIAN
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
- Pengantar
- Pasal-pasal
- Bagan pengembangan
Pasal Penjelas
Pasal ...
1. Uji kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide
bisnistentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan.
3. Sosial politik diambil dari sosiologi politik yang berarti ilmu tentang
asas-asas sosial dari kekuasaan dalam segala pranata yang ada di
masyarakat.
Pasal ...
Pasal ...
(Pasal Penjelas : Mahasiswa ITS adalah mahasiswa diploma (D3 dan D4) dan
sarjana (S1))